Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel LD.7 Perincian Modal Kerja No.
Jumlah Bulanan Rp
1. Bahan baku proses
Rp. 129.439.973,- 2.
Kas
Rp. 146.822.977,-
3. Start up
Rp. 10.158.074.904,- 4.
Piutang Dagang Rp. 13.117.114.500,-
T l
Rp. 23.551.452.354,- Total Modal Kerja = Rp. 23.551.452.354,-
Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja = Rp 126.975.936.297,- + Rp. 23.551.452.354,-
= Rp 150.527.388.651,-
Modal ini berasal dari: - Modal sendiri
= 60 dari total modal investasi
= 0,6 × Rp 150.527.388.651,-
= Rp 90.316.433.190,-
- Pinjaman dari Bank = 40 dari total modal investasi
= 0,4 × Rp 150.527.388.651,-
= Rp 60.210.955.460,-
3. Biaya Produksi Total
3.1 Biaya Tetap Fixed Cost = FC
3.1.1 Gaji Tetap Karyawan
Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 2 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan, sehingga P
Gaji total = 12 + 2 × Rp 104.873.555,-
= Rp 1.468.229.769,- 3.1.2
Bunga Pinjaman Bank Bunga pinjaman bank adalah 13 dari total pinjaman Bank Mandiri, 2011.
Bunga bank Q = 0,13
× Rp 60.210.955.460,- = Rp 7.827.424.210,-
3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan Rusdji,2004. Pada perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight
line method. Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11
ayat 6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel LD.8 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Kelompok Harta
Berwujud Masa
tahun Tarif
Beberapa Jenis Harta
I. Bukan Bangunan 1.Kelompok 1
2. Kelompok 2 3. Kelompok 3
4 8
16 25
12,5 6,25
Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat tools industri.
Mobil, truk kerja Mesin industri kimia, mesin industri mesin
II. Bangunan Permanen
20 5
Bangunan sarana dan penunjang Sumber : Waluyo, 2000 dan Rusdji,2004
Depresiasi dihitung berdasarkan tarif penyusutan untuk setiap kelompok harta berwujud sesuai dengan umur peralatan.
D x
P =
dimana: D = Depresiasi per tahun
P = Harga peralatan
= Tarif penyusutan
Universitas Sumatera Utara
Tabel LD.9 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000 Komponen
Biaya Rp Umur
tahun Depresiasi Rp
Bangunan 4.200.000.000
20 210.000.000
Peralatan proses dan utilitas 48.497.770.952
17 3.031.110.685
Instrumentrasi dan pengendalian proses 2.715.875.173
5 339.484.397
Perpipaan 23.278.930.057
5 2.909.866.257
Instalasi listrik 3.879.821.676
5 484.977.710
Insulasi 3.103.857.341
5 387.982.168
Inventaris kantor 1.163.946.503
4 290.986.626
PerL.Dngkapan keamanan dan kebakaran
775.964.335 5
96.995.542 Sarana transportasi
1.010.000.000 10
126.250.000 TOTAL
7.877.653.383 Semua modal investasi tetap langsung MITL kecuali tanah mengalami
penyusutan yang disebut depresiasi, sedangkan modal investasi tetap tidak langsung MITTL juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi.
Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan menerapkan taat azas UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000. Para Wajib Pajak
menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa manfaat kelompok masa 4 empat tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak
berwujud yang dimaksud Rusdji, 2004. Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 25
dari MITTL. sehingga : Biaya amortisasi
= 0,25
× Rp 37.634.270.259,-
= Rp 9.408.567.565,-
Total biaya depresiasi dan amortisasi R
= Rp 7.877.653.383,- + Rp 9.408.567.565,- = Rp 17.286.220.948,-
3.1.4 Biaya Tetap Perawatan