LKP : Analisis Separator Pada CV. Berdikari.
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014
ANALISIS SEPARATOR PADA CV. Berdikari
KERJA PRAKTEK
Program Studi S1 Sistem Komputer
Oleh :
Okta Satria Ilwan 10.41020.0077
(2)
vii
Halaman Judul ... ii
Lembar Pengesahan Laporan Kerja Praktik ... iii
ABSTRAKSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Kerja Praktik ... 3
1.5 Manfaat Kerja Praktik ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6
2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 6
2.2 Visi dan Misi CV. Berdikari ... 7
2.1.1 Mesin-mesin Produksi Farmasi ... 7
2.1.2 Mesin-mesin Produksi Makanan ... 8
(3)
viii
3.1 Separator ... 10
3.1.1 Komponen Separator ... 10
3.1.2 Proses Separator ... 11
3.2 Motor Listrik Tiga Fasa ... 13
3.2.2 Belt Conveyor ... 15
3.2.3 Magnet ... 16
3.2.4 Inverter ... 17
BAB IV HASIL WAWANCARA DAN PEMBAHASAN ... 22
4.1 Hasil Wawancara ... 22
4.2 Analisis dan Pembahasan ... 24
BAB V PENUTUP ... 26
5.1 Kesimpulan ... 26
5.2 Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28
(4)
1
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa, dimana mahasiswa merupakan pelopor perubahan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu mahasiswa juga mempunyai peranan penting dalam mensukseskan pembangunan nasional serta memajukan bangsa dan negara baik dari segi ilmu pengetahuan maupun moral. Mahasiswa merupakan tolak ukur dari kemajuan pendidikan di suatu negara. Dengan adanya kebutuhan akan tenaga kerja lulusan sarjana serta profesionalisme dalam suatu bidang menuntut adanya usaha dan pelatihan secara langsung dalam aspek kehidupan maupun dunia kerja. Oleh karena itu guna meningkatkan wawasan dan pengalaman langsung dalam dunia kerja dan juga memenuhi persyaratan wajib perkuliahan.
Kerja Praktik adalah salah satu bagian mata kuliah wajib di jurusan S1 Sistem Komputer Stikom Surabaya, dengan adanya mata kuliah Kerja Praktik dimaksudkan agar menjadi sarana untuk mengembangkan dan menerapkan apa yang diperoleh di bangku kuliah serta dengan adanya Kerja Praktik. Mahasiswa dapat memperoleh gambaran nyata tentang berbagai hal dan cara menghadapi masalah dalam dunia kerja yang nyata.
Kesempatan untuk melaksanakan Kerja Praktik pun diberikan mulai tanggal 30 Juni 2014 sampai dengan 6 Agustus 2014 di CV. Berdikari Sidoarjo.
(5)
CV. Berdikari memiliki beberapa unit kerja yang menangani sub bagian dalam pembuatan makanan kaleng. Sub bagian tersebut antara lain : Separator,
Water Decaunting, Fish Washer, Can Rotari Washer dan lain sebagainya. Dari
beberapa sub tersebut, Kerja Praktik kali ini dilakukan di sub bagian Separator.
Separator adalah suatu alat untuk mengeluarkan air dan minyak yang
berada dalam makanan kaleng, sehingga makanan kaleng yang diproduksi akan tahan lama tanpa mengubah rasa dan kualitasnya.
Di dalam Separator terdapat banyak komponen yang saling melengkapi, antara lain : Sproket, motor listrik tiga fasa, belt conveyor, magnet, inverter. Pemilihan komponen sangat berpengaruh besar pada kinerja suatu alat, begitu juga dengan Separator. Pemilihan komponen menjadi masalah yang sering mengganggu kinerja alat, sehingga operator harus sering melakukan pembenahan pada kinerja alat ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1. Mengamati bagaimana cara kerja sistem Separator. 2. Mengamati bagaimana alur kerja sistem Separator. 3. Bagaimana menganalisis kelemahan sistem Separator.
(6)
1.3 Batasan Masalah
1. Separator yang dianalisis merupakan alat milik CV. Berdikari.
2. Komponen alat yang dapat dianalisis hanya yang ada di CV. Berdikari.
1.4 Tujuan Kerja Praktik
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui cara kerja sistem Separator. 2. Untuk mengetahui alur kerja sistem Separator. 3. Untuk menganalisis kelemahan sistem Separator.
Dalam melaksanakan Kerja Praktik di suatu perusahaan maupun instansi, maka mahasiswa sebagai seorang yang menjalankan syarat pendidikan tinggi tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan Kerja Praktik ini. Beberapa tujuan Kerja Praktik yang dimaksud adalah sebagian berikut:
1. Memenuhi kurikulum pendidikan yang ada di Stikom Surabaya.
2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang
Separator pada CV. Berdikari.
3. Mencari ilmu pengetahuan baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
4. Mendidik dan melatih mahasiswa untuk dapat menyelesaikan dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di lapangan dalam melaksanakan Kerja
(7)
1.5 Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang didapat setelah menjalankan kerja praktik di CV. Berdikari :
1. Mahasiswa dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada di
instansi/perusahaan.
2. Dapat menerapkan sekaligus mengembangkan ilmu yang dipelajari dan didapat selama perkuliahan dengan kerja lapangan.
3. Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.
4. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri menuju dunia kerja kelak.
5. Mendapat pengalaman bekerja di dunia kerja.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktik digunakan untuk menjelaskan penulisan laporan per bab. Sistematika kerja praktik dapat dijelaskan pada alinea di bawah ini :
BAB I : PENDAHULUHAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktik, waktu dan lama pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup Kerja Praktik, manfaat kerja praktik dan sistematika penulisan.
(8)
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini berisi Berisi tentang sejarah singkat CV. Berdikari mulai awal berdirinya sampai menjadi perusahaan yang sukses. Cerita sejarah CV. Berdikari ini untuk menjelaskan pada pembaca tentang perjalanan CV. Berdikari.
BAB III : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi pengertian tentang Separator, komponen penunjang
Separator dan proses Separator yang ada di CV. Berdikari.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini hasil dari metode yang dilakukan untuk analisis data dibahas dan dianalisis untuk mendapatkan solusi dan pemecahan masalah.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bab kelima yang merupakan bab terakhir dari laporan Kerja Praktik yang membahas tentang kesimpulan dan saran dari seluruh isi laporan ini yang disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
(9)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
CV. Berdikari terbentuk karena usaha Pak Heru seorang diri, dibentuk dengan jerih payah sendiri dengan dibantu seorang asisten lapangan yang setia. Pada mulanya CV. Berdikari hanyalah sebuah bengkel rumahan, dengan ruang yang cukup kecil, hanya dengan dibantu satu orang karyawan pada saat itu. Itulah awal mula terbentuknya CV. Berdikari yaitu pada tanggal 1 Pebruari 2000. Dapat dikatakan saat itu adalah awal mula Pak Heru menjalankan usahanya dengan bengkel semi permanen. Pekerjaan pertamanya yaitu melayani pembuatan mesin-mesin farmasi PT. Cepu Jawa Timur.
Usaha di bengkel semi permanen tersebut berlangsung hingga tahun 2003. Karena usaha tersebut terus meningkat dan berkembang, maka pada tahun 2004 perusahan di bawah kepimpinan Pak Heru, usaha CV. Berdikari dikembangkan di bagian mesin produksi makanan. Selama setahun usaha tersebut terus berkembang, hingga pada akhirnya bengkel semi permanen tersebut pindah ke tempat yang lebih luas dan besar di jalan Taruna Baru Tol Kav-14 Wage Sidoarjo, hingga sekarang.
Karena pekerjaan di CV. Berdikari semakin banyak dengan didukung tempat yang lebih luas, maka karyawan yang awalnya hanya 1 orang, sekarang menjadi 4 orang. Usaha yang sebelumnya melayani lingkup wilayah Jawa Timur,
(10)
Sidoarjo khususnya, kini meluas hingga Jawa-Bali, dan bukan hanya melayani mesin-mesin farmasi tetapi juga mesin produksi makanan.
2.2 Visi dan Misi CV. Berdikari
VISI :
Menjadi Perusahaan Yang Unggul Dan Tangguh Dalam Bidang Perdagangan Bahan Dan Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Industri Dan Pembangunan Di Indonesia Serta Mampu Menghadapi Persaingan Global.
MISI :
1. Bekerja Keras Menciptakan Peluang Dan Pertumbuhan Untuk Menjadi Perusahaan Yang Terbaik.
2. Mengutamakan Mutu Dan Pelayanan Demi Kepuasan Pelanggan. 3. Menjadi Mitra Usaha Yang Andal Dan Terpercaya.
4. Menjadi Tempat Untuk Berprestasi Dan Mengembangkan Diri Bagi Karyawan.
2.1.1 Mesin-mesin Produksi Farmasi
Berikut beberapa mesin-mesin produksi farmasi yang diproduksi CV.Berdikari: 1. Mesin–mesin proses : mixer, oven, filler liquid atau powder, dan lain
sebagainya.
2. Mesin conveyor packaging.
Berikut beberapa daftar beberapa perusahaan yang disuplai antara lain : 1. PTP Cepu di Cepu – Jawa Timur.
(11)
3. PT Irawan Djaja di Sidoarjo - Jawa Timur. 4. LBC Jogja di Jogjakarta – Jawa Tengah. 5. PT Estetika di Semarang – Jawa Tengah. 6. Nova Pharin di Gresik - Jawa Timur.
2.1.2 Mesin-mesin Produksi Makanan
Berikut beberapa mesin-mesin produksi makanan yang diproduksi oleh CV. Berdikari :
1. Mesin–mesin proses : mixer, oven, filler liquid / powder, dan lain sebagainya. 2. Mesin–mesin pabrik canning : E.BOX, Rotary Fish Wash, Rot Water Dec,
Rotari Water Decaunting, Rotary Can Washer, Separator lit Jet print, dan lain
sebagainya.
3. Mesin Conveyor Packaging.
Berikut beberapa Daftar beberapa perusahaan yang disuplai antara lain : 1. PT. INDOHAMAFISH di Negara – Bali.
2. PT. INDOCITRA di Negara – Bali. 3. PT. BALI MAYA di Negara – Bali.
4. PT. SUMBER YALA di Muncar – Banyuwangi.
5. PT. PERFECT INTERNASIONAL di Muncar – Banyuwangi.
6. INDOPRATAMA di Muncar – Banyuwangi.
7. MAYA FOOD INDUSTRI di Pekalongan – Jawa Tengah. 8. SARI LAUT di Muncar – Banyuwangi.
(12)
9. KOKIN di Pandaan – Jawa Timur.
10. GEMA ISTA RAYA di Pasuruan – Jawa Timur.
2.1.3 Bangunan Gedung
Berikut beberapa bangunan gedung yang diproduksi CV. Berdikari: 1. Bangunan gedung : Pabrik farmasi, pabrik makanan dan gudang. 2. Utility : WTP, AHU, DUST Dollector.
Berikut beberapa daftar beberapa perusahaan yang disuplai antara lain : 1. PT. BALI MAYA berupa Gudang di Negara-Bali.
2. PT. ROI SURYA berupa Gudang, AHU, WTP di Pandaan.
3. PT. ESTETIKA berupa AHU, DUST COLLECTOR di Jogjakarta.
4. PT. LBC berupa AHU, DUST COLLECTOR di Semarang.
(13)
10
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Separator
Separator merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan makanan
kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi dengan ikan akan di filter tingkat volume air dan minyak nya sehingga ikan lebih tahan lama dan memiliki rasa sesuai dengan yang di inginkan. Kelebihan volume air dan minyak dalam kaleng dapat berakibat ikan dalam kaleng akan cepat membusuk, rasa ikan dalam kaleng akan berubah karena kelebihan volume air dan minyak dapat meracuni konsumen karena air dan minyak yang tidak diperlukan dan tidak diketahui ke sterilan nya di konsumsi oleh konsumen.
Siklus yang bersentuhan langsung dengan Separator adalah Meja putar dan Filling Saos. Meja Putar merupakan siklus dimana kaleng yang keluar dari oven tidak beraturan, dan meja putar akan mengambil satu persatu kaleng agar dapat masuk kedalam mesin separator secara teratur.
3.1.1 Komponen Separator
Komponen Separator di CV. Berdikari Sidoarjo, antara lain: 1. Operator Mesin.
2. Komponen Separator.
a. Motor three phase 2hp
(14)
c. Sproket
d. Rante RS 50
e. Table topchain
f. As stainless diameter 25 mm
g. Belt Conveyor
h. Magnet
i. Vellow block
3.1.2 Proses Separator
Proses Separator CV. Berdikari secara singkat bisa dilihat pada diagram di bawah ini :
Kaleng berjalan di beltconveyor
Belt Conveyor berputar
Kaleng Tertarik Magnet
Kaleng Diputar
Barisan kaleng rapi
Finish Start
(15)
Dari gambar diatas secara garis besar dapat dijelaskan proses Separator sebagai berikut :
1. Kaleng ikan siap di proses di letakkan pada belt conveyor untuk di proses. Pada proses ini kaleng yang sudah berisi dengan ikan akan diproses.
2. Belt Conveyor pun bergerak dan menggerakkan kaleng sehingga berjalan
menurut jalur belt conveyor berdasarkan kecepatan yang dikontrol melalui
inverter yang telah tersedia.
3. Belt Conveyor tidak hanya menjalankan satu buah kaleng ikan saat pengerjaan. Belt Conveyor menjalankan banyak kaleng sesuai dengan inputan yang
diberikan operator pada inverter sehingga motor pun bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter.
4. Kaleng akan tertarik oleh magnet sehingga berada pada posisi siap untuk diputar. Dengan daya elektromagnetik dari magnet yang ada pada lapisan terbawah dari pemutar, maka kaleng ikan yang memiliki unsur logam akan tertarik dan tetap melekat pada pemutar sehingga tidak terjatuh dan berubah posisi.
5. Kaleng yang sudah siap pada posisi berputar akan berputar sesuai dengan rotasi putaran motor yang di kendalikan oleh inverter yang telah disiapkan. Kaleng yang menempel pun akan di putar agar kandungan air dan minyak yang ada dalam kaleng jatuh dan terkumpul pada penampung. Kaleng yang berputar tak akan berubah posisinya selama diputar karena peran magnet yang menarik kaleng hingga akhir siklus pemutaran.
(16)
3.2 Motor Listrik Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor motor induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan (20% hingga 40%) dibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat.
Gambar 3.2 Motor Tiga Fasa
Cara kerja motor listrik 3 fasa :
1. Motor 3 fasa akan bekerja atau berputar apabila sudah dihubungkan dalam hubungan tertentu.
2. Mendapat tegangan sesuai dengan kapasitas motornya. 3. Motor bekerja pada hubung bintang / star.
Berarti motor harus di hubungkan baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol.
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fasa dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa
(17)
yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fasa” atau Vf.
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fasa yang seimbang. Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILINE =IFASA
Ia =Ib =Ic
Pada bab ini akan dibahas cara untuk merubah putaran motor 3 fasa bisa putar kiri dan kanan dapat dilakukan dengan jalan salah satu fasa di buat tetap sedang fasa yang lain di silangkan seperti gambar di atas.
Pada saat Pb1 ditekan maka koil kontaktor K1M bekerja dan membuat motor berputar. Motor dapat berputar forward / maju terus sebab kontak K1M /14-13 menutup. Untuk membalik putaran motor dapat menekan Pb0 terlebih dahulu lalu tekan Pb2. Saat Pb2 ditekan maka koil kontaktor K2M bekerja dan memutar motor reverse/ mundur. Pengertian forward dan reverse harus menekan Pb0 terlebih dahulu dan tunggu hingga putaran motor berhenti lalu tekan tombol yang lain ini agar tidak ada pengereman mendadak pada motor.Pada saat over load terjadi kontak F2/97-98 menutup dan menyalakan L1 Emergency Switch (ES) dapat mematikan semua sirkit bila ada sesuatu yang tidak di inginkan. Lihat Gambar 3.2. (Kristianto, 2010)
(18)
3.2.1 Belt Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Conveyor ini adalah conveyor yang paling umum digunakan.
Conveyor ini bisa digerakkan dengan rantai atau belt,ataupun dengan
menggunakan gaya gravitasi tetapi harus juga diperhitungkan kemiringan maksimumnya. (Anonim.2011)
Gambar 3.3 Belt Conveyor
Mekanisme kerja Belt conveyor secara umum adalah sebagai berikut:
1. Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah terpasang sistem transmisi menuju drive roller.
2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem transmisi yang telah dirancang khusus untuk sistem roller conveyor.
(19)
3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar karena
daya yang disalurkan oleh sistem transmisi.
4. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain dengan tranmisi
rantai.
5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan transmisi 1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang sama.
6. Tranmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling terakhir.
3.2.2 Magnet
Magnet adalah benda padat yang dapat menarik benda-benda lain ke
arahnya. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam (besi, baja, dll). Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh benda yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu utara (kutub magnet yang menunjuk ke arah utara) dan selatan (kutub magnet yang menunjuk ke arah selatan). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Jika dua
magnet didekatkan, maka akan terjadi interaksi yaitu tolak-menolak jika kutub
kedua magnet itu sejenis, dan tarik-menarik jika kutub kedua magnet itu tidak sejenis. Sebenarnya, magnet berasal dari batu yang dihasilkan oleh alam. Namun, kita juga dapat membuat magnet yang disebut dengan magnet buatan. Magnet buatan dapat dibuat dengan beberapa cara antara lain adalah menggosokkan
(20)
besi/baja dengan magnet lain secara searah, menempelkan sebatang besi pada sebuah magnet, dan meletakkan magnet pada kumpulan kawat yang dialiri arus listrik searah (DC). Sifat-sifat kemagnetan pada magnet juga bisa dihilangkan. Yaitu dengan cara dipukul-pukul dengan keras, dipanaskan atau dibakar, diletakkan dalam kumpulan kawat yang dialiri arus bolak-balik, atau diletakkan dengan magnet lain dimana kutubnya berlawanan. (Tipler, 2001)
Gambar 3.4 Sifat Magnet
3.2.3 Inverter
Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak-balik (AC). Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa
(21)
menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter multilevel
(kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade).
Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling sederhana adalah dengan cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya.
Gambar 3.5 Sinyal Inverter
Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar pulsa (PWM). Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal referensi (sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan cara ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama dengan sinyal referensi sinusoidal.
(22)
Dalam industri, Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC. Meskipunsecara umum kita menggunakan tegangan AC untuk tegangan masukan/ input dari Inverter tersebut. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motor-motor listrik/servo motor-motor atau bisa disebut converter drive. Cuma kalau untuk servo lebih dikenal dengan istilah servo drive. Dengan menggunakan inverter, motor listrik menjadi variable speed. Kecepatannya bisa diubah-ubah atau disetting sesuai dengan kebutuhan. Inverter seringkali disebut sebagai Variabel
Speed Drive (VSD) atau Variable Frequency Drive (VFD).
Pada dunia otomatisasi industri, inverter sangat banyak digunakan. Aplikasi ini biasanya terpasang untuk proses linear (parameter yang bisa diubah-ubah). Linear nya seperti grafik sinus, atau untuk sistem axis (servo) yang membutuhkan putaran/aplikasi yang presisi.
Prinsip kerja Inverter adalah mengubah input motor (listrik AC) menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan cara merubah Frekuensi Outputnya:
F = frekuensi (Hz) p = jumlah kutub
Jika sebelumnya banyak menggunakan sistem mekanik, kemudian beralih ke
motor slip maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor.
(23)
frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur speed motor pada kondisi ideal. Merubah kecepatan motor dengan Inverter akan membuat:
1. Torsi lebih besar.
2. Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi.
3. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor.
4. Dapat berkombinasi dengan PLC (Programmable Logic Control) untuk fungsi otomasi dan regulasi.
5. Menghemat energy.
6. Menambah kemampuan monitoring.
7. Hubungan manusia dengan mesin (interface ) lebih baik.
8. Sebagai pengaman dari motor, mesin (beban) bahkan proses, dll.
Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan dan makin kuat motor menggerakkan beban, Torsi dapat ditambah dengan menggunakan gear box (cara mekanis) dan Inverter (cara elektronik).
1. Dinamika gerakan rendah (tidak memungkinkan gerakan beban yang kompleks).
2. Motor sering overload (motor rusak atau thermal overload relay trip). 3. Hentakan mekanis (Mesin/beban rusak, perlu perawatan intensif). 4. Lonjakan arus (Motor rusak atau Breaker Trip).
5. Presisi dalam proses hilang. 6. Proteksi tidak terjamin.
n = 120f/p
(24)
Proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang diinginkan. Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh motor listrik untuk memutar beban. Kelebihan Torsi (over torque) terjadi jika torsi beban lebih besar dari Torsi nominal, pada 80% aplikasi terjadi pada saat kecepatan rendah atau saat start awal.
Maka dapat disimpulkan, peranan inverter dalam proses suatu industri cukup penting. Karena dalam proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang diinginkan.
(25)
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Wawancara
Tabel 4.1 Operator 1 OPERATOR 1
Nama : Bapak Sugeng
Umur : 40 tahun
Tugas : Kepala Operator
Masa Kerja : 12 tahun
Pertanyaan : Apa saja kendala yang terjadi disaat menangani Separator? Jawaban : Separator berjalan dengan lancar, namun disaat tertentu
Separator sering mengalami macet karena ada penumpukan
kaleng. Disaat penumpukan kaleng itu operator akan menghentikan mesin tersebut. Siklus itu sering terjadi disaat produksi ditingkatkan.
Tabel 4.2 Operator 2 OPERATOR 2
Nama : Bapak Dwi
Umur : 32 tahun
Tugas : Operator Separator
Masa Kerja : 6 tahun
(26)
Jawaban : Separator berjalan sesuai dengan yang diinginkan, kaleng yang
masuk diproses sehingga mengurangi volume air dan minyak yang ada dalam kaleng tersebut. Kaleng yang telah dikurangi volume air dan minyaknya pun sudah selesai menjalankan proses
Separator.
Namun disaat operator mengatur kecepatan dari motor conveyor untuk bergerak lebih cepat dengan menggunakan inverter Didapati terjadi penumpukan kaleng dan mengakibatkan kemacetan.
Tabel 4.3 Survei SURVEI
Survei dilakukan pada Separator untuk memperkuat hasil analisis bahwa disaat conveyor berjalan lebih cepat, akan terjadi penumpukan kaleng. Survei awal dilakukan dengan cara kerja dan alur kerja normal.
Motor untuk Conveyor di atur berjalan lurus dengan kecepatan motor penggerak. Kaleng sebagai bagian survei juga diberikan untuk memperoleh hasil survei secara detail dan nyata. Setelah mengamati selama lima menit, Separator berjalan sesuai dengan alur tanpa adanya kejanggalan.
Kemudian motor Conveyor dinaikkan tingkat kecepatan nya. Kaleng sebagai bagian dari survei juga diberikan untuk memperoleh hasil survei secara detail dan nyata. Dilakukan pengamatan selama lima menit, akan terjadi penumpukan kaleng dan operator harus menghetikan mesin tersebut, agar tidak terjadi lebih banyak penumpukan.
Dilakukan penurunan kecepatan kembali pada motor Conveyor untuk mempertkuat hasil survei. Keleng sebagai bagian dari survei juga diberikan untuk memperoleh hasil nyata. Dalam pengamatan selama lima menit, tidak terjadi penumpukan kaleng, operator tidak perlu menghentikan mesin tersebut.
(27)
Tabel 4.4 Literatur LITERATUR
Judul Separator
Separator adalah pemisahan campuran dengan memisahkan
lapisan atas campuran lainnya sehingga kemurnian dari cairan lebih besar. Separator biasanya digunakan untuk meningkatkan kemurnian dari cairan, misalnya untuk meningkatkan kemurnian dari anggur dengan cara memisahkan cairan campuran lainnya.
Separator bisa untuk pemanasan, pengendapan, dan penyaringan. Separator untuk penyaringan dilakukan dengan cara menyaring
cairan sehingga campuran akan terpisah dan diolah. Dari berbagai literatur yang didapatkan tidak ada yang mencantumkan komponen komponen yang digunakan.
4.2 Analisis dan Pembahasan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan berbagai langkah kemudian di proses dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan agar mendapatkan hasil dan pemecahan masalah yang diinginkan untuk meningkatkan mutu dan produksi dari Separator milik CV. Berdikari Sidoarjo
Dari wawancara dengan operator, literatur dan survei dapat disimpulkan bahwa: Cara kerja Separator adalah kaleng ikan yang berada pada belt conveyor akan bergerak menggerakkan kaleng berjalan menurut jalur belt conveyor berdasarkan kecepatan yang dikontrol melalui inverter yang telah tersedia. Belt
Conveyor tidak hanya menjalankan satu buah kaleng ikan saat pengerjaan. Belt Conveyor menjalankan banyak kaleng sesuai dengan inputan yang diberikan
(28)
operator pada inverter sehingga motor pun bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter. Kaleng akan tertarik oleh magnet sehingga berada pada posisi siap untuk diputar. Dengan daya elektromagnetik dari magnet yang ada pada lapisan terbawah dari pemutar, maka kaleng ikan yang memiliki unsur logam akan tertarik dan tetap melekat pada pemutar sehingga tidak terjatuh dan berubah posisi. Kaleng yang sudah siap pada posisi berputar akan berputar sesuai dengan rotasi putaran motor yang di kendalikan inverter yang telah disiapkan. Kaleng yang menempel pun akan di putar agar kandungan air dan minyak yang ada dalam kaleng jatuh dan terkumpul pada penampung. Kaleng yang berputar tak akan berubah posisinya selama diputar karena peran magnet yang menarik kaleng hingga akhir siklus pemutaran.
Siklus yang terhubung langsung dengan Separator adalah meja putar dan
Filling Saos. Meja Putar merupakan siklus dimana kaleng yang keluar dari oven
tidak beraturan, dan meja putar akan mengambil satu persatu kaleng agar dapat masuk kedalam mesin Separator secara teratur. Setelah diproses pemisahan air dan minyak pada mesin Separator kaleng akan menuju keproses selanjutnya yaitu pengisian saos lalu akn berlanjut lagi ke mesin selanjutnya sampai proses selesai.
Kelemahan dari Separator terletak pada tidak adanya sensor untuk mendeteksi apabila terjadinya penumpukan kaleng, dan apabila terjadi penumpukan operator harus mematikan mesinnya secara manual. Kaleng yang menumpuk harus disusun kembali oleh operator.
(29)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan melakukan analisis terhadap penerapan sistem Separator khususnya pada fasilitas yang dimiliki oleh CV. Berdikari Sidoarjo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Cara kerja Separator adalah dengan mengatur kecepatan motor penggerak dan motor conveyor untuk menjalankan mesin. Mesin yang telah hidup diberikan benda untuk diproses yaitu kaleng. Kaleng yang diberikan akan di gerakkan oleh conveyor hingga pada posisi akhir conveyor, dan ditarik oleh magnet untuk mengikuti putaran penggerak motor agar dapat mengurangi volume kandungan air dan minyak dalam kaleng.
2. Alur kerja Separator adalah kaleng yang akan diproses diletakkan pada
conveyor yang berjalan. Kaleng yang berada pada conveyor yang bergerak
akan tiba diposisi akhir conveyor dan akan tertarik oleh magnet untuk menempel pada motor penggerak. Motor penggerak akan memutar kaleng sehingga air dan minyak yang ada didalam kaleng akan jatuh. Apabila terjadi penumpukan kaleng, operator akan menghentikan mesin agar tidak terjadi banyak penumpukan.
3. Kelemahan Separator adalah tidak adanya sensor untuk mendeteksi apabila terjadi penumpukan kaleng. Hal ini menyebabkan operator harus menghentikan mesin secara manual agar tidak terjadi banyak penumpukan dan harus
(30)
menyusun kaleng yang menumpuk. Apabila kecepatan dinaikkan tingkat penumpukan akan semakin besar, ini akan memperlambat produksi mesin tersebut.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan produksi barang, dan penyempurnaan sistem
Separator maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dilakukan perawatan pada perangkat keras secara berkala dan perlu disiapkan perangkat penganti untuk backup sehingga ketika ada perawatan tidak mengganggu operasional produksi.
2. Perlu dilakukan update pada hardware sehingga tidak lagi menggunakan operator sebagai pengontrol, namun dapat memanfaatkan komponen tertentu yang dilengkapi dengan software pengontrol. Sehingga operator hanya bertugas mengawasi dan mencatat kondisi dan keadaan mesin Separator. 3. Perlu adanya penambahan komponen sensor untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal dan mengantisipasi adanya error yang tak terduga pada sistem
(31)
28
Diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/menjalankan-motor-3-fasa-dengan.html
Gustypurnawan.blogspot.com/2013/03/definisi-roller-conveyor.html
Gustinwindriyana.wordpress.com/ipa-3-2/kemagnetan/sifat-sifat-magnet/
(1)
Jawaban : Separator berjalan sesuai dengan yang diinginkan, kaleng yang masuk diproses sehingga mengurangi volume air dan minyak yang ada dalam kaleng tersebut. Kaleng yang telah dikurangi volume air dan minyaknya pun sudah selesai menjalankan proses Separator.
Namun disaat operator mengatur kecepatan dari motor conveyor untuk bergerak lebih cepat dengan menggunakan inverter Didapati terjadi penumpukan kaleng dan mengakibatkan kemacetan.
Tabel 4.3 Survei SURVEI
Survei dilakukan pada Separator untuk memperkuat hasil analisis bahwa disaat conveyor berjalan lebih cepat, akan terjadi penumpukan kaleng. Survei awal dilakukan dengan cara kerja dan alur kerja normal.
Motor untuk Conveyor di atur berjalan lurus dengan kecepatan motor penggerak. Kaleng sebagai bagian survei juga diberikan untuk memperoleh hasil survei secara detail dan nyata. Setelah mengamati selama lima menit, Separator berjalan sesuai dengan alur tanpa adanya kejanggalan.
Kemudian motor Conveyor dinaikkan tingkat kecepatan nya. Kaleng sebagai bagian dari survei juga diberikan untuk memperoleh hasil survei secara detail dan nyata. Dilakukan pengamatan selama lima menit, akan terjadi penumpukan kaleng dan operator harus menghetikan mesin tersebut, agar tidak terjadi lebih banyak penumpukan.
Dilakukan penurunan kecepatan kembali pada motor Conveyor untuk mempertkuat hasil survei. Keleng sebagai bagian dari survei juga diberikan untuk memperoleh hasil nyata. Dalam pengamatan selama lima menit, tidak terjadi penumpukan kaleng, operator tidak perlu menghentikan mesin tersebut.
(2)
Tabel 4.4 Literatur LITERATUR Judul Separator
Separator adalah pemisahan campuran dengan memisahkan lapisan atas campuran lainnya sehingga kemurnian dari cairan lebih besar. Separator biasanya digunakan untuk meningkatkan kemurnian dari cairan, misalnya untuk meningkatkan kemurnian dari anggur dengan cara memisahkan cairan campuran lainnya. Separator bisa untuk pemanasan, pengendapan, dan penyaringan. Separator untuk penyaringan dilakukan dengan cara menyaring cairan sehingga campuran akan terpisah dan diolah. Dari berbagai literatur yang didapatkan tidak ada yang mencantumkan komponen komponen yang digunakan.
4.2 Analisis dan Pembahasan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan berbagai langkah kemudian di proses dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan agar mendapatkan hasil dan pemecahan masalah yang diinginkan untuk meningkatkan mutu dan produksi dari Separator milik CV. Berdikari Sidoarjo
Dari wawancara dengan operator, literatur dan survei dapat disimpulkan bahwa: Cara kerja Separator adalah kaleng ikan yang berada pada belt conveyor akan bergerak menggerakkan kaleng berjalan menurut jalur belt conveyor berdasarkan kecepatan yang dikontrol melalui inverter yang telah tersedia. Belt Conveyor tidak hanya menjalankan satu buah kaleng ikan saat pengerjaan. Belt Conveyor menjalankan banyak kaleng sesuai dengan inputan yang diberikan
(3)
24
operator pada inverter sehingga motor pun bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter. Kaleng akan tertarik oleh magnet sehingga berada pada posisi siap untuk diputar. Dengan daya elektromagnetik dari magnet yang ada pada lapisan terbawah dari pemutar, maka kaleng ikan yang memiliki unsur logam akan tertarik dan tetap melekat pada pemutar sehingga tidak terjatuh dan berubah posisi. Kaleng yang sudah siap pada posisi berputar akan berputar sesuai dengan rotasi putaran motor yang di kendalikan inverter yang telah disiapkan. Kaleng yang menempel pun akan di putar agar kandungan air dan minyak yang ada dalam kaleng jatuh dan terkumpul pada penampung. Kaleng yang berputar tak akan berubah posisinya selama diputar karena peran magnet yang menarik kaleng hingga akhir siklus pemutaran.
Siklus yang terhubung langsung dengan Separator adalah meja putar dan Filling Saos. Meja Putar merupakan siklus dimana kaleng yang keluar dari oven tidak beraturan, dan meja putar akan mengambil satu persatu kaleng agar dapat masuk kedalam mesin Separator secara teratur. Setelah diproses pemisahan air dan minyak pada mesin Separator kaleng akan menuju keproses selanjutnya yaitu pengisian saos lalu akn berlanjut lagi ke mesin selanjutnya sampai proses selesai.
Kelemahan dari Separator terletak pada tidak adanya sensor untuk mendeteksi apabila terjadinya penumpukan kaleng, dan apabila terjadi penumpukan operator harus mematikan mesinnya secara manual. Kaleng yang menumpuk harus disusun kembali oleh operator.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan melakukan analisis terhadap penerapan sistem Separator khususnya pada fasilitas yang dimiliki oleh CV. Berdikari Sidoarjo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Cara kerja Separator adalah dengan mengatur kecepatan motor penggerak dan motor conveyor untuk menjalankan mesin. Mesin yang telah hidup diberikan benda untuk diproses yaitu kaleng. Kaleng yang diberikan akan di gerakkan oleh conveyor hingga pada posisi akhir conveyor, dan ditarik oleh magnet untuk mengikuti putaran penggerak motor agar dapat mengurangi volume kandungan air dan minyak dalam kaleng.
2. Alur kerja Separator adalah kaleng yang akan diproses diletakkan pada conveyor yang berjalan. Kaleng yang berada pada conveyor yang bergerak akan tiba diposisi akhir conveyor dan akan tertarik oleh magnet untuk menempel pada motor penggerak. Motor penggerak akan memutar kaleng sehingga air dan minyak yang ada didalam kaleng akan jatuh. Apabila terjadi penumpukan kaleng, operator akan menghentikan mesin agar tidak terjadi banyak penumpukan.
3. Kelemahan Separator adalah tidak adanya sensor untuk mendeteksi apabila terjadi penumpukan kaleng. Hal ini menyebabkan operator harus menghentikan mesin secara manual agar tidak terjadi banyak penumpukan dan harus
(5)
menyusun kaleng yang menumpuk. Apabila kecepatan dinaikkan tingkat penumpukan akan semakin besar, ini akan memperlambat produksi mesin tersebut.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan produksi barang, dan penyempurnaan sistem Separator maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dilakukan perawatan pada perangkat keras secara berkala dan perlu disiapkan perangkat penganti untuk backup sehingga ketika ada perawatan tidak mengganggu operasional produksi.
2. Perlu dilakukan update pada hardware sehingga tidak lagi menggunakan operator sebagai pengontrol, namun dapat memanfaatkan komponen tertentu yang dilengkapi dengan software pengontrol. Sehingga operator hanya bertugas mengawasi dan mencatat kondisi dan keadaan mesin Separator. 3. Perlu adanya penambahan komponen sensor untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal dan mengantisipasi adanya error yang tak terduga pada sistem Separator.
(6)
28
Diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/menjalankan-motor-3-fasa-dengan.html
Gustypurnawan.blogspot.com/2013/03/definisi-roller-conveyor.html
Gustinwindriyana.wordpress.com/ipa-3-2/kemagnetan/sifat-sifat-magnet/