Pengaruh Persentase Kehilangan Minyak Di Sludge Separator Terhadap Efisiensi Pengutipan Minyak Di PTP.Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

(1)

PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE

SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI

STASIUN KLARIFIKASI MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV

UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

KARYA ILMIAH

AHMAD RIDHOAN SIREGAR

112401012

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE

SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI

STASIUN KLARIFIKASI MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV

UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya

AHMAD RIDHOAN SIREGAR

112401012

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI

SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI

PENGUTIPAN MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : AHMAD RIDHOAN SIREGAR

NomorIndukMahasiswa : 112401012

Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2014

Diketahui oleh :

Ketua Departemen Kimia Pembimbing,

Dr. Rumondang Bulan,MS Dr. Rumondang Bulan,MS NIP.195408301985032001 NIP .195408301985032001


(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI

MINYAK PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

AHMAD RIDHOAN SIREGAR 112401012


(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Allhamdulillahi-rabbil'allamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia-NYA kepada kita semua, serta shalawat beriring salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga,mudah mudahan kita semua mendapat syafaatnya di hari pembalasan nanti,dengan ini penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah Yang Berjudul “PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

Selama penulisan karya ilmiah ini penulis banyak mendapatkan dorongan, bantuan dan petunjuk dari semua pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.Kedua orang tua penulis,ibunda tercinta Adelaiyda Harahap.Am.Keb dan ayahanda tercinta Muhammad Samuddin Siregar S.Sos atas do’a dan dukungan,motivasi dan kasih sayang yang sangat banyak untuk membantu penulis

2.Kedua saudara penulis adikku tersayang Ahmady Anwar Siregar dan Abanganda Ahmad Riady


(6)

3.Ibu Dr.Rumondang Bulan.M.S selaku dosen pembimbing yang selalu besedia meluangkan tenaga,waktu dan pikiran untuk mendiskusikan dan memberikan solusi yang dari banyak masalah yang dihadapi penulis.

4.Bapak Dr.Sutarman,M.Sc.selaku Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara,Medan

5.Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS.,Selaku ketua departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(FMIPA) Universitas Sumatera Utara,Medan

6.Ibu Dra.Emma Zaidar sebagai ketua program studi D3 kimia industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

7.Bapak Aldi Nursyarin.ST selaku asisten pengolahan PKS unit kebun Pabatu Tebing Tinggi yang telah banyak memberikan arahan dan dukungan selama Praktek kerja lapangan.

8.Bapak Budiono selaku wakil mandor PKS unit kebun Pabatu Tebing Tinggi atas saran dan motivasi selama melaksanakan praktek kerja lapangan ini kepada penulis

9.Seluruh karyawan-karyawati PKS unit kebun Pabatu Tebing Tinggi yang telah memberikan wadah dan pengetahuan yang baik.

10.Rekan-rekan sesama Pkl.Anrul Yusuf Nst,Elfrida Sami Siregar,dan Widya Mustika Sari,rekan-rekan Imakin yang telah mendukung satu sama lain dalam penulisan karya ilmiah ini.


(7)

Penulis Besyukur dan berd’oa kehadirat Allah SWT,semoga amal ibadah kebaikan mereka diberikan balasan yang setimpal.terkhusus kepada kedua orang tua penulis,Amin ya Robbal

Alamin

Medan, Juli 2014


(8)

PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI

MINYAK PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

ABSTRAK

Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada sludge separator stasiun klarifikasi minyak unit kebun pabatu tebing tinggi sangat mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit. Kehilangan minyak yang terjadi dalam proses pemurnian CPO pada sludge separator , berkisar pada 0,51-0,59% dan tidak melewati norma yaitu 0,6% terhadap contoh dan faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan minyak di alat sludge separator antara lain kapasitas olah unit sludge separator,jenis nozzle dan pembersihan dinding bowl,serta keseimbangan alat.


(9)

ABSTRACT

THE PERCENTAGE OF PALM OIL LOSSES WHICH IN SLUDGE SEPARATOR IMPACT TO EFISIENSI OIL IN CLARFICATION STATION PTP.NUSANTARA IV

UNIT IN PABATU PLANTATIONS TEBING TINGGI

The percentage of palm oil losses which is in separator sludge palm oil clarification station unit in Pabatu tebing tinggi plantations impact the quality of crude palm oil extremely.The losses of palm oil in processing of CPO refining in separator sludge is about 0,51%-0,59% and did not pass the standard of the losses of palm oil which is 0,6 % to the sample and Factors which impact the losses of palm oil in separator sludge device for example the capacity of unit separator sludge process, the kind of nozzle, the cleaning of bowl’s side and balanced device.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN iii

PERNYATAAN vi

PENGHARGAAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Pembatasan masalah 2

1.4 Tujuan 3

1.5 Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak kelapa sawit 4

2.1.1. Sejarah minyak kelapa sawit 5

2.1.2. Vareitas Kelapa Sawit 6

2.1.3. Sifat Fisiko-Kimia 7

2.1.4. Mutu minyak kelapa Sawit 9

2.1.4.1. Asam lemak Bebas 10

2.1.4.2. Kadar air 11

2.1.4.3. Kadar kotoran 12

2.1.5. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit 13

2.2 Pemurnian Minyak Kelapa Sawit 14

2.2.1 Vibrating Screen atau Saringan Getar 15

2.2.2 Bak RO atau Crude Oil Tank 15

` 2.2.3 Balance tank 16

2.2.4 Continous Settling Tank 16

2.2.5 Sludge Tank dan Oil Tank 17

2.2.6 Self clearing strainer 18

2.2.7 Desanding cyclone 18

2.2.8 Sludge Separator 19

2.2.9 Oil purifier 22


(11)

BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Alat-alat 24

3.2 Bahan-Bahan 24

3.3 Prosedur Percobaan 25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1. Data 25

4.1.2. Perhitungan 26

4.1 Pembahasan 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 30

5.2 Saran 31


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel.2.1.3 Nilai sifat fisiko-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit 8 Tabel 2.1.3.2 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan 9

Tabel 2.1.5 standar Mutu SPB dan Ordinari 14

Tabel 4.1 Data Hasil analisa kehilangan minyak di sludge separator 25 stasiun klarifikasi minyak diPKS PTPN IV Pabatu.


(13)

PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI

MINYAK PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

ABSTRAK

Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada sludge separator stasiun klarifikasi minyak unit kebun pabatu tebing tinggi sangat mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit. Kehilangan minyak yang terjadi dalam proses pemurnian CPO pada sludge separator , berkisar pada 0,51-0,59% dan tidak melewati norma yaitu 0,6% terhadap contoh dan faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan minyak di alat sludge separator antara lain kapasitas olah unit sludge separator,jenis nozzle dan pembersihan dinding bowl,serta keseimbangan alat.


(14)

ABSTRACT

THE PERCENTAGE OF PALM OIL LOSSES WHICH IN SLUDGE SEPARATOR IMPACT TO EFISIENSI OIL IN CLARFICATION STATION PTP.NUSANTARA IV

UNIT IN PABATU PLANTATIONS TEBING TINGGI

The percentage of palm oil losses which is in separator sludge palm oil clarification station unit in Pabatu tebing tinggi plantations impact the quality of crude palm oil extremely.The losses of palm oil in processing of CPO refining in separator sludge is about 0,51%-0,59% and did not pass the standard of the losses of palm oil which is 0,6 % to the sample and Factors which impact the losses of palm oil in separator sludge device for example the capacity of unit separator sludge process, the kind of nozzle, the cleaning of bowl’s side and balanced device.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak sawit adalah merupakan hasil pertanian di Sumatera Utara yang sangat potensial untuk masa depan baik produk - produk hulu maupun produk hilir dan dapat menambah pendapatan per kapita bagi warga masyarakat Sumatera Utara.

Beberapa pengembangan agroindustri yang sudah ada dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit adalah margarine,oleochemical, fatty acid dan lain-lain.Peningkatan ekspor nonmigas ini secara umum mempunyai peranan yang sangat strategis di samping sebagai salah satu sumber devisa dan sumber kegiatan perekonomian dalam negeri yang cukup handal serta membuka peluang kesempatan kerja di Indonesia.

Dalam proses pemurnian minyak sawit sangat sering terjadi kehilangan minyak ataupun losis minyak dari beberapa alat komponen daripada pabrik kelapa sawit dan salah satunya adalah kehilangan minyak di sludge separator.


(16)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menambil judul PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK ( LOSSES ) DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI

1.2 Permasalahan

Pada Stasiun Klarifikasi ini, minyak di proses sedemikian rupa hingga mencapai hasil yang lebih murni yang sesuai atau yang diharapkan.Pada proses ini akan terjadi pemisahan antara sludge, minyak dan juga air dengan standart nilai yang telah ditentukan.

Dari uraian diatas timbul permasalahan bagaimana pengaruh persentase kehilangan minyak di sludge separator yang ditentukan dengan metode ekstraksi sokletasi stasiun.

1.3 Pembatasan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh persentase kehilangan minyak pada sludge separator yang ditentukan melalui proses ekstraksi sokletasi.


(17)

1. Untuk mengetahui persentase kadar losis minyak yang diproleh dari hasil ekstraksi sampel minyak yang sudah ditentukan.

2.Untuk mengetahui penyebab terjadinya kehilangan minyak di sludge separator.

1.5. Manfaat

1.Memberikan petunjuk agar dapat mengetahui perbandingan persentase losis minyak di sludge separator sehingga tidak melebihi norma kehilangan minyak untuk menghasilkan Rendemen (hasil olah pabrik) minyak CPO sesuai dengan standart mutu.

2.Memberikan petunjuk agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan minyak di sludge separator


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak kelapa sawit

Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan minyak sawit.Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri non pangan.Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa.Disamping itu minyak sawit merupakan bahan baku minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia,sehingga secara terus-menerus mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu tujuan umum pertanian di Indonesia adalah meningkatkan produktivitas perusahaan dan nilai tambah produktivitasnya.Peningkatatan nilai tambah dari suatu komoditas dicapai melalui proses pengolahan dari bentuk bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan juga barang jadi.Industri pengolahan komoditas minyak sawit memungkinkan terciptanya mata rantai pengaolahan dalam negeri.Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap perluasan kesempatan berusaha di samping mencinptakan tambahan lapangan kerja.


(19)

Pemasaran komoditas perkebunan selama ini masih berkonsentrasi pada upaya ekspor berupa bahan mentah.Pola pemasaran seperti ini mempunyai posisi yang lemah di tengah-tengah ketatnya persaingan dalam perdagangan dunia,posisi ini juga akan semakin sulit dengan banyaknya barang substitusi sebagai hasil kemajuan teknologi di Negara maju yang diciptakan untuk mengurangi ketergantungannya terhadap Negara-negara berkembang.Oleh karena itu pemerintah telah memulai mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengembangkan kegiatan agroindustri.(Suyatno Risza,1994)

2.1.1 Sejarah kelapa sawit

Perkebunan komersial harus dibangun dalam luasan yang besar untuk mencapai skala ekonomi.Dalam konteks inilah,aspek legal perkebunan kelapa sawit menjadi penting untuk diketahui karena pemerintah tidak bisa memberikan hak milik untuk penguasaan lahan dalam skala besar.Penguasaan lahan untuk perkebunan skala besar hanya diberikan dalam bentuk hak guna usaha(HGU).

Perkebunan indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang.Lebih dari lima abad yang lalu,lautan Nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditi utama produk perkebunan,seperti lada,pala,cengkih, dan rempah-rempah yang kemudian berkembang dengan berbagai komoditi tambahan,seperti kopi,kakao,karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi produk utama dalam perekonomian nasional.Pada awalnya,perkebunan merupakan sistem perekonomian pertanian komersial yang bercorak kolonial.Sistem perkebunan ini dibawa oleh


(20)

perusahaan kapitalis asing yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa(European plantation).Sistem perkebunan Eropa sangat berbeda dengan sistem perkebunan rakyat(Garden System) yang bersifat tradisional dan diusahakan dalam skala kecil dengan penyertaan modal yang seadanya, perkebunan(plantation) merupakan bagian dari sistem perekonomian pertanian komersial yang diwujudkan dalam bentuk usaha pertanian tanaman komersial dalam skala besar dan kompleks yang bersifat padat modal(capital intensive),menggunakan lahan yang luas,memiliki organisasi tenaga kerja yang besar dengan pembagian kerja yang rinci,menggunakan teknologi modern,spesialisasi,serta sistem administrasi dan birokrasi.(Iyung pahan,2001)

2.1.2 Varietas kelapa sawit

Berdasarkan tebal tipisnya tempurung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dibedakan beberapa dalam 3 tipe,yakni

1.Tipe dura :Tempurung (cangkang) sangat tebal,kandungan minyak dalam buah rendah

2.Tipe pisifera :Tempurng sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin,hamper tidak bertempurung namun kandungan minyak dalam buah tinggi\

3.Tipe tenera : merupakan persilangan dura sebagai pohon ibu,dengan pisifera sebagai pohon bapak.tenera bertempurung tipis kandungan minyak tinggi.(Suyatno Risza.1994)


(21)

Tempurumg sangat tebal,sekitar 5 mm,sedang daging buahnya tipis sekali.

5.Diwikka-wakka

Varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.Diwikka-wakka dapt dibedakan menjadi buah.Diwikka-wakkadura.Diwikka-buah.Diwikka-wakkapsifera dan diwikka-wakkatenera.Dua Varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurnag begitu dikenal di Indonesia.(Tim Penulis PS,1977)

2.1.3 Sifat-sifat fisiko - kimia sawit

Sifat fisiko-kimia sawit meliputi warna,bau, dan flavor,kelarutan,titik cair dan polymorphism,titik didih (boiling point),titik pelunakan,slipping point,shot melting point,bobot jenis,indeks bias,titik kekeruhan (turbidity point),titikasap,titik nyala dan titik api.

Beberapa sifat fisiko-imia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel.2.1.3 Nilai sifat fisiko-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit

Sifat Minyak sawit Minyak Inti Sawit

Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900-0,913 Inseks Bias D 40̊ C 1,4565-1,4585 1,495-1,415

Bilangan Iod 48-56 14-20


(22)

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan,karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.

Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami,juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak.Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone

Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu,karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda.

Perbandingan sifat antara minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan dapat dilihat pada Tabel.


(23)

Tabel 2.1.3.2 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan

(S,Ketaren,1986)

2.1.4 Mutu minyak kelapa sawit

Akhir-akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia, berbagai industri baik pangan maupun nonpangan.

Banyakyangmenggunakannya sebagai bahan baku.,berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit itu,maka mutu dan kualitasnya harusdiperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.

Sifat Minyak sawit kasar Minyak sawit murni

Titik cair : awal Akhir

21 – 24 26 – 29

29,4 40,0 Bobot jenis 15 ̊C 0859 – 0,870 - Indeks bias D 40 ̊C 36,0 – 37,5 46 – 49 Bilangan penyabunan 224 – 249 196 – 206

Bilangan iod 14,5 – 19,0 46 – 52

Bilangan reichert meissel 5,2 – 6,5 -

Bilangan polenske 9,7 – 10,7 -

Bilangan krichner 0,8 – 1,2 -


(24)

Di dalam perdagangan kelapa sawit,isitilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua arti.yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar-benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati yang lain.Mutu minyak dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan nilai ataupun sifat-sifat fisiknya,antara lain titik lebur angka penyabunan,dan bilanganyodium,sedangakan yang kedua,yaitu mutu minyak sawit dapat dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran.Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional,yang meliputi kadar asam lemak bebas(ALB,FFA),air,kotoran,logam besi,logam tembaga,peroksida, dan ukuran pemucatan. (Tim Penulis PS,1977)

2.1.4.1 Asam lemak Bebas (free Fatty acid)

Sebagai minyak atau lemak,minyak sawit adalah suatu trigliserida,yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak.Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat.Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenida(terutama B karotena),berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar(konsistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB-nya),dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah,baud an rasanya cukup enak.

Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya,atau lebih tepat lagi pada kadar digliseridanya.Pada kadar ALB 7% terdapat titik lebur terendah karena terbentuk formasi eutectic antara digliserida dengan trigliserida.


(25)

Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda.Panjang rantai adalah antara 14-20 atom karbon.dengan demikian sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut.Pada tabel 2.2.2 tercantum panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dalam minyak sawit.Karena kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan linoleat,minyak sawit masuk golongan minyak asam oleat-linoleat. (Soepadiyo Mangoensoekarjo .2003)

2.1.4.2 Kadar air

Seperti juga energy dan bahan proses,air mutlak diperlukan dalam industry kimia.Air digunakan untuk berbagai macam keperluan,misalnya;

• Sebagai media pemanas(air panas) dan media pendingin (air pendingin),es • Sebagai bahan baku untuk pembuatan kukus (air umpan ketel)

• Sebagai energy hidrolik(penggerak pada alat sentrifugasi,torak hidrolik)

• Sebagai bahan proses(melarutkan,mensuspensikan,mencuci,bahan baku untuk sintesa) • Sebagai air minum,bahan pembersih,pemadam api

Air dapat membahayakan jika terjadi tekanan lebih,reaksi kimia(misalnya Dengan natrium) atau melalui panasnya air. (Lienda handoin,1995)


(26)

2. 1.4.3 Kadar Sludge

Sludge yang masuk ke dalam sludge separator ataupun sludge centrifuge terdiri dari bahan mudah menguap(VM) 80-85%,bahan padatan bukan minyak (NOS) 8-12 % dan minyak 5-10 %.komposisi sludge yang keluar daripada sludge tank dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

a) Jumlah air pengencer yang digunakan.jumlah air yang terproyeksi pada sludge seluruhnya beralas daripada air buah,air pengencer pada screw press,ayakan getar dan air pencucian lantai yang terkumpul ke fat pit dan dipompakan ke COT(crude oil tank) dan CST(continous settling tank).

b) Perlakuan sebelumnya,apakah menggunakan desander seperti sand cyclone ataupun strainer.Pabrik yang tidak menggunakan decanter untuk mengambil lumpur sebelum continous settling tank

Umumnya menggunakan decanter.c.Pemakaian ayakan getar.Ayakan getar dapat dapat ditempatkan pada bak penampung sludge yang kemudian di pompakan kedalam sludge separator.fungsi daripada ayakan ini adalah untuk memisahkan lumpur dan pasir yang terdapat dalam cairan.dengan kurangnya kandungan NOS maka kemampuan sludge separator untuk memisahkan minyak semakin tinggi.Ayakan yang digunakan adalah ukuran 50 mesh sehingga lumpur dan pasir halus yang lolos pada ayakan getar di Cot dapat tertapis.

Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan minyak dan juga air dan kotoran,dengan kata lain untuk memisahkan minyak dan fraksi yang berat jenisya,air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak/zat kering 7- 10% . fraksi ringan


(27)

dikembalikan ke oil settling tank.suhu minyak dalam sludge separator dipertahankan diatas 90̊ C,yang dapat dibantu dengan pemberian uap panas,Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke oil settling tank. (Ponten Naibaho.1998)

2.1.5 Standart Mutu Sawit

Standart mutu adalah merupakan hal yang paing penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu : kandungan air dan kotoran dalam minyak,kandungan asam lemak bebas(FFA) ,warna,dan bilangan peroksida

Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan

Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 %dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih 2% atau kurang),bilangan peroksida dibawah 2%,bebas dari warna merah atau kuning(harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau,jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam.


(28)

Tabel 2.1.5 standar Mutu SPB dan Ordinary

Kandungan SPB Ordinary

Asam lemak bebas(%) 1-2 3-5

Kadar air(%) 0,1 0,1

Kotoran(%) 0,002 0,01

Besi p.p.m. 10 10

Tembaga p.p.m. 0,5 0,5

Bilangan Iod 53 + 1,5 45-56

Karotene p.p.m. 500 500-700

Tokoferol p.p.m. 800 400-600

(S.Ketaren,1986)

2.2 Pemurnian kelapa sawit

Stasiun pemurnian minyak terdiri dari beberapa alat yang berfungsi untuk mengutip dan memurnikan minyak dengan bantuan panas dan secara centrifugase.Instalasi pemurnian minyak bekerja lebih efektif bila pengutipan minyak dalam Continous Settling tank(CST) dilakukan pada ketebalan ≥ 50 cm.Ketebalan minyak pada saat pengutipan< 50 lebih cm menghasilkan minyak dengan kadar air dan kadar kotoran lebih tinggi dibandingkan dengan pengutipan pada ketebalan > 50 cm.Dalam kondisi seperti ini ada kemungkinan instalasi pemurnian tidak dapat menghasilkan kualitas minyak sesuai spesifikasi.Pengutipan minyak di stasiun pemurnian harus efektif agar jumlah minyak di tangki fat pit seminimal mungkin.


(29)

2.2.1 Vibrating Screen atau Saringan getar

Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas,yang terikut minyak kasar.massa padatan berupa ampas yang disaring dikembalikan ke timba buah untuk di prose kembali.Sedangkan cairan minyaknya ditampung dalam tangki minyak kasar(Crude Oil tank atau bak RO).Vibrating Screen terdiri dari 2 tingkat.Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 dan tingkat bawah memakai mesh 40.Untuk memudahkan penyaringan,Vibrating screen tersebut disiram dengan air panas.Pengenceran dengan air panas diatur sedemikian rupa,sehingga cairan dalam bak RO mempunyai perbandingan kira-kira 1(satu) bagian minyak dan 2(dua) bagian air/lumpur(sludge).

2.2.2 Bak RO atau Crude oil Tank

Bak RO atau tangki Crude Oil adalah tangki penampung crude oil atau minyak kasar yang dilengkapi pipa pemanas steam coil(temperatur> 95℃.Fungsi utama Bak RO adalah untuk meningkatkan temperature sebelum minyak kasar dipompakan ke CST melalui balance tank terlebih dahulu.Dengan temperatur di minyak≥95℃,berarti di CST tidak perlu dipanaskan dengan steam injeksi sehingga cairan dalam kondisi yang lebih tenang dan pemisahan minyak dapat lebih maksimal.Pemanasan di Bak RO menggunakan steam coil untuk membantu pengendapan kotoran dalam minyak kasar(karena cairan tidak bergejolak).


(30)

Balance tank adalah tangki penampung minyak yang dipompakan dari Bak RO sebelum dimasukkan ke CST.Fungsi dari tangki ini adalah untuk mengurangi tekanan cairan yang dipompakan langsung ke CST sehingga cairan di CST tetap dalam kondisi tenang.Dengan kondisi ini diharapkan proses pemisahan minyak dapat berlangsung lebih sempurna.posisi balance tank lebih tinggi dari CST(5-10 cm) dan mengalir melalui pipa CST.Jumlah balance tank yang diperlukan cukup satu buah walaupun pabrik memiliki 2 unit CST.Untuk mempertahankan temperature cairan minyak,ada juga yang memnerikan pemanasan di balance tank.

2.2.4 Continous Settling Tank

CST atau clarifier Tank adalah tangki berkapasitas 70 ton/90 ton/120 yang difungsikan untuk memisahkan(mengutip) minyak dengan sludge dalam temperature yang tinggi dan kondisi cairan yang tenang sehingga terjadi pengendapan.Sistem pemisahan minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis.Sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar mengendap ke bawah,sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan naik keatas.

Minyak yang naik keatas mengalir melalui oil skimmer yang dapat diatur sesuai dengan ketebalan minyak yang diinginkan.Minyak dari CST dialirkan ke oil tank.Untuk mendapatkan kualitas minyak yang baik(kadar kotoran dan air),ketebalan minyak pada waktu pengutipan minimal 50 cm.


(31)

Bila di satu pabrik sudah tersedia 2 unit CST,maka akan lebih bagus dioperasikan 2 unit(secara seri maupun pararel),walaupun kapasitas pabrik hanya 30 ton TBS/jam.Dengan kapasitas CST yang lebih besar berarti waktu tinggal(retention time ≥ 5 jam) sehingga proses pengutipan minyak berlangsung lebih efektif,namun harus diperhatikan juga bilangan DOBI(deterioration of Bleachability Index = kemampuan untuk memucatkan warna) dengan norma DOBI≥2,5.

2.2.5 Sludge Tank dan Oil tank

Dari Outlet CST dihasilkan dua cairan yaitu minyak dan sludge.Minyak dialirkan ke oil tank dan sludg ke dialirkan ke Sludge Tan Oil tank adalah tangki penampung minyak sementara hasil pemisahan minyak di CST,sebelum diproses di Oil purifier dan Vacum Drier.Pada tangki ini minyak dipanasi sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifuge minyak dan Oli purifier.Diusahakan tangki tetap berisi untuk menjaga agar temperature pemanasan≥ 90℃.Sistem pemanasan dilakukan bagian dasar berbentuk kerucut yang dilengkapi kran untuk spui endapan/kotoran.

2.2.6 Self Cleaning Strainer

Self Cleaning Strainer adalah alat yang digunakan untuk mengolah sludge dari Sludge tank,berfungsi untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah dalam Sludge separator.Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan sikat-sikat


(32)

yang berputar bersama poros di tengah-tengah silinder tersebut.Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas menuju ke dalam Desanding Cyclone,sedangkan serabut/sampah dibuang dari bagian bawah.

2.2.7 Desanding Cyclone

Desanding cyclone/sand Cyclone adalah alat untuk memisahkan pasir halus yang masih terbawa sludge.Bila alat ini bekerja dengan baik maka sangat bermanfaat untuk memperkecil keausan nozzle sludge separator (life time nozzle sampai > 1.000 jam).

Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder,dan bagian bawah berbentuk konus yang terbuat dari bahan keramik.Dibawah konus terdapat tabung pengendapan pasir.Cairan dipompakan pada bagian samping atas dengan system cyclone,sehingga cairan berputar dalam tabung dan konusnya yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal.Gaya ini menyebabkan pasir turun ke bawah dengan cepat melalui konus untuk dibuang,sedangkan cairan tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melalui pipa masuk ke buffer tank(tangki umpan Sludge separator).

2.2.8 Sludge Separator

Cairan sludge dari sludge tank dipompakan ke self cleaning strainer dan desanding Cyclone.Selanjutnya dipompakan ke Buffer Tank yang terletak ± 7 meter diatas Sludge separator.Pada Buffer Tank dubuat pip overflow kembali ke sludge tank.


(33)

Sludge separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dari putaran 5000 rpm.Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu disc.Minyak hasil pengutipan dikirim ke bottom Tank kemudian dipompakan ke CST.Cairan yang mempunyai berat jenis lebih berat dibanding minyak terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle.Padatan yang menempel pada dinding bowl dibersihkan/dicuci secara manual setiap 4 jam sekali.

Sebelum mulai

a) Lakukan pemeriksaan untuk memastikan tutup elektro motor telah terpasang

b) Periksa buku jurnal shift sebelumnya untuk memastikan mesin tidak mengalami kerusakan

c) Bersihkan bensin:

• Pastikan tombol dalam posisi OFF pada saat sedang pencucian • Nozzle dan bushing telah dipasan dengan benar,ikat dengan kuat.

d) Hidupkan mesin untuk memastikan apakah mesin masih balance.

Mulai

a) Buka kran pemasukan air panas

b) Pada saat menghidupakan centrifuge,lakukan pengecekan: • Tidak adanya oli yang bocor

• Tidak adanya suara yang aneh • Catat jam mulai dijalankan


(34)

c) Buka kran sludge sesuai kebutuhan

Pengoperasian

a) Apabila ada kelainan suara,getaran dan beban ampere tinggi menunjukkan bahwa Sludge separator sudah kotor dan perlu dilakukan pencucian

b) Apabila minyak hasil olahan sludge separator berwarna pucat periksa : • Keseimbangan umpan sludge dengan air panas

• Temperatur sludge dan air panas(norma≥ 90℃ )

• Apabila dua kondisi diatas dalam keadaan normal,maka sludge separator stop untuk

periksa nozzle dan lakukan pencucian

c) Periksa cairan sludge yang keluar sludge separator (norma ≤ 0,5% terhadap contoh) d) Catat jam jalan masing-masing sludge separator di buku jurnal

Pemberhetian

a) Untuk memberhetikan Sludge separator,tutuo kran pemasukan sludge dan keadaan air panas tetap terbuka untuk pembilasan selama 5 menit

b) Tutup kran air panas dan stop sludge separator c) Periksa semua tombol listrik dalam keadaan OFF


(35)

• Temperatur sludge dan air panas dipertahankan ≥ 95℃

• Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari

• Setiap selesai pencucian sebelum Sludge separator dioperasikan,Operator memharus

memutar Conveyor pulley.Apabila putaran pulley tersa ringan maka Sludge Separator dapat dioperasikan.

2.2.9 Oil purifier

Oil purifier adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan kotoran yang masih ada dalam minyak.Minyak dari Oil tank yang dialirkan ke Oil purifier masih mengandung air dan kotoran,tetapi sudah lebih kecil dari minyak yang masuk ke Oil tank akibat proses pemanasan dan pengendapan.

Minyak diproses dengan system sentrifuge dengan kecepatan ± 7.500 rpm.Akibat gaya sentrifugal yang terjadi,maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih ringan bergerak kea rah poros,dan terdorong keluar dari sudu-sudu disc.Sedang kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong kea rah dinding bowl.Air keluar,padatan melekat pada dinding bowl yang dibilas dengan pencucian.Pembilasan dilakukan setiap 1 jam sekali.

Jumlah oil purifier yang harus disediakan di PKS tergantung pada besarnya kapasitas olah.Untuk PKS berkapasitas 30 ton TBS/jam,diperlukan 3 unit oil purifier berkapasitas 2 @ 4.500 liter/jam dengan rincian 2 unit dioperasikan dan 1 unit cadangan siap operasi.


(36)

2.2.10 Vacuum drier

Vacuum drier berfungsi untuk memisahkan air yang masih terkangdung dalam minyak dengan cara penguapan hampa pada ruang ± 760 mmHg.pompa vacuum ,hampa udara diciptakan oleh vacu, dengan media air.JIka tekanan hampa pada system pompa vacuum tidak tercapai.


(37)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

1. Neraca Analitik 4 Desimal Sortarius

2. Oven Fisher Scientific

3. Labu Ekstraksi 4. Sokletasi 5. Kondensor 6. Timbel

7. Cawan penguap 8. Hot Plate 9. Kapas

3.1.2. Bahan

1. Tandan Kosong 2. Air


(38)

3.2. Prosedur Percobaan

- Di ambil sampel minyak dari sludge separator secukupnya

- Di timbang sampel minyak sesuai dengan berat sampel yang telah ditentukan - Diletakkan diatas cawan penguap yang sudah diketahui bobot beratnya. - Di masukkan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 130⁰C

- Di keluarkan sampel minyak dari oven

- Didinginkan selama 15 menit kemudian sampel minyak dimasukkan kedalam timbel dan ditutup dengan kapas

- Di masukkan kedalam soklet dan diekstraksi selam 5 jam

- Setelah ekstraksi selesai sampel minyak dipisahkan dari N-heksan dengan cara penguapan (sampai N-heksan menguap),kemudian labu yang berisi minyak tersebut didinginkan selama 30 menit

- Ditimbang untuk mengetahui kadar minyaknya


(39)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1. Data

Tabel 4.1 :Data Hasil analisa kehilangan minyak di sludge separator stasiun klarifikasi minyak diPKS PTPN IV Pabatu.

No

Uraian Sludge Separator

Tanggal

Pengambilan 17/02/2014 18/02/2014 19/02/2014 20/02/2014 21/02/2014 Norma 0,6(g) 0,6(g) 0,6(g) 0,6(g) 0,6(g) 1 Berat Contoh

Basah +Tempat 73,3346 73,5363 72,8302 84,1709 84,7184 2 Berat Tempat 52,8263 52,8273 52,8248 63.1530 63,1565 3 Berat Contoh

Basah 20,5083 20,7090 20,0054 21.0179 21,5619 4 Berat Contoh

Kering + Tempat 53,4979 54,1205 53,6606 64,4411 64,1710 5 Berat Tempat 52,8263 52,8273 52,8248 63,1530 63,1565 6 Berat Contoh

Kering 0,6716 1,2932 0,8358 1.2881 1,0145

7 Berat

Minyak+Flask 100,3768 98,538 110,9375 98,5394 100,3948 8

Berat Flask 100,2727 98,4167 110,8245 98,4154 100,2708 9

Berat Minyak 0,1041 0,1222 0,1030 0,1240 0,1240 10


(40)

4.1.2 Perhitungan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan di laboratorium,dapat dihitung kadar minyak yang hilang dalam sludge separator yang dinyatakan dalam persen berat.

Persentase minyak dapat dihitung dengan rumus : Contoh Perhitungan

Tanggal 17/02/2014

• Berat Contoh Basah = (Berat Contoh Basah + tempat)-Berat Tempat

= 73,3346-52,8263 = 20,5083

• Berat Contoh Kering = (Berat Contoh Kering+ Tempat)- Berat Tempat

= 53,4979-52,8263 = 0,6716

• Berat Minyak = (Berat Minyak + Flask)- Berat Flask

= 100,3768-100,2727 = 0,1041

• % Minyak = �����������


(41)

= 0,1046

20,8350× 100 % = 0,51

Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data pada tabel IV.

Perhitungan untuk pengutipan dan efisiensi minyak dengan diketahui kehilangan minyak ataupun losis minyak dari unit sludge separator sebesar 0,6% per satuan jam,dimana kapasitas untuk sebuah sludge separator maksimal 12 ton.

• Sludge separator = 12.000 kg × 0,6%

= 72 kg / jam

PKS PTPN IV Pabatu menggunakan dua buah sludge separator,maka kadar kehilangan minyak sebesar

• Sludge separator = 2 × 72 kg

= 144 kg / jam

Maka kehilangan minyak pada unit sludge separator di PKS PTPN IV Pabatu adalah 144 kg / jam.

4.3 Pembahasan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa persentase kehilangan minyak kelapa sawit di sludge separator pada proses pemurnian minyak adalah 0,51% sampai dengan 0,59%.Persentase kehilngan minyak kelapa sawit tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤0,6%, dan untuk pengutipan terhadap kehilangan kadar minyak sebesar 144 kg / jam.Oleh karena itu akan lebih baik persentase kehilangan minyak lebih kecil lagi karena akan menghasilkan kerugian minyak


(42)

lebih sedikit pada akhir pengolahan minyak kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan masih bekerja dengan efisien.

Adapun keberhasilan pemakaian sludge separator sangat menentukan terhadap persentase kehilangan minyak.Kemampuan alat untuk memisahkan bahan mudah menguap dan NOS tergantug daripada beberapa hal yaitu:

1.Kapasitas olah unit sludge separator

Adapun kapasitas olah unit sludge deparator pada umumnya adalah maksimal 12 ton.Debit cairan minyak yang tinggi akan mempengaruhi pemisahan fraksi-fraksi,yaitu volume yang terlalu besar dapat menurukan perbedaan antara fraksi ringan dan berat.Sehingga kehilangan minyak dipengaruhi dalam drab tinggi.Kapasitas olah separator dipengaruhi olah jenis alat sludge separator dan ukuran nozzle yang dipakai semakin besar ukuran nozzle maka kapasitas alat semakin besar.

2.Nozzle

Ukuran lobang nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat.Semakin kecil ukuran nozzle maka daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak dalam air buangan relatif kecil,akan tetapi nozzle sangat cepat rusak,yang diakibatkan gesekan pasir halus jumlah pasir halus lebih banyak daripada pasir kasar),yang relative tinggi pada air buangan.Umumnya umur nozzle yang berlobang kecil lebih pendek dibandingkan dengan yang berukuran besar,tiga jenis sludge separator.

Sludge separator yang dikenal adalah @-alfa laval dan westfalia disebut dengan type horizontal.type @ alfa laval dan westfalia memiliki kapasitas yang besar yaitu


(43)

8-10�3,jam.sedangkan type stork kapasitasnya 6-8�3/ jam.Dilihat dari kemampuan alat untuk memperkecil losis pada air drab,dapat dikatakan bahwa type stork yang lebih mudah pengoperasiaanya,seperti yang berkembang di Malaysia.

3.Keseimbangan

Keseimbangan pemisahan lumpur cairan yang masuk kedalam sludge separator perlu dipertahankan dengan cara.

a.Mempertahankan tekanan pada outlet sludge separator dengan membuat bak yang berisi air sehingga tekanan lawan konstan,ada juga alat sludge separator yang dilengkapi dengan “vasculator” yang berfungsi untuk mengukur volume outlet sekaligus menjadi stabilisator tekanan.

b.Mengisi air panas kedalam sludge separator untuk mempertahankan tekanan dalam sludge separator sehingga kecepatan air dan pemisahan lumpur dengan air kosntan.

Untuk mengurangi banyaknya kadar kehilangan minyak maka proses pemurnian minyak di sludge separator harus dilakukan secara efektif dengan memperhatikan kapasitas olah sludge separator untuk kapasitas 30 ton/jam yakni jumlah minyak yang masuk pada sludge separator 10 ton,Ukuran nozzle dan kerusakannya ,jika nozzle rusak harus segera diganti dan dibersihkan setiap 4 jam sekali, dan keseimbangan umpan dengan air panas dengan temperatur sludge dan air panas (norma90℃).Dengan begitu kadar kehilangan minyak dapat diminimalkan,dan pengutipan minyak dapat dimaksimalkan dengan baik.


(44)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kadar kehilangan minyak yang terjadi dari lima hari pengambilan sampel pada sludge separator stasiun pemurnian minyak Pabrik Kelapa Sawit unit kebun Pabatu adalah 0,51%―0,59 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar mutu pabrik yaitu 0,60 % ataupun sekitar 144 kg / jam.Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit kehilangan minyak yang terjadi di sludge separator maka pengutipan minyak dapat dimaksimalkan dan menambah keuntugan bagi perusahaan.

5.2 Saran

1.Diharapkan agar buah yang telah dipanen agar secepatnya diproses karena akan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan serta memeliki tingkat kehilangan minyak yang lebih besar.

2.Operator setiap stasiun pengolahan dan karyawan harus bekerja seefektif dan seefisien mungkin agar hasil produksi yang dicapai maksimal.


(45)

3.Diharapkan setiap tenaga kerja memakai alat pelindung diri,untuk menjamin keselamatan kerja.

4.Diharapkan kepada semua karyawan semangat dalam melaksanakan tugasnya masing-masing agar proses produksi berlangsung dengan baik.


(46)

DAFTAR PUSTAKA Handojo, L.1995.Teknologi Kimia.Jakarta.Penerbit Pradnya Paramita.

Ketaren, S.1986.Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan.Cetakan Pertama.Gadjah Mada Universiry Press.Yogyakarta.

Mangoenssoekarjo,S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.Cetakan Pertama.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Naibaho ,P. 1998.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Medan.Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Pahan, I.2006.Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.Cetakan

Pertama.Penebar Swadaya.Jakarta.

Risza S, 1994.Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas.Yogyakarta.Penerbit Kansius.

Standar Prosedur Operasi(SPO) Pengolahan Kelapa Sawit Pabatu.PT.Perkebunan Nusantara IV

(Persero),2010. Medan.Sumatera Utara.Indonesia.

Tim Penulis PS.1997.Kelapa Sawit,Usaha Budidaya,Pemanfaatan dan Aspek


(1)

= 0,1046

20,8350× 100 % = 0,51

Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data pada tabel IV.

Perhitungan untuk pengutipan dan efisiensi minyak dengan diketahui kehilangan minyak ataupun losis minyak dari unit sludge separator sebesar 0,6% per satuan jam,dimana kapasitas untuk sebuah sludge separator maksimal 12 ton.

• Sludge separator = 12.000 kg × 0,6%

= 72 kg / jam

PKS PTPN IV Pabatu menggunakan dua buah sludge separator,maka kadar kehilangan minyak sebesar

• Sludge separator = 2 × 72 kg

= 144 kg / jam

Maka kehilangan minyak pada unit sludge separator di PKS PTPN IV Pabatu adalah 144 kg / jam.

4.3 Pembahasan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa persentase kehilangan minyak kelapa sawit di sludge separator pada proses pemurnian minyak adalah 0,51% sampai dengan 0,59%.Persentase kehilngan minyak kelapa sawit tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤0,6%, dan untuk pengutipan terhadap kehilangan kadar minyak sebesar 144 kg / jam.Oleh karena itu akan lebih baik persentase kehilangan minyak lebih kecil lagi karena akan menghasilkan kerugian minyak


(2)

lebih sedikit pada akhir pengolahan minyak kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan masih bekerja dengan efisien.

Adapun keberhasilan pemakaian sludge separator sangat menentukan terhadap persentase kehilangan minyak.Kemampuan alat untuk memisahkan bahan mudah menguap dan NOS tergantug daripada beberapa hal yaitu:

1.Kapasitas olah unit sludge separator

Adapun kapasitas olah unit sludge deparator pada umumnya adalah maksimal 12 ton.Debit cairan minyak yang tinggi akan mempengaruhi pemisahan fraksi-fraksi,yaitu volume yang terlalu besar dapat menurukan perbedaan antara fraksi ringan dan berat.Sehingga kehilangan minyak dipengaruhi dalam drab tinggi.Kapasitas olah separator dipengaruhi olah jenis alat sludge separator dan ukuran nozzle yang dipakai semakin besar ukuran nozzle maka kapasitas alat semakin besar.

2.Nozzle

Ukuran lobang nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat.Semakin kecil ukuran nozzle maka daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak dalam air buangan relatif kecil,akan tetapi nozzle sangat cepat rusak,yang diakibatkan gesekan pasir halus jumlah pasir halus lebih banyak daripada pasir kasar),yang relative tinggi pada air buangan.Umumnya umur nozzle yang berlobang kecil lebih pendek dibandingkan dengan yang berukuran besar,tiga jenis sludge separator.


(3)

10�3,jam.sedangkan type stork kapasitasnya 6-8�3/ jam.Dilihat dari kemampuan alat untuk memperkecil losis pada air drab,dapat dikatakan bahwa type stork yang lebih mudah pengoperasiaanya,seperti yang berkembang di Malaysia.

3.Keseimbangan

Keseimbangan pemisahan lumpur cairan yang masuk kedalam sludge separator perlu dipertahankan dengan cara.

a.Mempertahankan tekanan pada outlet sludge separator dengan membuat bak yang berisi air sehingga tekanan lawan konstan,ada juga alat sludge separator yang dilengkapi dengan “vasculator” yang berfungsi untuk mengukur volume outlet sekaligus menjadi stabilisator tekanan.

b.Mengisi air panas kedalam sludge separator untuk mempertahankan tekanan dalam sludge separator sehingga kecepatan air dan pemisahan lumpur dengan air kosntan.

Untuk mengurangi banyaknya kadar kehilangan minyak maka proses pemurnian minyak di sludge separator harus dilakukan secara efektif dengan memperhatikan kapasitas olah sludge separator untuk kapasitas 30 ton/jam yakni jumlah minyak yang masuk pada sludge separator 10 ton,Ukuran nozzle dan kerusakannya ,jika nozzle rusak harus segera diganti dan dibersihkan setiap 4 jam sekali, dan keseimbangan umpan dengan air panas dengan temperatur sludge dan air panas (norma90℃).Dengan begitu kadar kehilangan minyak dapat diminimalkan,dan pengutipan minyak dapat dimaksimalkan dengan baik.


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kadar kehilangan minyak yang terjadi dari lima hari pengambilan sampel pada sludge separator stasiun pemurnian minyak Pabrik Kelapa Sawit unit kebun Pabatu adalah 0,51%―0,59 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar mutu pabrik yaitu 0,60 % ataupun sekitar 144 kg / jam.Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit kehilangan minyak yang terjadi di sludge separator maka pengutipan minyak dapat dimaksimalkan dan menambah keuntugan bagi perusahaan.

5.2 Saran

1.Diharapkan agar buah yang telah dipanen agar secepatnya diproses karena akan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan serta memeliki tingkat kehilangan minyak yang lebih besar.


(5)

3.Diharapkan setiap tenaga kerja memakai alat pelindung diri,untuk menjamin keselamatan kerja.

4.Diharapkan kepada semua karyawan semangat dalam melaksanakan tugasnya masing-masing agar proses produksi berlangsung dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Handojo, L.1995.Teknologi Kimia.Jakarta.Penerbit Pradnya Paramita.

Ketaren, S.1986.Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan.Cetakan Pertama.Gadjah Mada Universiry Press.Yogyakarta.

Mangoenssoekarjo,S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.Cetakan Pertama.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Naibaho ,P. 1998.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Medan.Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Pahan, I.2006.Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.Cetakan

Pertama.Penebar Swadaya.Jakarta.

Risza S, 1994.Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas.Yogyakarta.Penerbit Kansius. Standar Prosedur Operasi(SPO) Pengolahan Kelapa Sawit Pabatu.PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero),2010. Medan.Sumatera Utara.Indonesia.

Tim Penulis PS.1997.Kelapa Sawit,Usaha Budidaya,Pemanfaatan dan Aspek Pemasaran.Jakarta.Penebar Swadaya.


Dokumen yang terkait

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak (Losis) CPO yang Terdapat pada Ampas (Fieber) di PTP. Nusantara IV (Persero)Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

2 76 38

Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

15 72 43

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

5 131 48

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

0 0 12

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

0 0 2

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

0 6 3

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

0 1 24

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

0 0 1

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

0 0 1

Persentase Kehilangan Minyak Pada Sludge Separator Dalam Stasiun Klarifikasi Minyak Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Sei Mangkei

0 1 13