FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PUBLIKASI INFORMASI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WEBSITE (STUDI EMPIRIS PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA)

(1)

di Indonesia)

THE FACTORS INFLUENCE THE PUBLICATION OF LOCAL GOVERNMET FINANCIAL INFORMATIN VIA WEBSITE

(The Empical Study on the Financial Statement of the district Government in Indonesia)

SKRIPSI

Oleh :

USWATUN HASANAH 20120420488

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PUBLIKASI INFORMASI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WEBSITE

(Studi Empiris pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia)

THE FACTORS INFLUENCE THE PUBLICATION OF LOCAL GOVERNMET FINANCIAL INFORMATIN VIA WEBSITE

(The Empical Study on the Financial Statement of the district Government in Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

USWATUN HASANAH 201204204488

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015


(3)

ii

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WEBSITE (Studi Empiris pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota di Indonesia)

THE FACTORS INFLUENCE THE PUBLICATION OF LOCAL GOVERNMET FINANCIAL INFORMATIN VIA WEBSITE

(The Empical Study on the Financial Statement of the district Government in Indonesia)

Diajukan oleh

USWATUN HASANAH 201204204488

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Alex Murtin, S.E.,M.Si.Ak.,C.A Tanggal 25 Januari 2016 NIK: 19690103199904143065


(4)

iii

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PUBLIKASI INFORMASI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WEBSITE

(Studi Empiris pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia)

THE FACTORS INFLUENCE THE PUBLICATION OF LOCAL GOVERNMET FINANCIAL INFORMATIN VIA WEBSITE

(The Empical Study on the Financial Statement of the district Government in Indonesia)

Diajukan oleh

USWATUN HASANAH 20120420488

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 24 Mei 2016

Yang terdiri dari

Ietje Nazaruddin, Dr., S.E., M.Si., Ak., CA Ketua Tim Penguji

Erni Suryandari, S.E., M.Si Sigit Arie Wibowo, S.E.,M.,Acc.,Ak.,CA

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si NIK 19660604199202 143 016


(5)

iv

Nama : Uswatun Hasanah

Nomor Mahasiswa : 20120420488

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PUBLIKASI INFORMASI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WEBSITE (Studi Empiris pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 24 Mei 2016


(6)

v

MOTTO

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai

sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak

diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda

menunggu-nunggu. (William Feather )

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-insyirah : 6)

Man jadda wajada

Man arafa bu’da syafari ista’addah

Berangkat dengan penuh keyakinan , Berjalan dengan penuh ikhlas,

Istiqomah dalam menghadapi cobaan, Jadilah seperti kerang di lautan

yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk

diri sendiri dan orang lain karena hidup hanya sekali, Ingat hanya allah

apapun dan dimanapun kita berada kepada Dialah tempat memohon dan

meminta

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban jika itu hanya dipikirkan.

Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan

Tetap jadi diri sendiri, jadi anak untuk orang tua, jadi kakak untuk adik,

jadi murid untuk guru, jadi sahabat untuk teman

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya

dengan baik (HR. Thabrani)


(7)

vi

Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT dengan mengucapkan alhamdulillah ya rabbal alamin. Yang

telah memberikan kesehatan, kemudahan dan

kelancaran dan hidayah-Nya untuk bosa menyelesaikan tugas akhir ini.

Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat aku sayangi dan kasihi

Untuk Ayah dan Ibu terimakasih yang telah memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang yang

tak terhingga yang tiada mungkin dapat terbalas. Terima kasih karena selama ini telah sabar membimbing, selalu menjadi penyemangat, selalu menjadi pencerah, penyejuk di hati di setiap kondisi apapun. Semoga ini merupakan salah satu langkah

awal untuk membahagiakan Ayah dan Ibu.

Untuk adik ku Hakimatul Husnah dan Maulana Ikhsan, yang selalu nanya kapan kakak lulusnya? Hal itu yang

selalu memotivasi dan penyemangat dalam menyelesaikan tugas ini.


(8)

vii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, rasio kemandirian dan pendapatan perkapita terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah melalui internet. Pada penelitian ini sampel berjumlah 502 pemerintah kabupaten/kota di Indonesia dan data yang digunakan sebanyak 165. Sampel dalam penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisa yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Variabel yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, rasio kemandirian dan pendapatan perkapita

Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa rasio kemandirian dan pendapatan perkapita memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah melalui internet. Sedangkan ukuran pemerintah, jumlah penduduk, dan tingkat investasi berpengaruh negatif terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah melalui internet

Kata Kunci: pengaruh ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, rasio kemandirian dan pendapatan perkapita.


(9)

viii

independence ratio and per capita income for the publication of local government financial information over the internet. In this study sample of 502 district / cities in Indonesia and the data is used as much as 165. The sample was selected using purposive sampling method. The analytical methods used are the logistic regression analysis. The variables tested in this study consisted of government rules, the number of population, the level of investment, independence ratio and per capita income.

Based on the analysis result that independence ratio and per capita income has a positive and significant impact on the publication of local government financial information over the internet. While the size of government, population, and investment levels negatively affect the publication of local government financial information over the internet

Keywords: the effect of government size, population, level of investment, the ratio of self-reliance and income per capita.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul faktor-faktor yang memengaruhi publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi sektor publik khususya Pemerintah Daerah terkait publikasi informasi keuangan daerah

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Bapak Alex Murtin, S.E.,M.Si.Ak.,C.A yang telah memberikan motivasi, masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Ibunda tercinta, yang selalu memberikan semangat, menjadi sahabat terbaik dan yang selalu mendoakanku dengan tulus.

4. Ayahanda tercinta, yang selalu memotivasiku untuk menjadi pribadi yang kuat, berani dan menjadi manusia yang lebih baik lagi.

5. Keluarga kecilku sekaligus sahabatku selama di Yogyakarta Rizka, Marce, Saffa, Ervita, Rini, Puji, Laras, Hani dan Inta yang selalu berbagi keceriaan, saling memberi nasihat, semangat dan motivasi dan saling mendukung dalam menjalani aktivitas.

6. Teman-teman Akuntansi 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini. 8. Almamaterku


(11)

x

diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 24 Mei 2016


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis ... 10

1. Teori Stewardship ... 10

2. Konsep Akuntabilitas ... 12

3. Pemerintah Daerah di Indonesia ... 13

4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 15

5. Publikasi Laporan Keuangan Pemda Melalui Internet ... 22

B. Pengenbanga Hipotesis dan Penelitian Terdahulu ... 23

C. Model Penelitian ... 29

BAB III METODA PENELITIAN ... 31

A. Objek dan Subjek Penelitian ... 31


(13)

xii

1. Variabel Terikat ... 32

2. Variabel Bebas ... 33

F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 35

1. Uji Statistik Deskriptif ... 35

2. Uji Multikolienieritas ... 35

3. Uji Kualitas Data ... 36

4. Uji Hipotesis ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 40

B. Uji Statistik Deskriptif ... 41

C. Uji Multikolienieritas ... 42

D. Uji Kualitas Data ... 43

1. Uji Nilai -2 Log Likelihood... 43

2. Menilai Overall model fit ... 44

3. Menguji koefisien Determinan ... 45

4. Tabel Klasifikasi ... 46

E. Hasil Analisis Data ... 47

F. Pembahasan ... 50

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 57

A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 59

C. Keterbatasan Penelitian ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

4.1. Prosedur Pemilihan Sampel ... 40

4.2. Uji Statistik Deskriptif ... 41

4.3. Uji Multikolienieritas ... 43

4.4. Pengujian Kelayakan Model ... 44

4.5. Pengujian Keseluruhan Model ... 44

4.6. Uji Koefisien Determinan ... 45

4.7. Tabel Klasifikasi ... 46


(15)

xiv


(16)

(17)

(18)

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of government size, population, level of investment, independence ratio and per capita income for the publication of local government financial information over the internet. In this study sample of 502 district / cities in Indonesia and the data is used as much as 165. The sample was selected using purposive sampling method. The analytical methods used are the logistic regression analysis. The variables tested in this study consisted of government rules, the number of population, the level of investment, independence ratio and per capita income.

Based on the analysis result that independence ratio and per capita income has a positive and significant impact on the publication of local government financial information over the internet. While the size of government, population, and investment levels negatively affect the publication of local government financial information over the internet

Keywords: the effect of government size, population, level of investment, the ratio of self-reliance and income per capita.


(19)

1

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus bersifat terbuka, serta dapat diakses oleh pengguna secara cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan cara yang sederhana. Dengan adanya peraturan tersebut maka internet menjadi salah satu solusi bagi pemerintah daerah dalam melakukan transparasi laporan keuangan pemerintahan kepada masyarakat, karena dengan menggunakan internet maka biaya yang dikeluarkan akan lebih ekonomis. Akan tetapi masih banyaknya pemerintah daerah belum menggunakan internet sebagai sarana dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi perkembangan perekonomian yang ditandai dengan proses digitalisasi pertukaran informasi melalui berbagai media komunikasi yang memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya merupakan internet. perkembangan tekhnologi informasi membuat pengguna internet semakin meningkat. Saat ini, internet sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi kehidupan masyarakat. Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Samuel A. Pangerapan, selama tahun 2014, pengguna internet diIndonesia tercatat sebanyak 88,1 juta, yang tumbuh 16,2


(20)

2

juta dari sebelumnya 71,9 juta. Oleh karena itu, internet menjadi alat yang sangat efektif untuk digunakan oleh setiap penggunanya. Bagi pemerintah dearah di Indonesia, internet merupan sarana yang dapat digunakan untuk melakukan publikasi dan transparasi informasi kepada publik terutama masyarakat.

Pengungkapan informasi melalui internet ini telah dilakukan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan ketersediaan informasi keuangan dan informasi yang berkaitan perusahaan bagi pengguna infromasi secara cepat. Batas wilayah bukanlah menjadi halangan untuk menyampaikan informasi keuangan apabila menggunakan internet (Yurano dan Harahap, 2012). Begitu juga dengan pemerintah, jika pemerintah daerah menggunakan internet maka seluruh pengguna informasi keuangan pemda maupun non keuangan akan lebih mudah untuk mengetahui informasi tersebut, karena suatu pemda yang transparan merupakan pemda yang mampu menyediakan informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Tranparasi merupakan persyaratan akuntabilitas administratif kepada publik yang menjadi elemen kunci governence, berupa jaminan akses dan kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi penyelenggraan pemerintahan termasuk pengelolaan keuangan publik (Mediana, 2012). Juga melalui transparansi penyelenggaraan pemerintahan tersebut, masyarakat dapat memberikan penilaian atas kinerja pemerintah selama menjalankan tugasnya. Transparasi laporan keuangan pemda merupakan hal yang sangat penting karena ini merupakan bentuk pertanggung jawaban pemda terhadap


(21)

masyarakat. Dengan transparasi ini maka masyarakat akan percaya bahwa pemda telah menjalankan dan bertanggungjawab atas amanah yang diberikan rakyat kepada pemda.

Salah satu bentuk transparasi informasi keuangan pemda berupa dengan mempublikasi laporan keuangan. Agar informasi tersebut mudah dan cepat diakses oleh penggunananya maka pemda bisa memanfaat media internet yang banyak digunakan oleh sektor swasta. Menurut (Scott, 2006 dalam Trisnawati dan Ahcmad 2014) Publikasi informasi keuangan melalui internet merupakan salah satu bentuk pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) dan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat. Internet adalah media yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan sarana yang efektif bagi pemerintah untuk meningkatkan derajat transparansi.

Menurut Suwardjono dalam Andriani (2015), secara umum tujuan dari pengungkapan (disclosure) adalah menyajikan informasi yang di pandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda. Pengungkapan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan dari pengguna. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan untuk memperoleh informasi yang penting (Sari, 2014).

Pemerintah wajib menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Oleh karena itu pemerintah harus bisa memenuhi


(22)

4

kebutuhan penggunanya yang membutuhkan transparasi atas pengelolaan keuangan daerah. Melalui website pemerintah daerah dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan akuntabilitas pelaksanaan anggaran dan pemerintah daerah kepada publik (Laswad et.al, 2005) dalam Puspita dan Martani (2012). Dengan adanya website tersebut maka pemerintah akan lebih transparan dalam melakukan kegiatan dan informasi yang diberikan kepada masyrakat akan semakin jelas, sehingga menguragi asimetri informasi kepada masyarakat.

Dalam memenuhi kebutuhan pengguna website pemerintah daerah, pemerintah menempuh berbagai upaya antara lain dengan menerapkan sistem

elektronic government (E-government) atau pemerintahan berbasis elektronik (Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003). Sistem ini dimaksudkan untuk mendukung pemerintahan yang baik (good governance). Dengan pola ini, pemerintahan tradisional (traditional government) yang identik dengan paper-based administration

ataupun pengerjaan secara manual mulai ditinggalkan (Verawaty, 2013).

E-government didefinisikan sebagai pemerintahan elektronik (juga disebut e-gov, digital government, online government atau transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan (Simanggunsong, 2010). Melalui e-government, informasi publik bisa disampaikan oleh badan publik dengan lebih ekonomis, efektif, dan efisien, menurut Verawaty (2013).


(23)

Dengan menggunakan e-government maka publikasi informasi pemerintah kepada masyarakat akan lebih optimal, tepat waktu dan mudah di akses oleh pengguna laporan keuangan tersebut.

Beberapa penelitian terdahulu seperti Puspita dan Martani (2012) dan (Trisnawati dan Achmad, 2014) melaukan penelitian terhadap variabel ukuran Pemda dimana Suatu pemda yang berukuran besar memiliki jumlah kekayaan yang besar pula, sehingga pemda akan melakukan pengawasan yang lebih besar dan menghabiskan biaya pengawasan yang besar pula. Untuk mengurangi biaya pengawasan terhadap jumlah kekayaan tersebut, pemerintah juga dapat memenuhi tuntutan masyarakat mengenai publikasi informasi keuangan maka pemerintah dapat menggunakan website resmi pemerintah daerah. Karena dengan menggunakan website maka biaya yang akan dikeluarkan akan lebih kecil dan informasi keuangan mudah untuk diakses oleh penggunanya. Banyaknya jumlah kekayaan yang dimiliki oleh pemerintah menunjukkan bahwa masyakat yang tinggal didaerah tersebut sejahtera.

Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendapatan per kapita. Ini merupakan sebuah indikator perekonomian suatu pemerintahan baik itu dalam skala nasional ataupun daerah. Pendapatan perkapita dapat menjadi indikator daya beli ekonomi masyarakat terhadap ragam kebutuhan yang mereka butuhkan, salah satunya yaitu kebutuhan informasi lewat media internet. Internet akan menjadi kebutuhan yang penting karena standar kehidupan yang meningkat di masyarakat, sehingga pelaporan keuangan di


(24)

6

internet oleh pemerintah dapat menjadi tuntutan dari masyarakat setempat (Hudayo dan Mahmud 2014).

Suatu daerah yang mempunyai tingkat kesejahteraan masyarakat yang baik itu menggambarkan bahwa didaerah tersebut memiliki sumber daya yang bagus, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Oleh karena itu dengan tingkat kesejahteraan masyakat yang memberikan daya tarik tersendiri bagi investor. Karena para investor semakin yakin untuk menanamkan modalnya sehingga tingkat investasi didaerah tersebut meningkat.

Masyarakat yang selalu berpikir positif atas proyek pemda maka akan mendorong mereka untuk melakukan investasi terhadap proyek pemda, dengan demikian tingkat investasi pada daerah tersebut akan meningkat. Untuk mengetahui dan mengambil keputusan untuk melakukan investasi terhadap pembangunan di setiap daerah, maka pemerintah yang lebih transparan dalam melakukan publikasi informasi keuangan akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya (Afriyansyah, 2012).

Daerah yang memiliki tingkat investasi tinggi cenderung lebih mandiri, karena daerah tersebut telah memiliki pendapat daerah melalui kegiatan investasi. Hal ini akan mengurangi tingkat ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Ini menunjukkan bahwa daerah tersebut mampu membiayai pengeluaran dari kegiatan pemerintahan dan mampu mensejahterakan masyarakatnya.


(25)

Jumlah penduduk suatu pemerintah daerah cenderung berbanding lurus dengan tingkat kemajuan teknologi dan informasi pada suatu daerah. Masyarakat yang tinggal di daerah dengan jumlah penduduk yang besar cenderung lebih modern dan banyak mengandalkan internet untuk mendapatkan informasi, termasuk informasi tentang kinerja pemerintah daerahnya (Afriyansyah, 2012).

Jumlah penduduk yang banyak akan mendorong pemerintah untuk melakukan publikasi informasi keuangan, karena semakin banyak peduduk maka semakin tinggi permintaan atas laporan keuangan. Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian Andriani (2009) dimana Pemda dengan jumlah penduduk yang lebih banyak memiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pemda dengan jumlah penduduk lebih sedikit. Artinya semakin banyak penduduk disuatu daerah maka semakin banyak juga yang menginginkan informasi keuangan pemerintah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikajian dalam penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik unntuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Publikasi Informasi Keuangan Pemerintah Daerah di Website (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Indonesia)”. Penelitian ini merupakan penelitian kompilasi dari penelitian Trisnawati dan Achmad (2014) variabel yang pilih adalah ukuran pemerintah. Sedangkan dari penelitian Hudayo dan Mahmud (2014) variabel yang pilih adalah pendapatan perkapita. Dan dari penelitian Afriansyah (2013) variabel yang diambil adalah tingkat investasi, sedangkan


(26)

8

jumlah penduduk diambil dari penelitian Andriani (2015) dan variabel rasio kemandirian di ambil dari peneliti Puspita dan Martani (2012). Variabel-variabel yang diambil merupakan Variabel-variabel yang sering digunakan oleh penelit sebelumnya namun hasilnya tidak konsisten.

Dikarenakan ketidak konsistennya penelitian terdahulu maka di pandang perlu untuk melakukan penelitian dan pengujian kembali dengan menggunakan laporan keuangan terbaru yaitu tahun 2013 dan menambah variabel apa saja yang mempengaruhi publikasi informasi keuangan pemda melalui internet. Dalam penelitian ini yang akan di uji adalah ukuran pemda, jumlah penduduk, Rasio Kemandirian, tingakat investasi, dan pendapatan per kapita.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang diatas peneliti ingin menguji bagaimana pengaruh ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, rasio kemandirian dan pendapatan perkapita berpengaruh terhadap publikasi informasi keuangan melalui internet, sehingga peneliti merumuskan masalah Apakah ukuran pemerintah jumlah penduduk, tingkat investasi, rasio kemandirian, pendapatan perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemda di internet?


(27)

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, rasio kemandirian, pendapatan perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemda di internet.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan literatur penelitian bagi akademisi dan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pemerintah Daerah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pemerintah daerah lebih terdorong untuk melakukan publikasi informasi keuangan kepada masyarakat sebagai tanggung jawab dari amanah yang diberikan.

3. Publik

Dengan adanya penelitian ini maka publik dapat mengetahui apakah pemerintah daerha telah melakukan publikasi informasi kuangan dan informasi apa saja yang telah disajikan dalam website pemda iti sendiri.


(28)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 1. Stewardship Teory

Teori Stewardship didefinisikan sebagai situasi dimana manajer tidak mempunyai kepentingan pribadi tapi lebih mementingkan keinginan prinsipal (Raharjo, 2007). Teori Stewardship mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang didesain untuk menjelaskan situasi dimana manajer sebagai steward dan bertindak sesuai kepentingan pemilik. teori stewardship berfokus intrinsik tidak mudah untuk dinilai/diukur. Reward ini termasuk kesempatan untuk tumbuh, prestasi, keanggotaan dan aktualisasi diri. Bawahan dalam hubungan stewardship memperkuat faktor instrinsik, reward yang tidak nyata dan motivasi untuk bekerja keras dalam organisasi (Donaldson &Davis, 1989, 1991) dalam Raharjo (2007).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori stewardship, dimana pemerintah sebagai steward dan masyarakat sebagai principal. Steward menjalankan tugasnya untuk kepentingan organisasi bukan kepentingan pribadi, sehingga dalam melakukan publikasi laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab steward dalam menjalankan amanah dari pihak principal. Menurut Raharjo (2007), Teori stewardship


(29)

kepuasan pemilik. Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal.

Ada perbedaan yang mendasar antara teori stewardship dan teori agensi. Dimana menurut Raharjo (2007) Teori Agensi adalah kewenangan yang diberikan kepada agen untuk melakukan suatu tindakan dalam hal kepentingan pemilik. Teori agensi terfokus pada dua individu yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal mendelegasikan

responsibility desicion making kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang-orang ekonomi yang rasional yang sematamata termotivasi oleh kepentingan pribadi, tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan atas preferensi, kepercayaan dan informasi. Hak dan kewajiban dari prinsipal dan agen dijelaskan dalam sebuah perjanjian kerja yang saling menguntungkan. Sedangkan dalam teori

stewardship, manajer cenderung berusaha memberikan manfaat maksimal pada organsasi dibanding mementingkan tujuannya sendiri.

Jensen & Meckling (1976) dalam Raharjo (2007) menjelaskan teori organisasi dan kebijaksanaan perusahaan sangat dipengaruhi teori agensi yang menggambarkan top manajer sebagai agen dalam suatu perusahaan, dimana manajer ini mempunyai kepentingan yang berbeda dengan pemilik, tetapi sama-sama berusaha memaksimalkan kepuasannya masing masing. Dalam teori Agensi fokus ekstrinsik adalah nyata sebagai komoditas yang dapat dipertukarkan, terukur dengan harga


(30)

12

pasar. Faktor intrinsiknya merupakan bentuk dasar dari sistem imbalan yang digambarkan sebagai mekanisme kontrol teori agensi.

2. Konsep Akuntabilitas

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan. Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah (LAN dan BPKP, 2003).

Pertanggungjawaban sebagai akuntabilitas (accountability)

merupakan suatu istilah yang pada awalnya diterapkan untuk mengukur apakah dana publik telah digunakan secara tepat untuk tujuan di mana dana publik tadi ditetapkan dan tidak digunakan secara ilegal. Dalam perkembanganya akuntabilitas digunakan juga bagi pemerintah untuk melihatakuntabilitas efisiensi ekonomi program (Rahmanurrasjid, 2008). Untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan reformasi dalam penyajian laporan keuangan, yakni pemerintah harus mampu menyediakan semua informasi keuangan relevan secara jujur dan terbuka kepada publik, karena kegiatan pemerintah adalah dalam rangka melaksanakan amanat rakyat (Mulyana, 2006 dalam Sande, 2013).

Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan proses pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan, pertanggungjawaban, serta pengawasan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat


(31)

dan DPRD terkait dengan kegagalan maupun keberhasilannya sebagai bahan evaluasi tahun berikutnya (Sande, 2013). Ada beberapa instrumen penting dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah diantaranya anggaran pemerintah daerah, data yang secara periodik dipublikasikan, laporan tahunan dan hasil investigasi dan laporan umum lainnya yang disiapkan oleh steward. karena masyarakat berhak atas informasi keuangan tersebut agar masyakat dapat percaya bahwa amanat yang diberikannya dijalankan dengan baik oleh pihak steward yaitu pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 (Pasal 1), keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah terebut.

3. Pemerintah Daerah di Indonesia

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini telah dijelaskan dalam UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah daerah biasanya disebut sebagai kepala daerah untuk


(32)

14

pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan pemerintahan kabupaten, masing-masing ialah gubernur, walikota, dan bupati (Sinaga, 2011). Jadi setiap pemerintahan memilki tugas masing-masing yang pada akhirnya akan dilaporkan hasil dari kegiatan kepada pemerintah pusat.

Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Satiap provinsi memiliki beberapa kabupaten dan setiap kabupaten memiliki beberapa kecamatan, dan setiap daerah tersebut telah diatur dalam undang-undang pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan langsung kepala daerah (pilkada).

Prosedur dan mekanisme pemilihan kepala daerah sekarang ini, yakni semenjak UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diberlakukan, lebih menggambarkan pelaksanaan demokrasi. Pilkada dilaksanakan secara langsung, terbuka kemungkinan bagi calon independen/nonparpol untuk maju melalui partai politik (parpol)/gabungan parpol, dan proses penyaringan bakal calon


(33)

dilaksanakan secara terbuka dengan mewajibkan tiap parpol/gabungan parpol mengumunkan proses dan hasil penyaringan kepada masyarakat.

4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010, Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan manyatakan bahwa Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Para pengguna yang dimaksud adalah masyarakat, investor, lembaga legislatif serta pemerintah. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan:

a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah

b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah


(34)

16

c. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi

d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya

e. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya

f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan keuangan pokok adalah:

a. Laporan realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD, yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang kurangnya unsur-unsur sebagai berikut:


(35)

2) Belanja 3) Transfer 4) Surplus/defisit 5) Pembiayaan

6) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:

1) Saldo Anggaran Lebih awal

2) Penggunaan Saldo Anggaran Lebih

3) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan 4) Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan 5) Lain-lain

6) Saldo Anggaran Lebih Akhir.

Disamping itu, suatu entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

c. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.


(36)

18

Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Dalam neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut:

1) kas dan setara kas 2) Investasi jangka pendek 3) Piutang pajak dan bukan pajak 4) Persediaan

5) Investasi jangka panjang 6) Aset tetap

7) Kewajiban jangka pendek 8) Kewajiban jangka panjang 9) Ekuitas dana.

d. Laporan Arus kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.


(37)

e. Laporan Oprasional

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Laporan finansial mencakup laporan operasional yang menyajikan pos-pos sebagai berikut:

1) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional 2) Beban dari kegiatan operasional

3) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada 4) Pos luar biasa, bila ada

5) Surplus/defisit-LO.

Penambahan pos-pos, judul dan subtotal disajikan dalam laporan operasional jika standar ini mensyaratkannya, atau jika diperlukan untuk menyajikan dengan wajar hasil operasi suatu entitas pelaporan. Dalam laporan operasional yang dianalisis menurut klasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkan menurut program atau yang dimaksudkannya. Penyajian laporan ini memberikan informasi yang lebih relevan bagi pemakai dibandingkan dengan laporan menurut klasifikasi ekonomi, walau dalam hal ini pengalokasian beban ke fungsi-fungsi adakalanya bersifat arbitrer dan atas dasar pertimbangan tertentu.


(38)

20

f. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang kurangnya pos-pos:

1) Ekuitas awal

2) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;

3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar

4) Ekuitas akhir

g. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi entang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam tandar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan


(39)

untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan sebagai berikut:

1) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

2) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro

3) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target

4) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya 5) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang

disajikan pada lembar muka laporan keuangan

6) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

7) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi


(40)

22

yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

5. Publikasi Laporan Keuangan Pemda di Website

Berdasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu set laporan keuangan pokok adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Publikasi laporan keuangan pemda melalui internet adalah salah satu bentuk pengungkapan secara sukarela yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan e-government (Trisnawati dan Ahcmad, 2014). Dengan melakukan publikasi melalui internet maka pengguna laporan keuangan akan lebih mudah untuk mengakses laporang keuang tersebut. Kemudahan dalam mengakses laporan keuang tersebut membuat para pengguna laporan keuang tersebut dapat mengevaluasi dan mengawasi kinerja pemerintah, hal ini akan mendorong pemerintah untuk melakukan transparasi kepada masyarakat.


(41)

B. Pengembangan Hipotesis dan Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Ukuran Pemerintah Terhadap Publikasian Informasi Keuangan Pemerintah Daerah di Website

Penelitian Trisnawati dan Achmad (2014), ukuran pemerintah terbukti berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda di

website. hasil ini juga didukung dengan penelitian Puspita dan Martani (2012). Karena pemerintah yang memiliki ukuran yang besar akan melakukan pengungkapan konten informasi, presentasi website, dan rata-rata pengungkapan konten dan presentasi yang tinggi dalam website

Pemda.

Sedangkan hasil Afriyansyah (2013), hasil menunjukkan pelaporan keuangan pemda melalui internet tidak dipengaruhi oleh ukuran pemerintah daerah. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Setyaningrum dan Syafitri (2012) yang menunjukkan hasil Ukuran pemda yang semakin besar tidak mendorong Pemda untuk semakin meningkatkan tingkat pengungkapan laporan keuangannya.Ukuran pemerintah yang besar dan dengan jumlah kekayaan yang banyak dan pemerintah juga dituntut untuk melakukan publikasi informasi keuangan dengan cepat dan transparan, sehingga internet menjadi salah satu alat yang dapat dimanfaatkan oleh pemda dalam mempublikasian informasi keuangan. Dari uraian diatas maka hipotesisnya sebagi berikut:


(42)

24

H1: ukuran pemerintah berpengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website

2. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Publikasi Informasi Keuangan Pemerintah Daerah di Website

Jumlah penduduk yang banyak akan lebih mendorong pemerintah untuk melakukan publikasi informasi keuangan pemda dibandingkan dengan jumlah penduduk yang sedikit. Penelitian Piotrowski dan Bertelli (2010) dalam Andriani (2015), menemukan bahwa jumlah penduduk yang semakin besar akan meningkatkan permintaan terhadap transparansi publik. Hasil dari penelitian Andriani (2015) menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi non keuangan dalam website Pemda. Hasil ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Lesmana (2010) yang menyatakan bahwa Pemerintah daerah dengan size yang besar memiliki birokrasi yang lebih kompleks, sehingga pengawasan terhadap pengelolaan aset pemerintah daerah lebih sulit jika dibandingkan dengan pemerintah daerah yang kecil.

Namun dalam penelitian Hilmi dan Martani (2009) bahwa jumlah penduduk berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat pengungkapan. Daerah dengan penduduk besar didominasi dengan daerah perkotaan. Kompleksitas ini tidak menghambat tingkat pengungkapan tetapi bahkan meningkatkan tingkat pengungkapan.


(43)

Tujuan pembuatan laporan keuangan pemerintah adalah untuk penggunanya, salah satu pengguna laporan keuangan adalah masyarakat atau penduduk suatu daerah. Jika disuatu daerah memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak maka akan banyak juga yang membutuhkan laporan keuangan pemerintah daerah di suatu tempat. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemerintah dituntut untuk lebih transparan dalam pengungkapan laporan keuangan dan cepat. Salah satu alat untuk melakukan publikasian informasi keuangan yang cepat dan mudah untuk mengetahui informasi keuangan pemerintah adalah internet. Berdasarkan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemda di website.

3. Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Publikasian Informasi Keuangan Pemerintah Daerah di Website.

Banyak penduduk memiliki sikap positif terhadap proyek-proyek publik yang membutuhkan investasi, karena mereka memahami bahwa proyek ini akan meningkatkan kondisi hidup mereka (Afriyansyah, 2012). Oleh karena itu sikap masyarakat yang selalu berpikir positif terhadap proyek pemerintah ini akan meningkatkan tingkat investasi pada daerah tersebut, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada daerah tersebut selalu mendukung setiap proyek pemerintah karena mereka mengetahui bahwa proyek tersebut akan meningkatkan perekonomian daerah mereka


(44)

26

dan secara tidak langsung juga akan meningkatkan perekonomian hidup mereka.

Penelitian Afriyansyah (2012) tingkat investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi akuntansi di internet oleh pemerintah daerah. Dengan pemerintah melakukan transparasi laporan keuangan dan memberikan informasi di website pemda tentang proyek-proyek pemerintah akan mendorong masyarakat untuk melakukan investasi terhadap proyek tersebut. Berdasarkan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3:tingkat investasi berpengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerahdi website.

4. Pengaruh Rasio Kemandirian Terhadap Publikasi Informasi Keuangan Pemerintah Daerah di Website

Tingkat kemandirian disuatu daerah ditunjukan dengan pendapatan asli daerah yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran oprasional guna mewujudkan pembangunan dan pelayanan daerah. Jika suatu daerah telah mampu membiayai kegiatan daerah ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah baik. Pemda yang memiliki performa yang buruk akan menghindari pengungkapan sukarela (seperti dalam bentuk voluntary internet-based disclosure) dan akan lebih memilih untuk membatasi akses informasi untuk masyarakat (Craven & Marston, 1999) dalam Puspita dan Martani (2012).


(45)

Peneliti Rora dan Martani (2012) menemukan bahwa PAD tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan di website pemerintah daerah. Suatu pemda yang memiliki kinerja tinggi tidak secara otomatis akan melakukan pengungkapan konten informasi yang tinggi, memiliki presentasi website yang juga tinggi, dan tidak secara otomatis akan melakukan pengungkapan rata-rata konten dan presentasi yang tinggi pada

website Pemda. Hasil ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum dan Syafitri (2012) yang menunjukkan bahwa Variabel rasio kemandirian keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan Pemda kabupaten/kota di Indonesia.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Medina (2012) menemukan hasil bahwa Rasio Kemandirian berpengaruh positif terhadap ketersedian informasi pada situs resmi pemerintah daerah. Tingginya tingkat kemandirian daerah akan mendorong pemerintah untuk melakukan tranparasi informasi keuangan pemda. Berdasarkan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: rasio kemandirian berpengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website


(46)

28

5. Pengaruh Pendapat Perkapita Terhadap Publikasian Informasi Keuangan Pemerintah daerah di Website

Pendapatan perkapita ini digambarkan dengan tingkat kesejahteraan masyakat, karena dengan msyarakat yang produktif maka pendapatan perkapita pada masyarakat akan lebih tinggi. Masyarakat dengan pendapatan perkapita yang tinggi akan memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin, tak terkecuali internet. Perkembangan tekonologi informasi pun semakin pesat, sehingga mendorong pemerintah ikut berperan aktif dalam teknologi tersebut salah satu contohnya yaitu dengan pelaporan keuangan daerahnya melalui internet (Hudoyo dan Mahmud 2014).

Berdasarkan penelitiana Hudoyo dan Mahmud (2014) menunjukkan hasil pendapatan per kapita berpengaruh terhadap pelaporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah di Indonesia. Hasil ini mengindikasikan bahwa daerah yang memiliki pendapatan per kapita yang tinggi akan menambah jumlah pengungkapan laporan keuanngannya di internet.

Namun berdasarkan penelitian Medina (2012) bahwa pendapatan perkapita berpengaruh negatif signifikan informasi keuangan di situs. Kerena tingginya pendapatan perkapita tidak secara langsung memberikan dampak bahwa penduduk membutuhkan informasi keuangan yang dikeluarkan pemerintah daerah pada situsnya ( Medina, 2012).


(47)

Jika kesejahteraan disuatu daerah baik cenderung pola pikir masyarakat lebih maju, situasi ini akan mendorong pemerintah dalam melakukan pempublikasian informasi keuangan pemda melalui internet. Berdasarkan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website.

C. Model Penelitian

Publikasi informasi keuangan pemda melalui internet merupakan bentuk tanggung jawab kepada masyarakat dengan biaya yang murah dan cepat. Akan tetapi tidak semua pemda mau melakukan dan memanfaatkan internet untuk mempublikasikan informasi keuangan pemda melalui internet. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap publikasi informasi keuangan pemda adalah ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, tingkat pendidikan, dan dari sektor kesejahteraan masyarakat dilihat dari pendapatan perkapita.


(48)

30

Gambar 1.1 Ukuran pemerintah

Jumlah penduduk

Tingkat Investasi

Rasio kemandirian

Pendapatan perkapita

Publikasi informasi keuangan pemrintah

daerah di website (+)

(+)

(+)

(+)


(49)

31

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dari penetilian adalah laporan keuangan pemerintah daerah yang dipubliaksi oleh pemda melalui internet untuk tahun 2013, sedangkan subjek dari penelitin ini adalah pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemda kabupaten/kota di Indonesia. Jumlah pemerintah kabupaten/kota di Indonesia adalah 502 pemda kabupaten/kota. Pengambilan sampel menggunakan puposive sampling.

Adapun data yag akan digunakan memiliki kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriterian sampel sebagai berikut :

a. Laporan keuangan yang dipublikasi telah di audit oleh BPK untuk tahun 2013

b. LKPD 2013 di ungkapkan di website pemerintah c. Pemerintah memiliki website resmi dan dapat diakses

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang di dapat dari media perantara. Dalam penelitian ini data yang akan digunakan adalah laporan keuangan tahun 2013 yang telah diaudit oleh badan pemeriksa


(50)

32

keuangan (BPK) serta jumlah penduduk dieroleh dari badan Pusat Statistik (BPS).

Data variabel dependen yaitu publikasi informasi keuangan pemda di

website, diperoleh dengan mengamati langsung pada situs resmi pemerintah daerah. Alamat situs resmi pemerintah daerah didapat dari

www.depdagri.go.id.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dari penelitian ini data yang digunakan adalah laporan keuangan pemerintah daerah yang terdapat di dalam website resmi pemda dan laporang keungan tersebut telah diaudit. Dilakukan melalui survey terhadap masing-masing situs resmi untuk mengumpilkan data yang mendukung variabel dependent.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat

Publikasi informasi keuangan Pemerintah daerah di website

Publikasi informasi adalah bentuk transparasi pemerintah daerah terhadap laporan keuangan kepada masyarakat. Variabel ini di merupakan variabel dummy yang diukur menggunakan publikasi informasi keuangan pemda melalui internet yang dinilai dari ada tidaknya APBD, laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), LKPD sendiri terdiri dari empat komponen, yaitu neraca, laporan realisasi anggaran, laporan saldo anggaran lebih, laporan oprasional, laporan arus kas, dan catatan atas


(51)

laporan keuangan, dan LAKIP pada situs resmi pemerintahan daerah, Trisnawati dan Achmad (2014).

Pegukuran variabel Publikasi informasi keuangan Pemda melalui Internet dengan dummy seperti yang dilakukan oleh peneliti Trisnawati dan Achmad (2014). Jika didalam publikasi informasi keuangan pemerintahan menyediakan APBD, laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), LKPD sendiri terdiri dari empat komponen, yaitu neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, dan LAKIP tersedian dalam situs resmi pemda, maka akan diberi nilai 1 (satu), akan tetapi jika salah satu dari komponen diatas tidak tersedia maka nilainy 0 (nol).

2. Variabel Bebas

a. Ukuran Pemerintah

Trisnawati dan Achmad (2014) menggunakan ukuran total aset pemerintah daerah di indonesia sebagai faktor yang mempengaruhi publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet (DWEB). Puspita dan Martani (2012) juga menggunakan total aset sebagai faktor yang mepengaruhi tingkat pengungkapan informasi dalam website pemerintah daerah. Dengan demikian ukuran pemerintah daerah dalam penelitian ini di ukur menggunakan proksi besarnya aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah.


(52)

34

b. Jumlah Penduduk

Variabel jumlah penduduk suatu daerah dilihat dari banyak penduduk di suatu daerah. Jumlah penduduk merupakan proksi dari kompleksitas pemerintahan. Daerah dengan penduduk besar didominasi dengan daerah perkotaan. Kompleksitas ini tidak menghambat tingkat pengungkapan tetapi bahkan meningkatkan tingkat pengungkapan (Hilmi dan Martani, 2009). Dalam hal ini, variabel jumlah penduduk akan dilihat dari jumlah penduduk yang ada pada daerah tersebut.

Ln (Jumlah Penduduk) c. Tingkat Investasi

Afriyansyah (2013), Investasi terhadap proyek publik dalam jumlah besar akan menjadi daya tarik tersendiri di tengah masyarakat. Salah satu sarana bagi masyarakat untuk mengetahui tentang investasi proyek publik ini adalah di website. Dalam hal ini, variabel tingkat investasi diukur dari total nilai investasi pada laporan keuangan pemerintah daerah.

Ln (Total Nilai Ivestasi) d. Rasio Kamandirian

Rasio kemandirian tinggi bahwa kinerja pemerintah daerah semakin baik. Rasio kemadirian daerah dihitung dengan besarnya Pendapatan Asli daerah dibandingkan dengan total realisasi anggaran pendapatan yang diterima (Puspita dan Martani, 2012). Medina (2012)


(53)

juga menggunakan rasio PAD sebagai indikator indepedensi pemerintah daerah

Rasio kemandirian =

e. Pendapatan Perkapita

Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah (Hudoyo dan Mahmud 2014). Tingkat pendapatan per kapita merupakan sebuah indikator perekonomian suatu pemerintahan baik itu dalam skala nasional ataupun daerah. Pendapatan per kapita didapat dari hasil pembagian pendapatan suatu daerah dengan jumlah penduduk daerah tersebut

Pendapatan per kapita =

F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi.

2. Uji Multikolienaritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat korelasi antar variabel independennya.


(54)

36

3. Uji Kualitas Data

Pengujian yang dilakukan dalam model regresi logistik meliputi Uji Multikolinearitas, Uji Nilai -2 Log Likelihood, Hosmer and Lemeshow Test, Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square), Omnibus Test of Model Coefficients, dan Uji Koefisien Regresi.

a. Uji Nilai -2 Log Likelihood

Regresi logistik merupakan model regresi yang karakteristiknya sudah mengalami modifikasi sehingga berbeda dengan model regresi sederhana dan ganda. Karena itu penetuan tingkat signifikansi juga mengalami perbedaan dengan regresi berganda. Untuk melihat kesesuaian model dapat dilihat dari nilai R2.

Untuk melakukan penelitian terhadap model regresi logistik dapatvmenggunkan pengujian Hosmer and Lemeshow Test. H0 Di tolak jika nilai probilitas pada uji Hosmer and Lemeshow Test

signifikan (sama dengan atau kurang dari 0.05). sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0.05 atau tidak signifikan maka hipotesis nol diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasi atau model dapat diterima karena sesuai dengan data observasi (Ghozali, 2006).

b. Menilai Overall model fit

Log Likehood Value (nilai-LL) ditujukan untuk menilai keseluruhan model (Overall Model Fit). Cara untuk menilai


(55)

keseluruhan model tersebut adalah dengan membandingkan antara nilai-2LL pada awal (block number =0), dimana model hanya memasukan konstanta dengan nilai-2LL pada saat block number= , dimana model memasukkan konstanta dengan variabel bebas. Model menunjukkan model regresi yang baik apabila nilai-2LL block nuber = 0 > nilai-2LL block number = 1. Log likehood value pada regresi logistik hampir sama dengan dengan pengertian “ Sum

Of Square Error” pada model regresi berganda, sehingga apabila terjadi penurunan nilai log likehood maka menunjukkan model yang semakin baik.

c. Menguji koefesien Determinan

Pada intinya koefesien determinan adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat bagaimana kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi perubahan dari variabel dependen. Nilai koefesien determinasi ini adalah diantara nilai nol dan satu. Oleh sebab itu nilai R2 yang kecil berarti bahwa variabel-variabel independent mempunyai kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen. Tetapi jika nilainya mendekati satu maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dari variabel dependen. Dalam regresi logistik, uji koefesien determinasi (R2) menggunkan uji Cox & Snell dan nagelkerke (Ghoali, 2006).


(56)

38

d. Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi digunakan untuk menghitung nilai estimasi yang benar dan salah (Ghozali, 2006). Tabel klasisfikasi ini menunjukkan ketepatan model mengklasifikasikan observasi.

4. Uji Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini ialah regresi logistik (Logistic Regression). Metode ini dipilih karena variabel dependen bersifat kategorikal atau nominal, dan variabel independen berupa kombinasi data rasio dan nominal. Model penelitian ini bertujuan untuk menguji pemerintah daerah yang melakukan publikasian informasi keuangan pemda melalui internet. berdasarkan rumusan masah dan kerangka pemikiran yangtelah diuraikan sebelumnya, Model regresi logistik yang digunakan adalah :

DWEB = α + β

1ukuran pemda + β2jumlah penduduk+ β3tingkat investasi + β

4rasio kemandirian+ β5pendapatan perkapita+ e

DWEB =Dummy Publikasi Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah melalui Internet

α = konstanta

β = Slope atau Koefisien Regresi

ukuran pemda = total aset

jumlah penduduk = total jumlah penduduk tingkat investasi = totol invastasi


(57)

rasio kemandirian = total PAD

pendapatan perkapita = tingkat kesejahteraan masyarakat

e = error

Uji koefesien regresi untuk menguji sejauh mana pengaruh semua variabel bebas yang dimasukan dalam model terhadap variabel terikat. Cara untuk menetukan koefesien regresi ini dalah dengan menggunkan wald statistik atau nilai probabilitas (sig). Jika menggunakan nilai wald statistic, maka nilai wald statistic dibandingkan dengan Chai-squere tabel. Namun jika menggunakan nilai probabilitas, maka nilai

probabilitas dibandingkan dengan tigkat signifikansi (α). oleh karena itu

hipotesis diterima jika nilai sig < α (0.05) dan jika koefesien regresi searah dengan hipotesis.


(58)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model analisis regression menggunakan SPSS 22.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah yang memiliki website resmi pada periode penggunaan 2015 serta laporan keuangan yang telah diaudit. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, jumah sampel yang memenuhi kreteria diperoleh 313 pemerintah daerah dari 502 pemerintah daerah. Berikut prosedur pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Prosedur Pemilihan Sampel

NO KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE

1

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2013 di Indonesia

502 100%

2

Pemda yang yang tidak memiliki website atau website tidak dapat diakses di internet

(150) 29,88%

3

Laporan Keuangan Pemda untuk Tahun 2013 Tidak Mendapatkan WTP dan WDP

(39) 7,76%

Jumlah sampel dan data yang akan

di olah 313 62,35%

Data Outlier 148 29,48%


(59)

Berdasarkan klasifikasi tabel 4.1, jumlah pemerintah daerah kabupaten/kota untuk tahun 2013 sebanyak 502 kabupaten/kota. Akan tetapi setelah dipilih yang memenuhi kriteria sampel yang dapat diolah sebanyak 313 kabupaten/kota. Akan tetapi setelah melakuan pengujian analisis data terdeteksi 148 sampel yang bias sehingga sampel tersebut harus dibuang. Oleh karena itu, data yang diolah dengan menggunakan model regresi dalam penelitian ini menjadi berjumlah 165 data.

B. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Tampak pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Uji Statistik deskriptif Descriptive Statistics

N Min Max Mean

Std. Deviation

Varian ce

DWEB 165 0 1 ,47 ,500 ,250

RasioKemandirian 165 ,01 ,13 ,0638 ,027 ,001

LN_UkuranPemda 165 27,64 28,87 28,28 ,30 ,091

LN_JumlahPenduduk 165 11,20 14,30 12,83 ,72 ,530 LN_TingkatInvestasi 165 27,59 28,85 28,20 ,29 ,087 LN_PendapatanPerka

pikata 165 8,73 10,34 9,58 ,37 ,137

Valid N (listwise) 165

Sumber:Hasil pengelolaan data melalui SPSS 22, 2015

Tabel 4.2 memberikan gambaran statistik deskriptif dari setiap variabel khususnya minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah pengamatan. Jumlah pengamatan dalam penelitian yaitu 165 sampel. Rasio Kemandirian memiliki nilai minimum terkecil dari variabel


(60)

42

lainnya yaitu sebesar 0.01, nilai maksimum 0,13, rata-rata 0,06 dengan standar deviation 0,027.

Variabel Ukuran Pemerintah memiliki nilai minimum 227,64. Nilai maksimum 28,87 dimana ukuran pemerintah yang memiliki nilai maksimum tertinggi dari variabel lainnya, rata-rata 28,28, standar deviation 0,30. Variabel Jumlah Penduduk memiliki nilai minimum 11,20, nilai maksimum 14,30, nilai rata-rata 12,83 dengan standar deviation 0,72.

Variabel Tingkat Investasi memiliki nilai rata- rata tertinggi yaitu sebesar 28,20, nilai minimum 27,59, nilai maksimum 28,85, dan standar deviation 0,29. Variabel Pendapatan Perkapita memiliki nilai minimum 8,73, nilai maksimum 10,34, nilai rata-rata 9,58 dan standar deviation 0,37. Variabel Publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website

(DWEB) memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1, nilai rata-rata 0,49, dan standar deviation 0,501.

C. Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat korelasi antar variabel independennya. Untuk menguji hal tersebut maka dilakukan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regres


(61)

Tabel 4.3

Uji Multikolienieritas Correlation Matrix

Constant RK UK JP TI PP

Step 1

Constant 1,000 ,014 -,104 ,299 -,144 -,081

RK ,014 1,000 -,155 -,335 ,161 ,073

LN_UK -,104 -,155 1,000 -,198 -,965 -,226

LN_JP ,299 -,335 -,198 1,000 ,064 ,235

LN_TI -,144 ,161 -,965 ,064 1,000 ,172

LN_PP -,081 ,073 -,226 ,235 ,172 1,000

Sumber: Hasil pengelolaan data melalui SPSS 22, 2015

Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen, karena tidak ada nilai yang melebihi 0,90 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat indikasi mulitikolinieritas antara variabel independen dalam penelitian ini.

D. Uji Kualitas Data

1. Uji Nilai -2 Log Likelihood

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengujian regresi logistik adalah melakukkan pengujian untuk menilai kelayakan model regresi. penelitian terhadap model regresi logistik dapat menggunkan pengujian Hosmer and Lemeshow Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Jika nilai

Hosmer and Lemeshow kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Berikut hasil uji Hosmer and Lemeshow’s


(62)

44

Tabel 4.4

Pengujian Kalayakan Model Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 7,855 8 ,448

Sumber: Data diolah melalui SPSS 22, 2015

Berdasarkan dari hasil pengujian Hosmer and Lemeshow Test

ditemukan hasil bahwa Chi-square sebesar 7,855 dengan nilai sig 0,448. Dari hasil tersebut didapat bahwa nilai sig sebesar 0,448 > α 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi layak digunakan untuk melanjutkan pengujian penelitian ini.

2. Menilai Overall Model Fit

Log Likehood Value (nilai-LL) ditujukan untuk menilai keseluruhan model (Overall Model Fit). Cara untuk menilai keseluruhan model tersebut adalah dengan membandingkan antara nilai-2LL pada awal (block number = 0), dimana model hanya memasukan konstanta dengan nilai-2LL pada saat block number= , dimana model memasukkan konstanta dengan variabel bebas. Model menunjukkan model regresi yang baik apabila nilai-2LL block nuber = 0 > nilai2LL block number = 1. Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan --2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model fit dengan data. Berikut tabel yang menunjukkan hasil pengujian keseluruhan model baik sebelum maupun sesudah.

Tabel 4.5

Pengujian Keseluruhan Model

-2LL awal (Block Number = 0) 228,005

-2LL akhir (Block Number =1) 216,309


(63)

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa nilai -2LL awal sebesar 288,005 sedangkan nilai -2LL akhir memiliki nilai sebesar 216,309. penurunan ini menunjukkan bahwa model regresi baik, artinya model fit dengan data.

3. Menguji koefisien Determinan

Koefisien determinan adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat bagaimana kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi perubahan dari variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefesien determinasi ini adalah diantara nilai nol dan satu. Berikut hasil pengujian koefesien determinan.

Tabel 4.6

Uji Koefisien Determinan Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 216,309a ,068 ,091

Sumber : Data diolah melalui SPSS 22, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai nilai

Nagelkerke R Square sebesar 0,091 atau 9,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel publikasi informasi keuangan melalui internet dapat dijelaskan sebesar 9,1% 0leh variabel-variabel independen yaitu rasio kemandirian, ukuran pemerintah, jumlah penduduk, tingkat investasi, dan pendapatan perkapita sedangkan sisanya sebesar 90,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(64)

46

4. Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menunjukkan kemampuan model memprediksi pelaporan keuangan di website oleh pemerintah daerah. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Tabel Klasifikasi

Classification Tablea

Observed Predicted DWEB Percenta ge Correct Tidak Mengungka pkan di Website Mengungkapk an di Website

DWEB Tidak

Mengungkapkan di Website

61 27 69,3

Mengungkapkan

di Website 37 40 51,9

Overall Percentage 61,2

a. The cut value is ,500

Sumber : Data diolah melalui SPSS 22, 2015

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, kekuatan model untuk memprediksi kemungkinan adanya informasi keuangan pemerintah daerah di website adalah 51,9%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan regresi ini terdapat 40 pemerintah daerah yang diprediksi menyajikkan informasi keuangan di website pemerintah dari total 77 pemerintah daerah yang menyajikan informasi keuangan di website. Sedangkan kekuatan model untuk memprediksi tidak adanya informasi keuangan pemerintah daerah di website adalah sebesar 69,3% yang berarti bahwa dengan model regresi ini terdapat


(65)

61 pemerintah daerah yang diprediksi tidak melaporakan informasi keuangan di website dari total 88 pemerintah daerah yang tidak menyajikan laporan keuangan di website.

E. Hasil Analisis Data

1. Persamaan Regresi Logistik

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotetsis

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

DWEB = 12.075 + 16,229 (RK) + 0,394 (UP) – 0,227 (JP) – 0,232 (TI) + 0,963 (PP) + e

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step

1a

RasioKemandirian

16,229 6,649 5,958 1 ,015 1117501 4,784 LN_UkuranPemda ,394 2,539 ,024 1 ,877 1,482 LN_JumlahPenduduk -,227 ,292 ,608 1 ,436 ,797 LN_TingkatInvestasi -,232 2,506 ,009 1 ,926 ,793 LN_PendapatanPerka

pikata ,963 ,474 4,134 1 ,042 2,619

Constant

-12,075 16,86

3 ,513 1 ,474 ,000

a. Variable(s) entered on step 1: RasioKemandirian, LN_UkuranPemda, LN_JumlahPemda, LN_TingkatInvestasi, LN_PendapatanPerkapikata. Sumber: Data diolah melalui SPSS 22, 2015


(66)

48

2. Hasil Pengujian Hipotesis (H1)

Dari hasil pengujian Terlihat bahwa variabel rasio kemandirian terhadap publikasi informasi keuangan di website oleh pemerintah daerah yang diproksikan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki nilai signifikansi (0,015) < α (0,05) dengan nilai koefisien positif sebesar16,229. Dengan demikian rasio kemandirian suatu daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi informasi keuangan daerah di website. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

3. Hasil Pengujian Hipotesis (H2)

Variabel ukuran pemerintah terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website menggunkan perhitungan

Natural Logaritma memiliki nilai koefisien positif sebesar 0.394 dengan nilai signifikansi (0,877) > α (0,05). Hal ini menunjukkan variabel ukuran pemerintah berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di

website, maka dapat disimpulkan bahwa H2ditolak.

4. Hasil Pengujian Hipotesis (H3)

Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk terhadap publikasi informasi keuangan pemerintah daerah di website

yang menggunakan perhitungan Natural Logaritma memiliki nilai koefisien negatif (-0,227) dengan nilai signifikansi (0,793) > α (0,05) Hal tersebut menunjukkan bahwa Jumlah Penduduk berpengaruh


(67)

negatif dan tidak signifikan terhadap publikasi informasi keuangan di

website oleh pemerintah daerah, sehingga dapat disimpulkan bahwa

H3 ditolak.

5. Hasil Pengujian Hipotesis (H4)

Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel Tingkat Investasi terhadap publikasi informasi keuangan di website oleh pemerintah daerah yang menggunakan perhitungan Natural Logaritma memiliki nilai koefisien negatif (-0,232) dengan nilai signifikansi (0,436) > α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap publikasi informasi keuangan di website oleh pemerintah daerah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4ditolak.

6. Hasil Pengujian Hipotesis (H5)

Dari hasil pengujian Terlihat bahwa variabel Pendapatan Perkapita terhadap publikasi informasi keuangan di website oleh pemerintah daerah yang diproksikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki nilai signifikansi (0,042) > α (0,05) dengan niali koefisien positif (12,075). Dengan demikian pendapatan perkapita suatu daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi informasi keuangan daerah di website. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 diterima.


(1)

LAMPIRAN 2

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DWEB 165 0 1 ,47 ,500

RasioKemandirian 165 ,01 ,13 ,0638 ,02777

LN_UkuranPemda 165 27,648048 28,877152 28,28056273 ,301184022 LN_JumlahPenduduk 165 11,204823 14,302537 12,83351431 ,727928558 LN_TingkatInvestasi 165 27,592129 28,855652 28,20458529 ,295700830 LN_PendapatanPerkapikat

a 165 8,735525 10,347083 9,58222997 ,370639589 Valid N (listwise) 165

LAMPIRAN 3

REGRESI LOGISTIK

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 165 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 165 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 165 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value Tidak Mengungkapkan di

Website 0


(2)

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 228,005 -,133

2 228,005 -,134

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 228,005

c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted DWEB

Percentage Correct Tidak

Mengungkapka n di Website

Mengungkapk an di Website Step 0 DWEB Tidak Mengungkapkan di

Website 88 0 100,0

Mengungkapkan di Website 77 0 ,0

Overall Percentage 53,3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables not in the Equation

Score Df Sig. Step 0 Variables RasioKemandirian 5,349 1 ,021

LN_UkuranPemda ,397 1 ,529

LN_JumlahPenduduk ,005 1 ,945

LN_TingkatInvestasi ,178 1 ,673 LN_PendapatanPerkapikata 4,953 1 ,026


(3)

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

RasioKe mandiria

n

LN_Ukura nPemda

LN_JumlahPe nduduk

LN_TingkatI nvestasi

LN_Pendapata nPerkapikata Step 1 1 216,359 -11,325 15,160 ,366 -,212 -,212 ,896

2 216,309 -12,066 16,216 ,393 -,227 -,232 ,962 3 216,309 -12,075 16,229 ,394 -,227 -,232 ,963 4 216,309 -12,075 16,229 ,394 -,227 -,232 ,963 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 228,005

d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1 Step 11,695 5 ,039

Block 11,695 5 ,039

Model 11,695 5 ,039

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 216,309a ,068 ,091

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


(4)

Classification Tablea

Observed

Predicted DWEB

Percentage Correct Tidak

Mengungkapk an di Website

Mengungkapk an di Website Step 1 DWEB Tidak Mengungkapkan di

Website 61 27 69,3

Mengungkapkan di Website 37 40 51,9

Overall Percentage 61,2


(5)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a RasioKemandirian

16,229 6,649 5,958 1 ,015 11175014,784 24,476 51022212186 89,244 LN_UkuranPemda ,394 2,539 ,024 1 ,877 1,482 ,010 215,023

LN_JumlahPemda -,227 ,292 ,608 1 ,436 ,797 ,450 1,411

LN_TingkatInvestasi -,232 2,506 ,009 1 ,926 ,793 ,006 107,744 LN_PendapatanPerkapikata ,963 ,474 4,134 1 ,042 2,619 1,035 6,627

Constant -12,075 16,863 ,513 1 ,474 ,000

a. Variable(s) entered on step 1: RasioKemandirian, LN_UkuranPemda, LN_JumlahPemda, LN_TingkatInvestasi, LN_PendapatanPerkapikata.

Correlation Matrix

Constant

RasioKem andirian

LN_UkuranPe

mda LN_JumlahPemda

LN_TingkatIn vestasi

LN_Pendapatan Perkapikata

Step 1 Constant 1,000 ,014 -,104 ,299 -,144 -,081

RasioKemandirian ,014 1,000 -,155 -,335 ,161 ,073

LN_UkuranPemda -,104 -,155 1,000 -,198 -,965 -,226

LN_JumlahPemda ,299 -,335 -,198 1,000 ,064 ,235

LN_TingkatInvestasi -,144 ,161 -,965 ,064 1,000 ,172


(6)

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

16 + +

I I

I I

F I I

R 12 + +

E I M I

Q I M I

U I M M I

E 8 + M M M +

N I M T M M I

C I M T T M M M I

Y I M T T TMM MM MMM M M I

4 + T T M T T TTMM MMM MMM M M MM +

I T T TM T T M MTTTMMMMMMTMM TM MT M MT I

I M TTMT TT T T TM TTTTTMTTTTTTM TMMTT MTTT T M M I

I TTTMTTTTMTTTTTT TTMTTTTTMTTTTTTTMTMTTTMMTTTMT TMMT TM M M M I

Predicted ---+---+---+---+---+---+---+---+---+---

Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1

Group:

TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMMMMMMMMMMM

Predicted Probability is of Membership for Mengungkapkan di Website The Cut Value is ,50

Symbols: T - Tidak Mengungkapkan di Website M - Mengungkapkan di Website Each Symbol Represents 1 Case.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS SKPD KOTA BANDARLAMPUNG)

40 236 75

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS)

0 0 24

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 0 23

PENGARUH TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH TERHADAPTRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH: BUKTI EMPIRIS PADA PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA

0 0 16

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA PADA ERA REFORMASI

0 1 12

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 0 14

DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET Mya Dewi Trisnawati Komarudin Achmad (Universitas Brawijaya) Abstract - 149 DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN pemda melalui internet

1 3 21

PENGARUH AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

0 2 12

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATENKOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 2 18

SKRIPSI ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT oleh:

0 3 15