Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN SEBAGAI VARIABLE MODERATING: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh:
ADRI FITRIYANI 107017038 / Akt
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN SEBAGAI VARIABLE MODERATING: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Oleh:
ADRI FITRIYANI 107017038 / Akt
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
Judul Tesis : PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SEBAGAI VARIABLE
MODERATING : STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Adri Fitriyani Nomor Pokok : 107017038 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, CPA) (Drs. Firman Syarif, Msi,Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, CPA) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac)
(4)
Telah diuji pada
Tanggal : 06 Januari 2014
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Firman Syarif, Msi,Ak
2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 4. Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak
(5)
PERNYATAAN Judul Tesis
“PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SEBAGAI VARIABLE MODERATING: STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan,
Yang membuat pernyataan
(6)
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan (ROE) dan pengaruh struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 130 perusahaan. Sampel perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling adalah sebanyak 36 perusahaan dikalikan 3 (tiga) tahun observasi sehingga menjadi 108 data . Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, terutama untuk data laporan keuangan dan annual report perusahaan sampel pada tahun 2010,2011,2012. Model analisis data menggunakan pendekatan model regresi linier sederhana dan uji interaksi, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) CSR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROE), (2) variabel kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dengan ROE, sedangkan variable kepemilikan asing sebagai variable moderating tidak mampu memoderasi hubungan CSRdengan ROE
Kata Kunci: Corporate social Responsibility, Kepemilikan manajemen, Kepemilikan institusional, Kepemilikan asing dan Kinerja keuangan (ROE)
(7)
THE INFLUENCE OF THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ON FINANCIAL PERFORMANCE OF COMPANY WITH OWNERSHIP STRUCTURE AS MODERATING VARIABLE:
AN EMPIRIAL STUDY ON THE COMPANIES REGISTERED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The objective of the research was to find out and to analyze the influence of the disclosure of corporate social responsibility (CSR) on financial performance (ROE) and the influence of managerial ownership structure, institutional ownership, and foreign ownership as moderating variables which can moderate the correlation between CSR and financial performance (ROE). The population was all 130 companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The samples consisted of 36 companies multiplied by three year observations so that there were 108 data. The research used associative causal types, using quantitative data. The data consisted of secondary data which came from P RPM (Center of Capital Market Reference) of the Indonesia Stock Exchange, especially for the data of financial report and sample of company’s annual report of 2010, 2011, 2013. The model of data analysis wa s simple linear regression model and interaction test, data normality test, and classic assumption test. The result of the research showed that 1) CSR had significant influence on financial performance (ROE), 2) the variable of management ownership could moderate the correlation between CSR and ROE, while the variable of foreign ownership as moderating variable could not moderate the correlation between CSR and ROE.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Management Ownership, Institutional Ownership, Foreign Ownership, Financial Performance (ROE)
(8)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrabbil alamin. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia-NYA serta shalawat dan salam kita sampaikan kepada Rasullulah Muhammad SAW, yang sangat kita harapkan safaatnya di kemudian hari kelak, Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran dan tenaga pada proses penulisan tesis ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Magister di Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, Msc, Selaku Direktur Sekola Pascasarjana Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya
3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(9)
4. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, CPA selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi, selaku Ketua dan anggota komisi pembimbing dan penguji atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi,Ak, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak dan Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak selaku tim penguji tesis atas saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
7. Seluruh staf pengajar Program Magister Akuntansi atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan.
8. Ayahanda H. Adnan Syah dan Ibunda Hj. Chairiah serta Kakak (Adri Arianty, ST) dan adik-adik (M. Adna Miraza, ST, Teti Chairani, SE, dr. Irma Susanti dan Nur’Aliah, SE) atas segala doa dan dukungan yang diberikan.
9. Keumala Hayati, Mesrawati, Olivia V. Nainggolan, Chomz serta rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masih diharapkan masukan dan perhatian bagi pembaca untuk memberikan saran yang konstruktif untuk perbaikan. Namun demikian, kiranya tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu akuntansi.
Medan,
(10)
RIWAYAT HIDUP
a. Data Pribadi
Nama : Adri Fitriyani
Tempat / tanggal Lahir : Medan / 24 September 1981
Agama : Islam
Nama orang Tua : H. Adnan Syah
Hj. Chairiah
Saudara : Adri Arianty
Mhd. Adna Miraza Teti Chairani Irma Susanti Nur Aliah
Alamat : Jl. Raya Menteng Gang
Benteng No. 28 A Medan
b. Pendidikan Formal
- SD Inpres No. 066057 : Medan, Lulus Tahun 1993 - SMP NEGERI 10 : Medan, Lulus Tahun 1996 - SMA Swasta Jend. Sudirman : Medan, Lulus Tahun 1999 - S1 universitas Sumatera Utara : Medan, Lulus Tahun 2004
c. Pengalaman Kerja
- Staf Keuangan PT Jamsostek (Persero) tahun 2004 - 2013
- Staf Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut tahun 2014 - sekarang
(11)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
1.5. Originalitas ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1. Landasan Teori ... 12
2.1.1.Corporate Social Responsibility (CSR) atau Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan ... 12
2.1.2.Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan ... 16
2.1.3.Kinerja Keuangan Peusahaan ... 18
2.1.4.Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial ... 21
2.1.4.1. Kepemilikan Manajemen ... 22
2.1.4.2. Kepemilikan Institusional ... 23
2.1.4.3. Kepemilikan Asing ... 25
2.2. Review Peneliti Terdahulu ... 27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32
3.1. Kerangka Konsep ... 32
3.2. Hipotesis ... 35
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 37
4.1. Jenis Penelitian ... 37
4.2. Lokasi Penelitian ... 37
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
(12)
4.5. Defenisi dan Metode Pengukuran Variable ... 39
4.6. Metode Analisis Data ... 42
4.6.1. Statistik Deskriptif... 42
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 43
4.6.3. Model Penelitian ... 46
4.6.4. Pengujian Hipotesis ... 49
4.6.4.1. Koefisien Determinasi (R²) ... 50
4.6.4.2. Uji Statistik Signifikansi (Uji Statistik F) ... 50
4.6.4.3. Uji Statistik t ... 51
4.6.4.4. Analisis Regresi Variable Moderating dengan Metode Interaksi ... 51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
5.1. Deskriptif Data ... 53
5.1.1. Deskriptif Statistik Variable penelitian ... 53
5.1.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 57
5.1.2.1.Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 57
5.1.2.2.Hasil Pengujian Asumsi Multikolonieritas ... 58
5.1.2.3.Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ... 59
5.1.2.4.Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 60
5.2.Hasil Analisis dan Pembahasan ... 61
5.2.1. Hasil Pengujian Hipotesis I ... 61
5.2.2. Hasil Pengujian Hipotesis II... 65
5.2.3. Hasil Pengujian Hipotesis III ... 69
5.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis IV ... 72
5.3. Pembahasan... 75
5.3.1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 75
5.3.2. Kepemilikan Manajamen sebagai Variable Moderating dapat Memoderasi Hubungan Corporate Social Responsibility dengan Kinerja Keuangan ... 77
5.3.3. Kepemilikan Institusional sebagai Variable Moderating dapat Memoderasi Hubungan Corporate Social Responsibility dengan Kinerja Keuangan ... 79
5.3.4. Kepemilikan Asing sebagai Variable Moderating dapat Memoderasi Hubungan Corporate Social Responsibility dengan Kinerja Keuangan ... 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
6.1. Kesimpulan ... 82
6.2. Saran dan Keterbatasan ... 82
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) ... 30
Tabel 4.1. Kriteria Pengambilan Sample ... 42
Tabel 4.2. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 45
Tabel 5.1. Analisis Deskriptif Penelitian Sebebelum LN ... 56
Tabel 5.2. Deskriptif Variable Penelitian setelah Transformasi LN ... 60
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Normalitas Model dengan One-Sample ... 61
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas Model ... 62
Tabel 5.5. Hasil Pengujian Asumsi Autokolerasi Model ... 63
Tabel 5.6. Hasil Uji Glejser Model ... 64
Tabel 5.7. Nilai R Square ... 65
Tabel 5.8. Persamaan Regresi Model ... 66
Tabel 5.9. Nilai Hitung Signifikansi ... 67
Tabel 5.10. Uji Statistik t ... 68
Tabel 5.11. Nilai R Square ... 69
Tabel 5.12. Model Persamaan Regresi ... 69
Table 5.13 Nilai Hitung Signifikansi ... 71
Tabel 5.14. Hasil Pengujian Interaksi Coporate Social Responsibility dan Kepemilikan Manajemen Sebagai Variable Moderating terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 72
Tabel 5.15. Nilai R Square ... 73
Tabel 5.16. Model Persamaan Regresi Variable ... 73
(14)
Tabel 5.18. Hasil Pengujian Interaksi Coporate Social Responsibility dan Kepemilikan Institusional Sebagai Variable Moderating
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 75
Tabel 5.19. Nilai R Square ... 76
Tabel 5.20. Model Persamaan Regresi Variable ... 76
Tabel 5.21. Nilai Hitung Signifikansi ... 78
Tabel 5.22. Hasil Pengujian Interaksi Coporate Social Responsibility dan Kepemilikan Asing Sebagai Variable Moderating terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 78
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual I ... 33
Gambar 3.2. Kerangka Konseptual II ... 34
Gambar 3.3. Kerangka Konseptual III ... 34
Gambar 3.4. Kerangka Konseptual IV ... 35
Gambar 5.1. Grafik Histogram Normalitas ... 59
Gambar 5.2. Normal PP Plot Residual Model ... 61
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Checklist Pengungkapan CSR ... 91 Lampiran 2. Daftar Popilasi perusahaan manufaktur yang Terdaftar
di BEI ... 95 Lampiran 3. Daftar Sample Perusahaan manufaktur yang Terdaftar
di BEI 2010-2012 ... 99 Lampiran 4. Daftar Total Pengungkapan Sosial Berdasarkan 7 Kriteria ... 100 Lampiran 5. Deskriptif Statistik sebelum LN ... 103 Lampiran 6. Pengujian Pengaruh Corporate Socia l Responsibility
terhadap Kinerja Keuanga ... 108 Lampiran 7. Pengujian Interaksi Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan Manajemen sebagai Variable Moderating terhadap Kinerja Keuangan ... 109 Lampiran 8. Pengujian Interaksi Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan Institusional sebagai Variable Moderating terhadap Kinerja Keuangan ... 110 Lampiran 9. Pengujian Interaksi Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan Asing sebagai Variable Moderating
(17)
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan (ROE) dan pengaruh struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 130 perusahaan. Sampel perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling adalah sebanyak 36 perusahaan dikalikan 3 (tiga) tahun observasi sehingga menjadi 108 data . Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, terutama untuk data laporan keuangan dan annual report perusahaan sampel pada tahun 2010,2011,2012. Model analisis data menggunakan pendekatan model regresi linier sederhana dan uji interaksi, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) CSR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROE), (2) variabel kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dengan ROE, sedangkan variable kepemilikan asing sebagai variable moderating tidak mampu memoderasi hubungan CSRdengan ROE
Kata Kunci: Corporate social Responsibility, Kepemilikan manajemen, Kepemilikan institusional, Kepemilikan asing dan Kinerja keuangan (ROE)
(18)
THE INFLUENCE OF THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ON FINANCIAL PERFORMANCE OF COMPANY WITH OWNERSHIP STRUCTURE AS MODERATING VARIABLE:
AN EMPIRIAL STUDY ON THE COMPANIES REGISTERED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The objective of the research was to find out and to analyze the influence of the disclosure of corporate social responsibility (CSR) on financial performance (ROE) and the influence of managerial ownership structure, institutional ownership, and foreign ownership as moderating variables which can moderate the correlation between CSR and financial performance (ROE). The population was all 130 companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The samples consisted of 36 companies multiplied by three year observations so that there were 108 data. The research used associative causal types, using quantitative data. The data consisted of secondary data which came from P RPM (Center of Capital Market Reference) of the Indonesia Stock Exchange, especially for the data of financial report and sample of company’s annual report of 2010, 2011, 2013. The model of data analysis wa s simple linear regression model and interaction test, data normality test, and classic assumption test. The result of the research showed that 1) CSR had significant influence on financial performance (ROE), 2) the variable of management ownership could moderate the correlation between CSR and ROE, while the variable of foreign ownership as moderating variable could not moderate the correlation between CSR and ROE.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Management Ownership, Institutional Ownership, Foreign Ownership, Financial Performance (ROE)
(19)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Corporate social responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional. Perusahaan di dunia khusus di Indonesia telah banyak yang melaksanakan tanggung jawab sosialnya di masyarakat.
Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang positif maupun negatif. Di satu sisi perusahaan menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat, namun disisi lain tidak jarang masyarakat dan lingkungan mendapatkan dampak buruk dari aktivitas perusahaan. Banyak perusahaan yang dianggap telah memberikan kontribusi kemajuan ekonomi dan teknologi bagi masyarakat, tetapi mendapatkan kritikan karena telah menciptakan masalah sosial dan lingkungan.
CSR merupakan klaim agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan pemegang saham saja, tetapi juga untuk orang lain di sekitarnya dalam praktek bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen dan lingkungan. Global Compact Initiative (2002) menyebutkan pemahaman ini dengan 3P (Profit, People, Pla net) , yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (Profit), tetapi juga mensejahterakan orang (P eople), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho, 2007).
Kesadaran tentang pentingnya mempraktikkan CSR ini menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap
(20)
produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM) (Monika dan Hartanti, 2008). Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan sudah mulai berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peraturan yang mengatur hal tersebut dalam Undang-undangan No.40 tahun 2007 tentang Persero Terbatas, pada bab IV bagian kedua pasal 66 (2), poin c yang mengatur tentang laporan tahunan, disebutkan bahwa direksi harus menyampaikan laporan tahunan yang sekurang-kuranganya memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Lebih jauh lagi, dalam Undang-undang No 40 Pasal 74 Tahun 2007, bab V tentang Tanggung Jawab Sosial. Pada pasal 74 (1), (2), (3) dan (4) disebutkan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang ada/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu berupa biaya yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. Apabila perusahaan tidak melakukan kewajiban tersebut maka akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. dan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 2012. Kemudian agar dapat berkesinambungan perusahaan sangat perlu mempertimbangkan lingkungan sosialnya dalam melakukan pengambilan keputusan.
Mirfazli dan Nurdiono (2005) menyatakan bahwa kehilangan rekanan bisnis ataupun resiko terhadap citra perusahaan (brand risk) akan berdampak pada kelangsungan hidup usaha yang telah berjalan. Berdasarkan hal tersebut dapat
(21)
dikatakan bahwa tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan adalah sebagai investasi bukan sebagai beban karena akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dengan benar juga akan memperkecil resiko terjadinya berbagai biaya sosial yang mungkin terjadi akibat kelalaian perusahaan.
CSR memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Informasi tersebut berupa keamanan dan kualitas produk serta aktivitas lingkungan. Selain itu mereka menginginkan informasi mengenai etika, hubungan dengan karyawan dan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainability reporting).
Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh legitimasi dengan memperlihatkan tanggung jawab sosial melalui pengungkapan CSR dalam media termasuk dalam laporan tahunan perusahaan (Haniffa dan Coke, 2005). Hal yang sama juga dikemukan oleh Kiroyan (2006) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar.
(22)
Aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan peningkatan kinerja keuangan (Dahlia dan Siregar, 2008).
Para pengusaha beragumen bahwa CSR tidak boleh dipaksakan karena bersifat sukarela dan menjadi bagian dari strategi perusahaan. Mewajibkan perseoran menyisihkan dana CSR melanggar hak asasi manusia dan merugikan kepentingan pemegang saham karena akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba perseroan. Penurunan laba berdampak pada penurunan jumlah deviden yang diterima pemegang saham dan nilai ekuitas perusahaan. Selain itu kewajiban CSR akan menimbulkan komplikasi masalah yang merugikan dunia bisnis.
Menurut Pambudi (2006), terdapat berbagai variasi cara pandang perusahaan terhadap CSR, apakah hal ini dianggap sebagai hal yang penting atau tidak. Cara pandang ini selanjutnya akan memengaruhi praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan dan juga akan berdampak pada pengungkapan CSR yang disusunnya. Sejauh ini terdapat tiga cara perusahaan memandang CSR. Pertama, sebagai strategi perusahaan yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan. Kedua, sebagai compliance (ketaatan) karena nantinya ada hukum yang memaksa penerapannya. Ketiga, yang melakukannya beyond compliance karena perusahaan merasa sebagai bagian dari komunitas. Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip etika bisnis
(23)
dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat (Wibisono, 2007:66). Selain tuntutan masyarakat, tekanan dari pemerintah juga berperan dalam mendorong perusahaan untuk memperhatikan tanggung jawab sosialnya (Cahyandito dan Ebinger, 2005). Tekanan pemerintah ini diwujudkan dalam berbagai peranan dan undang-undang yang mengatur perusahaan dengan lingkungan sosialnya yaitu dinyatakan dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007.
Penelitian mengenai CSR terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di negara lain. Penelitian yang menginvestigasi hubungan CSR dan kinerja perusahaan yang meliput kinerja keuangan dan kinerja ekonomi di lakukan oleh Mahoney, et al (2003) yang meneliti hubungan antara kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan (return on equity/ROE dan return on assets/ROA) dengan variable kontrol debt assets ratio dan assets. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan. Balbanis, dkk (1988) meneliti mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap profitabilitas pada perusahaan yang listing di London Stock Exchange. Hasilnya menunjukkan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan berkolerasi positif terhadap profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, tetapi berkolerasi negatif terhadap kinerja pasar. Penelitian Balbanis juga didukung oleh Heal dan Garret (2004) yang mengatakan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi
(24)
kepada manajemen resiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang perusahaan.
Di Indonesia penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan diantaranya penelitian Dahlia dan Siregar (2008) mengatakan bahwa ada kolerasi positif dan signifikan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan, tetapi berkolerasi negatif terhadap cumulative abnormal return (CAR). Cahyono dan Yuyetta (2009) menyatakan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROE dan abnormal return.
Hackston & Milne (1999) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai tanggung jawab sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan penjualan. Anggraini (2006) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa persentase kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan manajemen di dalam perusahaan, manajer perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi sosial dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di dalam program CSR.
Dalam teori korporasi modern, struktur kepemilikan akan mempengaruhi kinerja organisasi. Kepemilikan oleh manajemen (inside ownership) dapat membantu mensejajarkan kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang saham sehingga mereka akan menanggung biaya yang sama jika mereka lalai atau berlebihan dalam menggunakan aset. Kepemilikan oleh institusi akan mendorong
(25)
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen (Kartikawati, 2007). Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya melihat keuntungan yang akan didapat berasal dari para stakeholder-nya, secara tipikal berdasarkan atas home market (pasar tempat beroperasi) yang dapat memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang (Barkemeyer, 2007). Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan multinasional haruslah menjalin hubungan baik dengan para stakeholder. Perusahaan multinasional yang dimiliki oleh pengusaha Eropa dan United State diyakini dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan para stakeholder yang ada. Hal ini disebabkan pengusaha yang berasal dari benua paling maju ini mengenal betul cara menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan. Untuk menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan, perusahaan multinasional mengungkapkan tanggung jawab sosial sebagai kepedulian mereka terhadap para stakeholder yang ada. Pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan multinasional terutama perusahaan Eropa dan United State sangat mengedepankan isu-isu sosial; seperti hak asasi manusia , pendidikan, tenaga kerja dan isu lingkungan (Machmud dan Djakman, 2008). Dengan pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial yang baik akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan nantinya akan meningkat apabila perusahaan dapat mengungkapkan tanggung jawab sosial mereka dengan baik.
(26)
Fenomena perkembangan isu CSR secara khusus dibahas oleh majalah MIX edisi 16 Oktober 2006. Menurut penelusurannya, dalam lima tahun terakhir ini istilah CSR sangat popular di Indonesia. Banyak perusahaan antusias menjalankannya karena beberapa hal, antara lain; dapat meningkatkan citra perusahaan dan dapat menjamin keberlangsungan perusahaan. Warta Ekonomi pada tahun 2006 (dalam Sayekti dan Wondabio 2007) melaporkan bahwa perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya.
Fenomena lain yang berkaitan dengan pelanggaran tanggung jawab sosial perusahaan juga telah terjadi di Indonesia. Kasus-kasus seperti banjir lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo, Jawa Timur, pencemaran Teluk Buyat di Minahasa Selatan oleh PT. Newmont Minahasa Raya, pembakaran hutan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, masalah pemberdayaan masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport di Papua, konflik masyarakat Aceh dengan Exxon mobil yang mengelola gas bumi di Arun, dana dan temuan BPK berkaitan dengan cost recovery yang ditengarai banyak mengandung penyelewengan dari para kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) BPMIGAS membuat masyarakat selalu berpandangan negatif akan kegiatan operasional suatu entitas bisnis (www.csrindonesia.com)
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating”
(27)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah untuk melihat secara empiris :
1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2012?
2. Apakah struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dengan ROE?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010–2012
2. Pengaruh struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSRdengan ROE.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat kepada peneliti, tetapi juga bermanfaat bagi akademisi dan perusahaan.
1. Bagi Peneliti, untuk menambah wawasan Peneliti khususnya tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE dan bagaimana struktur
(28)
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dengan ROE.
2. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan meningkatkan pengetahuan mengenai CSR dengan segala komponen yang mempengaruhinya khususnya pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Bagi perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya CSR dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial.
1.5. Originalitas
Penelitian ini didasarkan pada penelitian Dahlia dan Siregar (2008), hasil penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap variable ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, adalah:
1. Penelitian ini mengambil 3 (tiga) tahun periode penelitian yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012. Sedangan penelitian sebelumnya mengambil 2 (dua) tahun periode penelitian yaitu tahun 2005 dan 2006
(29)
2. Penelitian ini membatasi sample pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012, sedangkan peneliti sebelumnya mengambil sample semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian ini menambahkan variable struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Corporate Social Responsibility (CSR) atau Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
Menjalankan bisnis dengan cara yang mampu melestarikan lingkungan hidup (CSR) lebih dari sekedar terobosan hubungan kemasyarakatan yang baik tetapi juga merupakan bisnis yang baik. Masalah tanggung jawab sosial muncul ketika suatu perusahaan menetapkan misi bisnisnya dimana kebijakan sosial secara langsung mempengaruhi konsumen, produk dan jasa, pasar, teknologi, profitabilitas, konsep diri dan citra publik perusahaan.
Perusahaan menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan, masyarakat dan lingkungan dimana dia beroperasi. Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasikan kontribusi perusahaan dari sisi ekonomis dan politis (Guthrie dan Parker, 1990)
CSR adalah wujud dari kepedulian dan sensitifitas perusahaan untuk ikut meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan, serta merupakan bagian dari upaya investasi yang mendukung keberlanjutan dari usaha yang dikembangkan, tak terpisah dari strategi jangka panjang. Pola umum CSR di Indonesia adalah pertama, kelompok pemberi dana bantuan, yaitu lembaga
(31)
filantropi atau lembaga donor dan para penyumbang dana bantuan (corporate, dll). Kedua, kelompok perantara yaitu lembaga/organisasi nirlaba yang mengelola dan menyalurkan dana bantuan (grant-making institution). Ketiga, kelompok penerima dana bantuan yaitu lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok-kelompok masyarakat sipil lainnya yang memperoleh dan memanfaatkan dana bantuan.
Praktek pengungkapan informasi CSR bervariasi diantara waktu ke waktu dan antar negara. Pengungkapan CSR untuk meningkatkan citra perusahaan yang ingin dilihat sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitar aktivitas perusahaan.
Menurut Darwin, 2004, dalam Anggraini, 2006, Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
(32)
Menurut Wikipedia, defenisi CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang usaha, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Dalam prakteknya, terdapat berbagai bentuk pengaplikasian CSR. Peranan CSR dalam perusahaan sangat penting. Peranan CSR bagi perusahaan adalah keberadaan perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan dan mendapatkan citra (image) positif dari masyarakat luas, mempertahankan SDM berkualitas, meningkatkan pengambilan keputusan pada hal kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko serta memperoleh akses modal.
Dari beragam defenisi CSR, ada satu kesamaan bahwa CSR tidak bisa lepas dari kepentingan shareholder dan sta keholder perusahaan. Mereka adalah pemilik perusahaan, karyawan, masyarakat, negara dan lingkungan. Konsep inilah yang kemudian diterjemahkan oleh John Elkington sebagai triple bottom line yaitu profit, people dan planet. Maksudnya tujuan CSR harus mampu meningkatkan laba perusahaan, mensejahterakan karyawan dan masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan (Titisari, 2009).
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders dan shareholder
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
(33)
organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainibility Reporting harus menjadi dokumen strategis yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang membawanya menuju kapada core business dan sektor industrinya.
Secara prinsip, informasi tentang aktivitas kinerja sosial dan lingkungan perusahaan (CSR) memang harus disajikan dalam laporan keuangan. Alasannya, laporan keuangan merupakan “media” komunikasi informasi tentang posisi keuangan dan kinerja aktivitas pendapatan, pembiayaan dan laba rugi perusahaan pada suatu priode kepada stakeholder. Dari media laporan keuangan, para stakeholder (investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat) bisa menilai kekuatan, keuntungan, resiko, prospek dan keberlanjutan suatu perusahaan sebelum mengambil suatu keputusan. Karena itu, sebagai media komunikasi, laporan keuangan memang harus menyertakan informasi investasi, pembiayaan, aktivitas dan kinerja CSR agar para stakeholder bisa mengetahui informasi perusahaan secara utuh sebelum mengambil keputusan ekonomi.
Menurut Wibisono (2007), manfaat perusahaan menerapkan CSR antara lain :
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan
d. Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional perusahaan e. Membuka peluang pasar yang lebih luas
(34)
f. Mereduksi biaya, misalnya biaya yang terkait dengan dampak pembuangan limbah
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders h. Memperbaiki hubungan dengan regulator
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan j. Peluang mendapatkan penghargaan
2.1.2. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews, 1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996), merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khususnya yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibandingkan hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al, 1987) dalam Eddy 2005.
Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:
(35)
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Glouter dalam Utomo (2000) menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial adalah:
1. Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.
2. Ketenagakerjaan
Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya.
3. Produk dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.
4. Lingkungan Hidup
Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.
(36)
2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Honger (2007 : 372) mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan sasaran perusahaan.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik.
Dalam bukunya Halim (2003: 17) (website jurnal-sdm) yang berjudul “Analisis Investasi ” menyebutkan bahwa ide dasar dari pendekatan fundamental ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham . Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
(37)
Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif (Hanafi, 2003: 76), yaitu:
a. Ukuran kriteria tunggal (single criteria ) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti yang sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan.
b. Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Kriteria ini mencari berbagai aspek kinerja manajer, sehingga manajer dapat diukur kinerjanya dari beragam kriteria.Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.
c. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria ) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran , untuk memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer. Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa beberapa tujuan lebih penting dibandingkan dengan tujuan yang lain, sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu pada beragam kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer.
(38)
Dalam proses pengambilan keputusan dari evaluasi terhadap kinerja perusahaan, investor cenderung lebih menyukai alternatif pengukuran kinerja yang mencerminkan laba yang tinggi (Honger, 1992:406). Indikator pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang sering di pakai adalah EPS (Earnings per Share), ROI (Return on Invesment), dan ROE (Return on Equity) merupakan pengukur kinerja yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan pengendalian atas investasi perusahaan.
Return on invesment/ROI merupakan perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba (Mulyadi, 1997). ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang biasa di peroleh dari seluruh kekayaan yang di miliki perusahaan. Untuk itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan (Husna,1998) dalam Hery (2009).
Analisis rasio keuangan bertujuan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan (Mardiyanto 2009:51).Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba jenis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efesiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kelayakan rasio ini terdiri atas gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, cash flow margin, return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan cash return asset (Fraser 1992 dalam Sugiono dan Untung(2008:61).
Alat pengukuran kinerja keuangan yang paling populer diantara penanam modal dan manajer senior adalah hasil atas hak pemegang saham (return on equity/ROE) . Analisis ini ini sering diterjemahkan sebagai Rentabilitas Modal
(39)
Sendiri. ROE merupakan ratio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri, yang berarti juga merupakan ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis yang bersangkutan (Gatot Widiyanto, 1993)
2.1.4. Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial
Struktur kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme dalam corporate governance (Gunarsih, 2003). Struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan juga menjelaskan komitmen pemilik untuk mengelola dan menyelamatkan perusahaan (Wardhani,2006).
Struktur kepemilikan merupakan salah satu dari karakteristik perusahaan. Karena sudah banyak penelitian yang menguji karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial, maka dalam penelitian ini difokuskan hanya meneliti struktur kepemilikan perusahaan. Karena pengaruh tekanan global yang meminta transparansi dan akuntabilitas serta isu-isu global yang dihadapi perusahaan multinasional, para investor sekarang juga mempertimbangkan kinerja keuangan dan kinerja sosial dalam keputusan investasinya. Dalam suatu perusahaan, ada dua jenis shareholder yaitu affiliated shareholder dan nonaffiliated shareholder. Non affiliated shareholder merupakan pemegang saham yang tidak terkait langsung dengan kegiatan perusahaan, seperti kepemilikan saham oleh institusi dan individu. Sedangkan affiliated shareholder
(40)
merupakan pemegang saham yang terkait langsung dengan aktivitas perusahaan, seperti manager.
2.1.4.1. Kepemilikan Manajemen
Kepemilikan manajemen adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Cristiawan dan Tarigan 2007). Kepemilikan manajemen diukur dengan manggunakan rasio antara jumlah saham yang dimiliki manajer atau direksi terhadap total saham yang beredar (Rustendi dan Jummi, 2008)
Wahidawati (2002) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen meningkat.
Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut. (Retno, 2006).
(41)
Hasil penelitian Mudambi dan Nicosia (1995) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jansen Meckling (1976) menyatakan bahwa guna mengurangi konflik kepentingan antara principal dan agen dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan. Dengan memiliki bagian saham di dalam perusahaan, keinginan dan kepentingan manajer yang pada dasarnya berbeda dapat disatukan dengan keinginan dan kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Melalui kepemilikan manajerial manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
Retno (2006) meneliti mengenai pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI). Retno mengatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki resiko politis yang tinggi cenderung mengungkapkan informasi sosial yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain
2.1.4.2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan kepemilikan institusi lain). Kepemilikan institusional merupakan pemegang saham terbesar sehingga merupakan sarana untuk memonitor manajemen (Machmud dan Djakman, 2008).
(42)
Investor institusional dapat meminta manajemen perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial dalam laporan tahunannya untuk transparansi kepada stakeholders untuk memperoleh legitimasi dan menaikkan nilai perusahaan melalui mekanisme pasar modal sehingga mempengaruhi harga saham perusahaan (Brancato dan Gaughan,1991 dalam Fauzi, Mahoney, dan Rahman, 2007).
Coffey dan Fryxell (1991) menemukan bahwa tingkat pengungkapan corporate social performance yang tinggi akan menarik investor, khususnya investor institusional. Waddock dan Graves (1994) menemukan bahwa kepemilikan institusional yang ditunjukkan oleh jumlah institusi yang memiliki saham di suatu perusahaan berpengaruh signifikan secara positif terhadap corporate social performance. Sedangkan, kepemilikan institusional yang ditunjukkan oleh persentase saham yang dimiliki oleh institusi di suatu perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap corporate social performance.
Machmud dan Djakman (2008) menemukan bahwa kepemilikan institusi yang terdiri dari perusahaan perbankan, asuransi, dana pensiun, dan asset management di Indonesia belum mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor institusi ini juga cenderung tidak menekan perusahaan untuk mengungkapan corporate social responsibility secara detail (menggunakan indikator GRI dalam laporan tahunan perusahaan).
(43)
2.1.4.3. Kepemilikan asing
Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008)
Menurut Hadi dan Sabeni (2002) bahwa perusahaan asing mendapat pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri, perusahaan asing mungkin memiliki sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan perusahaan induk serta kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.
Seperti diketahui, negara-negara luar terutama Eropa dan United State merupakan negara-negara yang sangat memperhatikan isu-isu sosial seperti pelanggaran hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan isu lingkungan seperti, efek rumah kaca, pembakaran liar, serta pencemaran air (Machmud dan Djakman, 2008). Hal ini juga yang menjadikan dalam beberapa tahun terakhir ini, perusahaan multinasional mulai mengubah perilaku mereka dalam beroperasi demi menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan (Simerly dan Li, 2001 dalam Fauzi, 2006).
Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal dari para stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home market (pasar tempat beroperasi) yang dapat
(44)
memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang (Barkemeyer, 2007; Machmud dan Djakman, 2008).
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat disekitarnya. Dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Fauzi (2006) menemukan bukti empiris bahwa pencapaian dari aspek sosial antara perusahaan nasional dengan perusahaan multinasional adalah sama. Sedangkan dari aspek lingkungan, pencapaian perusahaan multinasional yang ada di Indonesia lebih baik dari pada perusahaan nasional. Tidak ada hubungan antara kinerja sosial dengan kinerja keuangan dalam perusahaan nasional. Sedangkan dalam perusahaan multinasional terdapat hubungan antara kinerja sosial dan kinerja keuangan. Berarti perusahaan dengan kepemilikan asing akan cenderung mengungkapkan pertanggungjawaban sosial yang lebih besar karena mempunyai dana yang besar untuk mendanai kegiatan sosial dan lingkungan.
Tanimoto dan Suzuki (2005) melihat luas adopsi GRI dalam laporan tanggung jawab sosial pada perusahaan publik di Jepang, membuktikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor pendorong terhadap adopsi GRI dalam pengungkapan tanggung jawab sosial.
Berbeda dengan hasil penelitian oleh Marwatta (2001) dalam Machmud dan Djakman (2008) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang secara statistik
(45)
signifikan antara struktur kepemilikan asing terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Indonesia.
Konsisten dengan hasil penelitian Marwata (2006), Machmud dan Djakman (2008) menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemilikan asing terhadap CSR disclosure. Kepemilikan asing dalam perusahaan di Indonesia tidak menggambarkan tingginya indeks GRI sebagai ukuran pengungkapan CSR. Kemungkinan yang mendasari perusahaan dengan kepemilikan asing terutama Eropa dan Amerika ini memiliki pengungkapan yang relatif kecil karena jika kepemilikan mereka pada perusahaan di Indonesia dikonsolidasikan dengan perusahaan induk di negara asal maka kemungkinan persentase kepemilikan tersebut sangat kecil, sehingga mereka menjadi kurang memperhatikan pengungkapan CSR sebagai suatu hal yang penting untuk diungkapkan kepada publik dan lebih banyak perusahaan unregulated company sehingga pengungkapan CSR cenderung tidak menjadi fokus utama perusahaan dalam menyajikan laporan tahunan.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Banyak literatur yang menegaskan bahwa aktivitas CSR yang tertuang dalam pengungkapan sosial perusahaan berpengaruh dan memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan. Dalam penelitian empiris, beberapa peneliti telah mencoba untuk mengungkapkan hal ini dalam berbagai perspektif yang berbeda.
Cahyono dan Yuyetta (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Perusahaan
(46)
dengan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderating” yang mengambil sampel perusahaan manufaktur dari perusahaan publik yang tercatat di BEI pada tahun 2006 dan 2008. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE dan kepemilikan asing sebagai variable moderating tidak dapat mempengaruhi pengungkapan CSR dan kinerja keuangan.
Arida (2010), yang meneliti Pengaruh kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja keuangan yang melakukan studi kasus pada perusahaan manufaktur Go Publik di bursa efek Indonesia. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan Institusional dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan secara parsial, kepemilikan manajemen berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan dan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Dahlia dan Siregar (2008), “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada perusahaan yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 dan 2006)” menyimpulkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROE) dan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja pasar (CAR).
Nurlela dan Islahuddin (2008), Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Peusahaan dengan Persentase Kepemilikan Manjaemen Sebagai
(47)
Variable Moderating (Studi Empiris Pada perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Dalam penelitiannya menemukan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate social Responsibility dengan persentase kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Anwar. dkk (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Pasar” yang mengambil data sekunder time series dari Bursa efek Indonesia (BEI) priode 2007 sampai dengan 2009 menyimpulkan bahwa ROA (Return on Asset), ROE (Return 0n Equity), dan EVA (Economic Value Added) dan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap harga saham. Dari pengujian hipotesis ada pengaruh signifikan antara ROA (Return on Asset), ROE (Return 0n Equity), EVA (Economic Value Added) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap harga saham secara parsial dapat diterima. Penelitian yang meneliti perusahaan manufaktur, komunikasi dan bank yang terdaftar di Bursa efek Jakarta ini juga menyimpulkan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memberi pengaruh positif terhadap hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham di pasar modal.
Tabel 2.1
Review Peneliti Terdahulu(Theoritical Mapping) Nama
Peneliti
Judul Variabel yang
Digunakan
Hasil Yang Diperoleh
Cahyono, Yuyetta
(2009)
Pengaruh
Corporate Social Responsibility
CSR, Kinerja Keuangan (ROE), Kepemilikan
- Pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE
(48)
(CSR) terhadap kinerja perusahaan dengan
Kepemilikan Asing sebagai Variable
Moderating)
Asing. - CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return
- Kepemilikan asing sebagai moderating
tidak dapat
mempengaruhi
pengungkapan CSR dan kinerja keuangan Arida (2010) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada perusahaan manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia) Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Kinerja Keuangan (ROA)
- Kepemilikan manajerial, kepemilikan Institusional dan ukuran perusahaan secara bersama-sama(simultan)
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
- Secara parsial, kepemilikan manajemen berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan dan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Dahlia dan Siregar
(2008)
Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada perusahaan yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 dan 2006)
CSR (Corporate Social
Responsibility, Kinerja Keuangan (ROE), Kinerja Pasar (CAR) Variable Control : Leverage, Size, Growth
- Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROE)
- CSR berpengaruh positif terhadap kinerja pasar (CAR)
(49)
Nurlela dan Islahuddin (2008) Pengaruh Corporate social Responsibility Terhadap Nilai Peusahaan dengan Persentase Kepemilikan Manjaemen Sebagai Variable Moderating (Studi Empiris Pada perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) CSR, Kepemilikan Manajemen sebagai Variable moderating, Nilai perusahaan Corporate social
Responsibility, persentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan persentase kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Anwar. dkk.(2010)
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham
CSR, Kinerja Keuangan (ROE, ROA, EVA), Harga Saham
- Kinerja Keuangan
(ROE,ROA, EVA)
berpengaruh positif terhadap CSR
- CSR berpengaruh positif terhadap hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham di pasar modal Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu
(50)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam menjalankan kinerja perusahaan saat ini, perusahaan haruslah memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, karena kinerja perusahaan yang diikuti dengan tiga hal tersebut dapat menjamin perusahaan berkembang secara berkelanjutan dan menciptakan keseimbangan antara kepentingan – kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Kinerja perusahaan sendiri dapat dilihat dari beberapa aspek salah satunya adalah tingkat profitabilitas (ROE) sebagai ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan dihadapi tuntutan yang tinggi dari lingkungan dan masyarakat. Perusahaan dituntut untuk dapat mengembalikan sebagian dari keuntungan tersebut bagi lingkungan sekitar. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi akan mengungkapkan informasi CSR yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat keuntungan yang lebih rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja keuangan perusahaan, salah satu faktor yang pernah diteliti dan diduga mempengaruhi kinerja keuangan adalah CSR. Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah pertama yang telah diuraikan diatas, maka kerangka penelitian dapat di lihat pada gambar 3.1 berikut:
(51)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep I
Dari kerangka konsep pada Gambar 3.1 menjelaskan hubungan CSR sebagai variable independen dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE sebagai variable dependen.
Struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan juga menjelaskan komitmen pemilik untuk mengelola dan menyelamatkan perusahaan.
Kepemilikan manajemen adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Cristiawan dan Tarigan 2007). Semakin besar kepemilikan manajemen di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan kinerja keuangan.
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan investasi. Kepemilikan oleh institusi akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen (Kartikawati, 2007). Hasil penelitian Kartikawati (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
CSR (X)
Kinerja Keuangan (ROE) (Y)
(52)
Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional. Perusahaan dengan kepemilikan asing di dalamnya lebih tanggap terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang berkembang saat ini. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Djakman dan Machmud, 2008).
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah kedua yang telah di uraikan diatas, maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Kerangka Konsep II
Dari kerangka konsep II pada Gambar 3.2 menjelaskan Kepemilikan Manajemen sebagai variable moderating dapat memoderasi hubungan CSR dan ROE
Gambar 3.3 Kerangka Konsep III
CSR (X)
Kepemilikan Manajemen (Z1)
ROE (Y)
CSR (X)
Kepemilikan Institusional (Z2)
(53)
Dari kerangka konsep III pada Gambar 3.3 menjelaskan Kepemilikan Institusional sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dan ROE.
Gambar 3.4 Kerangka Konsep IV
Dari kerangka konsep IV pada Gambar 3.4 menjelaskan Kepemilikan Asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dan ROE.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori dan kerangka konsep, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Struktur Kepemilikan Manajemen sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dan ROE
3. Struktur Kepemilikan Institusional sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dan ROE
CSR (X)
Kepemilikan Asing (Z3)
(54)
4. Struktur Kepemilikan Asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dan ROE
(55)
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif causal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dan untuk mengetahui kepemilikan manajmen, kepemilikan institusional dan asing sebagai variable moderating yang mampu memoderasi hubungan CSR dan ROE
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil objek penelitian seluruh perusahaan manufaktur yang terdafatr di BEI. Data diperoleh dengan men-download semua annual report tahun 2010, 2011 dan 2012 yang publikasikan dalam web Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 yaitu sebanyak 130 perusahaan. Sampel perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana penentuan sampel dilakukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai
(56)
dengan yang dikehendaki peneliti (Kuncoro, 2003). Adapun kriteria yang ditentukan peneliti untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2012 yang di download dari website www.idx.co.id yang data Annual Report nya lengkap
2. Mengungkapkan laporan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan tahunan (Annual Report ) tahun 2010 - 2012
3. Mengungkapkan data yang di perlukan untuk penelitian (kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing)
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diperoleh total sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada periode penelitian tahun 2010-2012. Sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 3 tahun observasi dikali 36 sampel adalah 108 sampel observasi.
Tabel 4.1.
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012
130
2 Perusahaan yang tidak ada data annual report 2010-2012
0
3 Perusahaan yang tidak menggungkapkan CSR 2010-2012
(75)
4 Perusahaan yang tidak lengkap data yang di butuhkan (19)
(57)
4.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai 2010, 2011dan 2012.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data, yang merupakan gabungan dari data time series, yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu dan data cross section, yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.
4.5. Defenisi dan Metode Pengukuran Variabel
Variable penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) jenis variable yaitu variable dependen yaitu kinerja keuangan, variable independen yaitu CSR, dan variable moderating yang terdiri dari kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing.
a. Kinerja Keuangan (ROE) yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri. ROE dapat dirumuskan :
Net Income ROE =
(58)
b. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan antara pencapaian laba, lingkungan dan masyarakat. Pengungkapan CSR diukur dengan menggunakan CSR disclosure indeks (CSRDI). Pengukuran variable CSRDI menggunakan content analysis yang mengukur variety dari CSRDI. Perhitungan CSRDI dilakukan dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
j
n CSRDI
XIj Dimana:CSRDI : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj = 78
Xij : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. Dengan demikian, 0 < CSRDI <1
Dalam penelitian mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori lingkungan, energi, tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum ,Sembiring (2005)
c. Kepemilikan manajemen diukur dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki manajemen di bagi dengan total jumlah saham yang beredar
% saham yang dimiliki oleh menejer, dewan direksi dan komisaris KMJ =
(59)
d. Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki institusional di bagi dengan total jumlah saham yang beredar
% saham yang dimiliki institusional KI =
Total jumlah saham yang beredar
e. Kepemilikan Asing diukur dengan menggunkan persentase salam yang dimiliki asing di bagi dengan total saham yang beredar
% saham yang dimiliki asing KA =
Total jumlah saham yang beredar
Adapun skala pengukuran variable adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Definisi dan Pengukuran Variabel
Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Operasional
Parameter Skala Ukuran Dependen Kinerja
Keuangan (ROE)
(Y)
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri Sendiri Pajak Setelah Modal Laba
ROE Rasio
Independen Corporate Social Responsibilit
y (CSR)
(X)
komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan antara pencapaian laba, lingkungan dan masyarakat j I j j n X
CSDI Rasio
Kepemilikan Manajemen (Z1)
Kepemilikan
manajemen adalah persentase
kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris.
KMJ = % saham yang dimiliki manajemen /total jumlah saham yang beredar
(60)
Moderating
Kepemilikan Institusional (Z2)
Kepemilikan
Institusional adalah saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga
KI = % saham yang dimiliki institusi/total jumlah saham yang beredar
Rasio
Kepemilikan Asing
Kepemilikan Asing adalah saham yang dimiliki oleh kepemilikan asing dalam bentuk badan usaha asing
KA = % saham yang dimiliki Asing/total jumlah saham yang beredar
Rasio
4.6. Metode Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010 : 206) yang dimaksud dengan analisis data adalah analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variable dan responden, menyajikan data dari tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
4.6.1. Statistik Deskriptif
Analisis data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2006).
(61)
Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variable penelitian serta ringkasan data-data penelitian seperti tingkat pengungkapan CSR, ROE, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi.
4.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah variable penelitian berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik (ghozali, 2006).
a. Analisis grafik
Analisis grafik normal probability plot yaitu yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
(1)
4. Asusmsi Klasik Multikolinieritas
CoefficientsaModel
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LN_CSRDI 1.000 1.000
a. Dependent Variable: LN_ROE
Lampiran 6
Pengujian Pengaruh
Corporate Social Responsibility
terhadap Kinerja
keuangan
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
LN_ROE 2.6774 .91341 108
LN_CSRDI .9881 .28418 108
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.005 .273 3.684 .000
LN_CSRDI 1.693 .265 .527 6.378 .000
(2)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.756 1 24.756 40.674 .000a
Residual 64.516 106 .609
Total 89.272 107
a. Predictors: (Constant), LNCSRDI b. Dependent Variable: LNROE
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .527a .277 .270 .78015
a. Predictors: (Constant), LN_CSRDI b. Dependent Variable: LN_ROE
Lampiran 7
Pengujian Interaksi
Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan
Manajemen sebagai Moderating terhadap Kinerja Keuangan
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Moderator_KM, LN_KM, . Enter
(3)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .580a .336 .317 .75485
a. Predictors: (Constant), Moderator_KM, LN_KM, LN_CSRDI
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 30.013 3 10.004 17.558 .000a
Residual 59.259 104 .570
Total 89.272 107
a. Predictors: (Constant), Moderator_KM, LN_KM, LN_CSRDI b. Dependent Variable: LN_ROE
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.415 .353 4.007 .000
LN_CSRDI 1.277 .303 .397 4.213 .000
LN_KM -.152 .074 -.177 -2.064 .042
Moderator_KM .160 .057 .280 2.804 .006
(4)
Lampiran 8
Pengujian Interaksi
Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan
Institusional sebagai Moderating terhadap Kinerja Keuangan
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Moderator_IO, LN_CSRDI,
LN_KIa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .563a .317 .297 .76593
a. Predictors: (Constant), Moderator_KI, LN_CSRDI, LN_KI
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.260 3 9.420 16.057 .000a
Residual 61.012 104 .587
Total 89.272 107
a. Predictors: (Constant), Moderator_KI, LN_CSRDI, LN_KI b. Dependent Variable: LN_ROE
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .260 .409 .635 .527
LN_CSRDI 2.314 .406 .720 5.705 .000
LN_KI .317 .130 .313 2.436 .017
Moderator_KI -.269 .133 -.327 -2.017 .046
a. Dependent Variable: LN_ROE
Lampiran 9
Pengujian Interaksi
Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan Asing
sebagai Moderating terhadap Kinerja Keuangan
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Moderator_KA,
LN_CSRDI, LN_KAa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .528a .279 .258 .78687
(6)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.878 3 8.293 13.393 .000a
Residual 64.394 104 .619
Total 89.272 107
a. Predictors: (Constant), Moderator_KA, LN_CSRDI, LN_KA b. Dependent Variable: LN_ROE
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .877 .996 .880 .381
LN_CSRDI 1.718 1.010 .534 1.700 .092
LN_KA .042 .276 .050 .153 .879
Moderator_KA -.011 .275 -.019 -.040 .968