KETUA H.M. MISBACH WAKTU D ALAM BUI

KETUA H.M. MISBACH WAKTU D ALAM BUI

Sudah biasanya orang dalam bui tidak bisa berhubungan dengan orang yang di luar bui.

Ketua H .M. Misbach dalam bui yang akhir ini kira-kira 9 bulan sebagai penahanan, orang ditahan beda dengan orang dalam bui yang sudah menjalani putusannya dari Landraad atau Landgerecht .

O rang ditahan dalam bui sebab dari kekuatirannya si penahan kepada yang ditahan jangan sampai lari menyembunyikan diri atau dapat berhubungan lain-lain orang, dan lain sebagainya, sebab begitu musti saja orang ditahan dalam bui cukup dimasukkan kamar dalam bui dengan keadaan yang tidak berjauhan dari keadaan di luar bui karena belum terang menjalani kejahatan.

Artikel

Akan tetapi bagi ketua H .M. Misbach luar biasa, tentang itu nanti saudara-saudara mengetahui surat dari ketua kita yang menerangkannya.

Selama dalam tahanan kira-kira 9 bulan dalam bui Semarang tidak boleh orang ketemu melainkan anak bininya dengan minta izin kepada assistent-resident Solo lebih dulu, sesudah mendapat surat izin baru boleh berangkat ke Semarang dengan diikuti seorang rechercir . Apabila sudah datang di Semarang tidak boleh terus menuju ke pintu bui lalu dengan lekas ketemu suaminya, akan tetapi lebih dulu mereka datang ke hoofdbureau polisi Semarang perlu minta izin pula. Sesudah dari situ baru boleh terus masuk bui dengan dapat izinnya Cipir bui.

Ketua H .M. Misbach dalam bui (tahanan) boleh menerima kiriman makanan, rokok dan sebagainya dari luar dan surat-surat dari famili tetapi semua itu lebih dulu diperiksa oleh polisi lebih dulu dan diambil turunannya.

D alam bui ketua kita tidak boleh membaca surat-surat kabar atau kitab lain-lainnya kecuali kitab suci Al-Q uran.

Saya sering menerima surat dari ketua kita H .M. Misbach yang menerangkan bagaimana keadaannya dalam bui dan lain sebagainya. Antara surat-surat yang saya terima dari ketua kita waktu beliau dalam bui sebagai berikut:

Jaman Bergerak di Hindia Belanda

Semarang, 6 J uli 1924. Wa’alaikum mussalam. Balas anak hendak ampunya surat, hal anakda mengirim

surat dengan aangeteekand, sama sekali tiada berhalangan atau tidak menjadikan sebab untuk diri ramanda, hanya ada sedikit menimbulkan fikiran. Adapun sebabnya, selama ramanda dalam bui, belum sekali ramanda terima surat aangeteekand, hanya baru satu kali menerima, lama tertahan di kantor a.r. sedang ramanda belum bisa dapat tahu dari siapa dan apa isinya, itulah jadi ramanda ada timbul fikiran.

Ramanda di bui Central memang bertempat di kamar blok, yaitu kamar strappan, pintu berlapis dua, pintu di dalam besi lantas ditutup sama papan, pintu di luar hanya dari papan saja, tutup mulut dan tidak tahu orang, kecuali masuknya rangsum dan bikin bersih selokan, dan saya musti buang pot kotoran sendiri, itulah tidak apa, asal dunia menjadi baik hidup dan hak bersama, kita dapat keselamatan bagi umum.

Selama manusia takluk kepada harta dunia mesti menjadi kalut, sebab teranglah harta berfikiran setan, atau harta tempat pengaruh setan, dari itu kita kaum muslimin wajib mengubur kapitalisme (baldi harta), sehingga sampai harta takluk kepada kita manusia.

timbullah rasa kemanusiaan, cinta kasihlah pada sesama hidup, kuburlah budi setan yang busuk itu. Lain tidak dari saya ramanda Yang amat cinta, Anakda M ISBACH

Artikel

H . H aroenrasjid Gevangenis Centraal

D i Kauman Solo Semarang

Begitulah luar biasa yang saya sebutkan di atas, atas dirinya ketua kita H .M. Misbach.

( Medan Moeslimin, J uli 1924)

H.M. MISBACH D IBUANG

D engan singkat sebab tak ada temponya sebagaimana sudah saya terangkan di atas ketua H .M. Misbach waktu mau berangkat memesan begini:

PAMITAN SAYA

H arap diketahui oleh tuan pembaca Medan-Moeslimin terutama tuan aboner, yang sekarang saya kejadian dibuang oleh pemerintah dari tanah tumpah saya ke “Manokwari”.

D ari itu salam dan hormat saya, saya kirimkan kepada tuan semuanya terutama tuan aboner.

Saya dibuang jangan sekali-kali mengecilkan hati kawan- kawan kita kaum pergerakan atau pembaca Medan- M oeslimin.

Jaman Bergerak di Hindia Belanda

Umpama ada tempo yang cukup, saya masih perlu banyak membentengkan fikiran saya dalam majallah M.M. sini, akan tetapi oleh karena tak bertempo sama sekali, nanti saja kalau saya sudah datang di tempat tinggal saya yang baru, saya akan membuka apa-apa yang menjadi cita-cita saya.

Sesudah saya datang di Manokwari, nanti adres saya akan saya umumkan dalam “Medan-Moeslimin” sini. D an saya janjikan, nanti saya akan mengarang Islamisme dan Communisme sampai sejelas-jelasnya, agar menjadi penerangan tuan-tuan kaum Muslimin dan pihak Communist, dan karangan itu mustinya nanti termuat dalam majalah kita “M edan-M oeslimin”.

Mudah-mudahan dikabulkan oleh Tuhan Rohmanurrohim. Saya harap tuan pembaca mendoakan kepada Tuhan

ghofururrohim, agar saya diberi selamat perjalanan saya mulai di tanah tumpah saya sampai tempat saya yang baru, dan juga selamanya saya hidup dengan anak bini.

Maaflah: H .M. MISBACH

(Medan Moeslimin, J uli 1924)

Artikel