Pneumatic Conveyor Pengertian Belt Conveyor

d. Pneumatic Conveyor Pengertian Belt Conveyor

Pneumatic conveyor atau disebut juga Belt conveyor dapat digunakan untuk konveyor

untuk memindahkan muatan satuan (unit load) memindahkan muatan curah (bulk load) di maupun

udara

berfungsi

curah (bulk load ) dalam suatu aliran udara yang bergerak sepanjang garis lurus atau sudut inkliinasi melalui pipa (duct). Prinsip umum semua terbatas. Belt conveyor secara intensif jenis pemindahan pneumatik adalah gerak digunakan di setiap cabang industri. dipindahkan ke bahan oleh aliran udara Dipilihnya belt conveyor sebagai sarana yang bergerak sangat cepat. Pneumatic transportasi di industri adalah karena conveyor banyak digunakan di industri, tuntutan

muatan

untuk meningkatkan seperti industri makanan dan minuman, produktivitas, menurunkan biaya produksi industri obat-obatan dan sebagainya. dan juga kebutuhan optimasi dalam rangka Berbagai macam material yang dapat mempertinggi efisiensi kerja. Keuntungan dipindahkan terdiri dari material kering penggunaan belt conveyor adalah: (dry free-flowing) dan material bubuk

1. Menurunkan biaya produksi saat (powdered material) seperti semen, debu

memindahkan pupuk. batubara,

2. Memberikan pemindahan yang terus concentrate, ashes, kapas batubara bubuk,

menerus dalam jumlah yang tetap. serbuk kayu gergajian, bahan kat alis dan

3. Membutuhkan sedikit ruang. sebagainya.

4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat

3. Kombinasi horizontal-inklinasi pekerja memindahkan material.

Pada umumnya belt conveyor terdiri

5. Menurunkan polusi udara. dari: kerangka (frame), dua buah pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik ( take-up pulley ) pada tail end, sabuk lingkar (endless belt ), Idler roller atas dan Idler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt cleaner) yang biasanya dipasang dekat

Gambar 2. Belt Conveyor

head pulley .

Sumber: Anonymous (2013)

Spesifikasi Belt Conveyor

Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m3/ jam atau

merupakan mesin pemindah bahan material secara mekanis

Belt conveyor

lebih), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai 1000 meter yang. memiliki arah lintasan horisontal,

miring atau kombinasi dari keduanya yang atau lebih). Pemeliharaan dan operasi yang

mudah telah menjadikan belt conveyor terdiri dari sabuk yang bertumpu pada secara luas digunakan sebagai mesin beberapa roller, motor listrik serta pulli pemindah bahan.

sebagai penggeraknya.

Prinsip Kerja Belt Conveyor Komponen Belt Conveyor

Prinsip kerja belt conveyor adalah Adapun komponen-komponen utama mentransport material yang ada di atas belt dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar

dan setelah mencapai ujung belt maka berikut: material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive/head pulley dengan menggunakan motor penggerak atau motor listrik. Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan idler roller dengan belt, sehingga kapasitasnya

tersebut. Gambar 3. Komponen Belt Conveyor Sumber: Anonymous (2012)

Jenis-Jenis Belt Conveyor

Belt merupakan pembawa jenis berdasarkan perancangan, yaitu

Belt conveyor memiliki beberapa

1. Belt,

material dari satu titik ke titik lain sebagai berikut:

dan meneruskan gaya putar. Belt ini

1. Stationary conveyor. diletakkan di atas roller sehingga

2. Portable (mobile) conveyor. dapat bergerak dengan teratur. Belt Berdasarkan lintasan gerak belt conveyor

dapat dibuat dari: diklasifikasikan sebagai :

a. Textile terdiri dari : camel hair, cotton

1. Horizontal. (woven atau sewed), duck cotton, dan rubberized textile belt.

2. Inklinasi.

b. Strip baja, dan atau b. Strip baja, dan atau

a. Fabric belt akan dicurahkan untuk dikirim ke Belt

b. Steel cord Conveyor selanjutnya. Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat dari serat baja yang

galvanizing .

Tujuan

galvanizing adalah untuk mencegah terjadinya karat pada kawat akibat adanya rembesan air atau udara. Steel cord belt biasanya digunakan pada conveyor yang membawa

beban berat. Pada belt jenis steel Gambar 5. Head Pulley cord ini tidak terdapat lapisan

Sumber: Anonymous (2012) penguat (ply). Yang ada hanya

batangan kawat sling yang dirajut

3. Tail pulley

Merupakan pulley yang terletak pada membentuk suatu anyaman kawat

daerah belakang dari sistem conveyor. baja.

Dimana pulley ini merupakan tempat konstruksi dari steel cord belt pada

jatuhnya material untuk dibawa ke gambar berikut di bawah ini.

bagian

depan dari conveyor . Konstruksinya sama dengan head pulley ,

namun

tidak dilengkapi

penggerak.

4. Carrying roller Merupakan roller pembawa karena terletak dibawah belt yang membawa muatan. Berfungsi sebagai penumpu

Gambar 4. Struktur Steel Cord Belt belt dan sebagai landasan luncur yang Sumber: Anonymous (2012)

dipasang dengan jarak tertentu agar belt tidak meluncur ke bawah.

Selain itu, belt terdiri dari beberapa

5. Return roller

bagian penting antara lain: Merupakan roller balik atau roller

a. Cover rubber penunjang belt pada daerah yang tidak Cover rubber terdiri atas dua

bermuatan yang dipasang pada bagian bagian, yaitu:

bawah fram.

i. Top cover

ii. Bottom cover

6. Drive (penggerak)

iii. Tie rubber Berfungsi untuk menggerakkan pulley iv. Reinforcement – lapisan penguat

BC. Sistem penggerak ini (ply) biasanya terdiri dari motor listik ,

pada

2. Head pulley transmisi, dan rem. Head pulley pada belt conveyor dapat

7. Take-up pulley

juga dikatakan

Perangkat yang mengencangkan belt penggerak dari sistem belt conveyor.

sebagai

pulley

dan memberikan Pada head pulley dipasang sistem

yang

kendur

tegangan pada belt pada start awal. penggerak untuk menggerakkan belt

8. Snub pulley

conveyor . Head pulley juga dapat

Berfungsi untuk menjaga untuk menjaga fleksibilitas belt conveyor. keseimbangan tegangan belt pada drive Hubungan antara jenis carccas dan jumlah pulley .

ply dengan diameter pulley yang di

9. Chute/ hopper sarankan dapat dilihat di bawah ini. Merupakan

corong yang terletak diujung depan dan belakang conveyor belt untuk memuat dan mencurahkan material.

10. Skirt rubber Berfungsi

material tidak tertumpah keluar dari Gambar 7. Hubungan Diameter Pulley ban berjalan pada saat muat.

Dengan Jumlah Ply

11. Chip cleaner atau belt cleaner. Sumber: Anonymous (2012) Berfungsi sebagai pembersih material

yang terbawa oleh belt conveyor setelah Nilai Mulur ( Elongation)

dicurahkan. Belt conveyor akan mengalami mulur sewaktu beroperasi sebagai akibat dari sifat serat dan stress yang dialaminya. Mulur adalah pertambahan panjang belt dari panjang semula. Dalam pemilihan jenis

yang harus di perhatikan adalah jumlah kemuluran yang akan terjadi pada waktu belt beroperasi beberapa saat. Nilai mulur dapat di pakai

reinforcement ,

Gambar 6. Chip Cleaner sebagai pedoman dalam menentukan Sumber: Anonymous (2012)

posisi take-up (counter weight), agar posisi counter weight tidak menyentuh tanah

Penentuan Jumlah Ply

dalam waktu singkat. Pemilihan nilai Pemikiran

tidak tepat dapat menghadapi masalah belt yang sering menyebabkan penyambungan berulang-

awam

untuk mulur

yang

putus adalah dengan menambah jumlah ulang karena counter weight menyentuh ply , tanpa mempertimbangkan stress yang tanah, sehingga menyebabkan jadwal akan terjadi pada saat belt berjalan produksi menjadi terganggu. Besar nilai melewati pully (pada titik momen) yang mulur pada belt dapat dilihat pada tabel akan berakibat fatal. Disamping factor berikut: stress , belt akan berjalan mengambang tidak

Tabel 1 Perbandingan Nilai Mulur Belt duduk dengan baik diatas roller. Karena

Conveyor dengan penambahan jumlah ply, maka

akan menambah kekakuan belt secara keseluruhan.

ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu:

1. Kapasitas Sumber: Anonymous (2012)

2. Lebar belt conveyor

3. Jenis carccas

Pada

tabel

diatas diperlihatkan

4. Diameter pully perbandingan nilai mulur dari berbagai Jumlah ply yang banyak mengharuskan jenis reinforcement yang umumnya dipakai pemakaian diameter pully yang besar dalam belt conveyor. Nilai mulur dinyatakan 4. Diameter pully perbandingan nilai mulur dari berbagai Jumlah ply yang banyak mengharuskan jenis reinforcement yang umumnya dipakai pemakaian diameter pully yang besar dalam belt conveyor. Nilai mulur dinyatakan

= tegangan teoritis belt mulur elastic adalah nilai mulur yang akan maksimum, kg terjadi pada saat belt start atau beroperasi. 𝐾 𝑡 = tegangan tarik ultimate per cm Disamping itu juga belt mengalami mulur lebar lapisan, kg/m permanent. Perhitungan mulur dari sebuah Ordinary Cotton Belt = 55 kg/cm belt conveyor dapat dihitung sebagai High Strength Belt = 115 kg/cm berikut:

Cotton Duck

= 119 kg/cm

Synthetic Fabric Nilai mulur belt = = 300 kg/cm

L x M(max)

= faktor keselamatan Keterangan

B = lebar belt, cm M

= panjang belt

nilai

mulur

permanen Tabel 3. Tebal Lapisan Belt Tekstil Muatan Curah dan Satuan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DALAM PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR (PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR)

3 64 17

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

kisi kisi un sma ma th 2012 2013

2 89 31

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58