Aturan Transisi Status Aturan Pembaruan Pheromone Lokal Aturan Pembaruan Pheromone Global

2.3.1.1 Aturan Transisi Status

Aturan transisi status adalah aturan yang digunakan dalam memilih titik tujuan berikutnya dengan melakukan perhitungan probabilitas masing-masing titik tujuan yang mungkin. Aturan transisi status yang berlaku pada ACS [2] adalah sebagai berikut: seekor semut yang ditempatkan pada kota r memilih untuk menuju ke kota s. Kemudian dibangkitkan bilangan acak q, dimana 0 ≤ q ≤ 1. Dan inisiasi sebuah parameter q , dimana 0 ≤ q ≤ 1. Jika q ≤ q maka � = ��� �[��, �] ∙ [��, �] � � ………………………………………. 1 Dimana: � = intensitas pheromone � = visibilitas antar kota 1d u = kota-kota yang mungkin dikunjungi semut yang berada di kota r. s = kota tujuan � = parameter yang mengontrol bobot weight relatif dari pheromone terhadap jarak β0. Sedangkan jika q q maka � � �, � = [ ��,�]∙[��,� � ] ∑ [ ��,�]∙[��,� � ] � � �� � ………………………….. 2 dimana: � � = probabilitas tiap kota berikutnya yang akan dikunjungi dari kota r Setelah hasil perhitungan probabilitas kota yang akan dipilih berikutnya selesai, kemudian dicari probabilitas kumulatifnya qk dimana q1 = � � sedangkan qk = qk-1 + � � untuk k = 2,3,4, ..., n. Kemudian dibangkitkan bilangan random v antara 0 sampai 1. Titik ke-k akan terpilih jika qk-1 v ≤ qk. Universitas Sumatera Utara

2.3.1.2 Aturan Pembaruan Pheromone Lokal

Selagi melakukan perjalanan untuk mencari solusi pencarian rute terpendek, semut mengunjungi sisi-sisi dan mengubah tingkat feromon pada sisi-sisi tersebut dengan menerapkan aturan pembaruan feromon lokal [1] yang ditunjukkan oleh persamaan dibawah ini. ��, � ← � − � ∙ ��, � + � ∙ ∆��, � ………………………………... 3 dimana: � = tetapan penguapan pheromone ∆��, � = �. ��� � ∈� � � ��, � , dimana: � = parameter 0≤ � ≤1 ��, � = tho yang paling maksimum dari seluruh edges yang menghubungkan titik s ke z.

2.3.1.3 Aturan Pembaruan Pheromone Global

Pada sistem ini, pembaruan pheromone secara global hanya dilakukan oleh semut yang membuat tur terpendek sejak permulaan percobaan. Pada akhir sebuah iterasi, setelah semua ants menyelesaikan tur mereka, sejumlah pheromone ditaruh pada ruas- ruas yang dilewati oleh seekor semut yang telah menemukan tur terbaik ruas-ruas yang lain tidak diubah. Tingkat pheromone itu diperbarui dengan menerapkan aturan pembaruan pheromone global [1] yang ditunjukkan oleh persamaan 4. ��, � ← � − � ∙ ��, � + � ∙ ∆��, � .......................................................... 4 dimana: ∆��, � = � � �� −� , ���� �, � ∈ ���� ������� ����������� � � �� = panjang rute terbaik pada akhir siklus Universitas Sumatera Utara � = tetapan pengendali pheromone

2.3.1.4 Penjelasan Alur Kerja Algoritma Ant Colony System