20 Mekanisme otot-otot kaki

Gambar 2.20 Mekanisme otot-otot kaki

Sumber: C.W. Radcliffe, J. Foort, 1961

Tahap-tahap dalam siklus berjalan dijelaskan dengan beberapa bagian. Mulai dari saat belum bergerak, melangkah, dan saat kedua kaki kembali seperti posisi semula. Beberapa bagian tersebut dijelaskan, sebagai berikut:

1. Kejadian-kejadian awal sebelum kontak tumit pertama, Referensi pada gambar 2.18 khususnya pada kurva di bagian yang berhubungan dengan akhir dari tahapan mengayun (sekitar 95% siklus lengkap) dapat dicatat bahwa gerakan sendi lutut mencapai extensi maksimal ketika sebelum kontak tumit dan periode dari fleksibilitas lutut yang telah terjadi dimana berlanjut menjadi tahap cara berdiri. Penurunan pada tingkat extensi lutut ini di akhir tahap mengayun, persiapan pada kaki sebelum membuat kontak dengan lantai, 1. Kejadian-kejadian awal sebelum kontak tumit pertama, Referensi pada gambar 2.18 khususnya pada kurva di bagian yang berhubungan dengan akhir dari tahapan mengayun (sekitar 95% siklus lengkap) dapat dicatat bahwa gerakan sendi lutut mencapai extensi maksimal ketika sebelum kontak tumit dan periode dari fleksibilitas lutut yang telah terjadi dimana berlanjut menjadi tahap cara berdiri. Penurunan pada tingkat extensi lutut ini di akhir tahap mengayun, persiapan pada kaki sebelum membuat kontak dengan lantai,

2. Tahap kontak tumit, Ketika tumit membuat kontak, gerakan otot hamstring cenderung memberikan kekuatan ke belakang sehingga terjadi kontak dengan lantai. Lutut bergerak dengan cepat selama tahap ini. Aktivitas dalam kelompok otot hamstring ini terus berlanjut tetapi dengan besaran yang terus menurun sedangkan gerakan otot quadriceps mulai terjadi dengan cepat. Kelompok otot quadriceps bergerak ke depan sendi otot dan kelompok otot pretibial bergerak sekitar persendian, menjalankan fungsi interaksi lutut dan menjadi efek dari gerakan lembut dari kaki depan ke lantai. Funsi utama dari lutut dan sendi selama kontak tumit adalah penyerapan goncangan kontak tumit dan menjaga langkah lembut dari pusat gravitasi dari keseluruhan tubuh. Studi energi menunjukkan bahwa lutut dan sendi memberikan kontribuisi yang sama dalam fungsi kontak tumit. Fungsi dari lutut sama dengan penyerapan goncangan yang seringkali diabaikan.

3. Tahap tengah berdiri atau midstance point, Gerakan fleksibel lutut yang terkendali dari tahap kontak tumit menjadi tahap midstance (antara kaki datar dan tumit lepas). Sudut maksimal dari flexi lutut sekitar 20 derajat dan muncul dalam bagian pertama tahap midstance. Ketika tubuh bergerak melewati lutut yang stabil, bagian atas daya tolak dari rekasi lanatai bergerak ke depan pada sol dari kaki, kemudian meningkat ke gerakan dorsifleksion pergelangan kaki dan menyebabkan lutut memulai periode gerak 3. Tahap tengah berdiri atau midstance point, Gerakan fleksibel lutut yang terkendali dari tahap kontak tumit menjadi tahap midstance (antara kaki datar dan tumit lepas). Sudut maksimal dari flexi lutut sekitar 20 derajat dan muncul dalam bagian pertama tahap midstance. Ketika tubuh bergerak melewati lutut yang stabil, bagian atas daya tolak dari rekasi lanatai bergerak ke depan pada sol dari kaki, kemudian meningkat ke gerakan dorsifleksion pergelangan kaki dan menyebabkan lutut memulai periode gerak

4. Fase push-off, Selama tahap push-off, lutut terbawa ke depan oleh gerakan sendi panggul dan keseimbangan sensitif sehingga harus dijaga agar terjadi interaksi pangkal paha, lutut, dan sendi pergelangan kaki. Kombinasi gerak ini memiliki dua tujuan yaitu menjaga gerakan halus ke depan dari tubuh secara keseluruhan dan mengawali gerakan angular dalam mengayun. Ketika lutut memulai gerak flexi, (sesaat sebelum tumit meninggalkan tanah), otot lutut pertama harus menahan efek eksternal dari kekuatan bola kaki yang melewati ruang di bagian sendi lutut. Jadi, ketika lutut digerakkan ke depan oleh gerakan sendi pangkal paha, lutut harus membalik tiap gerakan untuk meberikan ketahanan yang terkendali pada fleksibilitas dengan meningkatkan aktivitas otot quadriceps. Beberapa hal yang bersifat tidak tetap pada aktivitas otot hamstring dicatat sebagai antagonistik. Kelompok otot calf berlanjut memberikan plantarlexion aktif selama tahap push-off. Pada waktu jari kaki meninggalkan lantai, lutut telah bergerak secara flexi dengan sudut 40 4. Fase push-off, Selama tahap push-off, lutut terbawa ke depan oleh gerakan sendi panggul dan keseimbangan sensitif sehingga harus dijaga agar terjadi interaksi pangkal paha, lutut, dan sendi pergelangan kaki. Kombinasi gerak ini memiliki dua tujuan yaitu menjaga gerakan halus ke depan dari tubuh secara keseluruhan dan mengawali gerakan angular dalam mengayun. Ketika lutut memulai gerak flexi, (sesaat sebelum tumit meninggalkan tanah), otot lutut pertama harus menahan efek eksternal dari kekuatan bola kaki yang melewati ruang di bagian sendi lutut. Jadi, ketika lutut digerakkan ke depan oleh gerakan sendi pangkal paha, lutut harus membalik tiap gerakan untuk meberikan ketahanan yang terkendali pada fleksibilitas dengan meningkatkan aktivitas otot quadriceps. Beberapa hal yang bersifat tidak tetap pada aktivitas otot hamstring dicatat sebagai antagonistik. Kelompok otot calf berlanjut memberikan plantarlexion aktif selama tahap push-off. Pada waktu jari kaki meninggalkan lantai, lutut telah bergerak secara flexi dengan sudut 40

5. Fase mengayun gerakan quadriceps, Tujuan keseluruhan dari fase mengayun adalah mendapatkan kaki dari satu posisi ke posisi berikutnya dengan gerakan yang lembut. Pada awal tahap ayunan, kaki harus menyelesaikan periode peningkatan kecepatan dalam energi geraknya yang disebabkan oleh gerakan ekstensi aktif dari pergelangan kaki dan flexi dari pangkal paha selama tahap push-off. Lutut melakukan gerakan flexi dan berlanjut menjadi menegang setelah jari kaki lepas dari pijakan. Selama melakukan jalan cepat, akan dihasilkan gerakan flexi lutut yang berlebih dan tumit meningkat tetapi hal ini tidak berlaku untuk gerakan kelompok otot quadriceps dalam membatasi sudut flexi lutut sekitar 65 derajat dan kemudian memulai gerakan extensi lutut. Gerakan extensi lutut berlanjut sebagai hasil dari kombinasi efek pendulum, dimana kecenderungan gerak terdapat pada bagian shank, kaki dan otot. Gerakan kecil otot quadriceps dibutuhkan karena faktor- faktor lainnya juga sama pentingnya. Misalnya otot iliopsoa memberikan kontribusi dengan mengembangkan flexi pangkal paha secara aktif yang mana mendorong akselerasi lutut ke depan dan ke belakang.

6. Midswing,

7. Terminal deceleration-hamstring action, Pada akhir ayunan, tingkat dari extensi gerakan lutut harus dikurangi dalam rangka untuk menurunkan kaki pada awal kontak tumit. Penurunan akselerasi terminal ini pada kaki normal untuk menahan gerakan extensi dari kelompok otot hamstring.

8. Gerakan lutut dalam gaya berjalan pasien amputasi, Penyebab kesulitan dalam penggunaan prosthetic muley (bawah lutut tanpa ada sendi bantu sisi) adalah kerusakan stump, khususnya sendi lutut. Penyebab dari kesulitan karena tegangan yang berlebih pada struktur ligamen dari lutut oleh extensi berlebih dari lutut yang menerima beban. Melindungi struktur ligamen pada sisi yang teramputasi, penting untuk menjaga dimana batas keamanan dari kekuatan dan momen dari lutut yang cenderung menekan lutut sampai posisi extensi yang berlebihan. Pada orang normal, rasa yang nyaman akan posisi lutut membatasi momen gerak yang berlebih dengan menjaga pusat lutut pada garis dimana kekuatan di kirim melalui kaki. Cara ini lutut untuk bergerak lebih terkendali.