masa. Landasan syariat dari akad ini adalah QS Al Maidah :1 yang berbunyi : “ Hai orang- orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.
”
1. Definisi Akad
Akad adalah ikatan antara ijab dan qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah dimana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya akad
diselenggarakan.
55
Ijab adalah ungkapan atau ucapan atau sesuatu yang bermakna demikian yang datang dari orang yang memiliki barang. Qabul adalah ungkapan atau ucapan atau sesuatu yang
bermakna demikian yang datang dari orang yang akan dipindahkan kepemilikan barang tersebut kepadanya.
56
Jika transaksi itu jual beli, maka ucapan si penjual kepada pembeli: “Saya jual pensil ini kepada anda” adalah ijab sekalipun hal itu diucapkan belakangan. Dalam transaksi jual
beli disini qabul adalah ucapan si pembeli kepada penjual: “Saya beli pensil ini” sekalipun ucapan itu dikeluarkan di depan. Jika ijab dan qabul ini sudah diikat satu sama
lain sementara keduanya diucapkan oleh orang yang sehat akalnya maka akan terjadi perubahan status hukum atas barang yang diselenggarakan akadnya, dalam hal ini pensil
tersebut. Perubahan status hukum disini adalah perpindahan kepemilikan, yaitu sebelum akad,
pensil tersebut milik si penjual dan setelah akad status kepemilikannya berpindah kepada si pembeli setelah membayar sejumlah uang sebagai harga dari pensil itu.
Ijab dan qabul ini sangat penting karena menjadi indikator kerelaan mereka yang melakukan akad. Dalam fiqih muamalah, ijab dan qabul ini adalah komponen dari
sighotul aqd , yaitu ekspresi dari dua pihak yang menyelenggarakan akad atau aaqidan
pemilik barang dan orang yang akan dipindahkan kepemilikan barang kepadanya yang mencerminkan kerelaan hatinya untuk memindahkan kepemilikan dan menerima
kepemilikan.
55
Ikhwan Abidin Basri, Teori Akad dalam Muammalah, Artikel , 2000.
56
Akhmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muammalat, Yogyakarta : 2000 hal 65.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam setiap akad, sighot akad
harus selalu diekspresikan karena merupakan indikator kerelaan dari aaqidan. Undang-Undang No.21 tahun 2008 menyebutkan tentang definisi akad sebagai berikut :
“Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip
Syariah.”
2. Rukun Akad