Kajian yuridis tanggung jawab pemerintah dalam menjamin pelayanan

Tenaga kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262MenkesPerIII1979 tentang Ketenagaan Rumah Sakit Pemerintah, ada tiga kategori yang dikenal, diantaranya: 1. Tenaga medis yaitu dokter ahli, dokter umum, dokter gigi, dan lain-lain. 2. Tenaga paramedis perawatan yaitu piñata rawat, perawat kesehatan, bidan, perawat khusus, dan lain-lain. 3. Tenaga paramedis non perawatan yaitu asisten apoteker, fisioterapi, penata rontgen dan lain-lain. Kesimpulannya adalah bahwa pelaku usaha di bidang pelayanan kesehatan adalah setiap orang perorangan tenaga kesehatan ataupun badan usaha baik berbentuk rumah sakit, puskesmas, atau institusi pelayanan kesehatan lainnya yang memberikanmenyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan berdasarkan adanya perjanjian.

C. Kajian yuridis tanggung jawab pemerintah dalam menjamin pelayanan

terhadap pengguna jamkesmas Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, krisis moneter yang terjadi sekitar tahun 1997 telah memberikan andil meningkatkan biaya kesehatan berlipat ganda, sehingga menekan akses penduduk, terutama penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Hambatan utama pelayanan kesehatan masyarakat miskin adalah masalah pembiayaan kesehatan dan transportasi. Banyak faktor yang menyebabkan ketimpangan pelayanan kesehatan yang mendorong peningkatan biaya kesehatan, diantaranya perubahan pola Universitas Sumatera Utara penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket, dan subsidi pemerintah untuk semua lini pelayanan, disamping inflasi di bidang kesehatan yang melebihi sektor lain. 64 Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 Pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Dimulai dengan pengembangan Program Jaring Pengaman Sosial JPS-BK tahun 1998 – 2001, Program Dampak Pengurangan Subsidi Energi PDPSE tahun 2001 dan Program Kompensasi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM Tahun 2002-2004. Program-program tersebut diatas berbasis pada ‘provider’ kesehatan supply oriented, dimana dana disalurkan langsung ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Provider kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit berfungsi ganda yaitu sebagai pemberi pelayanan kesehatan PPK dan juga mengelola pembiayaan atas pelayanan kesehatan yang diberikan. Kondisi seperti ini menimbulkan beberapa permasalahan antara lain terjadinya defisit di beberapa Rumah Sakit dan sebaliknya dana yang berlebih di Puskesmas, juga menimbulkan fungsi ganda pada PPK yang harus berperan sebagai ‘Payer’ sekaligus ‘Provider’. Dengan di Undangkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan perubahan yang mendasar bagi perasuransian di Indonesia khusunya Asuransi Sosial dimana salah satu program jaminan sosial adalah jaminan kesehatan. Dalam Pasal 19 ayat 2 Undang- 64 http:www.sanglahhospitalbali.comv1informasi.php?ID=14,diakses tanggal21 Desember 2013 Universitas Sumatera Utara Undang Nomor 40 tahun 2004 dinayatakan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memperolah manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, hal ini merupakan salah satu bentuk atau cara agar masyarakat dapat dengan mudah melakukan akses ke fasilitas kesehatan atau mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun demikian undang-Undang tersebut belum dapat di implementasikan mengingat aturan pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Keputusan Presiden sampai dengan saat ini belum satupun diundangkan kecuali Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dewan Jaminan Sosial Nasional. Belum dapat diimplementasikannya Undang– Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional semakin membuat kelompok masyarakat tertentu yaitu masyarakat miskin dan tidak mampu sulit untuk mendapatkan pelayanan. Secara konstitusional, setiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak dan jaminan sosial untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Jaminan sosial adalah pilar dasar untuk kesejahteraan rakyat. Kesejahterakan rakyat adalah suatu kondisi tercapainya keamanan sosial-ekonomi yang berdasarkan asas-asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan untuk mewujudkan negara kesejahteraan welfare state. Untuk tercapainya keamanan sosial-ekonomi diperlukan jaminan sosial, yaitu sistem proteksi dasar bagi seluruh warga-negara terhadap peristiwa-peristiwa sosial-ekonomi yang dapat menimbulkan kemungkinan hilangnya pekerjaan dan atau hilangnya penghasilan. Untuk implementasi jaminan sosial secara efektif diperlukan sistem jaminan sosial Universitas Sumatera Utara nasional SJSN, yaitu suatu tata-kelola penyelenggaraan program jaminan sosial secara wajib yang berdasarkan UU No 40 Tahun 2004 dengan mekanisme pemusatan risiko pooling of risk untuk keperluan redistribusi sumber-sumber yang diperlukan ke seluruh wilayah Indonesia. Negara dan jaminan sosial adalah komponen yang menyatu dengan sistem perlindungan sosial. Komponen- komponen negara yang meliputi rakyat, pemerintah, parlemen dan yudikatif pada prinsipnya memerlukan sistem jaminan sosial untuk mencapai keamanan sosial- ekonomi, yaitu suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pendidikan, kesempatan kerja dan prasarana untuk berusaha mandiri guna menunjang penyelenggaraan SJSN secara efektif. Universitas Sumatera Utara 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN