BPJS yang kemudian menyerahkan kepada Dinas Sosial Kota dan akhirnya diberikan kepada Dinas Kesehatan.
Dalam pemberian pelayanan dasar kesehatan bagi peserta JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan menggunakan syarat-syarat yang
telah diatur dalam peraturan menteri kesehatan namun terdapat perbedaan prosedur yang dilakukan dalam pelayanan di Instalasi Rawat Jalan. Prosedur yang
dipersulit terkadang menjadi alasan pertama dalam keluhan kebanyakan peserta JAMKESMAS yang akan melakukan pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit ini.
Didalam Instalasi Rawat Jalan IRJ ini terdapat alur yang harus diperhatikan oleh setiap pasien yang ingin melakukan pemeriksaan karena alur untuk pasien umum
dan pasien askes maupun JAMKESMAS memiliki perbedaan apabila tidak diperhatikan maka akan lebih mempersulit prosedurnya.
B. Upaya Hukum Pasien Pengguna Jamkesmas yang Haknya tidak
terpenuhi.
Masalah kemiskinan merupakan masalah yang selalu ada pada setiap negara, meskipun zaman telah memasuki era globalisasi namun tidak dapat
dipungkiri masalah kemiskinan selalu menjadi penghambat kemajuan tiap-tiap negara. Permasalahan kemiskinan tidak hanya terdapat di negara-negara
berkembang saja bahkan di negara maju juga mempunyai masalah dengan kemiskinan. Kemiskinan tetap menjadi masalah yang rumit, walaupun fakta
menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di negara berkembang jauh lebih besar dibanding dengan negara maju. Hal ini dikarenakan negara berkembang pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya masih mengalami persoalan keterbelakangan hampir di segala bidang, seperti teknologi, kurangnya akses-akses ke sektor ekonomi, dan lain sebagainya.
Dampak kemiskinan dapat dikaitkan dengan bermacam-macam hal yaitu salah satunya adalah kesehatan dan penyakit. Kesehatan dan penyakit adalah hal
yang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kemiskinan, kecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni pada kemiskinannya atau
penyakitnya. Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi
rentan terhadap berbagai macam penyakit, karena mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan berkurang, perilaku
kesehatan kurang, lingkungan pemukiman yang buruk, biaya kesehatan tidak tersedia.
Sebaliknya kesehatan juga mempengaruhi kemiskinan, masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi tingkat
pendidikan yang maju, stabilitas ekonomi mantap, investasi dan tabungan memadai sehingga orang yang sehat dapat menekan pengeluaran untuk berobat
Jamkesmas. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat ini mulai diberlakukan per
Tanggal 1 Juli 2008. Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ini diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN yang diberikan dibedakan menjadi
2 jenis yaitu Jamkesmas Kuota yaitu yang sudah ditetapkan oleh Menteri yaitu untuk wilayah Medan sebesar 458.662 jiwa, dalam pelaksanaannya masyarakat
miskin yang sudah terdata oleh Pemerintah akan mendapatkan kartu Jamkesmas
Universitas Sumatera Utara
yang dapat digunakan di Puskesmas atau rumah Sakit yang telah di tunjuk oleh Pemerintah. Sedangkan untuk Jamkesmas non kuota dapat digunakan oleh
masyarakat miskin yang tidak terdaftar oleh Pemerintah dan Jamkesmas Kuota yang sudah memiliki Surat Keterangan Miskin SKM yang harus diterbitkan oleh
lurah sesuai dengan wilayah tinggal masing-masing. Surat Keterangan Miskin merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan Jamkesmas Non Kuota.
58
Namun dalam pelaksanaannya Jamkesmas yang telah dijalankan sejak tanggal 1 Juli 2012 dikhawatirkan akan menimbulkan beberapa permasalahan
sosial karena Jamkesmas berbeda dengan Askeskin. Pada saat program Askeskin segala bentuk identitas Gerakan Rakyat Miskin untuk selanjunya disingkat
Gakin seperti kartu PKPS-BBM, kartu JPS, kartu sehat, Kartu Identitas Keluarga Miskin KIKM dan Surat Keterangan Tidak Mampu SKTM masih
dapat digunakan untuk mendapat pelayanan kesehatan di RS milik Pemerintah dengan biaya dari Pemerintah pusat. Tetapi dalam pelaksanaan Jamkesmas, hanya
Gakin yang masuk dalam daftar Jamkesmas yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit milik Pemerintah.
Kabag Jamkesmas mengatakan jumlah kuota Gakin yang telah ditetapkan membuat Rumah Sakit berada dalam posisi yang serba sulit. Apabila pihak
Rumah Sakit memberikan pelayanan melebihi kuota, Departemen Kesehatan tidak menanggung biaya dan menyerahkan tanggungan biaya tersebut kepada
Pemerintah Daerah atau Pemerintah Kota. ”Diharapkan kesadaran Pemerintah
58
Hasil wawancara dengan Ibu Rama Wati Kabag Jamkesmas RSU. Dr. Pirngadi Medan Pada tanggal 4 Januari 2014
Universitas Sumatera Utara
Daerah maupun Pemerintah Kota untuk dapat membiayai warganya yang masuk dalam kriteria Gakin tetapi berada di luar kuota Jamkesmas”.
59
Berdasarkan kuota KabupatenKota yang telah ditetapkan dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2008, BupatiWalikota menetapkan peserta Jamkesmas
dalam Surat Keputusan, apabila jumlah Jamkesmas yang ditetapkan melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan maka kelebihan kuota tersebut menjadi
tanggung Jawab Pemerintah Daerah setempat. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala mekanisme dalam
program Jaminan Kesehatan Masyarakat yakni Surat Keterangan Miskin yang masih salah, sehingga dalam pelaksanaannnya surat tersebut tidak bisa digunakan
sebagai rujukan ke beberapa Puskesmas atau Rumah Sakit yang masuk dalam daftar pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya Surat Keterangan Miskin adalah syarat mutlak seorang pasien untuk mendapatkan pelayanan Jamkesmas. Namun sejauh ini, Surat Keterangan Miskin
masih menjadi masalah karena keterbatasan pengetahuan masyarakat, sehingga untuk mendapatkan pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang telah
disediakan terkesan sulit. Ditegaskan Kabag Jamkesmas RSU Dr. Pringadi Medan lebih lanjut penting juga masyarakat memperhatikan tata cara untuk mendapatkan
Surat Keterangan Miskin yaitu, Pertama, Surat Keterangan Miskin harus diterbitkan oleh lurah sesuai dengan wilayah kerja masing-masing berdasarkan
permohonan masyarakat.
60
Selanjutnya, Surat Keterangan Miskin hanya bisa
59
Hasil wawancara dengan Ibu Rama Wati Kabag Jamkesmas RSU Dr. Pirngadi Medan Pada tanggal 3 Januari 2014
60
Ibid
Universitas Sumatera Utara
berlaku untuk satu orang anggota keluarga serta masa berlaku kartu Surat Keterangan Miskin 3 bulan dan dapat diperpanjang setiap 3 bulan sekali.
Meskipun program-program kemiskinan telah dilaksanakan, pada kenyataannya di lapangan program-program tersebut banyak mengalami kendala.
Ini berkaitan dengan sulitnya menghapus garis kemiskinan penduduk, sehingga banyak jumlah masyarakat yang tergolong miskin. Salah satu prasyarat
keberhasilan program-program sangat tergantung pada ketepatan pengidentifikasian target group dan target area.
Seperti yang diberitakan, masih banyak masalah-masalah lain dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat khususnya di Medan masih
ada beberapa pasien miskin yang memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat masih ditarik sejumlah pungutan administrasi. Padahal, kartu
Jamkesmas sudah ditunjukkan kepada petugas rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dalam Program Jamkesmas ini adalah instansi yang berperan penting dalam pelaksanaan pelayanan Jamkesmas
karena melalui Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pasien dapat menggunakan fasilitas Program Jamkesmas baru kemudian diarahkan untuk
dirujuk ke Rumah Sakit apabila membutuhkan penanganan yang lebih serius. Apabila Puskesmas masih menemui kendala dalam pelaksanaan Jamkesmas maka
bagaimana Program ini akan berjalan dengan baik. Sesuai dengan tujuan Jaminan Kesehatan Masyarakat menurut Dinas
Kesehatan yaitu Meningkatkan askes dan mutu pelayanan kesehatan terhadap
Universitas Sumatera Utara
seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Dengan tujuan khusus untuk
meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan serta jaringannya
dan di Rumah Sakit, lalu untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin serta terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan
dan akuntabel. Sesuai masalah-masalah dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat yang telah di jelaskan diatas khususnya dalam wilayah Kota Medan. Dan juga, dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Implementasi
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, dimana Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan
unggulan karena merupakan salah satu puskesmas dengan fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari Unit Gawat Darurat, fasilitas rawat inap, dan fasilitas bersalin,
dengan predikat unggulan itu maka peneliti ingin mengetahui apakah Program Jamkesmas di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan juga dilakukan sesuai
dengan program Pemerintah. Kesehatan merupakan kebutuhan setiap orang yang harus dipenuhi dan
dijamin oleh pemerintah negara yang bersangkutan. Dengan melihat angka kesehatan suatu negara dapat pula dijadikan sebagai salah satu indikator
kesejahteraan masyarakat negara tersebut. Jika angka kesehatannya tinggi maka dapat dikatakan negara tersebut sejahtera dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam suatu peristiwa yang mana mengakibatkan kerugian terhadap seseorang, maka sudah tentu merupakan kewajiban dari pihak yang melakukan
kesalahan mengganti kerugian. Seseorang dalam hal ini korban, dari tindakan tersebut mengalami kerugian baik material maupun moril sehingga sudah wajar
apabila mereka yang dirugikan tersebut mendapat imbalan berupa ganti rugi dari pihak yang merugikan. Berkaitan dengan perlindungan pasien, hal mengenai ganti
rugi atas kesalahan atau kelalaian tersebut dimaksudkan agar menghindari adanya suatu kesalahan atau kelalaian. Dapat dikatakan sebagai tindakan preventif dalam
melindungi pasien. Dalam menentukan pertanggungjawaban suatu tindakan yang mana salah
satu pihaknya dirugikan konsumen, maka pihak korban dapat memperoleh sejumlah ganti kerugian yang sepantasnya guna pembiayaan kerugian yang telah
dideritanya. Hal tersebut terjadi sehubungan dengan adanya suatu resiko yang harus diterima dan tidak dapat dibalikkan kepada orang lain, sebab dengan
terjadinya kesalahan yang menimbulkan korban, tidak terlepas dari kerugian yang ditimbulkan. Sehingga, pada pihak penimbul kerugian wajib untuk memberikan
sejumlah ganti kerugian pada korbannya. Menurut hukum yang berlaku menyebutkan bahwa si pelaku perbuatan berkewajiban memberi ganti kerugian
pada seorang penderita kerugian. Mengenai perlindungan hukum terhadap pasien sebagai konsumen jasa pelayanan medis ada ketentuan yang mengatur. Pada
dasarnya ketentuan yang mengatur perlindungan hukum bagi konsumen dapat dijumpai Pasal 1365 KUH Perdata. Disamping itu Pasal 1365 KUH Perdata
berisikan ketentuan antara lain sebagai berikut: “Tiap perbuatan melawan hukum,
Universitas Sumatera Utara
yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menimbulkan kerugian tersebut”.
Di dalam UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan juga perlindungan terhadap pasien, yaitu Pasal 55 yang berisikan ketentuan antara lain
sebagai berikut: 1
Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan
2 Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku Pemberian hak atas ganti rugi merupakan suatu upaya untuk memberikan perlindungan bagi setiap orang atas suatu
akibat yang timbul, baik fisik maupun non fisik karena kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan. Perlindungan ini sangat penting karena akibat
kelalaian atau kesalahan itu mungkin dapat menyebabkan kematian atau menimbulkan cacat yang permanen.
Yang dimaksud dengan kerugian fisik adalah hilangnya atau tidak berfungsinya seluruh atau sebagian organ tubuh, sedangkan kerugian non fisik
berkaitan dengan martabat seseorang. Dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen tidak diatur dengan jelas mengenai pasien, tetapi
pasien dalam hal ini juga merupakan seorang konsumen. Perlindungan hukum di bidang keperdataan menganut prinsip bahwa “barang siapa merugikan orang lain,
harus memberikan ganti rugi” .Jika seseorang merasa dirugikan oleh warga masyarakat lain, tentu ia akan menggugat pihak lain itu agar bertanggung jawab
secara hukum atas perbuatannya. Dalam hal ini diantara mereka mungkin saja
Universitas Sumatera Utara
sudah terdapat hubungan hukum berupa perjanjian di lapangan hukum keperdataan, tetapi dapat pula sebaliknya, sama sekali tidak ada hubungan hukum
demikian. Jika seseorang sebagai konsumen melakukan hubungan hokum dengan
pihak lain, dan pihak lain itu melanggar perjanjian yang disepakati bersama, maka konsumen berhak menggugat lawannya berdasarkan dalih melakukan wanprestasi
cedera janji. Dalam hal ini pihak yang melakukan hubungan hukum adalah pasien sebagai konsumen dan dokter atau rumah sakit. Apabila sebelumnya tidak
ada perjanjian, konsumen tetap saja memiliki hak untuk menuntut secara perdata, yakni melalui ketentuan perbuatan melawan hukum. Dari ketentuan tersebut
diberikan kesempatan untuk menggugat sepanjang terpenuhi empat unsur, yaitu terjadi perbuatan melawan hukum, ada kesalahan yang dilakukan pihak lain atau
tergugat, ada kerugian yang diderita si penggugat dan ada hubungan kausal antara kesalahan dengan kerugian itu.
Apabila terdapat kesalahan kelalaian dari tindakan medik yang dilakukan oleh tenaga medis dokter, perawat atau asisten lainnya, dalam hal ini dari pihak
konsumen yang menderita kerugian dapat menuntut ganti rugi. Dari kerugian yang di alami oleh konsumen, dalam hal ini mungkin tidak sedikit atau bisa juga dari
kerugian tersebut berakibat kurang baik bagi konsumen. Seseorang dapat dimintakan tanggung jawab hukumnya liable, kalau dia melakukan kelalaian
kesalahan dan kesalahan kelalaian itu menimbulkan kerugian. Orang yang menderita kerugian akibat kelalaian kesalahan orang itu, berhak untuk
menggugat ganti rugi. Begitu pula terhadap kerugian yang dialami pasien dalam
Universitas Sumatera Utara
pelayanan medis, pasien dalam hal ini dapat menuntut ganti rugi atas kesalahan ataupun kelalaian dokter ataupun tenaga medis lainnya.
Pelayanan medis yang diberikan kepada pasien haruslah maksimal, maksudnya adalah pelayanan harus diberikan kepada pasien dalam kondisi
apapun, temasuk pada pasien yang mengalami koma berkepanjangan. American Medical Association AMA menentang adanya physician assited suicide,
yaitumemberikan bantuan pasien untuk mengakhiri hidupnya. AMA berpendapat bahwa setiap pasien secara wajar harus dapat mengharapkan memperoleh mutu
perawatan yang berkualitas pada akhir hayatnya
Universitas Sumatera Utara
74
BAB IV PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN