Implikasi Kebijakan Kebijakan pada sisi mikro di tingkat petani

Implikasi Kebijakan Kebijakan pada sisi mikro di tingkat petani

adalah diseminasi metode SRI hendaknya me- libatkan kelembagaan yang berperan nyata da- lam kegiatan usaha tani dan diimbangi kegiat- an pemantauan dalam jangka waktu tertentu. Diperlukan rekrutmen kader SRI atau tenaga pendamping minimal dalam jangka waktu dua tahun sesuai masa adaptasi terhadap risiko pe- nurunan produksi padi ketika awal penerapan SRI.

Pada skala makro, Pemerintah Kabupaten

Luh P. S., Bambang J., Akhmad F., & Ernan R./Peran Kelembagaan Perdesaan ... 125 Karawang khususnya melalui Dinas Pertani-

[11] Juanda, B., & Anwar, A. (2011). Rancang Bangun

an Tanaman Pangan dapat memfasilitasi me-

Sistem Insentif untuk Meningkatkan Pendapatan

lalui Peraturan Daerah (Perda) yang mendu- Petani, Efisiensi Penggunaan Air dan Ketahanan

Pangan Nasional. Laporan Akhir Hibah Kompeten-

kung penerapan metode SRI disertai pembuat-

si. Jakarta: DP2M Dikti.

an sertifikat SRI untuk lahan-lahan yang telah

[12] Laulanie, H. De. (1992). Technical Presentation of

melewati masa adaptasi penerapan SRI untuk

the System of Rice Intensification, Based on Ka-

memastikan pemberian insentif jasa lingkung-

tayama’s Tillering Model. Association TefySaina (ATS), Antananarivo, Madgascar. http://sri.

an.

ciifad.cornell.edu/aboutsri/Laulanie.pdf (Accessed January 11, 2013).

[13] Manzilati, A. (2011). Kontrak yang Melemahkan:

Daftar Pustaka

Relasi Petani dan Korporasi. Malang: Universitas Brawijaya Press.

[14] North, D. (1990). Institutions, Institutional Cha- [1] Anugerah, I. S., Sumedi, & Wardana, I. P. (2008). nge and Economic Performance. USA: Cambridge Gagasan dan Implementasi System of Rice Inten-

University Press.

sification (SRI) dalam Kegiatan Budidaya Padi [15] Ostrom, E. (1985). Formulating the Elements of Ekologis (BPE). Analisis Kebijakan Pertanian, 6 Institutional Analysis. Paper. Presented to Confe- (1), 75–99. http://pse.litbang.pertanian.go.

id/ind/pdffiles/ART6-1c.pdf rence on Institutional Analysis and Development.

ary 11, 2013). Washington D.C. May 21–22, 1985. [16] Ostrom, E. (1996). Governing the Commons:

(Accessed Janu-

[2] Anwar, A. (1995a). Dasar-Dasar Ilmu Teori Agen- The Evolution of Institutions for Collecti- cy (Agency Theory). Bahan Kuliah Ekonomi Or- ve Action. UK: Cambridge University Press. ganisasi Perdesaan. Bogor: PPS Ilmu Perencana- an Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Institut http://www.kuhlen.name/MATERIALIEN/eDok/

governing_the_commons1.pdf (Accessed March Pertanian Bogor.

[3] Anwar, A. (1995b). Analisis Ekonomi Biaya-Biaya [17] Ostrom, E., Gardner, R., & Walker, J. (2006). Ru- Transaksi (Transaction Cost Economics Analysis). les, Games, and Common-Pool Resources. USA: Makalah. Disampaikan dalam Ceramah Umum The University of Michigan Press. http://www. Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Pe- rencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, press.umich.edu/pdf/9780472065462-fm.pdf

(Accessed March 13, 2013). PPs-IPB. [18] Ruttan, V. W., & Hayami, Y. (1984). Toward the [4] Anwar, A. (2003). Suatu Analisis Tentang Sistem Theory of Induced Institutional Inovation. Discus- Kontrak Pertanian yang Terjadi di Wilayah Perde- sion Paper, 200, February 1984. Minneapolis: Cen- saan. Makalah Petunjuk Bagi Penelitian Kontrak tre for Economic Research, Departement of Econo- Usahatani dan Industri Kecil di Wilayah Perdesa- mic, University of Minnesota. an. Bogor: Program Studi PWD-IPB. [19] Ruttan, V. W., & Hayami, Y. (1984). To- [5] [BBWS] Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. ward a Theory of Induced Institutional In- (2012). Efisiensi Air Melalui Penanaman Padi Me- novation. Center for Economic Research Di- tode SRI (System of Rice Intensification). PPK

scussion Paper, 200. Minneapolis, Minneso- PendayagunaanTata Guna Air (PTGA).

citarum.org ta: Department of Economics, University of

www.

. Minnesota. http://www.econ.umn.edu/library/ [6] Braverman, A., & Stiglitz, J. E. (1982). Share- mnpapers/1984-200.pdf (Accessed February 5, cropping and the Interlinking of Agrarian Markets.

American Economic Review, 72 (4), 695–715. [20] Sappington, D. E. M. (1991). Incentives in [7] Harris, M., & Raviv, A. (1979). Optimal Incentive Principal-Agents Relationships. The Journal of Contracts with Imperfect Information. Journal of Economic Perspectives, 5 (2), 45–66. Economic Theory, 20 (2), 231–259. [21] Shavell. (1979). Risk Sharing and Incentives in the [8] Hayami, Y., & Kikuchi, M. (1981). Dilema Eko- Principal and Agent Relationship. The Bell Jour- nomi Desa: Suatu Pendekatan Ekonomi terhadap nal of Economics, 10 (1), 55–73. Perubahan Kelembagaan di Asia. Jakarta: Yayasan [22] Williamson, O. E. (1981). The Economics of Orga- Obor Indonesia. nization: The Transaction Cost Approach. Ameri- [9] Juanda, B. (2009a). Metodologi Penelitian Ekono- can Journal of Sociology, 87 (3), 548–577. mi dan Bisnis, Edisi Kedua. Bogor: IPB Press. [23] Williamson, O. E. (1986). Economic Organization: [10] Juanda, B. (2009b). Ekonometrika: Pemodelan Firms, Markets and Policy Control. New York: dan Pendugan. Bogor: IPB Press.

126 Luh P. S., Bambang J., Akhmad F., & Ernan R./Peran Kelembagaan Perdesaan ...

New York University Press. [24] Williamson, O. E. (1998). Transaction Cost Eco- nomics: How it Works; Where it is Headed. De Economist, 146 (1), 23–58.

[25] Williamson, O. E. (1991). Comparative Economics Organization: The Analysis of Discrete Structural Alternatives. Administrative Science Quarterly, 36 (2), 269–296.

Luh P. S., Bambang J., Akhmad F., & Ernan R./Peran Kelembagaan Perdesaan ... 127

Tabel 8: Kinerja Kelembagaan Petani di Wilayah Studi

No Uraian Kelompok Tani Dewi Sri Gapoktan Mekar Tani 1 Kejelasan batasan hak individu untuk mengelola kelembagaan

2,7 terkait dengan struktur organisasi (1 = batasan tidak jelas, 2 = batasan kurang jelas, 3 = batasan jelas) a. Sistem keanggotaan (1 = tertutup, 2 = tertutup dengan persya-

1,7

2 3 ratan, 3 = terbuka) b. Lingkup pengelolaan kelembagaan, apakah terbatas lingkup pe-

2 3 tani? (1 = terbatas, 2= terbatas dengan aturan tertentu, 3 = tidak terbatas) c. Memiliki AD/ART? (1 = tidak memiliki AD/ART, 2 = memiliki

1 2 AD/ART, namun belum dilaksanakan, 3 = memiliki AD/ART) 2 Kesesuaian appropriation (pemberian), antara pemakaian sum-

1 1,5 ber daya dengan kontribusi yang diberikan (1 = kesesuaian ren- dah, 2 = kesesuaian sedang, 3 = kesesuaian tinggi) a. Iuran atau kontribusi (1 = tidak ada iuran, 2 = ada iuran tapi

1 2 tidak banyak yang berkontribusi, 3 = ada iuran untuk lembaga) b. Apakah iuran sesuai luas lahan (1 = tidak sesuai, 2 = dise-

1 1 suaikan dengan luas lahan, tapi belum terlaksana, 3 = iuran tergantung luas lahan) 3 Kegiatan bersama (collective action) atau partisipasi dalam

2,0 lembaga (1 = rendah , 2 = sedang, 3 = tinggi) a. Kegiatan dalam lembaga( 1 = belum ada kegiatan, 2 = ada

2,7

3 2 kegiatan tapi banyak yang tidak aktif, 3 = ada kegiatan dan banyak yang aktif) b. Keterlibatan anggota dalam kegiatan lembaga? (1 = keterlibat-

3 2 an rendah, 2 = keterlibatan sedang, 3 = keterlibatan tinggi) c. Menetapkan aturan main (1 = belum melalui musyawarah, 2

2 2 = musyawarah hanya melibatkan pengurus, 3 = musyawarah melibatkan pengurus dan anggota) 4 Monitoring kelembagaan (1= belum pernah, 2=jarang, 3 = se-

2,0 ring) a. Bentuk monitoring kelembagaan? Misal: rapat evaluasi (1

2,3

2 2 = belum pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = monitoring ru- tin/terjadwal) b. Jadwal rutin rapat pengurus? (1 = belum ada, 2 = jarang, 3 =

3 2 ada dan rutin) c. Jadwal rutin rapat anggota? (1 = belum ada, 2 = jarang, 3 =

2 2 ada dan rutin) 5 Penerapan sanksi jika ada pelanggaran (1 = belum diterapkan

1,7 sanksi, 2 = jarang diterapkan, 3 = ada sanksi) a. Apakah ada pelanggaran? (1 = belum pernah, 2 = kadang, 3 =

1,7

2 2 sering) b. Sanksi jika melanggar? (1 = belum pernah ada sanksi, 2 = ada

2 2 sanksi tapi jarang diterapkan, 3 = ada sanksi) c. Tingkatan sanksi? (berat, sedang, ringan) (1 = belum ada ting-

1 1 katan, 2 = ada tingkatan tapi belum dijalankan, 3 = ada ting- katan sanksi) 6 Mekanisme penyelesaian konflik (1 = rumit, 2 = biasa, 3 =

3 3 mudah) a. Konflik dalam lembaga? (1 = sering sekali, 2 = jarang, 3 =

2 2 belum ada) b. Penyelesaian konflik (sesama anggota, melalui pengurus, melalui

pengurus desa atau lainnya) 7 Kewenangan pengaturan terkait kewenangan lembaga lain? (1

pengurus

3 3 = sering kali berbenturan, 2 = kadang-kadang berbenturan, 3 = otoritas tidak berbenturan ) a. Pengakuan lembaga lain (1 = pengakuan lemah, 2 = pengakuan

3 3 tergantung prioritas masalah, 3 = selalu diakui otoritasnya) b. Pengakuan kewenangan oleh dinas/instansi terkait (1 = penga-

3 3 kuan lemah, 2 = pengakuan tergantung prioritas masalah , 3 = selalu diakui otoritasnya) Rata-rata

2,2

2,3

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24