objek pajak dan subjek pajak PBB yang sebenarnya dilapangan untuk dipergunakan sebagai bahan penetapan besarnya PBB Terutang.
d. Identifikasi Objek dan Subjek PBB oleh Petugas PBB bersama aparat Pemerintah Daerah danatau Instansi lainnya atau dikontrakkan ke pihak ketiga
dengan mencocokkan informasi grafis yang ada pada peta kerja dengan keadaan Objek PBB di lapangan.
e. Penyusunan data awal PBB oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama atau pihak lain yang ditunjuk Dirjen Pajak. Penyusunan data awal
adalah semua kegiatan pandataan seluruh objek PBB dalam suatu wilayah tertentu dengan mencatat semua keterangan mengenai objek dan subjek PBB
termasuk nama, alamat, dan dilengkapi dengan pangisian SPOP oleh Wajib Pajak.
2 Kegiatan Pemutakhiran Data PBB Suatu kegiatan memperbaharui atau menyesuaikan data berdasarkan
verifikasipenelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama, berupa Objek PBB dan Subjek PBB dari pejabat.
B. Tata Cara Pembayaran PBB dan Tata Cara Penagihan PBB
1. Tata Cara Pembayaran PBB Perhitungan PBB terutang oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama
dilakukan dalam formulir Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT. SPPT adalah surat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya
Universitas Sumatera Utara
PBB terhutang kepada wajib pajak PBB. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-lambatnya 6 enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh Wajib
Pajak, pajak yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak SKP harus dilunasi selambat-lambatnya 1 satu bulan sejak tanggal diterimanya SKP oleh Wajib Pajak, dan
pajak yang terhutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2 dua persen sebulan, yang dihitung
dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan .
Denda Administrasi ditambah dengan utang pajak yang belum atau kurang dibayar ditagih dengan Surat Tagihan Pajak STP yang harus dilunasi selambat-lambatnya 1
bulan sejak tangal diterimanya STP oleh Wajib Pajak. Pajak yang terhutang dapat dibayar di Bank, Kantor Pos, dan Giro, dan tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
2. Tata Cara Penagihan PBB
Yang menjadi dasar penaghan pajak adalah Surat Pemberitahuan Pajak TerhutangSPPT, Surat Ketetapan PajakSKP dan Surat Tagihan PajakSTP.
Adapun Pelaksanaan penagihan PBB adalah sebagai berikut: a
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama dapat melaksanakan tindakan penagihan PBB apabila pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam SPT
PBB tidak atau kurang dibayar setelah lewat jatuh tempo pembayaran. b
Penerbitan Surat Teguran ST sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dilakukan segera setelah 7 tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
c Setelah lewat waktu 2 hari diterbitkannya ST, jumlah utang pajak yang masih
dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak, Kepala KPP Pratama segera menerbitkan Surat Paksa SP.
d Setelah lewat waktu 2 x 24 jam sejak SP diberitahukan kepada penanggung
pajak, jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak, kepala KPP Pratama segera menerbitkan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan SPMP. e
Setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pengumuman lelang, apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh
penanggung pajak, Kepala KPP Pratama segera melaksanakan Pengumuman LelangPL.
f Setelah lewat 14 hari sejak tanggal pengumuman lelang, apabila utang pajak
dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak, Kepala KPP Pratama segera melaksanakan penjualan barang sitaan
penanggung pajak melalui kantor lelang. g
Dalam hal dilakukan Penagihan Seketika dan Sekaligus, kepada penanggungpajak diterbitkan SP tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran atau tanpa menunggu lewat tenggang waktu 21 hari sejak ST diterbitkan.
Universitas Sumatera Utara
C.Keberatan dan Banding
1. Keberatan a. WP dapat mengajukan keberatan ke Direktur Jenderal Pajak atas SPPT dan SKP,
Keberatan diajukan karena: 1 Bila WP merasa besarnya PBB tidak sesuai dengan keadaan objek pajak yang
sebenarnya. Hal ini karena ada beberapa kesalahan pada luas objek PBB atau kesalahan klarifikasi objek PBB atau kesalahan pada penetapanpengenaan
PBB terutang. 2 Bila terdapat perbedaan penafsiran mengenai peraturan perundang-undangan
tentang PBB antara WP dengan Petugas PBB. b. Tata Cara Keberatan
Syarat Formal: 1 Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 Tiga bulan sejak tanggal
diterimanya SPPTSKP oleh wajib pajak. 2 Dalam hal keadaan terpaksa wajib pajak harus dapat memberikan alasan
bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi. Syarat Materil:
1 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia. 2 Diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang menerbitkan
SPPTSKP. 3 Dalam hal dikuasakan kepada pihak lain harus melampirkan surat kuasa.
Universitas Sumatera Utara
4 Diajkan masing-masing dalam satu Surat Keberatan kecuali yang diajukan secara kolektif melalui lurahkepala Desa untuk setiap SPPTSKP per tahun
pajak. 5 Mengemukakan alasanyang jelas dan mencantumkan besarnya Pajak Bumi
dan Bangunan menurut perhitungan Wajib Pajak. 2. Banding
a. Alasan pengajuan banding: 1 Data objek tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atau
2 Karena adanya perbedaan penafsiran peraturan perundang-undangan antara WP dengan Keputusan Keberatan PBB atau
3 Karena subjek Pajaksudah memberikan keterangan, namun keterangan itu tetap ditolak Dirjen Pajak.
b. Tata Cara Pengajuan Banding 1 Permohona banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
memuat alasan yan jelas. 2 Diajukan dalam jangka waktu 3 tiga bulan sejak tanggal diterimanya Surat
Keputusan atas keberatan wajib pajak. 3 Permohonan banding harus dilampiri foto kopi Surat Keputusan atas keberatan.
Universitas Sumatera Utara
D. Bagi Hasil Penerimaan PBB