11 Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah. c.
Pajak menurut pemungut dan pengelola terdiri dari pajak pusat dan daerah.
1 Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contohnya:
Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan. 2 Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah masing-masing. Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan.
4. Perlawanan Terhadap Pajak
Menurut Waluyo 2008:13 perlawanan terhadap pajak dapat dibagi menjadi perlawanan pasif dan perlawanan aktif.
a. Perlawanan Pasif
Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.
b. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah fiskus dengan
tujuan untuk menghindari pajak.
12
5. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Waluyo 2008:17 sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi Official Assessment System, Self Assessment System, dan
Withholding System. a.
Official Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official Assessment System adalah:
1 wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada
fiskus; 2
Wajib Pajak bersifat pasif; dan 3
utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assessment System
Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
c. Withholding System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
13
B. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 revisi 2009 Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset
atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Suandy 2008:45 menyatakan pendapatnya tentang pajak penghasilan, yaitu:
“Pajak Penghasilan PPh termasuk dalam kategori sebagai pajak subjektif, artinya pajak yang dikenakan karena ada subjeknya yakni
telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perpajakan. Sehingga terdapat ketegasan bahwa apabila tidak ada
subjek pajaknya, maka jelas tidak dapat dikenakan PPh.” Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pengertian pajak
penghasilan yaitu: “Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pajak penghasilan adalah
pajak subjektif yang dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh Wajib Pajak dalam tahun pajak baik dari dalam
negeri maupun luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan.
14
2. Subjek Pajak Penghasilan
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, yang menjadi subjek pajak penghasilan adalah:
a. orang pribadi;
b. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak; c.
badan; dan d.
bentuk usaha tetap BUT. Subjek pajak penghasilan terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan
subjek pajak dalam negeri. a.
Subjek pajak dalam negeri adalah: 1
subjek pajak pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183
seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
2 subjek pajak badan yaitu badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
a pembentukannya
berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
15 b
pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah; c
penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan
d pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
negara; dan 3
warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
b. Subjek pajak luar negeri adalah:
1 orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada
di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di
Indonesia; 2
orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh
panghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
16
3. Bukan Subjek Pajak Penghasilan