28 j.
gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang- undangan di bidang perpajakan.
3. Beda Tetap
Yang dimaksud dengan beda tetap permanen dalam penyesuaian fiskal menurut Paryan 2009:12 adalah perbedaan pengakuan menurut
komersial dan fiskal, seperti: a.
menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut ketentuan PPh bukan penghasilan;
b. menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan
menurut ketentuan PPh telah dikenakan PPh yang bersifat final; dan c.
menurut akuntansi komersial merupakan beban biaya, sedangkan menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan sebagai pengurang
penghasilan bruto.
4. Beda Waktu
Menurut Paryan 2009:12 beda waktu temporer merupakan perbedaan metode yang digunakan antara akuntansi komersial dengan
ketentuan fiskal. Perbedaan waktu dalam penyesuaian fiskal ini dapat menimbulkan pajak tangguhan. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban
pajak tangguhan yang disebabkan oleh perbedaan temporer akan terpulihkan di masa datang karena jumlah yang akan diakui sebagai biaya
29 atau pendapatan akan sama antara akuntansi dan pajak, hanya berbeda
alokasi waktunya saja. Sedangkan Aktiva pajak tangguhan yang timbul dari kompensasi rugi akan terpulihkan bila perusahaan menggunakan
kompensasi rugi tersebut pada tahun di mana perusahaan memperoleh laba fiskal. Bila kompensasi rugi tersebut tidak terpakai dan menjadi hangus,
maka Aktiva pajak tangguhan yang timbul harus disesuaikan. Beda waktu tersebut seperti:
a. metode penyusutan;
b. metode penilaian persediaan;
c. penyisihan piutang tak tertagih;
d. rugi-laba selisih kurs.
D. Perencanaan Pajak 1. Pengertian Perencanaan Pajak
Tax Planning
Perencanaan pajak tax planning merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah
yang minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat berkonotasi positif sebagai
perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya secara
optimal.
30 Zain 2005:67 memberikan rumusan tentang perencanaan pajak,
yaitu: “Perencanaan pajak adalah merupakan tindakan perstrukturan yang
terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi
pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah,
melalui apa yang disebut dengan penghindaran pajak Tax Avoidance dan bukan penyelundupan pajak Tax Evasion yang
merupakan tindak pidana fiskal yang tidak akan ditoleransi.” Tjahjono dan Husein yang dikutip dari Umaimah 2005:45 juga
memberikan pendapat mengenai perencanaan pajak, yaitu: “Perencanaan pajak tax planning adalah proses mengorganisasi
usaha Wajib Pajak atau kelompok Wajib Pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-
pajak lainnya berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh ketentuan perundang-undangan
perpajakan.
” Dari dua definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pajak adalah tindakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk mengefisiensikan jumlah pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-
pajak lainnya dengan cara penghindaran pajak Tax Avoidance yang tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2. Tujuan dan Manfaat Tax Planning
Menurut Yenni Mangonting 1999:45 tujuan dan manfaat tax planning adalah sebagai berikut:
a. Tujuan tax planning secara lebih khusus ditujukan untuk memenuhi
hal-hal sebagai berikut : 1
menghilangkanmenghapus pajak sama sekali;
31 2
menghilangkanmenghapus pajak dalam tahun berjalan; 3
menunda pengakuan penghasilan; 4
mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain; 5
memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dengan membentuk badan usaha baru;
6 menghindari pengenaan pajak ganda; dan
7 menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau teratur
atau membentuk, memperbanyak atau mempercepat pengurangan pajak.
b. Manfaat tax planning adalah: 1
penghematan kas keluar, karena pajak merupakan unsur biaya yang dapat dikurangi; dan
2 mengatur aliran kas, karena dengan perencanaan pajak yang
matang dapat diestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat
menyusun anggaran kas secara lebih akurat.
3. Strategi dalam Tax Planning
Strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam tax planning menurut Aviantara 2008 antara lain:
a. Tax saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih
rendah. Misalnya, perusahaan yang memiliki penghasilan kena
32 pajak lebih dari Rp. 100 juta dapat melakukan perubahan
pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjan gan dalam bentuk uan g .
b. Tax avoidance
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan
merupakan objek pajak. Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu mengubah tunjangan karyawan
dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21.
c. Menunda pembayaran kewajiban pajak Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan
yang berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan dengan menunda penerbitan faktur
pajak keluaran hingga batas waktu yang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam hal ini, penjual dapat
menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan barang.
d. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari timbulnya sanksi perpajakan misalnya berupa
sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan.
33 e.
Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan Dengan mengoptimalkan jumlah kredit pajak yang diperkenankan
maka akan mengurangi beban pajak yang terutang, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih besar.
Sedangkan menurut Sophar Lumbantoruan yang dikutip oleh Yenni Mangonting 1999:47, ada beberapa cara yang dilakukan atau
dipraktekkan Wajib Pajak untuk meminimalkan pajak yang harus dibayar baik secara legal maupun maupun ilegal. Untuk strategi -
strategi dengan cara yang legal biasanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur dalam undang-undang atau
dalam hal ini memanfaatkan celah-celah yang ada dalam undang- undang loopholes. Strategi-strategi tersebut akan dijelaskan dengan
gambar berikut ini.
34 Gambar. 2.1
Strategi-Strategi dalam Meminimalkan Jumlah Pajak yang Harus Dibayar
Sumber: Yeni Mangonting, Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Universitas Kristen Petra, Vol. 1, No. 1, Hal 43-53, 1999
4. Aspek-aspek dalam Tax Planning