yaitu: DPR, ROE, total assets, EPS, dan leverage, menemukan hanya variabel DPR saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER.
Penelitian-penelitian diatas menunjukkan hasil yang belum konsisten, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali price earning ratio dalam
kaitannya dengan model penilaian saham. Sampai pada batas tertentu penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu, terutama penelitian
yang dilakukan oleh Mustafa Kamal Fasa dan Inggit Kusuma Wijaya. Variabel yang digunakan dalam penelitian dikembangkan dari penelitian kedunya,
meliputi: likuiditas, leverage, dividen dan profitabilitas dan price earning ratio. Dari uraian diatas maka penulis mengambil judul “Pengaruh Current Ratio,
Leverage, Dividen Payout Ratio dan Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-
2008.” dalam penelitian ini.
B. Perumusan Masalah
Berdfasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh current ratio,
leverage, dividend payout ratio dan return on equity terhadap price earning ratio baik secara parsial dan simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008?.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh current ratio, leverage, dividend payout ratio dan return on equity terhadap price earning ratio
Universitas Sumatera Utara
baik secara parsial dan simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini ditujukan untuk peneliti selanjutnya, investor dan emiten.
1. Peneliti selanjutnya, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar modal
khususnya mengenai price earning ratio perusahaan. 2.
Investor, penelitian ini bermanfaat untuk referensi dalam menentukan strategi investasinya.
3. Emiten, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam
strategi penciptaan nila bagi pemegang saham stockholder.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Price Earning Ratio PER
a. Pengertian Price Earning Ratio PER
Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Darmaji, 2001:139. Sedangkan menurut
Ang 1997: 24, “Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasarsuatu saham dengan earning per share EPS dari saham yang
bersangkutan”. Price earning ratio merupakan hubungan antara pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor
sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham Garrison, 1998:788. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar
dengan harga saham premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
b. Kegunaan dan Manfaat dari Price Earning Ratio
Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya.
price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga
Universitas Sumatera Utara
saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang Prastowo, 2002:96.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar
mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price earning
ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio
menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price
earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price
earning ratio adalah sebagai berikut Arifin, 2002: 87:
2. Current Ratio
Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya termasuk didalamnya kewajiban membayar dividen kas yang terutang. Unsur-unsur yang mempengaruhi nilai current ratio adalah
aktiva lancar dan utang jangka pendek. Dalam hal ini aktiva lancar terdiri dari uang kas dan juga surat-surat berharga antara lain surat pengakuan hutang, wesel,
saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal. Di lain pihak utang jangka pendek dapat berupa utang pada pihak ketiga bank atau kreditur lainnya.
Menurut Darsono 2005: 52, “semakin tinggi rasio lancar, kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin besar”.
Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan
untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih. Dalam melihat rasio lancar,
analis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri dan kondisi ekonomi makro secara umum.
Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
3. Leverage a. Defenisi dan Tujuan Penggunaan Leverage
Menurut Warsono 2003: 204, “Leverage adalah setiap penggunaan aset dan dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap”. Beban tetap ini dapat
berupa bunga pinjaman, jika perusahaan menggunakan sumber pembiayaan dari luar modal asing,sedang apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin,akan
menanggung beban tetap berupa biaya penyusutan mesin-mesin depresiasi. Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada pihak lain, maka
konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa. Menurut Warsono 2003: 204, “Tujuan perusahaan menggunakan leverage
adalah untuk meningkatkan hasil pengembalian return bagi para pemegang saham biasa pemilik perusahaan”. Disisi lain, dengan adanya harapan terhadap
peningkatan pengembalian sebagai dampak atas penggunaan asset maupun dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap, maka kenaikan leverage
inijuga akan meningkatkan resiko atau arus pendapatan bagi pemegang saham biasa. Menurut Warsono 2003: 205, “Analisis leverage berusaha menganalisis
dampak penggunaaan aset tetap dan sumber pembelanjaan dari luar terhadap pengembalian dan resiko”.
b. Jenis-Jenis dan rumus dari leverage
Dalam Warsono 2003: 205, “ada tiga macam analisis leverage dalam manajemen keuangan yaitu :
1 Analisis leverage Operasi Operating Leverage
2 Analisis Leverage Keuangan Financial Leverage
Universitas Sumatera Utara
3 Analisis Leverage TotalKombinasi Total Totalcombined Leverage
Ad.1. Analisis Leverage Operasi
Menurut Warsono 2003: 213, “Leverage operasi dapat dedefenisikan sebagai penggunaan potensial biaya-biaya operasi untuk memperbesar pengaruh
perubahan dalam penjulan terhadap laba sebelum bunga dan pajak perusahaan”. Ini berarti analisis leverage operasi digunakan untuk melihat seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan
sebelum bunga dan pajak EBIT. Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap,
maka dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan
mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum
bunga dan pajak disebut dengan degree of operating leverage atau disingkat menjadi DOL. Rumus untuk menghitung DOL.
Yang dapat diformulasikan menjadi :
Universitas Sumatera Utara
Setelah menghitung nilai degree of operating leverage, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan degree of operating leverage. degree of
operating leverage dapat diartikan jika volume penjualan berubah naikturun sebesar m, maka EBIT akan berubah sebesar m x DOL. Jadi degree of
operating leverage menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba operasinya.
Ad.2. Analisis leverage Keuangan
Sementara itu perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai financial leverage. Penggunaan
financial leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham EPS yang lebih besar dari pada perubahan laba sebelum bunga dan pajak
EBIT. Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana denga biaya tetap ini disebut dengan degree of financial leverage DFL.
Menurut Warsono 2003: 217, “leverage keuangan didefenisikan sebagai penggunaan potensial biaya-biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh
perubahan dalam laba sebelum bunga dan pajak EBIT terhadap laba per lembar saham perusahaan EPS. Ada dua macam biaya keuangan tetap yang dapat
ditemukan di dalam perusahaan yaitu: bunga atas hutang dan dividen atas saham preferen. Kedua biaya ini harus tetap dibayar tanpa menghiraukan jumlah EBIT
yang tersedia untuk membayarnya. Semakin besar dana yang berasal dari luar yang disertai dengan beban keuangan tetap seperti obligasi, hipotek dan dividen
saham preferen maka akan semakin besar pula beban keuangan yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan seberapa besar pengaruh perubahan EBIT terhadap perubahan laba per lembar saham EPS. Rumus untuk menghitung DFL:
Yang dapat diformulasikan menjadi :
Setelah menghitung nilai DFL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DFL. DFL dapat diartikan, jika EBIT berubah naikturun sebesar
n, maka EPS akan berubah searah sebesar n x DFL. Jadi DFL menunjukkan tingkat sensitivitas EBIT terhadap EPS.
Ad.3. Analisis Leverage TotalKombinasi Total Totalcombined Leverage
Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan
keuntungan bagi pemegang saham biasa. Degree combined leverage adalah multiplier atas perubahan laba per lembar saham EPS karena perubahan
penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage DCL adalah rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Yang dapat diformulasikan menjadi :
ATAU DCL = DOL x DFL
Setelah menghitung nilai DCL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DCL. DCL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah
naikturun sebesar m, maka EPS akan berubah searah sebesar m x DCL. Jadi DCL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap EPS.
Seperti halnya degree of operating leverage dan degree of financial leverage, maka degree of combined leverage juga mengukur resiko perusahaan secara
keseluruhan, baik risiko bisnis maupun risiko financial. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam hubungannya untuk menentukan tingkat keuntungan
yang diminta. Apabila DCL tinggi berarti resiko perusahaan secara keseluruhan juga tinggi maka investor juga akan mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi
pula. Dengan kata lain perusahaan yang menggunakan excessive leverage akan menanggung beban tetap yang lebih tinggi pula kemudian beban tetap yang lebih
tinggi ini cenderung akan offset keuntungan karena penggunaan leverage, dan akhirnya penggunaan leverage yang excessive akan menyebabkan harga pasar
saham menurun yang berarti nilai perusahaan dan juga kemakmuran pemegang saham menurun.
Universitas Sumatera Utara
4. Dividend Payout Ratio. a. Pengertian Dividend Payout Ratio
Dividen adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai kas, saham
perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan Henry
Simamora, 2000, 423. Menurut Hanafi 2004: 361, “Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain.
Menurut Indriyono dan Basri 2002: 232, “dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan
dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase”. Semakin tingginya dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan
memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan.Tetapi sebaliknya, dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang
saham investor tetapi internal perusahaan semakin kuat. b. Faktor-faktor dan Kontroversi Mengenai Dividend Payout Ratio
Menurut Indriyono dan Basri 2002: 233 besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1 Faktor likuiditas
Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout
ratio 2
Kebutuhan dana untuk melunasi hutang
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar dana untuk melunasi hutang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diambil dari kas maka akan berakibat
menurunkan dividend payout ratio. 3
Tingkat ekspansi yang direncanakan Semakin tinggi Tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan
berakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba yang dipeoleh diprioritaskan untuk penambahan kas.
4 Faktor pengawas
Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawasan cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan
kenaikan dividend payout ratio. 5
Ketentuan-ketentuan dari pemerintah Ketentuan-ketentuan itu yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun
yang berkaitan dengan pembayaran deviden 6
Pajak kekayaanpenghasilan dari pemegang saham. Apabila para pemegang saham adalah golongan dari ekonomi lemah yang
bebas pajak maka dividend payout ratio lebih tinggi dibanding apabila para pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.
Ada tiga hal yang dibahas dalam pendapatkontrofersi mengenai pembagian dividen dalam kaitannya nilai saham yaitu:
1 Dividen harus dibagikan dalam jumlah sebesar-besarnya dalam rangka
menaikan saham,
Universitas Sumatera Utara
2 Dividen dibagi atau tidak dibagi adalah sama,
3 Dividen tidak perlu lagi.
c. Rumus Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam
bentuk kas Gitman, 2003. Dividend payout ratio ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan
Dividend payout ratio berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. Para investor yang mengharapkan dividen biasanya berinvestasi untuk jangka panjang dan
mempunyai ketertarikan khusus dengan perusahaan tersebut. Dividen payout ratio ini digunakan untuk mengukur berapa besar bagian dari laba bersih
perusahaan yang digunakan sebagai dividen Umar, 2003: 115. Dividen payout ratio akan memperlihatkan seberapa besar keputusan dalam penentuan kebijakan
dividen. Rumus untuk menghitung dividend payout ratio adalah:
5. Return on EquityROE
ProfitabilityProfitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat Profitabilitas
perusahaan adalah ROE. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan pemegang saham. L. Thian Hin, 2001: 64. ROE
sering disebut rate of return on net worth, yaitu kemampuan perusahaan dalam
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Menurut Darsono 2005,57, “ROE menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan
tingkat kembalian pada pemegang saham”. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang
saham. Sebagai pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko misalkan suku bunga Bank Indonesia. Rumus yang digunakan untuk
mengukur rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Inggit Kusuma Wijaya 2006 dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”, Abdul Kholid 2006 dengan penelitiannya yang berjudul Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tinjauan penelitian terdahulu dapat
dilhat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama peneliti Tahun penelitian
Variabel penelitian Hasil penelitian
Inggit Kusumaputra 2006
⋅ Variabel Independen :
Growth tingkat pertumbuhan laba, Sd Growth standar
deviasi tingkat pertumbuhan laba, ROI Return on
Investment, FLEV Financial Leverage dan ROE Return
on Equity
⋅ Variabel Dependen :
Price Earning Ratio . Variabel Growth
tingkat pertumbuhan laba, ROI Return on
Investment, dan ROE Return on Equity
berpengaruh signifikan terhadap variabel PER
Abdul Kholid 2006
⋅ Variabel Independen :
Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan Return on
Equity, Dividend Payout Ratio, Tingkat suku bunga
Sertifiakat Bank Indonesia, Pertumbuhan Debt to Equity
Ratio, dan Pertumbuhan Return On Investment
⋅ Variabel Dependen :
Price Earning Ratio Pertumbuhan
Penjualan, Pertumbuhan ROE,
Devident Payout Ratio, Tingkat suku bunga SBI,
dan Pertumbuhan ROI berpengaruh secara
signifikan
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian