Rumah Tempat Tingggal Sumber Air Minum

kondisi keamanan lingkungan sangat baik. Hal ini juga didukung oleh status kependudukan, dimana sebagian besar penduduk merupakan penduduk asli. Mereka sudah saling mengenal sejak lama, sehingga nilai-nilai kekerabatan dan kekeluargaan juga sudah terbangun. Kondisi penataan rumah baik, tetapi sebanyak 12,63 reponden menyatakan bahwa kondisi penataan rumah tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari susunan rumah, dimana ada beberapa rumah yang dibangun sembarangan tanpa mengikuti jalur yang sudah ada. Kondisi parit cukup bahkan 23,16 responden menyatakan tidak baik. Parit yang ada sudah tersumbat sehingga aliran air menjadi tidak lancar. Hal ini disebabkan karena masyarakat terbiasa membuang sampah mereka ke parit. Pada lingkungan permukiman nelayan ini sudah tersedia taman, namun demikian kondisinya belum baik, bahkan sebanyak 33,68 responden menyatakan bahwa kondisi taman tidak baik. Taman kurang dipelihara dengan baik, sehingga membuat taman menjadi kotor.

4.5. Gambaran tentang Kondisi Lingkungan Rumah Tempat Tinggal Nelayan

4.5.1. Rumah Tempat Tingggal

Kondisi rumah tempat tinggal masyarakat umumnya masih berbentuk semi permanen. Bahkan masih ada rumah nelayan yang tidak permanen. Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, diketahui hanya 38,95 rumah nelayan yang sudah permanen, selebihnya sebesar 32,63 semi permanen dan 27,57 tidak permanen. Rumah yang tidak permanen ini ditandai dengan dinding yang terbuat dari tepas dan lantai papan. Universitas Sumatera Utara Ukuran rumah yang dimiliki oleh nelayan pada umumnya adalah 6 x 8 m yaitu sebanyak 40 nelayan, tetapi ada 4,21 nelayan yang memiliki rumah dengan ukuran 8 x 12 m. Lantai yang digunakan sudah baik. Tidak ada lagi rumah nelayan yang menggunakan lantai tanah, bahkan sudah ada yang menggunakan lantai keramik. Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa 65 nelayan menggunakan lantai papan, 26 nelayan menggunakan lantai semen, dan 4 nelayan menggunakan lantai keramik. Nelayan yang menggunakan lantai papan adalah nelayan dengan rumah berbentuk panggung dan biasanya berada sangat dekat dengan pantai. Atap yang digunakan oleh nelayan adalah seng dan rumbia. Atap rumbia terutama digunakan pada rumah setengah permanen. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa 67,37 nelayan sudah menggunakan atap seng dan hanya 27,37 yang masih menggunakan atap rumbia.

4.5.2. Sumber Air Minum

Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia dalam melangsungkan kehidupannya, oleh karena itu pemenuhan air bersih yang sesuai dengan standar baku mutu mutlak diperlukan. Sumber air minum utama nelayan adalah sumur, 14,74 nelayan menggunakan sumur bor sedangkan 27,37 masih menggunakan sumur tanah. Nelayan belum ada yang menggunakan sumber air yang berasal dari PAM. Nelayan yang tidak memiliki sumur sebanyak 57,89. Untuk memenuhi kebutuhan air minum, nelayan membeli air bersih sedangkan untuk memenuhi kebutuhan MCK mereka pergi ke sungai. Secara visual, air yang digunakan nelayan tidak berwarna dan Universitas Sumatera Utara tidak berbau, tetapi adakalanya air sumur bercampur dengan air laut karena jarak rumah nelayan yang dekat dengan pantai.

4.5.3. Jamban