Pengaruh Kenaikan Harga Sembako Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu
PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG
KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU
TUGAS AKHIR
ELSYAWILDA HARAHAP
062407158
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(2)
PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG
KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
ELSYAWILDA HARAHAP
062407158
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ELSYAWILDA HARAHAP Nim : 062407158
Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, 2009
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Marwan Harahap, M.Eng NIP. 131 796 149 NIP. 130 422 443
(4)
PERNYATAAN
PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS
KABUPATEN LABUHANBATU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan,.../.../ 2009
ELSYAWILDA HARAHAP 062407158
(5)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Marwan Harahap, M.Eng. sebagai pembimbing saya pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.Panduan ringkas , padat dan professional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Begitu pula Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc. selaku Ketua Jurusan FMIPA USU, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua Dosen dan pegawai pada Departemen Matematika FMIPA USU. Dan yang paling saya sayangi Ayahanda Drs.Sarmadan Harahap dan Ibunda Tercinta Elvi Willizar Rambe karena dengan dorongan dan motivasinya sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini, begitu juga dengan bang Ari dan Dedek serta semua keluarga yang mendukung. Dan tak lupa juga terima kasih kepada teman-teman yang turut membantu penulis, terima kasih ya friends…friendship 4ever 2 All of U, dan kepada seseorang yang tersayang yang ikut membantu penulis, dengan dorongan dan motivasi beliau penulis bersemangat dalam penulisan Tugas Akhir ini. Semoga saya bisa membalas kebaikan dan perhatian kalian semua, dan apabila terkendala semoga Allah yang dapat membalasnya. Amiiien…..
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar ix
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tinjauan Pustaka 2
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Kontribusi Penelitian 5
1.5. Metode Penelitian 5
1.6. Sistematika Penelitian 6
Bab 2 Landasan Teori 7
2.1. Populasi dan Sampel 7
2.2. Analisa Univariate 7
2.3. Analisa Bivariate 8
2.4. Analisis Regresi 9
2.5. Analisis Korelasi 12
Bab 3 Metodologi Penelitian 14
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 14
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 14
3.3. Alat Pengumpulan Data 15
3.4. Rancangan Penelitian 16
3.5. Kerangka Konsep 16
3.6. Defenisi Operasional 16
3.7. Keadaan Ekonomi 17
3.8. Pengumpulan Data 17
3.9. Teknik dan Analisa Data 18
Bab 4 Analisa dan Pembahasan 19
4.1. Analisa Univariate 19
4.1.1. Distribusi Frekuensi 19
4.1.1.1. Pendapatan Masyarakat 19
4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat 20
4.1.1.3. Jumlah Anggota Keluarga 21
4.1.1.4. Tingkat Kebutuhan Sembilan Bahan
Pokok Masyarakat 21
(7)
4.1.1.6. Bahan – bahan Pokok yang Mengalami
Kenaikan Harga 34
4.2.Analisa Bivariate 51
4.2.1. Chi Kuadrat 51
4.2.1.1. Tingkat Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan
Pekerjaan 51
4.2.1.2. Konsumsi Berdasarkan Jumlah Anggota
Keluarga 61
4.2.1.3. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Sembako
Terhadap Pendapatan Masyarakat 70
4.2.1.4. Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Sembako
Berdasarkan Pendapatan 78
4.2.1.5. Pengeluaran Masyarakat Terhadap Sembako 86
4.3. Analisa Regresi 88
4.3.1. Regresi Linier Sederhana 88
4.3.2. Multiple Regresi Pengeluaran Masyarakat 88
Bab 5 Penutup 90
5.1. Kesimpulan 90
5.2. Saran 92
Daftar Pustaka 93
Lampiran
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.1.1. DF. Pendapatan Masyarakat 19
Tabel 4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat 19
Tabel 4.1.1.3. DF. Jak. Masyarakat 21
Tabel 4.1.1.4.1. DF. Tingkat Kebutuhan Gula 21
Tabel 4.1.1.4.2. DF. Tingkat Kebutuhan Beras 22
Tabel 4.1.1.4.3. DF. Tingkat Kebutuhan M.Goreng 23 Tabel 4.1.1.4.4. DF. Tingkat Kebutuhan M. Tanah 24
Tabel 4.1.1.4.5. DF. Tingkat Kebutuhan Susu 24
Tabel 4.1.1.4.6. DF. Tingkat Kebutuhan Telur 25
Tabel 4.1.1.4.7. DF. Tingkat Kebutuhan Tepung 25
Tabel 4.1.1.4.8. DF. Tingkat Kebutuhan Ikan 26
Tabel 4.1.1.4.9. DF. Tingkat Kebutuhan Jagung 27
Tabel 4.1.1.5.1. DF Masya. Yang Konsumsi Gula 27
Tabel 4.1.1.5.2. DF Masya. Yang Konsumsi Beras 28 Tabel 4.1.1.5.3. DF Masya. Yang Konsumsi M. Goreng 29 Tabel 4.1.1.5.4. DF Masya. Yang Konsumsi M. Tanah 29
Tabel 4.1.1.5.5. DF Masya. Yang Konsumsi Susu 30
Tabel 4.1.1.5.6. DF Masya. Yang Konsumsi Telur 31 Tabel 4.1.1.5.7. DF Masya. Yang Konsumsi Tepung 31
Tabel 4.1.1.5.8. DF Masya. Yang Konsumsi Ikan 32
Tabel 4.1.1.5.9. DF Masya. Yang Konsumsi Jagung 33 Tabel 4.1.1.6.1. DF Bahan – bahan Pokok Yang Mengalami
Kenaikan Harga 34
Tabel 4.1.1.6.1.1. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga Gula 35 Tabel 4.1.1.6.1.2. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga Beras 36 Tabel 4.1.1.6.1.3. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga M.Goreng 36 Tabel 4.1.1.6.1.4. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga M.Tanah 37 Tabel 4.1.1.6.1.5. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga Susu 38 Tabel 4.1.1.6.1.6. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga Telur 38 Tabel 4.1.1.6.1.7. DF Tingkat Kewajaran Ken. Harga Ikan 39 Tabel 4.1.1.6.2.1. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Gula 40 Tabel 4.1.1.6.2.2. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Beras 41 Tabel 4.1.1.6.2.3. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga M.Goreng 41 Tabel 4.1.1.6.2.4. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga M.Tanah 42 Tabel 4.1.1.6.2.5. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Susu 43 Tabel 4.1.1.6.2.6. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Telur 44 Tabel 4.1.1.6.2.7. DF Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Ikan 45 Tabel 4.1.1.6.3.1. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga Gula 46 Tabel 4.1.1.6.3.2. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga Beras 47 Tabel 4.1.1.6.3.3. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga M. Goreng 48 Tabel 4.1.1.6.3.4. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga M. Tanah 48 Tabel 4.1.1.6.3.5. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga Susu 49 Tabel 4.1.1.6.3.6. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga Telur 50
(9)
Tabel 4.1.1.6.3.7. DF Tingkat Pengaruh Ken. Harga Ikan 50 Tabel 4.2.1.1.1. Tingkat Kebutuhan Thd. Gula Brds. Pekerjaan 52 Tabel 4.2.1.1.2. Tingkat Kebutuhan Thd. Beras Brds. Pekerjaan 53 Tabel 4.2.1.1.3. Tingkat Kebutuhan Thd. M.Goreng Brds. Pekerjaan 54 Tabel 4.2.1.1.4. Tingkat Kebutuhan Thd. M.Tanah Brds. Pekerjaan 55 Tabel 4.2.1.1.5. Tingkat Kebutuhan Thd. Susu Brds. Pekerjaan 56 Tabel 4.2.1.1.6. Tingkat Kebutuhan Thd. Telur Brds. Pekerjaan 57 Tabel 4.2.1.1.7. Tingkat Kebutuhan Thd. Tepung Brds. Pekerjaan 58 Tabel 4.2.1.1.8. Tingkat Kebutuhan Thd. Ikan Brds. Pekerjaan 59 Tabel 4.2.1.1.9. Tingkat Kebutuhan Thd. Jagung Brds. Pekerjaan 60 Tabel 4.2.1.2.1. Konsumsi Gula Berdasarkan Jak. 61 Tabel 4.2.1.2.2. Konsumsi Beras Berdasarkan Jak. 62 Tabel 4.2.1.2.3. Konsumsi M.Goreng Berdasarkan Jak. 63 Tabel 4.2.1.2.4. Konsumsi M.Tanah Berdasarkan Jak. 64 Tabel 4.2.1.2.5. Konsumsi Susu Berdasarkan Jak. 65 Tabel 4.2.1.2.6. Konsumsi Telur Berdasarkan Jak. 66 Tabel 4.2.1.2.7. Konsumsi Tepung Berdasarkan Jak. 67 Tabel 4.2.1.2.8. Konsumsi Ikan Berdasarkan Jak. 68 Tabel 4.2.1.2.9. Konsumsi Jagung Berdasarkan Jak. 69 Tabel 4.2.1.3.1. Ting. Kewajaran Ken. Gula Brds. Pendapatan 70 Tabel 4.2.1.3.2. Ting. Kewajaran Ken. Beras Brds. Pendapatan 71 Tabel 4.2.1.3.3. Ting. Kewajaran Ken. M.Goreng Brds. Pendapatan 73 Tabel 4.2.1.3.4. Ting. Kewajaran Ken. M.Tanah Brds. Pendapatan 74 Tabel 4.2.1.3.5. Ting. Kewajaran Ken. Susu Brds. Pendapatan 75 Tabel 4.2.1.3.6. Ting. Kewajaran Ken. Telur Brds. Pendapatan 76 Tabel 4.2.1.3.7. Ting. Kewajaran Ken. Ikan Brds. Pendapatan 77 Tabel 4.2.1.5.1. Peng. Kenaikan Harga Gula Brds. Pendapatan 79 Tabel 4.2.1.5.2. Peng. Kenaikan Harga Beras Brds. Pendapatan 80 Tabel 4.2.1.5.3. Peng. Kenaikan Harga M.Goreng Brds. Pendapatan 81 Tabel 4.2.1.5.4. Peng. Kenaikan Harga M.Tanah Brds. Pendapatan 82 Tabel 4.2.1.5.5. Peng. Kenaikan Harga Telur Brds. Pendapatan 83 Tabel 4.2.1.5.6. Peng. Kenaikan Harga Telur Brds. Pendapatan 84 Tabel 4.2.1.5.7. Peng. Kenaikan Harga Ikan Brds. Pendapatan 85 Tabel 4.2.1.5.1. Peng. Kenaikan Harga Telur Brds. Pendapatan 86
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1.1.1. Pendapatan Masyarakat 19
Gambar 4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat 20
Gambar 4.1.1.3. Jak. Masyarakat 21
Gambar 4.1.1.4.1. Tingkat Kebutuhan Gula 22
Gambar 4.1.1.4.2. Tingkat Kebutuhan Beras 22
Gambar 4.1.1.4.3. Tingkat Kebutuhan M.Goreng 23
Gambar 4.1.1.4.4. Tingkat Kebutuhan M. Tanah 24
Gambar 4.1.1.4.5. Tingkat Kebutuhan Susu 24
Gambar 4.1.1.4.6. Tingkat Kebutuhan Telur 25
Gambar 4.1.1.4.7. Tingkat Kebutuhan Tepung 26
Gambar 4.1.1.4.8. Tingkat Kebutuhan Ikan 26
Gambar 4.1.1.4.9. Tingkat Kebutuhan Jagung 27
Gambar 4.1.1.5.1. Masya. Yang Konsumsi Gula 28
Gambar 4.1.1.5.2. Masya. Yang Konsumsi Beras 28
Gambar 4.1.1.5.3. Masya. Yang Konsumsi M. Goreng 29 Gambar 4.1.1.5.4. Masya. Yang Konsumsi M. Tanah 30
Gambar 4.1.1.5.5. Masya. Yang Konsumsi Susu 30
Gambar 4.1.1.5.6. Masya. Yang Konsumsi Telur 31
Gambar 4.1.1.5.7. Masya. Yang Konsumsi Tepung 32
Gambar 4.1.1.5.8. Masya. Yang Konsumsi Ikan 32
Gambar 4.1.1.5.9. Masya. Yang Konsumsi Jagung 33
Gambar 4.1.1.6.1.1. Tingkat Kewajaran Ken. Harga Gula 35 Gambar 4.1.1.6.1.2. Tingkat Kewajaran Ken. Harga Beras 36 Gambar 4.1.1.6.1.3. Tingkat Kewajaran Ken. Harga M.Goreng 37 Gambar 4.1.1.6.1.4. Tingkat Kewajaran Ken. Harga M.Tanah 37 Gambar 4.1.1.6.1.5. Tingkat Kewajaran Ken. Harga Susu 38 Gambar 4.1.1.6.1.6. Tingkat Kewajaran Ken. Harga Telur 39 Gambar 4.1.1.6.1.7. Tingkat Kewajaran Ken. Harga Ikan 39 Gambar 4.1.1.6.2.1. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Gula 40 Gambar 4.1.1.6.2.2. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Beras 41 Gambar 4.1.1.6.2.3. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga M.Goreng 42 Gambar 4.1.1.6.2.4. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga M.Tanah 43 Gambar 4.1.1.6.2.5. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Susu 44 Gambar 4.1.1.6.2.6. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Telur 45 Gambar 4.1.1.6.2.7. Tindakan Masy. Terhadap Ken. Harga Ikan 46 Gambar 4.1.1.6.3.1. Tingkat Pengaruh Ken. Harga Gula 47 Gambar 4.1.1.6.3.2. Tingkat Pengaruh Ken. Harga Beras 47 Gambar 4.1.1.6.3.3. Tingkat Pengaruh Ken. Harga M. Goreng 48 Gambar 4.1.1.6.3.4. Tingkat Pengaruh Ken. Harga M. Tanah 49 Gambar 4.1.1.6.3.5. Tingkat Pengaruh Ken. Harga Susu 50 Gambar 4.1.1.6.3.6. Tingkat Pengaruh Ken. Harga Telur 51 Gambar 4.1.1.6.3.7.Tingkat Pengaruh Ken. Harga Ikan 51
(11)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan - persoalan krusial yang melanda dan melintasi dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya digantungkan pada krisis global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan pangan. Hal ini pun menjadi masalah serius Negara-negara di dunia, terutama Negara sedang berkembang seperti Indonesia.
Dengan terjadinya krisis global saat ini, pemerintah menaikkan tarif bahan bakar minyak, tarif dasar listrik dan air. Dengan naiknya tarif - tarif tersebut maka harga - harga sembilan bahan pokok (sembako) ikut naik dan tidak stabil. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan keadaan ekonomi yang berbeda - beda. Sehingga yang merasakan penderitaan kenaikan harga - harga tersebut adalah rakyat kecil, misalnya petani dan buruh.
Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Urung Kompas dengan pendapatan dan karakteristik yang berbeda. Sehingga Penulis membuat judul penelitian ini “Pengaruh Kenaikan Harga
(12)
Kabupaten Labuhan Batu”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan bagi para pegawai pemerintah di Labuhan Batu.
1.2. Perumusan Masalah
Sembako merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Masyarakat Indonesia mempunyai pendapatan dan karakteristik berbeda, maka harga – harga sembako harus sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya di Kelurahan Urung Kompas. Berdasarkan hal di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh kenaikan harga sembako terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Urung Kompas.
2. Sembako yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu : gula, beras, minyak goreng, minyak tanah, susu, telur, tepung, ikan, dan jagung.
3. Variabel – variabel yang dianalisis adalah harga gula, harga beras, harga minyak goreng, harga minyak tanah, harga susu, harga telur, harga tepung, harga ikan, dan harga jagung.
4. Ekonomi masyarakat adalah pendapatan masyarakat yang memiliki pekerjaan PNS, POLRI, pegawai BUMN, petani, pedagang, dan wiraswasta .
1.3. Tinjauan Pustaka
1. (Sudjana. 1992) “Metode Statistika”,edisi 6 Tarsito, Bandung.
Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel, untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau
(13)
diterangkan oleh variabel-variabel bebas (X) yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu :
∑
= 2 2 i reg y JK R n Y Yiyi
∑
i∑
=∑
−2 2
2 ( )
JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi
Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).
2. (Saleh, Samsubar) “Statistik Non Parametik”, edisi I, BPFE, Yogyakarta.
Test chi square adalah teknik analisis statistik untuk menguji signifikansi antara proporsi ( dan atau probabilitas ) subjek atau objek penelitian yang datanya telah dikategorikan. Pengujian χ2 ini dapat pula digunakan untuk menguji independensi antara suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Kegunaan metode χ2
ditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang cukup berarti antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada tiap dasifikansinya terhadap nilai harapannya yang berdasarkan hipotesa nolnya. Adapun rumus chi square adalah sebagai berikut :
(
)
∑∑
= = − = r i k j Eij Eij Oij 1 1 2 2 χ(14)
dimana :
Oij : jumlah observasi untuk kasus – kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j
Eij : banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j
∑∑
=r = ik
j
1 1
: menunjukkan kita untuk menjumlahkan semua baris (r) dan semua
kolom (k), yakni menjumlahkan semua yang ada
3. (Ritonga, Abdulrahman. 1987)“Statistika Terapan Untuk Penelitian”.
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besarkah hubungan variabel-variabel bebas itu dapat mempengaruhi variabel tak bebas. Untuk hubungan variabel - variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑
∑
−∑
∑
∑
∑
−∑
− = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 1 2 1 1 1 1 i i i i i i i i yx Y Y n X X n Y X Y X n rUntuk mengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan tak bebas, ditinjau dari besar kecilnya nilai koefisien korelasi (r). Makin besar nilai r maka makin kuat hubungannya dan jika r makin kecil berarti makin lemah hubungannya. Nilai r yaitu:
-1,00 ≤ r ≤ - 0,80 berarti korelasi kuat -0,79 ≤ r ≤ - 0,50 berarti korelasi sedang -0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah 0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti korelasi sedang 0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti korelasi kuat
(15)
1.4. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga sembilan bahan pokok terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
1.5. Kontribusi Penelitian
Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Memberi bahan masukan pada pemerintah pada khususnya di Kelurahan Urung Kompas tentang pengaruh kenaikan harga sembako terhadap perekonomian masyarakat.
2. Sebagai informasi bagi BPS di Kabupaten Labuhan Batu.
3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai survai atau menganalisa data.
4. Sebagai bahan masukan bagi penelitian lain dan referensi bagi perpustakaan FMIPA.
1.6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian survai dimana data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner.
Penelitian survai digambarkan sebagai suatu proses untuk mentranspormasikan 3 komponen informasi ilmiah, yaitu : teori, observasi, hipotesa.
(16)
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan “Tugas Akhir” secara garis besarnya dibagi dalam 5 bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang pengambilan judul, perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah Tugas Akhir.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memberikan uraian tentang metode – metode yang digunakan dalam penelitian.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini dilakukan analisis data dengan regresi linier berganda, analisis korelasi ganda.
BAB 5 : PENUTUP
Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.
(17)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri / karakteristik populasi disebut parameter.
Sample adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan posedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Suatu sample yang baik, dalam arti diambil secara benar akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang populasi. Sehingga jika dalam suatu penelitian, sampelnya tidak benar maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak dapat memberikan hasil yang sahih dalam menggambarkan keadaan sebenarnya dari populasi yang diteliti.
2.2. Analisa Univariate
Analisa univariate digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing – masing variabel.
(18)
2.3. Analisa Bivariate 2.3.1. Chi Square (χ2)
Pengujian Chi Kuadrat (X2) adalah pengujian variabel yang independent, yaitu kita menguji apakah variabel acak X mempunyai distribusi F(x) yang tertentu atau tidak. Kegunaan metode X2 ini ditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang cukup berarti (signifikan) antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada setiap klasifikasinya terhadap nilai harapannya (expected velue) yang berdasarkan hipotesa nolnya. Di lain pihak pengujian X2 ini dapat pula digunakan untuk menguji independensi antara suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Untuk menerapkan test X2 pertama-tama kita susun frekuensi-frekuensi itu dalam suatu tabel k x r. Hipotesis-nolya adalah k sampel frekuensi atau proporsi berasal dari popolasi yang sama atau populasi-populasi yang identik. Adapun rumus chi square adalah sebagai berikut :
(
)
∑∑
= = − = ri k
j Eij
Eij Oij
1 1
2 2
χ
dimana :
Oij : jumlah observasi untuk kasus – kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j
Eij : banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j
∑∑
=r = ik
j
1 1
: menunjukkan kita untuk menjumlahkan semua baris (r) dan semua kolom
(19)
Distribusi sampling X2 sebagaimana yang dihitung dari rumus dengan db = (k-1) (r-(k-1) dimana k = banyak kolom dan r = banyak baris. Dengan demikian, kemungkinan yang berkaitan dengan terjadinya harga-harga yang sebesar harga X2 observasi dapat diperoleh dalam tabel. Jika suatu harga observasi X2 sama atau lebih besar dari X tabel maka Ho ditolak pada tingkat signifikansi itu.
2.3.2 Analisis Regresi
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, Regresi membicarakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas ( independent variable ) adalah variabel yang nilai – nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan x. Variabel itu digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel yang lain. Variabel terikat ( dependent variable ) adalah variabel yang nilai – nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang diramalkan atau diterangkan nilainya.
2.3.2.1. Regresi Linier Sederhana
Regresi bermaksud menentukan hubungan fungsional yang diharapkan berlaku untuk populasi berdasarkan data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Hubungan fungsional ini dituliskan dalam persamaan matematik disebut persamaan regresi yang bergantung pada parameter – parameter. Persamaan regresi untuk populasi secara umum dapat dituliskan dalam bentuk :
(20)
dengan θ1, θ2, …, θm parameter – parameter yang ada dalam regresi itu. Sebuah
contoh regresi yang sederhana untuk populasi dengan sebuah variabel bebas ialah yang dikenal dengan regresi linier sederhana dengan model :
μy..x= θ1 + θ2X
Dalam hal ini, parameter adalah θ1 dan θ2. Jika θ1 dan θ2 ditaksir oleh a dan b, maka
regresi berdasarkan sampel adalah :
Ŷ = a + bX
Dimana : Ŷ = Y yang diprediksikan Y = variabel terikat X = variabel bebas
a = bilangan konstanta b = koefisien regresi dengan :
( )(
) ( )(
)
( )
( )( )
( )
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − = − − = 2 2 2 2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n b Xi Xi n XiYi Xi Xi Yi a2.3.2.2 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu predaktor (variable independent).
Regresi linier berganda hampir sama dengan Regresi linier sederhana, hanya saja pada Regresi linier berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu
(21)
variabel penduga. Tujuan analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas nilai X. Bentuk persamaan Regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu :
i ki k i
i X X
X
Y =β0 +β1 1 +β2 2 +...+β ε
Dengan:
Y = Pengamatan ke-i pada variabel takbebas
Xik = Pengamatan ke-i pada variabel bebas
0
β = Parameter Intersep
k β β
β1, 2,..., = Parameter Koefisien regresi variabel bebas
εi = Pengamatan ke i variabel kesalahan
Model di atas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak mengetahui regresi populasi, sehingga model regresi populasi perlu diduga berdasarkan model regresi sampel, sebagai berikut :
ki k i
i
i b b X b X b X
Y = 0 + 1 1 + 2 2 +...+
Dengan :
Y = Variabel tak bebas
X = Variabel bebas
(22)
2.3.2.3 Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur derajat hubungan, meliputi kekuatan hubungan dan bentuk / arah hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Analisis korelasi dan analisis regresi biasanya dipakai bersama – sama. Analisis regresi menjawab bagaimana pola hubungan variabel – variabel dan analisis korelasi menjawab bagaimana keeratan hubungan yang diterangkan dalam persamaan regresi.
Indeks atau bilangan untuk menunjukkan keeratan hubungan antar variabel disebut koefisien korelasi ( r ). Rumusnya adalah :
(
)
{
∑
∑
−∑
}
∑ ∑
{
∑
−( )
∑
}
− = 2 2 2 2 i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n rUntuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan +1. Untuk bentuk / arah hubungan, nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam positif (+) dan negative (-). Harga r = - 1 menunjukkan hubungan negatif yang sempurna dengan arah yang berlawanan antara kedua variabel. Artinya, apabila nilai variabel yang satu naik, maka variabel yang lain turun. Jika harga = + 1 menunjukkan hubungan positif yang sempurna dan menunjukkan hubungan yang searah. Artinya apabila nilai variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lain naik. Jika harga r = 0 berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan.
Jika koefisien korelasi dikuadratkan akan menjadi koefisien determinasi, yang artinya penyebab perubahan pada variabel Y yang akan datang dari variabel X, sebesar kuadrat koefisien korelasinya. Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik / turunnya (variasi) nilai variabel lainnya (variabel Y).
(23)
∑
∑
∑
∑
≥ ≥
=
0 ,
0 2
2 2
2 2
yi i
y yi
i y r
Harga r2 yang terkecil adalah 0 dan yang terbesar 1, 0 ≤ r 2 ≤ 1. Jika harga r2 makin mendekati satu artinya variabel tersebut mempunyai hubungan yang sangat kuat. Sebaliknya jika r2 mendekati nol artinya variabel tersebut tidak mempunyai hubungan yang kuat.
(24)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Kelurahan Urung Kompas terdiri dari 7 dusun dengan jumlah penduduk 6.449 jiwa dimana jumlah laki – laki 3.216 jiwa dan jumlah perempuan 3.233 jiwa.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2009 sampai dengan 18 Januari 2009 di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
(25)
3.2.2. Sampel
Sampel pada penelitian adalah sebahagian dari seluruh rumah tangga yang ada di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
Jumlah sampel penelitian ini dihitung dengan rumus :
2 2
2 / 1
d q p Z
n= −α ⋅ ⋅
Dimana :
n : Besarnya sampel
2 2 / 1−α
Z : Deviasi satndar pada kesalahan type I (α=0,05) = 1.96 p : Proporsi dari jumlah laki – laki di Kel. Urung Kompas
q : 1 – p = 1 – 0.501 = 0.499 ( Proporsi dari jumlah perempuan ) d : perbedaan antara keadaan populasi dengan sampel yang
akan diambil = 10 %
Pemilihan tempat pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling kelompok (cluster) dengan memilih ke-7 Dusun di Kelurahan Urung Kompas. Dari ke-7 Dusun tersebut pemilihan tempat pengambilan sampel diambil berdasarkan blok-blok yang telah terpilih untuk mencari responden.
3.3. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan mengenai data pribadi anggota rumah tangga, pendapatan keluarga rumah tangga, kebutuhan keluarga terhadap sembako, dan tindakan masyarakat terhadap kanaikan harga sembako serta beberapa informasi lain yang dianggap perlu untuk dianalisis.
(26)
3.4. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah bersifat deskriptif dengan analisis harga – harga sembilan bahan pokok (sembako) sehingga didapat kewajaran kenaikan harga sembako dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
3.5. Kerangka Konsep
Kewajaran kenaikan Pekerjaan
Konsumsi Sembako Jumlah anggota keluarga Pengeluaran keluarga Pendapatan Keluarga Tindakan keluarga
Besar kenaikan sembako
3.6 Defenisi Operasional
1. Pendapatan keluarga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima dan diperoleh dari anggota rumah tangga. Pendapatan terbagi dua yaitu pendapatan dari gaji / upah dan pendapatan lainnya.
2. Tingkat kebutuhan sembako adalah ukuran kebutuhan terhadap sembako.
Jawaban responden : sangat butuh, butuh, cukup butuh, kurang butuh, tidak butuh. Skala ukur : ordinal
3. Pengeluaran adalah seluruh pengeluaran anggota keluarga terutama terhadap kebutuhan sembako.
4. Jumlah pemakaian sembako adalah jumlah sembako yang dikonsumsi atau digunakan dalam perminggu.
(27)
5. Kewajaran kenaikan sembako adalah suatu penilaian masyarakat besar kepada kenaikan harga sembako terhadap pendapatan keluarga.
Jawaban responden : sangat wajar, wajar, cukup wajar, kurang wajar, tidak wajar. 6. Tindakan keluarga adalah tindakan yang dilakukan anggota keluarga atau
masyarakat ketika harga sembako mengalami kenaikan.
7. Harga-harga sembako adalah melihat harga sembako sebelum dan setelah mengalami kenaikan harga.
3.7. Keadaan Ekonomi
Keadaan Ekonomi adalah keadaan ekonomi rumah tangga diukur berdasarkan jumlah pengeluaran rata-rata perindividu dalam sebulan dimana pengelompokan adalah :
a. Keadaan ekonomi lemah adalah rumah tangga dengan pengeluaran rata-rata rumah tangga/individu dalam seminggu setara dengan harga beras < 3 Kg. b. Keadaan ekonomi sedang adalah rumah tangga dengan jumlah pengeluaran
perindividu perminggu setara dengan harga antara 3-15 Kg beras (dengan harga standar beras di Kelurahan Urung Kompas Rp.6800/Kg).
c. Keadaan ekonomi baik adalah rumah tangga dengan jumlah pengeluaran perindividu perminggu setara dengan harga beras ≥ 15 Kg (pengkategorian ini berdasarkan standar kebutuhan gizi perkembangan individu).
3.8 Pengumpulan Data
Data primer diperoleh secara langsung dengan wawancara menggunakan kuesioner bertatap muka langsung pada sampel rumah tangga di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
(28)
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mendatangi rumah-rumah responden.
3.9 Teknik dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan penelitian,pengelompokan data dan diolah dengan menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS kemudian dilanjutkan dengan analisa univariate, bivariate dengan uji square. Kemudian analisa dengan menggunakan multiple regeresi dan korelasi serta kendali statistik.
(29)
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Univariate 4.1.1. Distribusi Frekuensi
4.1.1.1. Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.1.
Distribusi Frekuensi Pendapatan Masyarakat
Pendapatan F Proporsi
(%)
Rp 500000 - Rp 1000000 5 8.62
Rp 1100000 - Rp 1600000 11 18.97 Rp 1700000 - Rp 2200000 14 24.14 Rp 2300000 - Rp 2800000 11 18.97 Rp 2900000 – Rp 3400000 10 17.24
≥ Rp 3500000 7 12.06
Total 58 100
(30)
4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.2.Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan
F Proporsi (%)
PNS 16 27.59
Petani 11 18.97
Pegawai BUMN 3 5.17
Wiraswasta 23 39.65
Pedagang 3 5.17
POLRI 2 3.45
Total 58 100
(31)
4.1.1.3. Jumlah Anggota Keluarga Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.3.
Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga
F Proporsi (%)
1 - 3 Orang 9 15.52
4 - 6 Orang 35 60.34
7 - 9 Orang 12 20.69
10 - 12 Orang 2 3.45
Total 58 100
Gambar 4.1.1.3. Jumlah Anggota Keluarga
4.1.1.4. Tingkat Kebutuhan Sembilan Bahan Pokok Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.4.1.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Gula
Tingkat Kebutuhan Gula
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 27 46.55
Butuh 26 44.84
Cukup Butuh 1 1.72
Kurang Butuh 4 6.89
Tidak Butuh 0 0.00
(32)
Gambar 4.1.1.4.1 Tingkat Kebutuhan Gula
b. Beras
Tabel 4.1.1.4.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Beras
Tingkat Kebutuhan Beras
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 56 96.55
Butuh 2 3.45
Cukup Butuh 0 0.00
Total 58 100
(33)
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.4.3.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 44 75.86
Butuh 12 20.69
Cukup Butuh 0 0.00
Kurang Butuh 2 3.45
Total 58 100
Gambar 4.1.1.4.3. Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.4.4.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah
Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah F Proporsi (%)
Sangat Butuh 40 68.97
Butuh 9 15.52
Cukup Butuh 1 1.72
Kurang Butuh 5 8.62
Tidak Butuh 3 5.17
(34)
Gambar 4.1.1.4.4. Tingkat kebutuhan Minyak Tanah
e. Susu
Tabel 4.1.1.4.5.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Susu
Tingkat Kebutuhan Susu
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 14 24.14
Butuh 29 50.00
Cukup Butuh 4 6.90
Kurang Butuh 5 8.62
Tidak Butuh 6 10.34
Total 58 100
(35)
f. Telur
Tabel 4.1.1.4.6.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Telur
Tingkat Kebutuhan Telur
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 8 13.79
Butuh 42 72.41
Cukup Butuh 4 6.90
Kurang Butuh 4 6.90
Total 58 100
Gambar 4.1.1.4.6. Tingkat Kebutuhan Telur
g. Tepung
Tabel 4.1.1.4.7.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Tepung
Tingkat Kebutuhan Tepung
F Proporsi
Sangat Butuh 1 1.72
Butuh 6 10.35
Cukup Butuh 8 13.79
Kurang Butuh 18 31.04
Tidak Butuh 25 43.10
(36)
Gambar 4.1.1.4.7. Tingkat Kebutuhan Tepung
h. Ikan
Tabel 4.1.1.4.8.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Ikan
Tingkat Kebutuhan Ikan
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 34 58.62
Butuh 24 41.38
Cukup Butuh 0 0
Kurang Butuh 0 0
Total 58 100
(37)
i. Jagung
Tabel 4.1.1.4.9.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Jagung
Tingkat Kebutuhan Jagung
F Proporsi (%)
Butuh 0 0
Cukup Butuh 0 0
Kurang Butuh 10 17.24
Tidak Butuh 48 82.76
Total 58 100
Gambar 4.1.1.4.9. Tingkat Kebutuhan Jagung
4.1.1.5. Jumlah yang Dikonsumsi Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.5.1.Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Gula Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Gula
F Proporsi (%)
0 - 1.4 Kg 22 37.93
1.5 - 2.4 Kg 23 39.66
2.5 - 3.4 Kg 8 13.79
≥ 3.5 Kg 5 8.62
(38)
Gambar 4.1.1.5.1. Masyarakat yang Mengkonsumsi Gula Perminggu
b. Beras
Tabel 4.1.1.5.2.Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Beras Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Beras
F Proporsi (%)
2 - 6.9 Kg 3 5.17
7 - 11.9 Kg 39 67.24
12 - 16.9 Kg 15 25.87
17 - 21.9 Kg 1 1.72
Total 58 100
(39)
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.5.3.Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Goreng Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Minyak Goreng
F Proporsi (%)
0 - 1.5 Kg 36 62.08
1.6 – 3.1 Kg 20 34.48
3.2 – 4.7 Kg 0 0.00
4.8 – 6.3 Kg 1 1.72
≥ 6.4 Kg 1 1.72
Total 58 100
Gambar 4.1.1.5.3. Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Goreng Perminggu
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.5.4. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Tanah Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Minyak Tanah
F Proporsi (%)
0.1 - 1.5 Liter 7 12.07
1.6 - 3 Liter 22 37.93
3.1 - 4.5 Liter 4 6.90
4.6 – 6 Liter 19 32.76
≥ 6.1 liter 3 5.17
Tidak mengkonsumsi 3 5.17
(40)
Gambar 4.1.1.5.4. Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Tanah Perminggu
e. Susu
Tabel 4.1.1.5.5. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Susu Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Susu
F Proporsi (%)
0.1 – 1 Kg 46 79.31
1.1 – 2 Kg 6 10.34
Tidak mengkonsumsi susu 6 10.34
Total 58 100
(41)
f. Telur
Tabel 4.1.1.5.6. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Telur Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Telur
F Proporsi (%)
0 - 9 Butir 20 34.48
10 – 19 Butir 22 37.93
20 - 29 Butir 7 12.07
30 - 39 Butir 9 15.52
Total 58 100
Gambar 4.1.1.5.6. Masyarakat yang Mengkonsumsi Telur Perminggu
g. Tepung
Tabel 4.1.1.5.7. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Tepung Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Tepung
F Proporsi (%)
0.1 - 1.5 Kg 28 48.28
1.6 - 3 Kg 4 6.90
> 3 Kg 1 1.72
Tidak mengkonsumsi tepung 25 43.10
(42)
Gambar 4.1.1.5.7. Masyarakat yang Mengkonsumsi Tepung Perminggu
h. Ikan
Tabel 4.1.1.5.8. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Ikan Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Ikan
F Proporsi (%)
0.1 - 3 Kg 30 51.72
3.1 - 6 Kg 17 29.31
6.1 - 9 Kg 11 18.97
Total 58 100
(43)
i. Jagung
Tabel 4.1.1.5.9. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Jagung Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Jagung
F Proporsi (%)
Tidak mengkonsumsi jagung 48 82.76
0.1 – 0.9 10 17.24
1.0 – 1.8 0 0.00
Total 58 100
(44)
4.1.1.6. Bahan – Bahan Pokok yang Mengalami Kenaikan Harga di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.6.1 Distribusi Frekuensi Bahan – bahan Pokok yang Mengalami Kenaikan Harga
Bahan Pokok
Naik Tidak Naik Tidak Butuh Total
F Proporsi (%) F
Proporsi
(%) F
Proporsi
(%) F
Proporsi (%)
Gula 34 58.62 24 41.38 0 0.00 58 100.0
Beras 58 100.0 0 0.00 0 0.00 58 100.0
Minyak Goreng 52 89.66 6 10.34 0 0.00 58 100.0
Minyak Tanah 53 91.38 2 3.45 3 5.17 58 100.0
Susu 48 82.76 4 6.90 6 10.34 58 100.0
Telur 54 93.10 4 6.90 0 0.00 58 100.0
Tepung 7 12.07 26 44.83 25 43.10 58 100.0
Daging/Ikan 58 100.0 0 0.00 0 0.00 58 100.0
Jagung 3 5.17 7 12.07 48 82.76 58 100.0
Dari tabel hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang menyatakan tentang bahan – bahan yang mengalami kenaikan harga adalah gula sebanyak 34 orang atau 58.62 %, beras 58 orang atau 100.0 %, minyak goreng 52 orang atau 89.66 %, minyak tanah 53 orang atau 91.38 %, susu 48 orang atau 82.76 %, telur 54 orang atau 93.10 %, tepung 26 orang atau 44.83 %, ikan 58 orang atau 100.0 %, dan jagung 3 orang atau 5.17 %. Dengan hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang bahan – bahan sembako yang mengalami kenaikan harga mengacu pada bahan – bahan :
1. gula 2. beras
3. minyak goreng 4. minyak tanah 5. susu
(45)
6. telur 7. ikan
4.1.1.6.1. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Sembako
a. Gula
Tabel 4.1.1.6.1.1.Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Gula
Tingkat Kewajaran Harga Gula
F Proporsi (%)
Tidak Naik 24 41.38
Wajar 8 13.79
Cukup Wajar 6 10.34
Kurang Wajar 8 13.79
Tidak Wajar 12 20.70
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.1.1. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Gula
(46)
Tabel 4.1.1.6.1.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Beras
Tingkat Kewajaran Harga Beras
F Proporsi (%)
Sangat Wajar 0 0.00
Wajar 7 12.07
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 19 32.76
Tidak Wajar 32 55.17
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.1.2. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Beras
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.6.1.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Goreng
Tingkat Kewajaran Harga Minyak Goreng
F Proporsi (%)
Tidak Naik 6 10.34
Wajar 12 20.69
Cukup Wajar 2 3.45
Kurang Wajar 14 24.14
Tidak Wajar 24 41.38
(47)
Gambar 4.1.1.6.1.3. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.6.1.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Tanah
Tingkat Kewajaran Harga Minyak Tanah
F Proporsi (%)
Tidak Naik 2 3.45
Tidak Butuh 3 5.17
Wajar 7 12.07
Cukup Wajar 2 3.45
Kurang Wajar 19 32.76
Tidak Wajar 25 43.10
Total 58 100
(48)
e. Susu
Tabel .4.1.1.6.1.5.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Susu
Tingkat Kewajaran Harga Susu
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Wajar 3 5.17
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 21 36.21
Tidak Wajar 24 41.38
Tidak Butuh 6 10.34
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.1.5. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Susu
f. Telur
Tabel .41.1.6.1.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Telur
Tingkat Kewajaran Harga Telur
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Wajar 3 5.17
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 34 58.62
Tidak Wajar 17 29.31
(49)
Gambar 4.1.1.6.1.6 Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Telur
g. Ikan
Tabel 4.1.1.6.1.7.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Ikan
Tingkat Kewajaran Harga Ikan
F Proporsi (%)
Tidak Naik 0 0.00
Sangat Wajar 0 0.00
Wajar 8 13.79
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 15 25.87
Tidak Wajar 35 60.34
Total 58 100
(50)
4.1.1.6.2. Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Sembako di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.6.2.1.
Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Gula
Tindakan Responden Saat Gula Naik
F Proporsi (%)
Tetap membeli gula seperti biasa 18 31.03
Tetap membeli gula tetapi jarang 2 3.45
Tetap membeli gula dng mengurangi kebutuhan lain 6 10.35 Tetap membeli gula dng mengurangi jmlh pembeliannya 8 13.79
Tidak naik 24 41.38
Total 58 100
(51)
b. Beras
Tabel 4.1.1.6.2.2. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Beras
Tindakan Responden Saat Beras Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli beras seperti biasa 57 98.28 Tetap membeli beras tetapi jarang 0 0.00 Tetap membeli beras dng mengurangi
kebutuhan lain 1 1.72
Tetap membeli beras dng mengurangi
jmlh pembeliannya 0 0.00
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.2.2.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Beras
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.6.2.3. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Goreng
Tindakan Responden Saat Minyak Goreng Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli minyak goreng seperti biasa 35 60.34 Tetap membeli minyak goreng tetapi Jarang 2 3.45 Tetap membeli minyak goreng dng mengurangi kebutuhan lain 2 3.45 Tetap membeli minyak goreng dng mengurangi jmlh
pembeliannya
13 22.41
Tidak naik 6 10.35
(52)
Gambar 4.1.1.6.2.3.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.6.2.4. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Tanah
Tindakan Responden Saat Minyak Tanah Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli minyak tanah seperti biasa 34 58.62 Tetap membeli minyak tanah tetapi jarang 3 5.17 Tetap membeli minyak tanah dng mengurangi
kebutuhan lain
2 3.45 Tetap membeli minyak tanah dng mengurangi jmlh
pembeliannya
14 24.14
Tidak membeli minyak tanah 0 0.00
Tidak naik 2 3.45
Tidak butuh 3 5.17
(53)
Gambar 4.1.1.6.2.4.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Tanah
e. Susu
Tabel 4.1.1.6.2.5. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Susu
Tindakan Responden Saat Susu Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli susu seperti biasa 15 25.86 Tetap membeli susu tetapi jarang 5 8.62 Tetap membeli susu dng mengurangi kebutuhan
lain
2 3.45 Tetap membeli susu dng mengurangi jmlh
pembeliannya
26 44.83
Tidak membeli susu 0 0.00
Tidak Naik 4 6.90
Tidak Butuh 6 10.34
(54)
Gambar 4.1.1.6.2.5.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Susu
f. Telur
Tabel 4.1.1.6.2.6. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Telur
Tindakan Responden Saat Telur Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli telur seperti biasa 17 29.31
Tetap membeli telur tetapi jarang 3 5.17
Tetap membeli telur dng mengurangi kebutuhan lain 2 3.45 Tetap membeli telur dng mengurangi jmlh
pembeliannya
29 50.00
Tidak membeli telur 3 5.17
Tidak naik 4 6.90
(55)
Gambar 4.1.1.6.2.6.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Telur
g. Ikan
Tabel 4.1.1.6.2.7. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Ikan
Tindakan Responden Saat Ikan Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli ikan seperti biasa 37 63.79 Tetap membeli ikan tetapi Jarang 2 3.45 Tetap membeli ikan dng mengurangi kebutuhan lain 0 0.00 Tetap membeli ikan dng mengurangi jmlh
pembeliannya
19 32.76
Tidak membeli ikan 0 0.00
Total 58 100
(56)
Gambar 4.1.1.6.2.7. Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Ikan
4.1.1.6.3. Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Sembako di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.6.3.1.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Gula
Pengaruh Kenaikan Harga Gula
F Proporsi (%)
Tidak Naik 24 41.38
Sangat Berpengaruh 16 27.58
Berpengaruh 8 13.79
Cukup Berpengaruh 4 6.90
Kurang Berpengaruh 4 6.90
TTidak Berpengaruh 2 3.45
(57)
Gambar 4.1.1.6.3.1.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Gula
b. Beras
Tabel 4.1.1.6.3.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Beras
Pengaruh Kenaikan Harga Beras
F Proporsi (%)
Sangat Berpengaruh 42 72.42
Berpengaruh 14 24.14
Cukup Berpengaruh 0 0.00
Kurang Berpengaruh 1 1.72
Tidak Berpengaruh 1 1.72
Total 58 100
(58)
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.6.3.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
F Proporsi (%)
Tidak Naik 6 10.35
Sangat Berpengaruh 26 44.83
Berpengaruh 20 34.48
Cukup Berpengaruh 1 1.72
Kurang Berpengaruh 3 5.17
TTidak Berpengaruh 2 3.45
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.3.3.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.6.3.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
F Proporsi (%)
Tidak Naik 2 3.45
Tidak Butuh 3 5.17
Sangat Berpengaruh 30 51.73
Berpengaruh 15 25.86
Cukup Berpengaruh 0 0.00
Kurang Berpengaruh 5 8.62
Tidak Berpengaruh 3 5.17
(59)
Gambar 4.1.1.6.3.4.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
e. Susu
Tabel 4.1.1.6.3.5.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Susu
Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Tidak Butuh 6 10.34
Sangat Berpengaruh 18 31.03
Berpengaruh 24 41.39
Cukup Berpengaruh 6 10.34
Kurang Berpengaruh 0 0.00
Tidak Berpengaruh 0 0.00
Total 58 100
(60)
f. Telur
Tabel 5.1.1.6.3.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur
Pengaruh Kenaikan Harga Telur
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Sangat Berpengaruh 12 20.70
Berpengaruh 24 41.38
Cukup Berpengaruh 3 5.17
Kurang Berpengaruh 9 15.51
Tidak Berpengaruh 6 10.34
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.3.6.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur
g. Ikan
Tabel 4.1.1.6.3.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Ikan
Pengaruh Kenaikan Harga Ikan
F Proporsi (%)
Sangat Berpengaruh 37 63.79
Berpengaruh 18 31.04
Cukup Berpengaruh 0 0.00
Kurang Berpengaruh 2 3.45
Tidak Berpengaruh 1 1.72
(61)
Gambar 4.1.1.6.3.7.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Ikan
4.2. Analisa Bivariate 4.2.1. Chi Kuadrat ( X2 )
4.2.1.1. Tingkat Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
1. Gula
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat. H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat.
(62)
Tabel 4.2.1.1.1.Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Gula Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Gula
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
PNS F 14 2 0 0 16
% 24.1% 3.4% .0% .0% 27.6%
Petani F 3 5 0 3 11
% 5.2% 8.6% .0% 5.2% 19.0%
Pegawai BUMN F 1 3 0 0 4
% 1.7% 5.2% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 7 14 1 1 23
% 12.1% 24.1% 1.7% 1.7% 39.7%
Pedagang F 1 1 0 0 2
% 1.7% 1.7% .0% .0% 3.4%
POLRI F 1 1 0 0 2
% 1.7% 1.7% .0% .0% 3.4%
Total F 27 26 1 4 58
% 46.6% 44.8% 1.7% 6.9% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 24,238 df = 15 p = 0,061
2
tab
χ , = 24,996 Kesimpulan :
2
hit χ < 2
tab
χ , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan gula dengan jenis pekerjaan masyarakat.
(63)
2. Beras
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.2. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Beras Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Beras
Total Sangat Butuh Butuh
PNS F 16 0 16
% 27.6% .0% 27.6%
Petani F 9 2 11
% 15.5% 3.4% 19.0%
Pegawai BUMN F 4 0 4
% 6.9% .0% 6.9%
Wiraswasta F 23 0 23
% 39.7% .0% 39.7%
Pedagang F 2 0 2
% 3.4% .0% 3.4%
POLRI F 2 0 2
% 3.4% .0% 3.4%
Total F 56 2 58
% 96.6% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 8.851 df = 5 p = 0.115
2
tab
χ = 11,070 Kesimpulan
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan beras dengan jenis pekerjaan masyarakat.
(64)
3. Minyak Goreng
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.3.Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Minyak Goreng Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
Total Sangat Butuh Butuh
Kurang Butuh
PNS F 16 0 0 16
% 27.6% .0% .0% 27.6%
Petani F 5 5 1 11
% 8.6% 8.6% 1.7% 19.0%
Pegawai BUMN F 4 0 0 4
% 6.9% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 15 7 1 23
% 25.9% 12.1% 1.7% 39.7%
Pedagang F 2 0 0 2
% 3.4% .0% .0% 3.4%
POLRI F 2 0 0 2
% 3.4% .0% .0% 3.4%
Total F 44 12 2 58
% 75.9% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 14,707 df = 10 p = 0,143
2
tab
χ , = 18,307 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , tabel, maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan minyak goreng dengan jenis pekerjaan.
(65)
4. Minyak Tanah
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.4. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Minyak Tanah Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh
PNS F 11 1 0 2 2 16
% 19.0% 1.7% .0% 3.4% 3.4% 27.6%
Petani F 8 2 0 0 1 11
% 13.8% 3.4% .0% .0% 1.7% 19.0%
Pegawai BUMN
F 2 2 0 0 0 4
% 3.4% 3.4% .0% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 17 3 1 2 0 23
% 29.3% 5.2% 1.7% 3.4% .0% 39.7%
Pedagang F 1 0 0 1 0 2
% 1.7% .0% .0% 1.7% .0% 3.4%
POLRI F 1 1 0 0 0 2
% 1.7% 1.7% .0% .0% .0% 3.4%
Total F 40 9 1 5 3 58
% 69.0% 15.5% 1.7% 8.6% 5.2% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 17,286 df = 20 p = 0,634
2
tab
χ , = 31,410 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan minyak tanah dengan jenis pekerjaan.
(66)
5.Susu
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarakat. H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarat.
Tabel 4.2.1.1.5. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Susu Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 26,358 df = 20 p = 0,154
2
tab
χ = 31,410 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan susu dengan jenis pekerjaan.
Tingkat Kebutuhan Susu
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh
PNS F 7 9 0 0 0 16
% 12.1% 15.5% .0% .0% .0% 27.6%
Petani F 3 2 2 1 3 11
% 5.2% 3.4% 3.4% 1.7% 5.2% 19.0%
Pegawai BUMN
F 1 2 1 0 0 4
% 1.7% 3.4% 1.7% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 3 13 1 4 2 23
% 5.2% 22.4% 1.7% 6.9% 3.4% 39.7%
Pedagang F 0 2 0 0 0 2
% .0% 3.4% .0% .0% .0% 3.4%
POLRI F 0 1 0 0 1 2
% .0% 1.7% .0% .0% 1.7% 3.4%
Total F 14 29 4 5 6 58
(67)
6. Telur
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.6. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Telur Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Telur
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
PNS F 3 13 0 0 16
% 5.2% 22.4% .0% .0% 27.6%
Petani F 1 7 1 2 11
% 1.7% 12.1% 1.7% 3.4% 19.0%
Pegawai BUMN F 0 3 0 1 4
% .0% 5.2% .0% 1.7% 6.9%
Wiraswasta F 4 15 3 1 23
% 6.9% 25.9% 5.2% 1.7% 39.7%
Pedagang F 0 2 0 0 2
% .0% 3.4% .0% .0% 3.4%
POLRI F 0 2 0 0 2
% .0% 3.4% .0% .0% 3.4%
Total F 8 42 4 4 58
% 13.8% 72.4% 6.9% 6.9% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 11,179 df = 15 p = 0,740
2
tab
χ = 24,996 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan telur dengan jenis pekerjaan.
(68)
7. Tepung
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat. H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.2.1.1.7. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Tepung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 34,261 df = 20 p = 0,024
2
tab
χ = 31,410 Kesimpulan :
2
hit
χ > χtab2 ,maka Ho ditolak, kesimpulannya ada hubungan antara tingkat kebutuhan tepung dengan jenis pekerjaan.
Tingkat Kebutuhan Tepung
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
Tidak Butuh
PNS F 0 2 2 8 4 16
% .0% 3.4% 3.4% 13.8% 6.9% 27.6%
Petani F 0 0 2 0 9 11
% .0% .0% 3.4% .0% 15.5% 19.0%
Pegawai BUMN F 1 1 0 1 1 4
% 1.7% 1.7% .0% 1.7% 1.7% 6.9%
Wiraswasta F 0 2 3 8 10 23
% .0% 3.4% 5.2% 13.8% 17.2% 39.7%
Pedagang F 0 1 1 0 0 2
% .0% 1.7% 1.7% .0% .0% 3.4%
POLRI F 0 0 0 1 1 2
% .0% .0% .0% 1.7% 1.7% 3.4%
Total F 1 6 8 18 25 58
(69)
8. Ikan
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan ikan terhadap pekerjaan. H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan ikan terhadap pekerjaan.
Tabel 4.2.1.1.8. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Ikan Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Ikan
Total Sangat Butuh Butuh
PNS F 8 8 16
% 13.8% 13.8% 27.6%
Petani F 7 4 11
% 12.1% 6.9% 19.0%
Pegawai BUMN F 2 2 4
% 3.4% 3.4% 6.9%
Wiraswasta F 15 8 23
% 25.9% 13.8% 39.7%
Pedagang F 1 1 2
% 1.7% 1.7% 3.4%
POLRI F 1 1 2
% 1.7% 1.7% 3.4%
Total F 34 24 58
% 58.6% 41.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 1,262 df = 5 p = 0,939
2
tab
χ = 11,070 Kesimpulan :
2
hit
χ <χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
(70)
9. Jagung
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan. H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan.
Tabel 4.2.1.1.9. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Jagung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Jagung
Total Kurang
Butuh
Tidak Butuh
PNS F 4 12 16
% 6.9% 20.7% 27.6%
Petani F 1 10 11
% 1.7% 17.2% 19.0%
Pegawai BUMN F 1 3 4
% 1.7% 5.2% 6.9%
Wiraswasta F 3 20 23
% 5.2% 34.5% 39.7%
Pedagang F 0 2 2
% .0% 3.4% 3.4%
POLRI F 1 1 2
% 1.7% 1.7% 3.4%
Total F 10 48 58
% 17.2% 82.8% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 3,561 df = 5 p = 0,614
2
tab
χ = 11,070 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan jagung dengan jenis pekerjaan.
(71)
4.2.1.2. Crostab Konsumsi Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
1. Gula
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga. H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.1. Crostab Konsumsi Gula Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0 - 1.4 Kg F 3 11 7 1 22
% 5.2% 19.0% 12.1% 1.7% 37.9%
1.5 - 2.4 Kg F 4 17 2 0 23
% 6.9% 29.3% 3.4% .0% 39.7%
2.5 - 3.4 Kg F 1 5 1 1 8
% 1.7% 8.6% 1.7% 1.7% 13.8%
> 3.5 Kg F 1 2 2 0 5
% 1.7% 3.4% 3.4% .0% 8.6%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 8,675 df = 9 p = 0,468
2
tab
χ = 16,919 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi
(72)
2. Beras
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga H1 :Ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.2. Crostab Konsumsi Beras Berdasarkan Jumlah Anggota
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang
10 – 12 Orang
2 - 6.9 Kg F 1 2 0 0 3
% 1.7% 3.4% .0% .0% 5.2%
7 - 11.9 Kg F 5 24 9 1 39
% 8.6% 41.4% 15.5% 1.7% 67.2%
12 - 16.9 Kg F 3 9 2 1 15
% 5.2% 15.5% 3.4% 1.7% 25.9%
17 - 21.9 Kg F 0 0 1 0 1
% .0% .0% 1.7% .0% 1.7%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 6,616 df = 9 p = 0,677
2
tab
χ = 16,919 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 ,maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga.
(73)
3. Minyak Goreng
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota keluarga
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota
keluarga
Tabel 4.2.1.2.3.
Crostab Konsumsi Minyak Goreng Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0 - 1.5 Kg F 6 22 7 1 36
% 10.3% 37.9% 12.1% 1.7% 62.1%
1.6 – 3.1 Kg F 2 12 5 1 20
% 3.4% 20.7% 8.6% 1.7% 34.5%
4.8 – 6.3 Kg F 1 0 0 0 1
% 1.7% .0% .0% .0% 1.7%
> 6.4 Kg F 0 1 0 0 1
% .0% 1.7% .0% .0% 1.7%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 6,922 df = 9 p = 0,645
2
tab
χ = 16,919 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 ,maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi
(74)
4. Minyak Tanah
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga
H1 :Ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota
keluarga
Tabel 4.2.1.2.4.
Crostab Konsumsi Minyak Tanah Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0.1 - 1.5 Liter F 1 5 1 0 7
% 1.7% 8.6% 1.7% .0% 12.1%
1.6 - 3 Liter F 3 11 7 1 22
% 5.2% 19.0% 12.1% 1.7% 37.9%
3.1 - 4.5 Liter F 1 3 0 0 4
% 1.7% 5.2% .0% .0% 6.9%
4.6 - 6 Liter F 3 13 2 1 19
% 5.2% 22.4% 3.4% 1.7% 32.8%
> 6.1 Liter F 0 2 1 0 3
% .0% 3.4% 1.7% .0% 5.2%
Tidak Mengkonsumsi F 1 1 1 0 3
% 1.7% 1.7% 1.7% .0% 5.2%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 7,712 df = 15 p = 0,953
2
tab
(75)
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 ,maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga.
5. Susu
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga)
Tabel 4.2.1.2.5.Crostab Konsumsi Susu Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 – 3 Orang 4 – 6 Orang 7 – 9 Orang
10 – 12 Orang
0.1 – 1 Kg F 8 31 6 1 46
% 13.8% 53.4% 10.3% 1.7% 79.3%
1.1 – 2 Kg F 1 1 3 1 6
% 1.7% 1.7% 5.2% 1.7% 10.3%
Tidak
mengkonsumsi
F 0 3 3 0 6
% .0% 5.2% 5.2% .0% 10.3%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 13,168 df = 6 p = 0,040
2
tab
χ = 12,592 Kesimpulan :
2
hit
χ > χtab2 , maka Ho ditolak, kesimpulannya ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga.
(76)
6. Telur
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga. H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.6. Crostab Konsumsi Telur Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0 – 9 Butir F 3 10 7 0 20
% 5.2% 17.2% 12.1% .0% 34.5%
10 - 19 Butir F 3 17 1 1 22
% 5.2% 29.3% 1.7% 1.7% 37.9%
20 - 29 Butir F 0 5 1 1 7
% .0% 8.6% 1.7% 1.7% 12.1%
30 - 39 Butir F 3 3 3 0 9
% 5.2% 5.2% 5.2% .0% 15.5%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 14,657 df = 9 p = 0,101
2
tab
χ = 16,919 Kesimpulan :
2
hit χ < 2
tab
χ , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga.
(77)
7. Tepung
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga
Tabel 4.2.1.2.7.
Crostab Konsumsi Tepung Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0.1 - 1.5 Kg F 3 21 3 1 28
% 5.2% 36.2% 5.2% 1.7% 48.3%
1.6 - 3 Kg F 0 2 2 0 4
% .0% 3.4% 3.4% .0% 6.9%
> 3.1Kg F 0 0 1 0 1
% .0% .0% 1.7% .0% 1.7%
Tidak
mengkonsumsi
F 6 12 6 1 25
% 10.3% 20.7% 10.3% 1.7% 43.1%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 11,030 df = 9 p = 0,274
2
tab
χ = 16, 919 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
(78)
8. Ikan
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi ikan berdasarkan jumlah anggota keluarga. H1 :Ada pengaruh jumlah konsumsi ikan berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.8.
Crostab Konsumsi Ikan Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota Keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0.1 - 3 Kg F 2 18 9 1 30
% 3.4% 31.0% 15.5% 1.7% 51.7%
3.1 - 6 Kg F 5 12 0 0 17
% 8.6% 20.7% .0% .0% 29.3%
6.1- 9 Kg F 2 5 3 1 11
% 3.4% 8.6% 5.2% 1.7% 19.0%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 10,988 df = 6 p = 0,089
2
tab
χ = 12,592 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi ikan berdasarkan jumlah anggota keluarga.
(79)
9. Jagung
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.9.
Crostab Konsumsi Jagung Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota Keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0.1 - 0.9 Kg F 1 6 2 1 10
% 1.7% 10.3% 3.4% 1.7% 17.2%
Tidak
mengkonsumsi
F 8 29 10 1 48
% 13.8% 50.0% 17.2% 1.7% 82.8%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 1,744 df = 3 p = 0,62
2
tab
χ = 7,815 Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
(1)
• Jagung
Isilah jawaban dengan memberi tanda (x) pada kolom jawaban yang tersedia :
Pertanyaan
Jawaban Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
Tidak Butuh
1 2 3 4 5
2. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Gula ?
3. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Beras ?
4. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Minyak Goreng? 5. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga
Bapak / Ibu terhadap Minyak Tanah ? 6. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga
Bapak / Ibu terhadap Susu ?
7. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Telur ?
8. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Tepung ?
9. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Daging / Ikan ?
10. Seberapa besar tingkat kebutuhan keluarga Bapak / Ibu terhadap Jagung ?
11. Berapa banyak Bapak/Ibu menggunakan mengkonsumsi bahan-bahan berikut ini dalam seminggu?
a. Gula : ... Kg b. Beras : ... Kg c. Minyak Goreng : ... Kg d. Minyak Tanah : ... Liter e. Susu : ... Kaleng/Kg f. Telur : ... Butir g. Tepung : ... Kg h. Daging/Ikan : ... Kg i. Jagung : ... Kg
12. Berapa harga bahan di bawah ini disaat terakhir Bapak/Ibu membeli? a. Gula : Rp ... /Kg
b. Beras : Rp ... /Kg c. Minyak Goreng : Rp ... /Kg d. Minyak Tanah : Rp ... /Liter e. Susu : Rp ... /Kaleng/Kg f. Telur : Rp ... /Butir g. Tepung : Rp ... /Kg h. Daging/Ikan : Rp ... /Kg i. Jagung : Rp ... /Kg
(2)
13. Berilah tanda (x) pada bahan-bahan ini yang mengalami kenaikan harga
• Gula
• Beras
• Minyak Tanah
• Minyak Goreng
• Susu
• Telur
• Tepung
• Daging/Ikan
• Jagung
Jawaban pertanyaan ini berdasarkan jawaban No.13 diberi tanda (x) 14. Seberapa besar kenaikan harga bahan-bahan tersebut sebelumnya?
a. Gula : Rp ... /Kg b. Beras : Rp ... /Kg c. Minyak Tanah : Rp ... /Liter d. Minyak Goreng : Rp ... /Kg
e. Susu : Rp ... /Kaleng/Kg f. Telur : Rp ... /Butir g. Tepung : Rp ... /Kg h. Daging/Ikan : Rp ... /Kg i. Jagung : Rp ... /Kg
Berilah tanda (x) pada kolom jawaban yang tersedia berdasarkan jawaban No.14
Pertanyaan
Jawaban Sangat
Wajar Wajar
Cukup wajar
Kurang wajar
Tidak wajar
1 2 3 4 5
15. Seberapa tingkat kewajaran kenaikan harga Gula?
16. Seberapa wajar tingkat kenaikan harga Beras?
17. Seberapa tingkat kewajaran kenaikan harga Minyak Goreng?
18. Seberapa tingkat kewajaran kenaikan harga Minyak Tanah
19. Seberapa wajar tingkat kenaikan harga Susu?
20. Seberapa wajar tingkat kenaikan harga Telur?
21. Seberapa wajar tingkat kenaikan harga Tepung?
22. Seberapa wajar tingkat kenaikan harga Daging / Ikan ?
(3)
Jagung ?
24. Apa yang Bapak/Ibu lakukan/perbuat saat gula mengalami kenaikan harga? a. Tetap membeli gula seperti biasa
b. Tetap membeli gula tetapi jarang
c. Tetap membeli gula dengan mengurangi pembelian kebutuhan lainnya d. Tetapmembeli gula dengan mengurangi jumlah pembelinya
e. Tidak membeli gula
25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga beras mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli beras seperti biasa b. Tetap membeli beras tetapi jarang
c. Tetap membeli beras dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain d. Tetap membeli beras dengan mengurangi jumlah pembelinya
e. Tidak membeli beras
26. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Minyak Goreng mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Minyak Goreng seperti biasa b. Tetap membeli Minyak Goreng tetapi jarang
c. Tetap membeli Minyak Goreng dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain
d. Tetap membeli Minyak Goreng dengan mengurangi jumlah pembelinya e. Tidak membeli Minyak Goreng
27. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Minyak Tanah mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Minyak Tanah seperti biasa b. Tetap membeli Minyak Tanah tetapi jarang
c. Tetap membeli Minyak Tanah dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain
d. Tetap membeli Minyak Tanah dengan mengurangi jumlah pembelinya e. Tidak membeli Minyak Tanah
28. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Susu mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Susu seperti biasa b. Tetap membeli Susu tetapi jarang
c. Tetap membeli Susu dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain d. Tetap membeli Susu dengan mengurangi jumlah pembelinya
e. Tidak membeli Susu
29. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Telur mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Telur seperti biasa b. Tetap membeli Telur tetapi jarang
c. Tetap membeli Telur dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain d. Tetap membeli Telur dengan mengurangi jumlah pembelinya
(4)
30. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Tepung mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Tepung seperti biasa b. Tetap membeli Tepung tetapi jarang
c. Tetap membeli Tepung dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain d. Tetap membeli Tepung dengan mengurangi jumlah pembelinya
e. Tidak membeli Tepung
31. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Daging / Ikan mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Daging / Ikan seperti biasa b. Tetap membeli Daging / Ikan tetapi jarang
c. Tetap membeli Daging / Ikan dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain
d. Tetap membeli Daging / Ikan dengan mengurangi jumlah pembelinya e. Tidak membeli Daging / Ikan
32. Apa yang Bapak/Ibu lakukan / perbuat pada saat harga Jagung mengalami kenaikan harga?
a. Tetap membeli Jagung seperti biasa b. Tetap membeli Jagung tetapi jarang
c. Tetap membeli Jagung dengan mengurangi pembelian kebutuhan yang lain d. Tetap membeli Jagung dengan mengurangi jumlah pembelinya
(5)
Isilah jawaban dengan memberi tanda (x) pada kolom jawaban :
Pertanyaan
Jawaban Sangat
Berpeng aruh
Berpengar uh
Cukup Berpengaruh
Kurang Berpengaruh
Tidak Berpengar
uh
1 2 3 4 5
33. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Gula terhadap pendapatan ?
34. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Beras terhadap pendapatan ?
35. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Minyak Goreng terhadap pendapatan ?
36. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Minyak Tanah terhadap pendapatan ?
37. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Susu terhadap pendapatan ?
38. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Telur terhadap pendapatan ?
39. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Tepung terhadap pendapatan ?
40. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Daging / Ikan terhadap pendapatan ?
41. Seberapa besar pengaruh kenaikan harga Jagung terhadap pendapatan ?
(6)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan-20155
Telp. (061) 8211050, 8214290, Fax. (061) 8214290
Medan, Desember 2008 Nomor : /H5.2.1.8/SPB/2008
Lampiran : 1 Lembar
Hal : Pengumpulan Data Riset Mahasiswa Program Studi D - III Statistik FMIPA USU
Kepada Yth :
Kepala Kelurahan Urung Kompas Kec. Rantau Selatan
Kab. Labuhan Batu Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, bahwa Mahasiswa Program Studi Diploma III Ilmu Statistik FMIPA USU Medan, akan melaksanakan Pengumpulan data / Riset di kelurahan yang anda pimpin.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuan Saudara agar dapat menerima mahasiswa tersebut di bawah ini untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data atas nama :
No.
Nama NIM
1. Elsyawilda Harahap 062407158
Data yang dimaksud khusus dipergunakan untuk menyusun Tugas Akhir Mahasiswa yang berjudul “Pengaruh Tingkat Harga Sembako
TerhadapPerekonomian Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu “, pada program studi Diploma III Statistik FMIPA USU.
Demikian hal ini kami sampaikan, atas kerjasama dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.
a.n Dekan FMIPA USU Pembantu Dekan I
Dr. Sutarman, M.Sc NIP. 131945359