1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keamanan merupakan aspek terpenting dalam kedaulatan suatu negara, dengan begitu negara harus tetap menjaga keamanannya dari ancaman apapun dan dari negara manapun.
Negara dituntut harus mampu menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya jika negara tersebut ingin menjadi negara adikuasa atau negara tangguh yang patut diperhitungkan di mata dunia.
Kepemilikan wilayah teritorial menjadi aspek terpenting yang harus dimiliki negara untuk menambah power dan jangkauan kekuasaan. Selain itu peningkatan dari segi militer sebagai
pertahanan keamanan yang kuat bagi negara sangat diperlukan untuk menunjukkan kepada negara lain power yang dimiliki negara tersebut. Suatu Negara bisa saja membentuk aliansi
dengan negara lain ketika merasa terancam melalui kerjasama-kerjasama dengan negara- negara besar atau organisasi-organisasi keamanan dunia atau bahkan membentuk pertahanan
sendiri dengan kekuatan ekonomi dan militer yang dimiliki. NATO North Atlantic Treaty Organization merupakan sebuah organisasi keamanan
regional negara-negara di kawasan utara samudera Atlantik yang terbentuk pada 4 April 1949. NATO merupakan sebuah intra-governemental Organiations, dimana negara-negara
sekutu sepakat untuk membuat badan pertahanan keamanan bersama dalam masa perang dingin. Anggota North Atlantic Treaty Organiations meliputi Amerika Serikat, Inggris,
Prancis, Belanda, Belgia, Luxembourg, Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark dan Norwegia yang lebih dulu menandatangani perjanjian dan menjadi anggota pertama dari
2
organisasi keamanan NATO. Keanggotaan NATO bertambah hingga pada saat ini memiliki 28 negara anggota yang terletak di kawasan Eropa dan Amerika Utara.
1
Pada dasarnya organisasi pertahanan ini dibentuk untuk menjaga keamanan di Eropa Barat, yaitu untuk menjaga kebebasan dan keamanan anggota-anggotanya, menjaga stabilitas
keamanan di area Euro-Atlantic, mencegah krisis internasional. Untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB dan mempromosikan demokrasi, hak asasi
manusia dan hukum internasional pada tahun 1955, untuk mengimbangi kekuatan NATO muncul sebuah Pakta Pertahanan yang dibentuk oleh Uni Soviet dan negara-negara Eropa
Timur, yaitu Pakta Warsawa.
2
Selama Perang Dingin kedua Blok Pertahanan ini terus mencoba meraih dukungan dari negara-negara lain dan meningkatkan kekuatan militer
mereka. Persaingan kedua pakta militer ini berakhir pada saat Perang Dingin usai yang
ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet. Runtuhnya negara Superpower ini diikuti dengan bubarnya Pakta Warsawa. Akibatnya, NATO menjadi satu-satunya Pakta Militer yang ada di
kawasan Eropa dan Atlantik Utara. Organisasi pertahanan ini kemudian sedikit demi sedikit mulai memperluas keanggotaannya dan ingin mencapai kepentingannya yaitu untuk
membendung penyebaran komunisme Soviet di wilayah Eropa. Untuk mencapai tujuan tersebut, NATO kemudian melakukan perluasan keanggotaanya ke wilayah Eropa Timur,
yang dulunya merupakan wilayah pengaruh dan kekuasaan Uni Soviet.
3
1
Fellin Fidi kinanti, “Organisasi Internasional Bertujuan Spesifik dan Keanggotaan Spesifik: NATO” dalam,
http:fellinkinanti-fisip10.web.unair.ac.idartikel_detail-70924- Organisasi20Internasional20Bertujuan20Spesifik20dan20Keanggotaan20Spesifik:20NATO.html
pada 15042013 21.13 WIB
2
Pakta Warsawa Warsaw Pact adalah nama yang diberikan kepada kesepakatan antara beberapa negara Komunis Eropa yang didirikan pada tahun 1955 di Warsawa, Polandia, dalam konteks ini yang dimaksud adalah
kesepakatan yang berasal dari beberapa komunis eropa guna me nanggapi pembentukan NATO; “Apa itu pakta
warsawa ”, dalam http:www.amazine.co25067apa-itu-pakta-warsawa-fakta-sejarah-informasi-lainnya pada
05092014 11.23 WIB
3
Khairunisaa, “Politik Luar Negeri Rusia Terhadap Perluasan Keanggotaan NATO di Eropa Timur Tahun
2002- 2010
“ dalam,
http:ejournal.hi.fisip-unmul.ac.idsitewp- contentuploads201304Politik20Luar20Negeri20Rusia20Terhadap20Perluasan20Keanggotaan2
0NATO20di20Eropa20Timur20Tahun202002-201020Khairunisaa2004-03-13-09-36-32.pdf
3
Perluasan NATO dan masuknya beberapa negara pecahan Uni Soviet memunculkan reaksi keras dari Rusia. Sebab, dampak dari perluasan tersebut membuat Rusia mulai
kehilangan pengaruh dan kekuasaannya di Eropa Timur terutama semenjak bubarnya Pakta Warsawa. Munculnya NATO di Eropa Timur membuat Rusia merasa memiliki pesaing lain
dalam menyebarkan pengaruhnya dan itu berarti semakin terbatasnya ruang gerak Rusia di kawasan Eopa Timur terutama di negara pecahan Uni Soviet.
Pada tahun 1999, Republik Ceko bersama Polandia resmi masuk menjadi anggota NATO. Seperti diketahui, Republik Ceko dan Polandia adalah negara bekas anggota Pakta
Warsawa. Perluasan NATO terhadap negara-negara bekas dari anggota Pakta Warsawa membuat Rusia benar-benar merasa terancam kehilangan pengaruh kekuasaanya secara utuh.
Perluasan anggota NATO yang bergerak kearah Eropa Timur menjadi hal yang cukup mengancam bagi Rusia, sebab Eropa Timur merupakan jalur penghubung Rusia dengan
negera-negara Barat. Jika NATO terus memperluas kekuasaannya, itu berarti akan membuat Rusia semakin terisolasi dari luar. Sebab, jika NATO memegang kekuasaan secara geopolitik
secara penuh di Eropa Timur, maka Rusia akan semakin lemah. Hal ini merupakan strategi pihak Barat terutama Amerika Serikat untuk membendung kekuasaan Rusia.
4
Dengan menggunakan nama dan daya tarik NATO, Amerika Serikat mencoba membendung
kekuasaan Rusia seutuhnya sehingga tidak akan tercipta lagi negara adikuasa kedua, ketiga dan seterusnya seperti Uni Soviet.
NATO berkeinginan memperluas jangkauan pasukannya sampai ke wilayah perbatasan Rusia, serta merelokasi sejumlah pangkalan militer dari Eropa Barat ke sejumlah
negara Eropa Timur seperti: Bulgaria, Rumania, dan Polandia. Selain memperluas wilayah
pada 15042013 22.10WIB
4
“Usaha Vladimir Putin dalam Mengembalikan Pengaruh Rusia di Kawasan Eropa” dalam, http:publikasi.umy.ac.idfilesjournals8articles796public796-4739-1-PB.pdf
pada 1203014 18.21 WIB
4
kekuasaannya, NATO bahkan telah membangun basis-basis militer di wilayah Eropa Barat dan Eropa Timur, seperti Bulgaria, Rumania dan Polandia. Relokasi pangkalan itu berarti
memindahkan garis depan sistem pertahanan NATO di dekat wilayah Rusia. Jika dilihat dari segi historis dan kultural, tampak jelas bahwa hubungan Rusia dan negara pecahan Uni
Soviet sangat dekat, sehingga Rusia ingin menjaga keamanan serta pengaruh kekuasaannya terhadap wilayah sekitar Rusia, khususnya negara pecahan Uni Soviet. Perluasan NATO di
wilayah negara pecahan Uni Soviet menjadikan NATO mendominasi di wilayah tersebut.
5
Perluasan yang terjadi telah mengubah batas-batas ruang lingkup NATO, sehingga wilayahnyapun semakin besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya pangkalan militer yang
terus meluas ke wilayah Eropa Timur dan Eropa Tengah. Pangkalan militer ini dibuat untuk mempertahankan keamanan anggota-anggota dalam NATO. Sebab, prinsip Pakta Pertahanan
ini ialah jika ada ancaman bagi salah satu anggota, maka hal tersebut merupakan ancaman bagi seluruh anggota lainnya juga.
Ketegangan antara Rusia dan NATO kembali muncul saat isu senjata nuklir kembali muncul sehingga membuat hubungan keduanya kembali menegang. Ketegangan tersebut
dipicu oleh pembangunan sistem pertahanan misil, atau missile defense system NATO yang dipelopori oleh Amerika Serikat sebagai pemimpin NATO dibeberapa negara di wilayah
Eropa Timur, yang dulunya merupakan wilayah pengaruh dan kepentingan Rusia. Rusia memandang hal tersebut sebagai ancaman bagi wilayahnya. Akan tetapi, Amerika Serikat
terus melanjutkan rencananya, bahkan telah bernegosiasi dan mencapai kesepakatan dengan beberapa negara Eropa Timur, untuk membangun sistem pertahanan misilnya, antara lain
dengan: Polandia dan Republik Ceko. Rusia juga merencanakan berbagai kontra aksi,
5
“Kebijakan Politik Luar Negeri Rusia Terhadap Perluasan NATO ke Eropa Timur” dalam, http:graduateinstitute.chfileslivesitesiheidfilessitespolitical_scienceusersjovana.carapicpublicRose_Neo
classical20realism20and20theories20of20foreign20policy.pdf pada 13032014 19.37WIB
5
diantaranya adalah pengarahan rudal-rudalnya ke Ukraina yang merupakan sekutu NATO.
6
Hal tersebut dilakukan Rusia karena rasa kekhawatiran, sebab akan mengancam keamanannya. Rusia kemudian memperkuat keamanan militer disetiap perbatasan negaranya.
Masuknya negara-negara pecahan Uni Soviet ini, dianggap Rusia sebagai bentuk pengkhianatan, dan akan menjadi ancaman terhadap stabilitas keamanan di kawasan Eropa
Timur. Perluasan NATO ini, mendapat respon negatif dan kecaman keras dari Rusia. Rusia menganggap bahwa ekspansi ini merupakan salah satu ancaman dan upaya NATO dalam
mempersempit Hegemoni Rusia, khususnya di Kawasan Eropa Timur. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengapa Rusia bersikap keras
menentang perluasan NATO ke Eropa Timur serta bagaimana strategi Rusia dalam merespon hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah