Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Laba Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH TiINGKAT SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP LABA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk. UNIT BRIGJEND KATAMSO MEDAN

OLEH :

MUHAMMAD IRFAN SINULINGGA 082102137

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang ditulis berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tak lupa pula Penulis Ucapkan Shalawat dan Salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan Syafaatnya dihari kemudian kelak, Amin.

Selama proses penulisan Tugas Akhir ini Penulis menerima banyak bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan adalah berkat adanya bantuan/bimbingan dari pihak Bapak/Ibu dosen pembimbing, rekan-rekan mahasiswa, dan orang tua serta kerja sama yang baik dengan pihak Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis banyak mengalami kesulitan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, serta keterbatasan pengetahuan dan kemampuan Penulis sendiri dalam menulis dan menganalisa secara ilmiah. Untuk itu Penulis dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dimasa yang akan datang.

Atas bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, Penulis sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritong, M.Ec Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,


(3)

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak sebagai Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah bersusah payah dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan,

3. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir saya ini.

4.

Bapak/Ibu pegawai

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit

Brigjend Katamso Medan yang membantu saya dalam memperoleh

data.

5.

Ayahanda Drs. Asnan Sinulingga dan Ibunda Siti Elfiana Sebayang yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil serta doa dan bantuan yang tak ternilai dalam bentuk apapun juga hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya pada Bapak/Ibu Dosen dan Semua rekan-rekan atas segala kesilapan dan kesalahan yang telah diperbuat oleh Penulis selama ini, dan penulis berharap semoga Tugas Akhir yang sangat sederhana dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan pihak lain yang memerlukannya khususnya bagi Penulis sendiri.


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Maksud dan Tujuan ... 3

D. Rencana Penelitian ... 4

1. Jadwal Survei ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7

A. Sejarah Ringkas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan ... 7

B. Sktruktur Organisasi Perusahaan ... 12

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 17

D. Produk Perusahaan ... 18

BAB III TOPIK PENELITIAN ... 19

A. Tingkat Suku Bunga Kredit ... 19

1. Pengertian Tingkat Suku Bunga Kredit ... 19

2. Jenis –jenis Kredit... 21 3. Komponen-komponen dalam Menentukan Tingkat


(5)

Suku Bunga Kredit... 23

4. Jenis-jenis Kredit yang Ditawarkan ... 28

5. Jenis-jenis Pembebanan Bunga ... 29

B. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit dan Perkembangan Laba ... 30

BAB IV PENUTUP ... 34

A. Kesimpulan... 34

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan dapat ditentukan oleh adanya penyediaan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha. Dalam hal ini perusahaan memerlukan sumber dana dengan menggunakan fasilitas kredit baik yang besar maupun yang kecil untuk meningkatkan usaha, salah satu peranan bank adalah penghimpun dana dari masyarakat juga menyalurkan kembali ke masyarakat berupa pemberian kredit kepada nasabahnya baik berupa kredit modal kerja maupun pemberian kredit investasi. Proses pemberian kredit membutuhkan pertimbangan yang bersifat ekstra hati-hati dari pihak manajemen kredit atau pimpinan bank yang tidak bertentangan dengan peraturan bank pusat bila berada di cabang atau unit dan Bank Sentral (Bank Indonesia) bila berada di kantor pusat.

Undang-undang ten`tang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang - undang No. 7 tahun 1992 menyatakan “bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” Juli Irmayanto (2004 : 74). Dari undang - undang tersebut diketahui bahwa usaha pokok suatu bank adalah selain memberikan jasa - jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang yakni memberikan kredit terutama pada pengusaha - pengusaha kecil yang mengalami kekurangan modal. Setiap usaha


(7)

apakah itu sektor industri, perdagangan, maupun pertanian, baik besar maupun kecil memerlukan kredit yang berfungsi sebagai faktor produksi untuk menunjang kegiatan usaha agar semakin besar dan berkembang.

Dewasa ini persaingan bank sangat ketat, karena itu dibutuhkan suatu kemampuan manajemen pemasaran yang professional dan mampu mengikuti perkembangan perekonomian khususnya di bidang pemasaran kredit. Dengan adanya pengelolaan manajemen kredit yang baik diharapkan proses pemberian kredit dapat dijalankan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga membawa keuntungan yang diharapkan oleh bank. Pelayanan yang cepat dan pelayanan yang paling baik dari bank juga merupakan senjata yang sangat ampuh dalam persaingan tersebut selain suku bunga kredit yang rendah dan penawaran berbagai kemudahan lainnya.

Karena kredit yang diberikan oleh bank juga mengandung resiko, maka dibutuhkan suatu pengelolahan, pengaturan, dan pemasaran yang terpadu dalam pemberian kredit, agar tingkat resiko yang ditanggung oleh bank menjadi minimum. Jadi dengan adanya pengelolaan atau pemasaran yang baik diharapkan kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik serta dapat meningkatkan laba yaitu dengan membebankan suku bunga kredit yang sesuai sehingga dapat membawa keuntungan yang diharapkan oleh bank.

Dari uraian di atas dapat dilihat jelas bahwa tingkat suku bunga kredit merupakan pendapatan yang diterima oleh bank dari nasabah dan dapat mempengaruhi laba bank tersebut. Berdasarkan hal itu penulis tertarik untuk membahas permasalahan tersebut di dalam penulisan skripsi minor dengan judul :


(8)

``Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap Laba pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso.‘`

B. Permasalahan

Untuk membuat suatu perencanaan riset guna mencapai hasil yang baik dan terarah, perlu ditetapkan apa yang menjadi masalah pokok pada suatu perusahaan tertentu yang dijadikan objek penelitian. Oleh karena itu dalam pembahasan lebih lanjut, penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yaitu : “Apakah Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit

terhadap Laba pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso?”.

C. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan program Diploma III (tiga) di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi penulis karena dapat langsung riset ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai tingkat suku bunga kredit yang dibuat oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap laba.


(9)

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan.

D. Rencana Penelitian

Tabel 1 1. Jadwal Survei

No Kegiatan

Mei Juni

Minggu Minggu II III IV I II A. Persiapan

1 Melaksanakan Observasi Penelitian √ 2 Bimbingan Untuk Pelaksanaan TA √

B. Pelaksanaan

3 Bimbingan untuk Pengolahan Data √

4 Pengolahan Data √

C. Pelaporan

5 Bimbingan untuk Penulisan Bab I √

6 Penulisan Bab I (Pendahuluan) √

7 Bimbingan untuk Penulisan Bab II √

8 Penulisan Bab II (Profil Perusahaan/Instansi

9 Bimingan untuk Penulisan Bab III √

10 Penulisan Bab III (Topik Penelitian) √

11 Bimbingan untuk Penulisan Bab IV √


(10)

14 Penyelesaian TA √

2. Rencana isi

Penulis membahas tugas akhir ini terdiri dari empat bab, dimana masing-masing bab terdiri atad sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhannya agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan sistematik serta tidak menimbulkan pengertian yang lain. Secara garis besarnya luas pokok pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan apa latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan, dan rencana penelitian yang terdiri dari jadwal survei dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan sejarah ringkas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan, struktur organisasi perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan produk perusahaan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Dalam bab ini penulis mencoba untuk menganalisa tingkat suku bunga kredit yang terdiri dari pengertian tingkat suku bunga kredit, jenis-jenis kredit, komponen-komponen dalam menentukan tingkat suku bunga kredit,


(11)

jenis-jenis kredit yang ditawarkan, jenis-jenis pembebanan bunga, dan pengaruh tingkat suku bunga kredit dan perkembangan laba.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan cara menganalisa data yang tersedia, penulis juga mencoba memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan di masa yang akan datang bagi perusahaan.


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan

Pada tanggal 16 Desember 1895, Raden Aria Wirya Atmadja dan kawan - kawan mendirikan “De Poerkertosche Hulp - en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” (Bank penolong dan tabungan bagi priyayi Poerwokerto) disingkat menjadi “Bank Priyayi Poerwokerto” dengan data otentik yang dibuat oleh E. Sieburgh, asisten residen tahun 1896, W.P.D de Wolf Van Westorrade, asisten residen Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama A. L. Schiff, mendirikan “De

Poerwokertosche Hulp Spaar - en Landbouwcrediet Bank” sebagai lanjutan dari “De Poerwokertosche Hulp Spaarbank der Inlandsche Hoofden”.

Di tahun 1898 dengan bantuan dari pemerintah Hindia Belanda didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat Daerah yang wilayah kerjanya meliputi wilayah administrasi kabupaten atau Afdelling, sehingga kemudian Volksbanken disebut pula sebagai Afdelingbank. Pada tahun 1912 pemerintah Hindia Belanda

mendirikan Centrale kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi volksbanken termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia tahun 1929-1932 banyak volksbanken yang tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 didirikanlah Algemenee Volkscrediet Bank (AVB) yang berstatus badan hukum Eropa. Modal pertama berasal dari hasil likuidasi Centrale kas ditambah dengan kekayaan bersih volksbanken. 7


(13)

Pada zaman pendudukan Jepang, AVB di pulau Jawa diganti namanya menjadi Syoomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang - undang No. 39 tanggal 3 Oktober 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 maka ditetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai bank pemerintah. Sementara itu, pihak Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di Jakarta mendirikan Kantor Algemeene Volkscredietbank.

Setelah Ibukota Republik Indonesia pada tahun 1948 yaitu Yogyakarta diduduki oleh Belanda, maka kantor besar Bank Rakyat Indonesia dihapuskan oleh NICA dan Direksi Bank Rakyat Indonesia dipenjarakan oleh Pemerintah Belanda karena tidak mau untuk bekerja sama dengan Algemeene Volkscreiditbank. Oleh karena itu, untuk sementara kegiatan Bank Rakyat Indonesia terhentikan.

Dengan tercapainya perjanjian Roem - Royen, maka kantor besar Bank Rakyat Indonesia aktif kembali, akan tetapi wilayah kerjanya hanya meliputi daerah yang dikembalikan kepada Negara Republik Indonesia tahun 1945 (daerah Renville), sedangkan di daerah lainnya nama Algemeene Volkscredietbank diganti menjadi Bank Indonesia Serikat (BARRIS).

Dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Kemakmuran Republik Indonesia tanggal 16 Maret 1959, Direksi Bank Rakyat Indonesia Negara bagian Republik Indonesia 1945 dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan Direksi BARRIS. Akan tetapi surat keputusan itu mendapatkan protes dari para federalis sebab secara nyata kantor besar BARRIS belum ada, sehingga Menteri


(14)

Kemakmuran Republik Indonesia Serikat meralatnya dengan menambahkan Direksi baru tersebut dengan nama AVB / Bank Rakyat Indonesia.

Aturan Bank Rakyat Indonesia PP No. 1 - 1946 dipengaruhi dengan PP No. 25 - 1951 tanggal 20 April 1951 sesuai dengan PP pengganti UU (PERPU) No. 41 - 1960 tanggal 26 Oktober 1960 LN. No. 128 - 1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan Nelayan (BKTN), dalam bank itu seharusnya berturut - turut dilebur dan diintegrasikan.

1. Bank Rakyat Indonesia dengan PERPU No. 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU No. 43 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.

3. Nedherlands Hindel - Mij (NHM) setelah dinasionalisasikan dengan PP No. 44 tahun 1960 dan dengan peraturan Menkeu No. 261206/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan kepada BKTN.

Namun, belum sampai integrasi ketiga bank pemerintah ini terlaksana, Bank - bank umum negara serta Bank Tabungan Pos dan Penpres No. 8 tahun 1965 tanggal 4 Juni 1945 dijadikan satu Bank Indonesia. Selanjutnya Bank Negara Indonesia Unit II (ex peleburan Bank Rakyat dengan Bank Tani dan Nelayan) dalam sehari-hari bekerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedangkan ex NHM bekerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Eksim.


(15)

Pada akhir tahun 1968 berdasarkan UU No. 14 tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan dan UU NO. 13 tahun 1968 tentang UU Bank Sentral yang mengembalikan fungsi BI sebagai Bank Sentral, Bank Unit II Rural / Eksim dipisahkan menjadi bank - bank milik negara dengan nama, yaitu :

a. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan BNI Unit II Bidang Rural dengan UU No. 21 tahun 1968.

b. Bank Ekspor - Impor Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan BNI Unit II Bidang Eksim dengan UU No. 22 tahun 1968.

Setelah beroperasi lebih kurang 103 tahun (16 Desember 1895 s/d 1998)

dikeluarkan suatu keputusan yaitu diundangkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada tanggal 25 Maret 1992, maka berdasarkan pasal 21 ayat 1 UU No. 7 tahun 1992 tersebut, suatu Bank Umum di Indonesia harus dibentuk salah satu bentuk hukum tersebut di bawah ini:

a. Perusahaan Perseroan (Persero) b. Perusahaan Daerah

c. Koperasi

d. Perseroan Terbatas.

Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum yang didirikan dengan UU No. 21 tahun 1968 harus menyesuaikan bentuk hukumnya menurut UU Perbankan adalah Peraturan Pemerintah No. 21 tahun


(16)

Perusahaan Perseroan (Persero), dimana peralihan bentuk hukum harus menjadi persero ini tidak berubah statusnya sebagai badan usaha milik negara.

Sesuai dengan penjelasan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-1940/MK.01/1992 tertanggal 31 Juni 1992 penyesuaian bentuk hukum tersebut dilaksanakan dengan akta notaries No. 133 tanggal 31 Juli 1992 yang dibuat oleh dan dihadapan Muhani Salim, SH Notaris di Jakarta.

Sejalan dengan bentuk hukum perseroan tersebut, telah ditetapkan modal dasar perseroan sebesar Rp 5.000.000.000.000,- (lima triliun rupiah) terbagi dalam 5.000.000 (lima juta) lembar saham, masing-masing saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Dari modal dasar tersebut telah diambil / ditempatkan dalam kas perseroan sebanyak 1.000.000 lembar saham, dimana 99,99 % saham dimaksud dikuasai oleh Negara Republik Indonesia.

Sesuai dengan pasal 1 akta pendirian No. 133 tertanggal 31 Juli 1992, maka yuridis penyebutan Bank Rakyat Indonesia sebagai perseroan adalah perusahaan perseroan (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia dan merupakan milik pemerintah. Dalam memasarkan produknya, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. mendirikan kantor cabang dan kantor unit di seluruh Indonesia. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso adalah salah satu kantor unit yang ada di Indonesia yang bertempat di Jl. Brigjend Katamso No. 19 B Medan yang memiliki karyawan sebanyak 12 orang.


(17)

Di dalam sebuah organisasi bank, baik itu berbentuk organisasi perusahaan maupun organisasi perkumpulan biasa, pasti mempunyai struktur organisasi. Salah satu tujuannya adalah untuk menggambarkan batas - batas tugas, wewenang dan tanggung jawab serta bagaimana hubungan antara suatu bagian dengan bagian lainnya dalam organisasi tersebut guna mencapai tujuan bersama. Untuk menggerakkan organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing - masing personil diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi.

Struktur organisasi tersebut dapat dibuat seperti organigram, yaitu gambar grafis tentang situasi organisasi. Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso berbentuk organisasi garis yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan pelaporan yang terdapat dalam perusahaan.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan dipimpin oleh Kepala Unit, dan di bawahnya ada 2 (dua) orang Mantri, 4 (empat) orang Deskman, 2 (dua) orang Teller, 1 (satu) orang Satpam, 1 (satu) orang OB dan 1 (satu) orang penjaga malam atau pengaman asset.

Gambar 1

Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan

KEPALA UNIT

Penilik/

Internal Audit


(18)

Berikut ini penjelasan tugas dari setiap bagian struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan.

1. Tugas dan Tanggung jawab Kepala Unit a. Tugas pokok, yaitu:

1). Memimpin kantor BRI Unit dan mengembangkannya dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya.

2). Mengadakan hubungan kerja yang baik dengan intern dan ekstern dalam batas wewenangnya.

3). Mampu melaksanakan kerja Mantri, Teller dan Deskman apabila yang bersangkutan tidak dapat hadir.

b. Tanggung jawab, yaitu:

1). Kelancaran tugas-tugas operasional termasuk efisiensi dan tercapainya tingkat kepuasan nasabah atas pelayanan yang diberikan oleh setiap petugas BRI Unit.

2). Bertanggung jawab atas ketersediaan kas yang selalu cukup. 3). Terselenggaranya kerja sama yang baik dengan instansi lain.

4). Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan atas diri sendiri dan bawahannya.

5). Menjamin bahwa pekerjaan diselesaikan pada hari yang sama dengan aplikasi yang diterima dari nasabah kecuali izin khusus.


(19)

6). Menjamin bahwa pinjaman unit telah dilaksanakan dan diputuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Tugas dan Tanggung jawab Mantri a. Tugas pokok, yaitu:

1). Pemeriksaan permintaan pinjaman di tempat usaha nasabah yang meliputi usahanya dan letak jaminan serta menganalisanya kemudian mengusulkan putusan pinjaman kepada Kepala Unit.

2). Melakukan pembinaan kepada nasabah simpanan dan pinjaman.

3). Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara memeriksa di tempat nasabah secara langsung.

4). Menyampaikan laporan kepada Kepala Unit atas hasil kunjungan dan pengamatannya kepada nasabah. Apabila dijumpai penyimpangan dalam melaksanakan operasional BRI Unit harus segera melaporkannya kepada Kepala Unit pada hari itu juga.

b. Tanggung jawab, yaitu:

1). Kebenaran hasil pemeriksaan ke tempat nasabah yang meliputi kegiatan usahanya, letak jaminannya, analisa serta usul putus jaminannya.

2). Ketepatan pemasukan angsuran pinjaman dan ketepatan pemasukan tunggakan pinjaman.

3). Perkembangan dan kemajuan usaha pinjaman, simpanan dan pelayanan jasa Bank lainnya di BRI Unit.


(20)

5). Penguasaan dan perkembangan usaha masing-masing nasabah.

6). Terpeliharanya citra BRI Unit khususnya dan BRI pada umumnya di mata masyarakat.

3. Tugas dan Tanggung jawab Teller a. Tugas pokok, yaitu:

1). Bersama - sama Kepala Unit menyelenggarakan pengurusan kas kantor BRI Unit.

2). Menerima setoran dari nasabah dan memvalidasikannya ke dalam komputer bagi unit yang sudah memakai teknologi komputer.

3). Membayar kepada nasabah yang berhak atas pengambilan simpanan sebatas kewenangan yang dimilikinya.

4). Memfiat (persetujuan bayar) simpanan dan jasa bank lain dalam batas wewenang yang diberikan oleh Pimpinan Cabang.

5). Menyetorkan kelebihan maksimum kas selama jam kerja ke kas induk dengan menggunakan tanda setoran.

6). Menajaga kerahasiaan password.

7). Melakukan validasi baik transaksi tunai pada saat pelayanan.

8). Memelihara register kesalahan validasi bersama dengan Kepala Unit. b. Tanggung jawab, yaitu:

1). Kelancaran dan ketepatan pelayanan penerimaan setoran dan pembayaran uang dari dan ke nasabah.

2). Keamanan dan kecocokan uang kas yang berada di ruang teller. 3). Kebenaran dan ketelitian pembuatan transaksi teller.


(21)

4. Tugas dan Tanggung jawab Deskman (Pembuku) a. Tugas pokok, yaitu:

1). Melaksanakan posting semua transaksi yang terjadi.

2). Menata usahakan register - register pinjaman dan simpanan.

3). Menata usahakan pengarsipan dari bukti - bukti pembukuan di dalam amplop yang telah ditentukan.

b. Tanggung jawab, yaitu:

1). Ketertiban dan kebenaran setiap posting transaksi yang ada.

2). Ketertiban, kelengkapan, keamanan penyimpanan berkas simpanan dan pinjaman kartu register dan buku - buku lainnya.

3). Ketetapan penyampaian dan kebenaran isi laporan.

4). Ketetapan pelayanan administrasi setoran dan pengambilan hak simpanan maupun pinjaman dan jasa bank lainnya.

C. Visi dan Misi Perusahaan

a. Menjadi Bank komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

b. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

c. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good coorporate governance.


(22)

d. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak - pihak yang berkepentingan.

D. Produk Perusahaan

1. Britama

Britama merupakan salah satu jenis tabungan masyarakat di Bank Rakyat Indonesia yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat serta frekuensi pengambilannya tidak dibatasi sepanjang saldonya mencukupi dan memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. Setoran awal pada saat pembukaan Britama minimal sebesar Rp 100.000,-. 2. Simpedes

Simpedes merupakan simpanan yang masuk dalam kelompok tabungan. Simpedes merupakan simpanan masyarakat pedesaan di BRI unit, yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan frekuensi penarikannya tidak dibatasi sepanjang saldo mencukupi. Simpedes dikenalkan kepada masyarakat sejak November 1984, yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat guna menunjang sumber dana kupedes. Setoran awal pada saan pembukaan tabungan Simpedes minimal sebesar Rp 100.000,-. Produk Simpedes hanya dilayani di kantor BRI unit.


(23)

Deposito BRI (DepoBRI) merupakan simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang telah diperjanjikan antara nasabah penyimpan dengan pihak bank yang bersangkutan.


(24)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Tingkat Suku Bunga Kredit

1. Pengertian Tingkat Suku Bunga Kredit

Suku bunga kredit adalah penyediaan atau tagihan - tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan perjanjian pinjam - meminjam antara bank dengan pihak lain. Pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian. (Rachmat Saleh, 2000 : 69).

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, kredit adalah :

“ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. (Juli Irmayanto, 2004 : 74)

Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit merupakan kesepakatan kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima sesuatu dimana pada saat tertentu pihak penerima harus membayar pokok dan ganti rugi (Opportunity Cost) atas dana yang dipinjamnya. Besarnya ganti rugi (bunga) dan syarat - syarat penarikan dan pembayaran biasanya dituangkan dalam bentuk akte perjanjian kredit.

Kredit dari sisi bank merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan bank itu sendiri. Sedangkan bagi debitur, kredit bagaikan suatu obat yang dapat menyembuhkan atau dapat


(25)

debitur, maka kredit tersebut tidak bermanfaat karena tidak cukup untuk membiayai usaha debitur, sehingga usaha debitur juga tidak berjalan. Akibatnya pada saat jangka waktu berakhir kredit tidak dapat diselesaikan sebagaimana harusnya. Demikian juga apabila kredit berlebih diberikan, akan mematikan debitur, karena keuntungan atas obyek yang dibiayai tidak mencukupi untuk membayar kewajibannya kepada bank sehingga peluang dana yang diberikan tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Untuk menghindari agar pinjaman yang diberikan tidak mematikan usaha debitur. Maka sebelum kredit diberikan, account officer harus menghitung secara teliti seberapa besar dana yang dibutuhkan oleh masing - masing debitur sehingga plafond kredit yang diberikan sesuai dengan kebutuhan debitur. Perhitungan kredit secara teliti memerlukan data masa lalu, saat ini dan prediksi pada masa yang akan datang.

Pemberian kredit yang mengikuti prudential banking akan menggairahkan dunia usaha sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi bila tidak diberikan secara tepat maka akan memperburuk kondisi perbankan. Memburuknya perbankan ditandai dengan meningkatnya non performing loan (NPL). Jika seluruh bank melakukan tindakan demikian maka akan membawa dampak yang lebih parah yaitu memburuknya perekonomian, karena dana yang disalurkan tidak digunakan sebagaimana mestinya. Sehingga banyak terjadi penyalahgunaan oleh debitur. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu disiapkan sumber daya manusia yang handal dan memiliki moral yang tinggi. Bila seluruh Bank menjalankan seluruh prudential bank, maka ancaman memburuknya


(26)

2. Jenis - jenis Kredit

Beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Pembagian jenis kredit ini ditujukan untuk mencapai sasaran satu tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu. Jenis - jenis kredit yang disalurkan oleh Bank dan dilihat dari berbagai segi (Kasmir, 2005 : 76) , antara lain :

1. Dilihat dari segi kegunaan, yaitu :

a). Kredit investasi, merupakan kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relative lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b). Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh, kredit modal kerja yang diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit, yaitu :

a). Kredit produktif, merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b). Kredit konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan


(27)

barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

c). Kredit perdagangan, merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya digunakan untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini biasanya diberikan kepada supplier atau agen - agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. 3. Dilihat dari segi jangka waktu, yaitu :

a). Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b). Kredit jangka menengah, merupakan kredit yang berjangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.

c). Kredit jangka panjang, merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur, dan juga untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan, yaitu :

a). Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut bisa berbentuk barang berwujud


(28)

b). Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

5. Dilihat dari segi sektor usaha, yaitu : a). Kredit pertanian

b). Kredit peternakan c). Kredit industri d). Kredit pertambangan e). Kredit pendidikan f). Kredit perumahan

g). Dan sektor-sektor usaha lainnya.

3. Komponen - komponen dalam Menentukan Tingkat Suku Bunga Kredit

Secara teori komponen untuk menentukan tingkat suku bunga kredit terdiri dari :

1. Biaya dana murni (Marginal cost of fund) 2. Biaya pelayanan

3. Laba yang diharapkan 4. Resiko perusahaan.

Secara garis besar komponen dasar penentuan tingkat bunga pinjaman dikelompokkan menjadi dua yaitu harga dasar dan adjustment resiko.

Bagi bank - bank yang efisien, tentu akan membawa tingkat bunga yang kecil, sehingga harga atau tingkat bunga yang dikenakan juga kecil. Tingkat bunga suatu bank merupakan hal yang sangat penting, sehingga dalam menentukan tingkat bunga tersebut harus memperhatikan hal - hal sebagai berikut:


(29)

2. Resiko nasabah, dampak faktor ini adalah terhadap diskriminasi tingkat bunga, karena nasabah yang berisiko tinggi, bunga yang ditetapkan juga tinggi dan sebaliknya.

3. Bank pesaing, suatu bank tidak dapat menetapkan tingkat bunganya sendiri. Karena nasabah prima akan selalu membandingkan bunga yang diberikan oleh bank dengan bunga yang diberikan oleh bank pesaing mana yang paling menguntungkan.

4. Biaya pelayanan, biaya pelayanan disini adalah beberapa biaya yang telah dikeluarkan oleh bank untuk mempermudah pelayanan kepada nasabah. Kemudahan - kemudahan yang diberikan kepada nasabah sebagai contoh adalah fasilitas ATM, fasilitas on-line seluruh unit, pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB), pembayaran rekening listrik, telepon, internet, dan lainnya. Untuk dapat menyediakan fasilitas tersebut tentu Bank akan mengeluarkan investasi yang cukup besar. Jumlah investasi tersebut akan dibebankan kepada nasabah dan masuk ke dalam komponen biaya atau tingkat bunga.

Resiko usaha, bank harus dapat memperkirakan berapa resiko yang wajar yang mungkin terjadi baik dilihat dari resiko usaha. Resiko - resiko tersebut harus dikuantifikasi dalam bentuk persentase tertentu.

Menurut Kasmir (2003 : 137) untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan dibebankan kepada para debitur, terdapat beberapa komponen. Komponen - komponen ini ada yang dapat memperkecil dan ada pula yang tidak. Komponen - komponen ini kemudian dijumlahkan,


(30)

kepada nasabah. Adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit tersebut, antara lain :

a. Total biaya dana (cost of fund)

Merupakan biaya untuk memperoleh simpanan setelah ditambah dengan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan pemerintah. Biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana melalui produk simpanan. Semakin besar/mahal bunga yang dibebankan, maka semakin tinggi pula biaya dananya.

b. Laba yang diinginkan

Merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh Bank dan biasanya dalam persentase tertentu. Penentuan besarnya laba juga sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini biasanya Bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah untuk pengusaha kecil, maka labanya pun berbeda dengan yang komersil.

c. Cadangan resiko kredit macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan, karena setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Resiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya.


(31)

Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya.

e. Pajak

Merupakan yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

Untuk lebih jelasnya metode dasar penentuan suku bunga kredit yang ditawarkan ke nasabah (based lending rate) dengan menggabungkan semua komponen - komponen di atas dijelaskan dengan contoh berikut. Sebagai contoh komponen dalam menentukan suku bunga kredit adalah tergambar pada asumsi berikut :

PT. Bank Marindo, Tbk. (Persero) menentukan suku bunga untuk bunga simpanan tertinggi pada deposito berjangka yaitu 18% Pa. Total biaya operasi diperkirakan sekitar 6%. Sedangkan cadangan resiko kredit macet sebesar 1%. Laba yang diinginkan bank ditetapkan sebesar 5%. Cadangan wajib atau reserve requirement (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah 5% serta pajak 20%.

Pertanyaan :

Berapa besarnya based lending rate yang ditetapkan oleh Bank yang diberikan kepada para debiturnya (peminjam).

a. Langkah pertama yang dilakukan adalah menetukan besarnya biaya dana (cost of fund) dengan rumus sebagai berikut :

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka :


(32)

Cost of Fund = --- 100% - 5% 18%

Cost of Fund = --- = 18, 95% dibulatkan menjadi 19%. 95%

b. Langkah kedua memasukkan hasil Cost of Fund ke dalam komponen lainnya (ditambahkan).

Total biaya dana rata - rata (Cost of Fund) 19,0%

Laba yang diinginkan 5,0%

24,0%

Cadangan resiko kredit macet 1,0%

25,0%

Total biaya operasi 6,0%

31,0%

Pajak 20% dari laba (5%) 1,0%

Bunga kredit yang diberikan (based lending rate) 32,0%

4. Jenis-jenis Kredit yang Ditawarkan

1. Kupedes (Komersil Non KUR)

Kupedes merupakan kredit umum pedesaan yang ditawarkan oleh BRI kepada nasabah dengan nominal peminjaman sesuai klasifikasi plafond yang ditetapkan. Pemberian kredit Kupedes harus menggunakan agunan sebagai jaminannya, berupa seperti sertifikat tanah atau bangunan, surat keterangan (SK) Camat,dan lain sebagainya.

Tabel 2. Klasifikasi Plafond Kupedes

Plafond Kupedes Biaya Administrasi

≤ Rp 5.000.000,- s/d Rp 25.000.000,- Rp 75.000,-

≤ Rp 25.000.000,- s/d Rp 40.000.000,- Rp 250.000,-


(33)

≤ Rp 50.000.000,- s/d Rp 100.000.000,- Rp 500.000,-

2. KUR (Komersil KUR)

KUR merupakan Kredit Usaha Rakyat yang ditawarkan oleh BRI unit sesuai dengan program yang diberikan oleh pemerintah, kepada nasabah yang umumnya berprofesi sebagai pedagang atau wiraswasta yang menengah ke bawah dengan suku bunga yang bervariasi sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. KUR di BRI unit berlaku mulai tahun 2010. Plafond untuk KUR sampai saat ini adalah sebesar Rp. 20.000.000,- dengan jangka waktu pinjaman antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun.

3. BRIguna (Golbertap)

BRIguna merupakan kredit yang ditawarkan oleh BRI unit untuk para pegawai dan pensiunan. Pemberian kredit BRIguna menggunakan plafond yang diambil 60 % dari tarif gaji yang diterima. Kredit BRIguna tidak menggunakan agunan apapun swbagai jaminannya.

5. Jenis - jenis Pembebanan Bunga

Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya. Pembebanan disini maksudnya metode perhitungan yang akan digunakan, sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Dimana jumlah angsuran terdiri dari utang atau pinjaman pokok dan bunga.


(34)

1. Sliding rate

Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjaman, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman + bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sector produktif, dengan maksud si-nasabah merasa tidak terbebani terhadap pinjamannya.

2. Flate rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flate rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi, atau kredit konsumtif lainnya.

3. Floating rate

Jenis ini membebani bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayar juga berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan.

B. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit dan Perkembangan Laba

Berdasarkan tabel perubahan tingkat suku bunga kredit dan tabel persentase


(35)

keduanya. Tingkat suku bunga kredit yang berlaku dapat mempengaruhi perubahan laba, yaitu apakah laba akan menaik atau sebaliknya menurun.

Perubahan tingkat suku bunga kredit dapat dilihat dari penyajian grafik sebagai berikut :

Gambar 2

Grafik Perubahan Suku Bunga Kredit

Persentase perubahan laba yang terjadi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan dapat dilihat dari penyajian grafik sebagai berikut :

Gambar 3

Grafik Perkembangan Laba

0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00%

2006 2007 2008 2009 2010

s uk u bung a k redit K upedes

s uk u bung a k redit B rig una

0 1,000,000,000 2,000,000,000 3,000,000,000 4,000,000,000 5,000,000,000 6,000,000,000

L a ba K upe de s L a ba B rig una


(36)

Dari kedua grafik tersebut, dapat dilihat pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga kredit tersebut. Dengan tingkat suku bunga kredit Kupedes yang terus menurun akan menghasilkan % ∆ suku bunga mulai dari tahun 2006 – 2007 sebesar 5,5 %, tahun 2007 – 2008 meningkat sebesar 8,2 %, tahun 2008 – 2009 menurun sebesar 5,4 % dan tahun 2009 – 2010 menurun sebesar 5,1 %. Tingkat suku bunga kredit BRIguna yang juga terus menurun akan menghasilkan % ∆ suku bunga mulai dari tahun 2006 – 2007 sebesar 19,44 %, tahun 2007 – 2008 menurun sebesar 17,25 %, tahun 2008 – 2009 menurun sebesar 12,5 % dan tahun 2009 – 2010 menurun sebesar 6,1 %.

Perkembangan laba yang dihasilkan dari kredit Kupedes mulai dari tahun 2006 – 2007 akan menghasilkan % ∆ laba sebesar 16 %, tahun 2007 – 2008 meningkat sebesar 33,3 %, tahun 2008 – 2009 menurun 14,5 %, dan tahun 2009 – 2010 meningkat lagi sebesar 20,6 %. Sedangkan laba yang dihasilkan dari kredit BRIguna mulai dari tahun 2006 – 2007 akan menghasilkan % ∆ laba sebesar 38,7 %, tahun 2007 – 2008 menurun drastis sebesar 8 %, tahun 2008 – 2009 meningkat sebesar 26, 4 %, dan tahun 2009 – 2010 meningkat lagi menjadi sebesar 33,5 %. Untuk kredit Kupedes, pada tahun 2006 – 2007 dengan % ∆ suku bunga 5,5 % akan menghasilkan penurunan laba dari Rp 825.157.533,00 menjadi sebesar Rp693.225.892,00. Tahun 2007 – 2008 dengan % ∆ suku bunga meningkat

menjadi 8, 2 % akan menurunkan laba menjadi sebesar Rp 924.596.316,00. Tahun 2008 – 2009 dengan % ∆ suku bunga menurun menjadi 5,4 % akan meningkatkan laba menjadi sebesar Rp 1.058.422.420,00. Dan tahun 2009 – 2010 dengan % ∆ suku bunga menurun menjadi 5,1 % akan menurunkan laba menjadi Rp


(37)

Untuk kredit BRIguna, pada tahun 2006 – 2007 dengan % ∆ suku bunga 19,44 % akan menghasilkan peningkatan laba dari Rp 2.090.593.467,00 menjadi sebesar Rp 2.898.618.108,00. Tahun 2007 – 2008 dengan % ∆ suku bunga menurun menjadi 17,25% akan meningkatkan laba menjadi Rp 3.130.650.684,00. Tahun 2008 – 2009 dengan % ∆ menurun menjadi 12,5% akan meningkatkan laba menjadi Rp 3.957.797.580,00. Dan tahun 2009 – 2010 dengan % ∆ suku bunga menurun menjadi 6,1% akan meningkatkan laba menjadi Rp 5.285.886.640,00. Untuk kredit KUR tidak dapat dianalisis pengaruh dari tingkat suku bunga kreditnya terhadap laba karena KUR baru diberlakukan mulai tahun 2010 sehingga tidak ada data pembandingnya.


(38)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan uraian yang dijelaskan dalam tugas akhir ini, maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran yang bisa berguna dan bermanfaar bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Menurunnya suku bunga kredit tidak berarti akan menurunkan laba, akan

tetapi justru menaikkan laba bank.

2. Meningkatnya suku bunga kredit akan memungkinkan terjadinya penurunan laba, karena tingginya suku bunga kredit..

3 Kredit KUR tidak dapat dianalisis pengaruh dari tingkat suku bunga kreditnya terhadap laba karena KUR baru diberlakukan mulai tahun 2010 sehingga tidak ada data pembandingnya.

4 Sistem pencatatan akuntansi di bank berbeda dengan sistem pencatatan di perusahaan biasa. Laporan keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan ini dilampirkan dalam bentuk Laporan Perkembangan Unit (LPU) yang dikeluarkan setahun sekali.


(39)

B. Saran

1. Diharapkan agar PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ), Tbk. Unit Brigjend Katamso Medan selalu konsisten dan tetap mengacu kepada syarat atau sistem pemberian kredit yang telah ditetapkan oleh kantor pusat terutama pada tingkat suku bunga kredit yang berlaku harus sesuai dengan yang ditetapkan agar dapat meningkatkan laba bank

2. Dalam mengatasi kredit macet, perlu dilakukan pengawasan yang efektif agar penyimpangan antar perencanaan dan pemberian kredit serta

realisasinya dapat dihadirkan. Maka hal ini peranan internal control atau tim penilik dalam administrasi kredit harus lebih diperhatikan

3. Perlunya dibuat Laporan Perkembangan Unit (LPU) yang dikeluarkan dalam 6 ( enam) bulan sekali untuk lebih memudahkan dalam melihat perkembangan laba kredit dalam perusahaan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005. Kamus Bahasa Indonesia. Penerbit Pustaka Amani : Jakarta.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Bank Rakyat Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Ritel. Cetakan Pertama. Penerbit Kantor Pusat : Jakarta.

Irmayanto, Juli. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi, Cetakan Ke-tiga. Penerbit Trisakti : Jakarta.

Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan Ke-empat. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Kertopati, S. 2000. Kamus Perbankan. Jakarta. Saleh, Rachmat. 2000. Kamus Perbankan. Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian. Penerbit Liberty : Yogyakarta.

Surachmad, Winarno. 2001. Penelitian Akuntansi. Penerbit CV. Monora : Bandung.


(41)

Laporan Tahun 2006

Bulan Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama 2006 Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 73.870.560,90 - 174.100.439,10 247.971.000,00

Februari 138.930.582,00 - 333.622.418,00 472.553.000,00

Maret 207.107.405,00 - 494.951.595,00 702.059.000,00

April 279.561.113,00 - 655.425.887,00 934.987.000,00

Mei 349.872.655,00 - 836.136.345,00 1.186.009.000,00

Juni 421.313.968,00 - 1.002.044.032,00 1.423.358.000,00

Juli 483.213.491,00 - 1.188.805.509,00 1.672.084.000,00

Agustus 557.983.234,00 - 1.376.100.766,00 1.934.084.000,00

September 621.888.240,00 - 1.560.175.760,00 2.182.064.000,00

Oktober 685.106.681,60 - 1.751.261.318,40 2.436.368.000,00

November 752.570.280,00 - 1.935.180.720,00 2.687.751.000,00

Desember 825.157.533,00 - 2.090.593.467,00 2.915.751.000,00

Laporan Tahun 2007

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2007

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 41.830.075,00 - 197.198.925,00 239.029.000,00

Februari 85.883.000,00 - 404.877.000,00 490.760.000,00

Maret 138.985.319,00 - 604.251.681,00 743.237.000,00

April 189.110.108,00 - 822.173.892,00 1.011.284.000,00

Mei 243.781.967,00 - 1.019.337.033,00 1.263.119.000,00

Juni 309.643.376,00 - 1.223.244.624,00 1.532.888.000,00

Juli 369.741.636,00 - 1.442.717.364,00 1.812.459.000,00

Agustus 452.635.812,00 - 1.766.167.188,00 2.218.803.000,00

September 544.630.045,00 - 1.988.532.955,00 2.533.163.000,00

Oktober 594.985.915,00 - 2.272.416.085,00 2.867.402.000,00

November 664.428.752,00 - 2.529.940.248,00 3.194.369.000,00


(42)

Laporan Tahun 2008

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2008

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 56. 671.080,00 - 251.323.920,00 307.995.000,00

Februari 116.979.836,40 - 528.248.163,60 645.228.000,00

Maret 149.923.232,00 - 846.906.768,00 996.830.000,00

April 264.688.095,20 - 1.108.887.904,80 1.373.576.000,00

Mei 329.720.428,00 - 1.378.675.572,00 1.708.396.000,00

Juni 405.412.815,60 - 1.593.664.184,40 1.999.077.000,00

Juli 501.706.904,00 - 1.864.835.096,00 2.366.542.000,00

Agustus 554.505.490,00 - 2.141.194.510,00 2.695.700.000,00

September 652.574.016,00 - 2.368.601.984,00 3.021.176.000,00

Oktober 736.400.940,00 - 2.610.876.060,00 3.347.277.000,00

November 849.281.009,60 - 2.852.902.990,40 3.702.184.000,00

Desember 924.596.316,00 - 3.130.650.684,00 4.055.247.000,00

Laporan Tahun 2009

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2009

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 79.039.947,00 - 281.873.053,00 360.913.000,00

Februari 168.058.884,00 - 588.963.116,00 757.022.000,00

Maret 258.749.344,00 - 896.381.656,00 1.155.131.000,00

April 340.616.250,00 - 1.200.633.750,00 1.541.250.000,00

Mei 455.957.900,00 - 1.476.067.100,00 1.932.025.000,00

Juni 539.221.660,00 - 1.805.220.340,00 2.344.442.000,00

Juli 618.234.682,00 - 2.179.207.318,00 2.797.442.000,00

Agustus 754.776.272,00 - 2.498.569.728,00 3.253.346.000,00

September 824.895.000,00 - 2.841.305.000,00 3.666.200.000,00

Oktober 937.636.320,00 - 3.174.803.680,00 4.112.440.000,00

November 982.799.568,00 - 3.567.198.432,00 4.549.998.000,00


(43)

Laporan Tahun 2010

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2010

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 92.893.987,50 1.821.450,70 360.647.245,50 455.362.683,64

Februari 185.202.351,90 3.596.162,20 710.242.029,00 899.040.543,09

Maret 289.663.122,00 4.218.395,00 1.112.250.143,20 1.406.131.660,16

April 380.093.729,40 5.562.347,25 1.468.459.676,30 1.854.115.752,95

Mei 464.152.589,40 4.785.078,25 1.923.601.453,00 2.392.539.129,62

Juni 536.732.499,00 8.610.681,80 2.324.884.086,60 2.870.227.267,43

Juli 606.442.424,60 13.627.919,70 2.786.909.569,20 3.406.979.913,47

Agustus 658.290.451,50 13.633.234,20 3.223.286.086,50 3.895.209.772,27

September 726.698.186,60 13.457.373,80 3.745.635.714,90 4.485.791.275,27

Oktober 769.594.817,10 20.120.125,90 4.240.316.541,10 5.030.031.484,16

November 803.929.474,80 27.914.217,90 4.750.999.882,10 5.582.843.574,76

Desember 840.796.003,60 55.640.912,00 5.285.886.640,40 6.182.323.556,06

Perubahan suku bunga kredit Kupedes tahun 2006 – 2010

Tahun Tingkat Suku Bunga %∆ S. Bunga

2006 18% - -

2007 17% 1 5,5

2008 15,6% 1,4 8,2

2009 14,75% 0,85 5,4

2010 14% 0,75 5,1

Perubahan suku bunga kredit Briguna tahun 2006 – 2010

Tahun Tingkat Suku Bunga %∆ S. Bunga

2006 18% - -


(44)

2010 9,86% 0,64 6,1

Persentase Perubahan Laba Kupedes tahun 2006 – 2010

Tahun Laba %∆ Laba

2006 Rp 825.157.533,00 - -

2007 Rp 693.225.892,00 Rp 131.931.641,00 16% 2008 Rp 924.596.316,00 Rp 231.370.424,00 33,3% 2009 Rp 1.058.422.420,00 Rp 133.826.104,00 14,5% 2010 Rp 840.796.003,00 Rp 217.626.417,00 20,6%

Persentase Perubahan Laba Briguna tahun 2006 – 2010

Tahun Laba %∆ Laba

2006 Rp 2.090.593.467,00 - -

2007 Rp 2.898.618.108,00 Rp 808.024.641,00 38,7% 2008 Rp 3.130.650.684,00 Rp 232.032.576,00 8% 2009 Rp 3.957.797.580,00 Rp 827.146.896,00 26,4% 2010 Rp 5.285.886.640,00 Rp 1.328.089.060,00 33,5%


(1)

B.

Saran

1. Diharapkan agar PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ), Tbk. Unit

Brigjend Katamso Medan selalu konsisten dan tetap mengacu kepada

syarat atau sistem pemberian kredit yang telah ditetapkan oleh kantor

pusat terutama pada tingkat suku bunga kredit yang berlaku harus sesuai

dengan yang ditetapkan agar dapat meningkatkan laba bank

2. Dalam mengatasi kredit macet, perlu dilakukan pengawasan yang efektif

agar penyimpangan antar perencanaan dan pemberian kredit serta

realisasinya dapat dihadirkan. Maka hal ini peranan internal control atau

tim penilik dalam administrasi kredit harus lebih diperhatikan

3. Perlunya dibuat Laporan Perkembangan Unit (LPU) yang dikeluarkan

dalam 6 ( enam) bulan sekali untuk lebih memudahkan dalam melihat

perkembangan laba kredit dalam perusahaan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005. Kamus Bahasa Indonesia. Penerbit Pustaka Amani :

Jakarta.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Bank Rakyat Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Ritel.

Cetakan Pertama. Penerbit Kantor Pusat : Jakarta.

Irmayanto, Juli. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi,

Cetakan Ke-tiga. Penerbit Trisakti : Jakarta.

Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan Ke-empat.

Penerbit PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Kertopati, S. 2000. Kamus Perbankan. Jakarta.

Saleh, Rachmat. 2000. Kamus Perbankan. Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian. Penerbit Liberty : Yogyakarta.

Surachmad, Winarno. 2001. Penelitian Akuntansi. Penerbit CV. Monora :

Bandung.


(3)

Laporan Tahun 2006

Bulan Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama 2006 Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 73.870.560,90 - 174.100.439,10 247.971.000,00

Februari 138.930.582,00 - 333.622.418,00 472.553.000,00

Maret 207.107.405,00 - 494.951.595,00 702.059.000,00

April 279.561.113,00 - 655.425.887,00 934.987.000,00

Mei 349.872.655,00 - 836.136.345,00 1.186.009.000,00

Juni 421.313.968,00 - 1.002.044.032,00 1.423.358.000,00

Juli 483.213.491,00 - 1.188.805.509,00 1.672.084.000,00

Agustus 557.983.234,00 - 1.376.100.766,00 1.934.084.000,00

September 621.888.240,00 - 1.560.175.760,00 2.182.064.000,00

Oktober 685.106.681,60 - 1.751.261.318,40 2.436.368.000,00

November 752.570.280,00 - 1.935.180.720,00 2.687.751.000,00

Desember 825.157.533,00 - 2.090.593.467,00 2.915.751.000,00

Laporan Tahun 2007

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2007

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 41.830.075,00 - 197.198.925,00 239.029.000,00

Februari 85.883.000,00 - 404.877.000,00 490.760.000,00

Maret 138.985.319,00 - 604.251.681,00 743.237.000,00

April 189.110.108,00 - 822.173.892,00 1.011.284.000,00

Mei 243.781.967,00 - 1.019.337.033,00 1.263.119.000,00

Juni 309.643.376,00 - 1.223.244.624,00 1.532.888.000,00

Juli 369.741.636,00 - 1.442.717.364,00 1.812.459.000,00

Agustus 452.635.812,00 - 1.766.167.188,00 2.218.803.000,00

September 544.630.045,00 - 1.988.532.955,00 2.533.163.000,00

Oktober 594.985.915,00 - 2.272.416.085,00 2.867.402.000,00

November 664.428.752,00 - 2.529.940.248,00 3.194.369.000,00


(4)

Laporan Tahun 2008

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2008

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 56. 671.080,00 - 251.323.920,00 307.995.000,00

Februari 116.979.836,40 - 528.248.163,60 645.228.000,00

Maret 149.923.232,00 - 846.906.768,00 996.830.000,00

April 264.688.095,20 - 1.108.887.904,80 1.373.576.000,00

Mei 329.720.428,00 - 1.378.675.572,00 1.708.396.000,00

Juni 405.412.815,60 - 1.593.664.184,40 1.999.077.000,00

Juli 501.706.904,00 - 1.864.835.096,00 2.366.542.000,00

Agustus 554.505.490,00 - 2.141.194.510,00 2.695.700.000,00

September 652.574.016,00 - 2.368.601.984,00 3.021.176.000,00

Oktober 736.400.940,00 - 2.610.876.060,00 3.347.277.000,00

November 849.281.009,60 - 2.852.902.990,40 3.702.184.000,00

Desember 924.596.316,00 - 3.130.650.684,00 4.055.247.000,00

Laporan Tahun 2009

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2009

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 79.039.947,00 - 281.873.053,00 360.913.000,00

Februari 168.058.884,00 - 588.963.116,00 757.022.000,00

Maret 258.749.344,00 - 896.381.656,00 1.155.131.000,00

April 340.616.250,00 - 1.200.633.750,00 1.541.250.000,00

Mei 455.957.900,00 - 1.476.067.100,00 1.932.025.000,00

Juni 539.221.660,00 - 1.805.220.340,00 2.344.442.000,00

Juli 618.234.682,00 - 2.179.207.318,00 2.797.442.000,00

Agustus 754.776.272,00 - 2.498.569.728,00 3.253.346.000,00

September 824.895.000,00 - 2.841.305.000,00 3.666.200.000,00


(5)

Laporan Tahun 2010

Bulan

Pendapatan Bunga Sesuai dengan Suku Bunga Kredit yang Berlaku selama

2010

Total Pendapatan Bunga Kredit

Kupedes KUR BRIguna

Januari 92.893.987,50 1.821.450,70 360.647.245,50 455.362.683,64

Februari 185.202.351,90 3.596.162,20 710.242.029,00 899.040.543,09

Maret 289.663.122,00 4.218.395,00 1.112.250.143,20 1.406.131.660,16

April 380.093.729,40 5.562.347,25 1.468.459.676,30 1.854.115.752,95

Mei 464.152.589,40 4.785.078,25 1.923.601.453,00 2.392.539.129,62

Juni 536.732.499,00 8.610.681,80 2.324.884.086,60 2.870.227.267,43

Juli 606.442.424,60 13.627.919,70 2.786.909.569,20 3.406.979.913,47

Agustus 658.290.451,50 13.633.234,20 3.223.286.086,50 3.895.209.772,27

September 726.698.186,60 13.457.373,80 3.745.635.714,90 4.485.791.275,27

Oktober 769.594.817,10 20.120.125,90 4.240.316.541,10 5.030.031.484,16

November 803.929.474,80 27.914.217,90 4.750.999.882,10 5.582.843.574,76

Desember 840.796.003,60 55.640.912,00 5.285.886.640,40 6.182.323.556,06

Perubahan suku bunga kredit Kupedes tahun 2006 – 2010

Tahun

Tingkat Suku Bunga

%

∆ S. Bunga

2006

18%

-

-

2007

17%

1

5,5

2008

15,6%

1,4

8,2

2009

14,75%

0,85

5,4

2010

14%

0,75

5,1

Perubahan suku bunga kredit Briguna tahun 2006 – 2010

Tahun

Tingkat Suku Bunga

%

∆ S. Bunga

2006

18%

-

-

2007

14,5%

3,5

19,44

2008

12%

2,5

17,25


(6)

2010

9,86%

0,64

6,1

Persentase Perubahan Laba Kupedes tahun 2006 – 2010

Tahun

Laba

%

∆ Laba

2006

Rp 825.157.533,00

-

-

2007

Rp 693.225.892,00

Rp 131.931.641,00

16%

2008

Rp 924.596.316,00

Rp 231.370.424,00

33,3%

2009

Rp 1.058.422.420,00

Rp 133.826.104,00

14,5%

2010

Rp 840.796.003,00

Rp 217.626.417,00

20,6%

Persentase Perubahan Laba Briguna tahun 2006 – 2010

Tahun

Laba

%

∆ Laba

2006

Rp 2.090.593.467,00

-

-

2007

Rp 2.898.618.108,00

Rp 808.024.641,00

38,7%

2008

Rp 3.130.650.684,00

Rp 232.032.576,00

8%

2009

Rp 3.957.797.580,00

Rp 827.146.896,00

26,4%

2010

Rp 5.285.886.640,00

Rp 1.328.089.060,00

33,5%