5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Struktur dan Komponen Tulang
Secara makroskopis, komponen tulang dapat dilihat secara jelas pada tulang panjang, seperti tulang femur dan humerus. Tulang panjang antara lain
terdiri atas: a.
Diafisis : bagian badan atau tubuh dari tulang. Diafisis merupakan bagian utama tulang.
b. Epifisis : terletak di bagian proksimal dan distal tulang.
c. Metafisis : daerah diantara diafisis dan epifisis. Metafisis merupakan tempat
pertumbuhan tulang karena terdiri atas cakram epifiseal pertumbuhan yang mengandung kartilago hialin, sehingga diafisis tulang dapat memanjang.
d. Kartilago artikular : merupakan lapisan tipis dari kartilago hialin yang
menutupi bagian epifisis, di mana tulang membentuk artikulasi sendi dengan tulang yang lain.
e. Periosteum : mengelilingi permukaan terluar tulang di mana bagian tersebut
tidak ditutupi oleh kartilago artikular. Tersusun atas lapisan fibrosa luar yang tersusun atas jaringan ikat iregular dan lapisan osteogenik dalam yang terdiri
atas sel. Periosteum memberikan proteksi terhadap tulang yaitu membantu penyembuhan fraktur, memberikan nutrisi jaringan tulang, dan memberikan
perlekatan untuk ligamen dan tendon. f.
Medullary cavity Ruang medulla : atau marrow cavity ruang sumsum, merupakan ruang silindris diantara diafisis yang mengandung sumsum tulang
lemak kuning pada orang dewasa. g.
Endosteum : membran tipis yang membatasi lapisan internal tulang pada ruang medulla. Terdiri atas selapis sel dan sejumlah kecil jaringan ikat.
[9]
Gambar 2.1.Bagian tulang panjang.
Sumber:Gerard J. Tortora Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology.12
th
Ed. 2009.
John Wiley Sons Inc. p.177
Dilihat secara mikroskopis, tulang seperti jaringan ikat yang lain yang terdiri atas matriks sekitar sel yang mengelilingi sel-sel terpisah. Terdapat empat
tipe sel pada jaringan tulang, yaitu : sel osteogenik, osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
a. Sel osteogenik : sel batang yang tidak terspesialisasi yang berasal dari
mesenkim. Sel osteogenik merupakan asal dari semua jaringan ikat tulang. Sel ini dapat ditemukan pada bagian dalam periosteum, di dalam endosteum serta
di dalam kanal, diantara tulang yang mengandung pembuluh darah.
[9]
b. Osteoblas : merupakan sel pembentuk tulang. Sel ini mensintesis dan
mensekresi serat kolagen dan komponen organik yang dibutuhkan untuk membentuk matriks sekitar sel dari jaringan tulang dan menginisiasi
kalsifikasi. Osteoblas diperlukan untuk mineralisasi yaitu proses deposisi hydroxyapatite dengan meregulasi konsentrasi kalsum dan fosfat.
[9,11]
c. Osteosit : osteoblas yang terpendam di matriks termineralisasi dalam lakuna
dinamakan osteosit. Sel tulang yang sudah matang, merupakan jaringan tulang yang paling utama dan memelihara metabolisme, seperti pertukaran nutrisi
dan membuangnya ke darah.
[9,11]
d. Osteoklas : sel besar yang berasal dari penggabungan 50 monosit dan terdapat
pada endosteum. Sel ini dapat mengeluarkn enzim lisosomal dan asam yang mencerna komponen protein dan mineral dari matriks tulang. Proses ini
dinamakan resorpsi, yang merupakan bagian dari pembentukan, pemeliharaan dan penggantian tulang. Osteoklas juga membantu dalam meregulasi kaslium
darah.
[9]
Gambar 2.2.Sel-sel tulang.
Sumber:Gerard J. Tortora Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology.12
th
Ed. 2009.
John Wiley Sons Inc. p.178
Matriks sekitar sel terdiri atas 25 air, 25 serat kolagen dan 50 garam kristal mineral. 80 dari matriks yang tidak termineralisaasi merupakan serat
kolagen tipe 1 yang berasal dari molekul tropokolagen yang dihasilkan oleh
osteoblas. Terdapat pula protein non-kolagen dalam jumlah sedikit pada matriks yang termineralisasi yang diperkirakan terlibat dalam regulasi sel tulang dan
matriks termineralisasi, protein tersebut antara lain :sialoprotein osteopontin, osteonectin, osteocalsin dan alkaline phosphatase.
[12]
Garam mineral yang terbanyak adalah kalsium fosfat [Ca
3
PO
4 2
] yang akan membentuk kristal hydroxyapatite [Ca
10
PO
4 6
OH
2
] bersama dengan garam mineral yang lain seperti kalsium karbonat CaCO
3
dan ion seperti magnesium, fluoride, kalium dan sulfat.
[9]
2.1.2 Fisiologi Tulang