Peran Kentongan Pada Tingkat Kesakralan Peran Kentongan Pada Lingkungan Masyarakat Bali

BAB III PERAN KENTONGAN PADA MASYARAKAT BALI

3.1 Peran Kentongan Pada Tingkat Kesakralan

Sebagian besar atau hampir semua umat Hindu di Bali, dalam membuat suatu bangunan yang berupa apa saja dan lebih-lebih dalam pembuatan kentongan selalu didahului dengan upacara yang tujuannya adalah memohon perlindungan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pembuatan kentongan ini dari mencari bahan sampai proses pembuatannya selalu didahului dengan upacara dan lebih-lebih lagi setelah selesai membuat kentongan yang akan dipergunakan untuk banyak orang maka kentongan itu akan dipelaspas dan dimohonkan tirta air suci di Pura Ulun Kulkul di Besakih, sehingga kentongan itu angker dan disucikan oleh masyarakat pendukungnya. Interaksi yang demikian erat menyebabkan kebudayaan Bali mempunyai corak yang berbeda dengan kebudayaan yang ada di luar Bali. Umat Hindu begitu taat kepada wadahnya yaitu desa adat yang teratur rapi serta merupakan adil yang besar dalam menentukan perkembangan dan kelangsungan hidup seni budaya berupa kentongan yang disucikan atau disakralkan dalam bentuk upacara yang seperlunya. Ajaran Agama Hindu yang begitu luhur, harus ditanamkan kepada setiap umatnya melalu berbagai macam pengembangan agar benar-benar kentongan itu diyakini kesakralannya dan tidak menyimpang dari fungsinya. Mensucikan kentongan merupakan wujud riil sehingga tidak ada yang salah dalam penggunaan fungsi kentongan, maka kentongan itu akan disucikan lagi bagi mereka yang menyalahgunakan, sehingga kentongan itu benar-benar dijaga kesakralanya atau kesucian dari pada kentongan yang dipergunakan oleh masyarakat pendukungnya. Universitas Sumatera Utara

3.2 Peran Kentongan Pada Lingkungan Masyarakat Bali

Yaitu meliputi, yang pertama peran kentongan dalam rapat ; yaitu untuk keserentakan hadir warga masyarakat pendukungnya yang akan melaksanakan rapat maka dibunyikan kentongan sesuai dengan ritme-ritme yang telah ditentukan untuk melaksanakan kerja biasa atau rapat. Suatu kebiasaan adat yang telah diterima secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya, bahwa rapat itu dilaksanakan satu bulan sekali secara rutin oleh Banjar atau Desa di Bali. Bagi mereka yang tidak datang atau tidak hadir dalam suatu rapat, maka ia akan dikenakan sangsi berupa dosa denda yang sudah ditentukan besar kecilnya berupa uang. Kedua, peran kentongan dalam pengarahan tenaga kerja ; yaitu dibedakan menjadi dua, antara lain : a. Peran kentongan dalam pengarahan tenaga kerja biasa yang telah direncanakan sebelumnya baik itu melaksanakan rapat guna membahas sutu hal yang telah direncanakan maupun melaksanakan gotong royong. b. Peran kentongan dalam pengarahan tenaga kerja yang sifatnya mendadak, yaitu sebagi pusat kegiatan dalam menanggulangi bahaya yang terjadi dilingkungan masyarakat pendukungnya, maka diserentakan hadirnya dengan isyarat bunyi kentongan betalu-talu sebagai pertanda ada bahaya. Ketiga, peran kentongan pada upacara keagamaan ; yaitu sesuai dengan upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya yaitu kentongan Dewa dibunyikan tatkala melaksanakan Dewa Yadnya. Fungsinya untuk mengumpulkan masyarakat pendukungnya tatkala melaksanakan upacara tersebut, untuk keserentakan kehadirannya maka dibunyikan kentongan sebagai alat komunikasi sesama manusia atau banjar. Keempat, peran kentongan pada gejala Alam ; yaitu gejala alam yang sering disambut dengan suara kentongan adalah gejala alam gerhana bulan. Dengan membunyikan kentongan akan segera melepas bulan, paling tidak ia akan terganggu oleh suara kentongan sehingga di saat gerhana bulan suasana di Bali diramaikan dengan suara kentongan. Kelima, peran kentongan dalam pembangunan ; yaitu sebagai pengakhiran permakluman yang bertujuan memperingatkan masyarakat pendukungnya akan Universitas Sumatera Utara perjanjian yang telah dituangkan dengan ritma-ritma atau isyarat sehingga tidak ada kebosanan menunggu, karena pada umumnya dengan dibunyikan kentongan berselang beberapa saat kemudian acara atau kerja sudah dapat dimulai. Disamping itu juga peran kentongan dalam pembangunan sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pendukungnya baik dalam keadaan bahaya atau menyatakan hal-hal yang sudah direncanakan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN