Objek Pajak Penghasilan Objek Pajak Penghasilan Badan Usaha Tetap BUT

j. Wilayah kerja tambang minyak dan gas bumi. k. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan. l. Proyek kontruksi, instalasi, atau proyek perakitan. m. Memberikan jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan selama lebih dari 60 enam puluh hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan. n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas. o. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di indonesia. p. komputer , agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

4. Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak merupakan segala sesuatu barang, jasa, kegiatan, atau keadaan yang dikenakan pajak. Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari indonesia maupun dari luar indonesia, yang dapat di pakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada wajib pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi : 1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya. 2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan. 3. Pengahasilan dari modal yang berupa harta gerak ataupun harta tidak gerak, seperti bunga, deviden, royalty, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha. 4. Penghasilan lain – lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.

5. Objek Pajak Penghasilan Badan Usaha Tetap BUT

Berdasarkan Pasal 5 Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Objek Pajak Bentuk Usaha Tetap adalah : a. Penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap tersebut dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai oleh Bentuk Usaha Tetap BUT ; Penghasilan kantor pusat dari objek di atas berdasarkan pertimbangan logis bahwa transaksi antara kantor pusat dengan perusahaan lain di indonesia harus ada bantuan bentuk usaha tetap di indonesia. Ditinjau dari segi barang yang di perdagangkan atau jasa yang di berikan BUT, dasar inilah yang sering di sebut dengan Force of Attraction concept, dengan asumsi hukum apabila yaitu apabila barang atau jasa dalam transaksi yang diselenggarakan kantor pusat sama dengan transaksi yang diselenggarakan BUT, dengan demikian transaksi yang dilakukan langsung oleh kantor pusat BUT di anggap sebagai penghasilan dari BUT. b. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, dan pemberian jasa di indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang di lakukan oleh Bentuk Usaha Tetap BUT ; Penghasilan kantor pusat yang berasal dari usaha atau kegiatan, penjualan barang dan pemberian jasa, sejenis dengan yang dilakukan oleh badan usaha tetap dianggap sebagai penghasilan BUT. Usaha atau kegiatan sejenis dengan usaha atau kegiatan BUT, misalnya apabila sebuah bank di luar indonesia yang mempunyai BUT di indonesia, memberikan pinjaman secara langsung tanpa melalui Bentuk Usaha Tetapnya kepada perusahaan di indonesia. Penjualan barang yang sejenis dengan yang dijual oleh Bentuk Usaha Tetap, misalnya kantor pusat di luar indonesia yang mempunyai BUT di indonesia menjual produk yang sama dengan produk yang dijual oleh Bentuk Usaha Tetapnya di indonesia secara langsung tanpa melalui Bentuk Usaha Tetapnya kepada klien di indonesia. c. Penghasilan sebagaimana tersebut dalam pasal 26 yang diterima atau diperoleh oleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara Bentuk Usaha Tetap dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan tersebut.

B. Mekanisme Perhitungan Pajak Penghasilan dan Mekanisme Pelunasan