Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah objek penelitian yang homogen, yaitu mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 yang berada pada
semester VII T.A 20092010.
4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Tingkat Literasi Informasi Mahasiswa PSIP S1
Kegiatan pada penelitian ini adalah kegiatan untuk mengetahui bagaimana perilaku literasi informasi yang dimiliki mahasiswa serta untuk mengidentifikasi
kompetensi literasi informasi yang dimiliki mahasiswa yang disesuaikan dengan standar yang dibuat oleh Association of college and Research ACRL. Standar
yang telah disahkan oleh ACRL tersebut terdiri dari lima standar yang meliputi kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang dibutuhkan, kemampuan
mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien, kemampuan mengevaluasi temuan dan sumber-sumbernya secara kritis, kemampuan
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif, dan kemampuan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar informasi secara
legal dan etis.
4.2.1.1 Mahasiswa yang Literat Menentukan Jenis dan Batas Informasi
yang Diperlukan.
Salah satu indikator seorang mahasiswa dikatakan literat terhadap informasi adalah kemampuan menentukan batas dan jenis informasi. Kemampuan
mahasiswa untuk menentukan batas dan jenis informasi diukur dengan pertanyaan nomor satu yaitu apakah hal pertama yang dilakukan mahasiswa ketika akan
mencari informasi. Jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut dapat dilihat
pada tabel 3 berikut:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Tabel - 3: Hal pertama yang dilakukan mahasiswa ketika mencari informasi.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
1
a. Merumuskan terlebih dahulu langkah memperoleh informasi.
21 70
b. Langsung melakukan penelusuran 9
30 c. Meminta bantuan kepada pihak lain
d. Tidak melakukan apapun hingga ada yang membantu
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 70 menyatakan merumuskan terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi ketika akan melakukan pencarian informasi dan hampir
setengah mahasiswa 30 menyatakan langsung melakukan penelusuran. Seorang mahasiswa yang literat akan mendefenisikan dan menyampaikan
dengan jelas kebutuhan informasinya, yaitu mendefenisikan informasi yang ingin dicari kemudian dapat membuat perician tentang topik atau subjek yang akan
dicari sehingga dapat diketahui sumber yang tepat sesuai dengan topik ataupun subjek yang ingin diperoleh, cara tersebut merupakan bagian dari merumuskan
langkah untuk memperoleh informasi. Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas dari mahasiswa memilih untuk
merumuskan terlebih dahulu langkah memperoleh informasi, ini merupakan langkah awal yang baik dalam penerapan literasi informasi.
Kemampuan menentukan batas dan jenis informasi juga dapat dilihat dari pemanfaatan informasi yang pada saat ini sudah dalam berbagai bentukformat.
Pemanfaatan informasi dalam berbagai bentukformat yang dilakukan mahasiswa diketahui berdasarkan pertanyaan nomor dua, yaitu bentukformat informasi
apakah yang dipilih mahasiswa ketika mencari informasi. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor dua dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Tabel – 4: Bentukformat informasi yang dipilih mahasiswa ketika mencari informasi.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
2
a. Bentuk b, c dan d 20
66,7 b. Tercetak
c. DigitalElektronik 9
30 d. Audio visual
1 3,3
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 4 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 66,7 menyatakan menggunakan semua bentukformat tercetak, digitalelektronik dan audio visual ketika mencari informasi, hampir setengah
mahasiswa 30 menyatakan hanya memilih bentukformat digitalelektronik ketika mencari informasi dan sebagian kecil mahasiswa 3,3 menyatakan hanya
memilih formatbentuk tercetak ketika mencari informasi. Mahasiswa yang literat mengidentifikasi berbagai jenis dan bentukformat
informasi yang tersedia, antara lain mengetahui bagaimana informasi dihasilkan secara formal atau informal yang kemudian akan diorganisasikan dan disebarkan.
Kegiatan mengidentifikasi berarti juga memahami jenis dan mengetahui dimana sumber informasi dapat ditemukan, baik cetak maupun non cetak, serta memilih
bentukformat terbaik dan relevan dengan tugas yang ditangani. Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas mahasiswa memilih semua
bentukformat tercetak, digitalelektronik dan audio visual ketika mencari informasi, pilihan ini sangat baik karena berarti mahasiswa tidak membatasi
bentukformat yang dipilih sebagai sumber informasi yang pada saat ini sudah dalam berbagai bentukformat.
Penerapan lain pada kemampuan menentukan batas dan jenis informasi adalah membuat batasan hanya sesuai topik bahasan terhadap informasi ketika
mencari informasi. Perilaku mahasiswa dalam membuat batasan terhadap informasi diketahui dari pertanyaan nomor tiga, yaitu ketika mencari informasi,
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
apakah mahasiswa membuat batasan terhadap informasi. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor tiga dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel – 5: Membuat batasan hanya sesuai topik bahasan terhadap informasi ketika mencari informasi.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
3
a. Selalu 10
33,3 b. Sering
5 16,7
c. Kadang-kadang 15
50 d. Tidak pernah
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = Frekuensi Dari data pada tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah
mahasiswa 50 menyatakan selalu membuat batasan terhadap informasi, sebagian kecil mahasiswa 33,3 menyatakan sering membuat batasan terhadap
informasi dan setengah dari mahasiswa 50 menyatakan kadang-kadang membuat batasan hanya sesuai topik bahasan terhadap informasi.
Dalam hal membuat batasan terhadap informasi ketika melakukan proses pencarian, pemahaman yang diharapkan adalah mampu menentukan informasi
yang benar-benar dibutuhkan, mampu menentukan sumber dan cara terbaik dalam proses memperoleh informasi dari cara yang mudah sampai dengan cara yang
sulit. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas
mahasiswa telah membuat batasan ketika mencari informasi walaupun dengan frekuensi yang berbeda-beda. Mahasiswa harus mengambil langkah seperti ini
karena sangat dibutuhkan dalam menghadapi sebuah masalah ataupun mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya karena akan memperjelas apa
yang dihadapi. Melakukan analisis situasi, brainstoming kemudian membuat perumusan masalah adalah langkah yang tepat dalam membuat batasan informasi.
Tahapan selanjutnya dalam kemampuan menentukan batasan dan jenis informasi adalah mengevaluasi kembali batasan yang telah dibuat ketika mencari
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
informasi. Kebiasaan mahasiswa untuk mengevaluasi kembali batasan informasi diketahui dari pertanyaan nomor empat, yaitu ketika mencari informasi, apakah
mahasiswa mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor empat dapat dilihat dari tabel 6 sebagai
berikut: Tabel – 6: Mengevaluasi kembali batasan informasi ketika mencari informasi.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
4
a. Selalu 10
33,3 b. Sering
3 10
c. Kadang-kadang 17
56,7 d. Tidak pernah
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 6 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 56,7 menyatakan kadang-kadang mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat ketika mencari informasi, selanjutnya hampir
setengah mahasiswa 33,3 menyatakan selalu mengevaluasi dan sebagian kecil mahasiswa 10 menyatakan sering mengevaluasi kembali batasan informasi
ketika mencari informasi. Mengevaluasi kembali kealamiahan dan keluasan informasi diartikan
bahwa mahasiswa membahas kembali kebutuhan informasi untuk memperjelas, memperbaiki ataupun menemukan kembali pertanyaan yang sesungguhnya ingin
dicari, hal ini juga diartikan sebagai mendeskripsikan kriteria yang digunakan saat membuat pilihan terhadap kebutuhan informasi seperti mengidentifikasi kata
kunci, menentukan dan memahami sasaran penyajian dan juga eksplorasi lokasi sumber informasi yang sesuai dengan topik.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat, hal ini
mengindikasikan bahwa literasi informasi mahasiswa sudah baik, khususnya dalam menentukan kealamiahan dan keluasan informasi yang dibutuhkan.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Kemampuan praktis mahasiswa dalam menentukan batasan dan jenis informasi diketahui dengan melihat kemampuan mahasiswa memilih sub tema
untuk sebuah tema yang diterapkan pada pertanyaan nomor lima, yaitu mahasiswa diminta untuk membuat sebuah tulisan dengan tema ”Pembangunan Desa
Tertinggal”, maka sub tema apakah yang dipilih mahasiswa. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor lima dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel – 7: Contoh penerapan dari kemampuan menentukan batasan informasi. Seandainya pada suatu kesempatan, mahasiswa diminta untuk membuat sebuah
tulisan dengan tema ”Pembangunan Desa Tertinggal”, maka sub tema yang dipilih mahasiswa adalah:
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
5
a. Peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha.
15 50
b. Pemilihan kepala desa dan pembangunan pos ronda.
c. Urbanisasi dan pemasangan jaringan komunikasi.
4 13,3
d. Perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi pertanian.
11 36,7
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 7 dapat diinterpretasikan bahwa setengah dari
mahasiswa 50 memilih ”peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha” sebagai sub tema, kemudian hampir setengah mahasiswa 36,7 memilih
”perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi pertanian” sebagai sub tema dan sebagian kecil mahasiswa 13,3 memilih ”urbanisasi dan pemasangan
jaringan komunikasi” sebagai sub temanya. Dalam menetukan sub tema untuk sebuah tema ada beberapa langkah awal
yang harus dilakukan yaitu melakukan analaisis situasi, kemudian brainstroming, lalu perumusan masalah dan harus diketahui cakupan masalah yang paling
mendekati dan tidak keluar dari topik pembahasan. Untuk pertanyaan nomor lima, jawaban yang diharap adalah peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit
usaha. Berdasarkan data yang diperoleh setengah mahasiswa telah memilih
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
jawaban yang tepat sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah awal standar satu literasi informasi yang dilakukan mahasiswa sudah baik.
4.2.1.2 Mahasiswa yang Literat Mengakses Informasi yang Diperlukan
dengan Efektif dan Efisien.
Indikator kedua dari literasi informasi adalah kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. Hal ini dilihat dari cara
mahasiswa memilih langkah yang tepat saat menelusur informasi yang diterapkan pada pertanyaan nomor enam, yaitu dalam proses mengakses informasi, apa yang
dilakukan mahasiswa untuk menelusur informasi. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor enam dapat dilihat pada tabel 8, sebagai berikut:
Tabel – 8: Cara yang dilakukan untuk menelusur informasi ketika mengakses informasi.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
6
a. Menggunakan metode penelusuran yang paling tepat.
9 30
b. Menggunakan berbagai metode penelusuran yang ada
20 66,7
c. Tidak menggunakan metode penelusuran 1
3,3 d. Menggunakan metode penelusuran yang
diciptakan sendiri
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 8 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 66,7 menyatakan memakai berbagai metode penelusuran yang telah ada untuk menelusur informasi, hampir setengah mahasiswa 30
menyatakan menggunakan metode penelusuran yang paling tepat untuk menelusur informasi, sebagian kecil mahasiswa 3,3 menyatakan tidak menggunakan
metode penelusuran. Mahasiswa yang literat terhadap informasi akan memilih cara penelusuran
informasi yang efektif dan efisien, maka hal tersebut akan diawali dengan mengidentifikasi sumber dan model penelusuran yang tersedia, lalu menyelidiki
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
keuntungan dan kemampuan memakai strategi penelusuran yang bervariasi dan pada akhirnya mengembangkan teknik pencarian yang paling sesuai.
Berdasarkan data yang ada, hampir setengah mahasiswa menyatakan menggunakan satu strategi penelusuran yang paling tepat dan lebih banyak
menyatakan menggunakan berbagai strategi penelusuran yang telah ada. Hal ini mengindikasikan tidak semua mahasiswa yang memiliki literasi informasi yang
baik khususnya pada sistem temu kembali informasi yang notabene telah diperoleh pada materi perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa masih mencari
kemungkinan memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan berbagai strategi penelusuran yang ada, namun hal ini tidaklah efektif dan efisien.
Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang strategi penelusuran informasi. Salah satu cara
untuk mengukurnya adalah dengan penerapan praktis pada pertanyaan nomor tujuh, yaitu arti dari strategi boolean. Jawaban responden untuk pertanyaan
nomor tujuh dapat dilihat pada tabel 9 berikut: Tabel – 9: Contoh penerapan kemampuan mengakses informasi.
Ada beberapa strategi penelusuran informasi melalui komputer database perpustakaan, internet, database jurnal elektronik, dsb. Maka, yang disebut
dengan strategi boolean operations adalah :
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
7
a. penggunaan tanda AND, OR dan NOT 28
94,4 b. Pencarian dengan kata kunci
2 6,7
c. penggunaan tanda ” d. Potongan kata
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 9 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya
mahasiswa 94,4 mengartikan strategi boolean operations sebagai strategi menggunakan tanda AND, OR dan NOT, sedangkan sebagian kecil mahasiswa
6,6 mengartikan sebagai pencarian dengan kata kunci.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Strategi boolean adalah pengoperasian strategi menggunakan kata AND, OR, dan NOT pada mesin pencari search engine. Masing-masing kata tersebut
memiliki fungsi yang berbeda, tetapi memungkinkan untuk menggabungkan lebih dari satu kata yang diinginkan. Dengan menggunakan strategi ini maka dapat
memperluas atau mempersempit cakupan informasi yang diinginkan berdasarkan hubungan antar kata yang dicari.
Berdasarkan jawaban yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa mengetahui strategi penelusuran khususnya secara online
dan salah satunya adalah strategi boolean, hal ini mengindikasikan literasi informasi yang dimiliki mahasiswa sudah baik.
Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang sumber informasi. Salah satu penerapan praktis
tentang pengetahuan mahasiswa terhadap sumber informasi diukur dari pertanyaan nomor delapan, yaitu apakah sumber informasi yang tepat untuk
menemukan informasi berupa alamat kantor, instansi, rumah, dsb secara lengkap. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor delapan dapat dilihat pada
tabel 10 berikut: Tabel – 10: Contoh penerapan kemampuan mengakses informasi.
Untuk menemukan informasi berupa alamat kantor, instansi, rumah, dsb secara lengkap, maka sumber informasi yang tepat adalah :
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
8
a. Direktori 30
100 b. Katalog dan indeks
c. Jurnal dan almanak d. Kamus dan ensiklopedia
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 10 dapat diinterpretasikan bahwa seluruh mahasiswa
100 sepakat menyatakan direktori sebagai sumber informasi untuk alamat kantor, instansi, rumah, dsb secara lengkap.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Untuk mengetahui suatu sumber informasi maka mahasiswa harus mengetahui karakter dari informasi yang dibutuhkan. Dari jawaban yang telah
diperoleh mengindikasikan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber informasi dengan ditaillengkap.
Penerapan praktis lainnya adalah mengetahui tipe setiap dokumen dari tiga huruf terakhir pada URLnya Uniform Resource Locators. Pengetahuan
mahasiswa tentang tipe dokumen ini diketahui melalui pertanyaan nomor sembilan, yaitu tigahuruf terakhir pada URL yang menunjukkan tipe dokumen
gambar. Maka, jawaban responden untuk pertanyaan nomor tujuhbelas dapat dilihat dari tabel 11 berikut:
Tabel – 11: Penerapan terhadap kemampuan mahasiswa mengevaluasi dokumen yang telah ditemukan.
Tipe dokumen dapat diketahui melalui tiga huruf terakhir yang berada pada URL- nnya Uniform Resource Locators. Maka, tiga huruf terakhir yang menunjukkan
tipe dokumen gambarimage adalah :
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
9
a. .jpg, .gif dan .tif 20
66,7 b. .ppt, .pps dan .pdf
7 23,3
c. .waf, .mp3 dan .wmv d. .ppt, .jpg dan .waf
3 10
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 11 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 66,7 menyatakan .jpg, .gif dan .tif merupakan tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambarimage, sedangkan sebagian kecil
mahasiswa 23,3 menyatakan .ppt, .pps dan .pdf merupakan tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambarimage dan sebagian kecil mahasiswa
6,7 lainnya menyatakan .ppt, .jpg dan .waf merupakan tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambarimage.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Jawaban yang tepat adalah .jpg, .gif, .tif merupakan tiga huruf akhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar. Dalam mengakses dokumen elektronik yang
ditemukan di internet atau pengkalan data elektronik, perlu diketahui format dari sebuah dokumen untuk memastikan bahwa dimiliki atau tidak perangkat lunak
yang dibutuhkan untuk membuka, mencetak atau mengunduh file tersebut. Dari jawaban yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas
mahasiswa telah akrab dengan tekhnologi informasi dan merupakan salah satu ciri mahasiswa yang literat informasi.
Tolak ukur lain yang dilihat untuk mengetahui kemampuan mahasiswa mengakses informasi dengan efektif adalah langkah yang diambil ketika
mahasiswa mendapat kesulitan menemukan informasi salah satunya di perpustakaa. Maka, langkah yang diambil mahasiswa ketika mengalami kesulitan
mendapatkan informasi di perpustakaan diketahui dari pertanyaan nomor sepuluh, yaitu apa yang dilakukan mahasiswa ketika mengalami kesulitanhambatan dalam
menemukan informasi di perpustakaan. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor sepuluh dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel – 12: Hal yang dilakukan ketika mahasiswa mengalami kesulitan menemukan informasi di perpustakaan.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
10
a. Bertanya pada pustakawan 18
60 b. Terus mencari tanpa bertanya
c. Bertanya pada teman 11
36,7 d. Menghentikan pencarian
1 3,3
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 12 dapat diinterpretasikan bahwa bila mahasiswa
kesulitan menemukan informasi di perpustakaan maka sebagian besar mahasiswa 60 menyatakan akan bertanya kepada pustakawan, kemudian hampir setengah
mahasiswa 36,7 menyatakan bertanya kepada kawan dan ada sebagian kecil mahasiswa 3,3 menyatakan menghentikan pencarian.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Jawaban yang tepat yaitu bertanya pada pustakawan, walaupun kemandirian memperoleh informasi menjadi fokus dari literasi informasi namun
salah satu ciri mahasiswa yang literat lainnya adalah memanfaatkan pelayanan pribadi yang diterapkan pada sebuah institusi dan dalam hal ini perpustakaan
untuk dapat menemukan informasi yang dibutuhkan. Maka dari jawaban yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
mayoritas mahasiswa telah memilih langkah yang tepat bila menemukan hambatan dalam memperoleh informasi dan hal ini adalah indikasi dari
mahasiswa yang literat. Langkah akhir dari kemampuan mengakses informasi dengan efektif
adalah mengevaluasi kembali srategi penelusuran bila informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan. Perilaku mahasiswa terhadap langkah ini
diketahui dari pertanyaan nomor sebelas, yaitu jika informasi yang diperoleh tidak sesuia dengan informasi yang dibutuhkan, apakah mahasiswa akan mengevaluasi
kembali strategi yang telah digunakan. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor sebelas dapat dilihat dari tabel 13 berikut:
Tabel – 13: Mengevaluasi kembali strategi penelusuran yang telah digunakan, jika informasi yang mahasiswa peroleh pada saat penelusuran tidak
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
11
a. Selalu 7
23,3 b. Sering
8 26,7
c. Kadang-kadang 15
50 d. Tidak pernah
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 13 dapat diinterpretasikan bahwa setengah dari
mahasiswa 50 menyatakan kadang-kadang mengevaluasi kembali strategi penelusuran jika hasil penelusuran tidak sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan, kemudian hampir setengah mahasiswa 26,7 menyatakan sering
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
dan sisanya 23,3 menyatakan selalu mengevaluasi kembali strategi penelusuran jika hasil penelusuran tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
Mengevaluasi kembali strategi penelusuran diperlukan jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, dalam mengevaluasi
mahasiswa harus menaksir kualitas, kuantitas dan relevansi dari hasil pencarian maka dapat ditentukan alternatif strategi penelusuran lain yang akan digunakan
selanjutnya dan pada akhirnya mahasiswa harus mengulang pencarian dengan menggunakan strategi yang diubah sebagai sesuatu hal yang penting. Mahasiswa
yang literat akan memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan. Berdasarkan data yang ada, walau dengan frekuensi yang berbeda-beda,
seluruh mahasiswa akan mengevaluasi kembali strategi penelusuran yang digunakan jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Hal ini mengindikasikan literasi informasi mahasiswa sudah baik.
4.2.1.3 Mahasiswa yang Literat Mengevaluasi Informasi dan Sumbernya
secara Kritis.
Indikator ketiga dari literasi informasi adalah kemampuan mengevaluasi temuan dan sumbernya secara kritis. Perilaku mahasiswa terhadap indikator ini
diketahui melalui pertanyaan nomor duabelas, yaitu bagian manakah dari dokumen yang pertama kali dilihat untuk mengetahui subjek sebuah dokumen.
Jawaban responden untuk pertanyaan nomor duabelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut:
Tabel – 14: Untuk mengetahui subjek dari sebuah dokumen, maka bagian dokumen yang pertama kali dilihat adalah :
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
12
a. Judul dan abstrak 24
80 b. Daftar isi
4 13,3
c. Isi dokumen 2
6,7 d. Daftar perpustakaan
Jumlah Total 30
100
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 14 dapat diinterpretasikan bahwa dalam menentukan
subjek suatu dokumen pada umumnya mahasiswa 80 menyatakan yang pertama kali dilihat adalah judul dan abstrak, kemudian sebagian kecil 13,3
menyatakan melihat daftar isinya dan sebagian kecil 6,7 lainnya menyatakan melihat isi dokumen.
Jawaban yang tepat adalah judul dan abstrak merupakan bagian yang pertama kali dilihat ketika akan menentukan subjek dari sebuah dokumen dan bila
belum dapat ditentukan maka dilanjutkan melihat bagian lainnya. Efisiensi waktu akan diperoleh ketika subjek suatu dukomen dapat diketahui dengan membaca
judul dan abstraknya saja dan kemudian dapat ditentukan apakah dokumen tersebut relevan atau tidak dengan informasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan jawaban yang diperoleh mayoritas mahasiswa memilih jawaban yang tepat dan ini mengindikasikan bahwa mahasiswa akan mampu
menyaring informasi yang diperoleh dan disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.
Kemampuan mengevaluasi temuan dan sumbernya secara kritis juga dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa dalam mengevaluasi isi dokumen yang telah
diperoleh dan hal ini diketahui melalui pertanyaan nomor tigabelas, yaitu apakah yang dilakukan mahasiswa dalam mengevalusi isi dokumen yang telah diperoleh.
Jawaban responden untuk pertanyaan nomor tigabelas dapat dilihat dari tabel 15 berikut:
Tabel – 15: Dalam mengevaluasi dokumen yang telah diperoleh, maka yang dilakukan mahasiswa adalah:
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
13
a. Membaca dokumen secara utuh 22
73,4 b. Melihat judul dan daftar isinya saja
4 13,3
c. Membaca abstraknya saja 4
13,3 d. Melihat daftar perpustakaannya saja
Jumlah Total 30
100
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 15 dapat diinterpretasikan bahwa dalam mengevaluasi
isi dokumen yang telah diperoleh sebagian besar mahasiswa 73,4 menyatakan membaca dokumen secara utuh, sebagian kecil mahasiswa 13,3 menyatakan
membaca abstrtaknya saja dan sebagian kecil lainnya 13,3 melihat judul dan daftar isinya.
Jawaban yang tepat adalah membaca dokumen secara utuh. Setelah mengetahui subjek suatu dokumen dan diketahui bahwa dokumen tersebut relevan
dengan informasi yang dibutuhkan maka untuk mengevaluasi isi dokumen dan untuk menemukan informasi yang benar-benar dibutuhkan perlu untuk membaca
isi dukumen secara utuh. Dari data yang diperoleh mayoritas mahasiswa telah melakukan hal yang
tepat dan mengindikasikan literasi informasi yang dimiliki cukup baik karena mahasiswa yang literat akan mengevaluasi secara kritis informasi yang
diperolehnya. Setelah mengevaluasi dokumen yang ditemukan, langkah selanjutnya
adalah mengevaluasi informasi yang berasal dari dokumen. Perilaku mahasiswa terhadap kegiatan ini diketahui dari pertanyaan nomor empatbelas, yaitu apakah
yang dilakukan mahasiswa ketika menemukan informasi yang ada pada sebuah dokumen. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor empatbelas dapat
dilihat dari tabel 16 berikut: Tabel – 16: Dalam mengevaluasi informasi, maka yang dilakukan mahasiswa
terhadap informasi yang telah diperoleh adalah:
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
14
a. Melakukan kegiatan b, c dan d
13 40,3
b. Mendiskusikan dengan ahli dan pakarnya
2 6,7
c. Mengevaluasi informasi tersebut dengan
pengetahuan sendiri 10
33,3 d. Membandingkannya dengan pengetahuan
baru 5
16,7
Jumlah Total 30
100
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 16 dapat diinterpretasikan bahwa dalam proses
evaluasi terhadap informasi yang diperoleh maka hampir setengah mahasiswa 40,3 menyatakan melakukan tiga kegiatan terhadap informasi yang diperoleh,
kemudian hampir setengah mahasiswa 33,3 menyatakan hanya mengevaluasi informasi dengan pengetahuan sendiri, lalu sebagian kecil mahasiswa 16.7
menyatakan hanya membandingkannya dengan pengetahuan yang baru dan sebagian kecil lainnya 6,7 menyatakan hanya mendiskusikannya dengan pakar
dan ahlinya. Salah satu indikator mahasiswa yang literat adalah menentukan dan
mempergunakan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumbernya, yaitu menguji dan membandingkan informasi yang diperoleh dengan informasi
lainnya untuk melihat ketajaman dari informasi yang didapat, selain itu juga menganalisis argumen pendukung yang logis dengan cara mendiskusikannya
dengan ahli ataupun pakar dalam hal ini seperti dosen. Mahasiswa juga telah memiliki pengetahuan yang diperolehnya dari pembelajaran di perkuliahan,
pengetahuan yang telah diperoleh tersebut juga dapa dijadikan sarana evaluasi terhadap informasi yang diperoleh.
Dari jawaban yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa telah melakukan evaluasi dengan sangat baik dan mengindikasikan
literasi informasi yang dimiliki sudah cukup baik. Penerapan praktis pada kemampuan mengevaluasi hasil temuan dan
sumbernya dapat dilihat dari penilaian kredibilitas sebuah informasi. Pengetahuan mahasiswa terhadap cara mengetahui kredibilitas sebuah informasi dari sebuah
dokumen diketahui dari pertanyaan nomor limabelas, yaitu dari segi apakah kredibilitas suatu informasi dapat diketahui. Jawaban responden atas pertanyaan
nomor limabelas dapat dilihat pada tabel 17 berikut: Tabel – 17: Pengetahuan mahasiswa terhadap cara mengetahui kredibilitas
sebuah informasi dari sebuah dokumen.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
15
a. Penanggungjawab informasi 19
63,7 b. Tahun pembuatan informasi
11 36,7
c. Tempat pembuatan informasi d. Bentukformat informasi
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 17 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 63,3 menyatakan kredibilitas dilihat dari penanggungjawab informasi dan hampir setengah mahasiswa 36,7 menyatakan kredibilitas
dilihat dari tahun pembuatan informasi. Jawaban yang tepat adalah kredibilitas dapat dilihat dari penanggungjawab informasi.
Penilaian kredibilitas digunakan untuk menentukan sejauh mana suatu sumber informasi dapat dipercaya kualitas dan kebenarannya. Kredibilitas dapat
dilihat dari segi penanggungjawabnya pencipta karya, penulis, penerbit, sponsor, editor, proses pembuatannya dan pemanfaatan sumber tersebut.
Dari jawaban yang diperoleh dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa mengetahui dari sisi apakah kredibilitas suatu dokumen dapat dilihat sehingga
evaluasi secara kritis dapat dilakukan. Kemampuan mengevaluasi dokumen juga harus diikuti kemampuan
mengevaluasi sumbernya. Penerapan praktis untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi sumber informasi diukur dari pertanyaan nomor
enambelas, yaitu alamat website apakah yang dipilih mahasiswa bila ingin mendapatkan informasi dari internet mengenai kesehatan gigi. Jawaban responden
untuk pertanyaan nomor enambelas dapat dilihat pada tabel 18 berikut: Tabel – 18: Penerapan terhadap kemampuan mahasiswa mengevaluasi dokumen
yang telah ditemukan. Bila ingin mendapatkan informasi dari internet mengenai kesehatan gigi, maka
kemungkinan alamat website yang dipilih percaya adalah:
Nomor pertany
aan Katagori Jawaban
f Presentase
16
a. www.healtydental.edu 22
73,3
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
b. www.surgicalbone.edu 3
10 c. www.neorologi_disease.com
d. www.mouth_healty.edu 5
16,7
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 18 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 73,3 memilih www.healtydental.edu, kemudian sebagian kecil 16,7 memilih www.mouth_healty.edu dan sebagian kecil lainnya 6,7
memilih www.surgicalbone.edu sebagai alamat website yang dipilih bila ingin mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi. Jawaban yang paling mendekati
adalah www.healtydental.edu sebagai alamat website yang dapat dipercaya bila ingin mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi.
Keakuratan ataupun ketajaman suatu informasi juga dilihat dari sumber informasinya. Sumber yang jelas dan relevan akan menjamin kualitas informasi
yang diperoleh. Dari jawaban yang diperoleh, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memilih sumber yang paling mendekati untuk informasi yang
dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan literasi informasi mahasiswa sudah cukup baik khususnya evaluasi secara kritis terhadap sumber informasi.
4.2.1.4 Mahasiswa yang Literat Menggunakan dan Informasi dengan
Efektif untuk Mencapai Tujuan Tertentu.
Literasi informasi juga dapat dilihat dari kemampuan menggunakan informasi dengan efektif. Perilaku mahasiswa dalam menggunakan informasi
dengan efektif diketahui dari apa yang dilakukannya setelah menemukan informasi yang dibutuhkan, hal ini dapat diukur dari pertanyaan nomor tujuhbelas,
yaitu apa yang dilakukan mahasiswa terhadap informasi dokumen setelah informasi tersebut dimanfaatkan. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor
delapanbelas dapat dilihat dari tabel 19 berikut: Tabel – 19: Hal yang dilakukan terhadap informasi dokumen setelah informasi
tersebut digunakan atau dimanfaatkan.
Nomor pertany
Kategori Jawaban F
Persentase
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
aan
17
a.Membentuknya menjadi format baru untuk kemudian disebarkan kembali
2 6,7
b. Menyimpan sebagai bukti fisik 9
30 c. Menyimpannya untuk digunakan kembali
19 63,3
d.Membuangmemusnahkannya karena tidak dibutuhkan lagi
Jumlah Total 30
100
Dari data pada tabel 19 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa 63,3 menyatakan menyimpan informasi yang telah digunakan
dengan tujuan untuk menggunakannya kembali, kemudian hampir setengah mahasiswa 30 menyatakan menyimpannya sebagai bukti fisik dan sebagian
kecil mahasiswa 6,7 menyatakan membentuk informasi yang didapat menjadi format baru untuk disebarkan kembali. Maka dari uraian tersebut dapat diketahui
bahwa mayoritas mahasiswa menyimpan kembali informasi yang telah digunakan agar dapat digunakan kembali suatu saat nanti.
Mahasiswa yang literat akan menggunakan informasi dengan efektif, cara yang dipilih antara lain menyampaikan atau membagikan informasi yang telah
diperoleh baik masih dalam format awal ketika diperoleh maupun membentuknya menjadi format baru untuk kemudian disebarkan kembali. Cara lain adalah
memelihara informasi misalnya jurnal yang berhubungan dengan pencarian, evaluasi dan proses komunikasinya untuk digunakan kembali sekaligus dijadikan
sebagai bukti fisik dari produk yang akan dihasilkannya kelak. Dari jawaban yang diperoleh tidak ada mahasiswa yang memilih untuk
memusnahkan informasi yang telah digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah bertangungjawab terhadap informasi yang diperolehnya dan ini
mengindikasikan mahasiswa yang literat. Tujuan dari literasi informasi adalah kemandirian dalam memberdayakan
informasi, salah satu indikatornya yaitu terciptanya sebuah karya khususnya karya tulis dan telah dipublikasikan, dalam artian tulisan tersebut telah melalui berbagai
tahapan sehingga layak untuk dipublikasikan. Ada tidaknya karya mahasiswa yang telah dipublikasikan dapat diketahui melalui pertanyaan nomor delapanbelas,
yaitu apakah mahasiswa memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan. Jawaban
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
responden terhadap pertanyaan nomor delapanbselas dapat dilihat pada tabel 20 berikut:
Tabel – 20: Mahasiswa memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan
.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
18
a. Ada 4
13,3 b. Tidak ada
26 86,7
Jumlah total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 20 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya
mahasiswa 86,7 menyatakan tidak memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan dan sebagian kecil mahasiswa 13,3 menyatakan memiliki karya
tulis yang telah dipublikasikan. Adanya karya yang dihasilkan, merupakan penilaian akhir dari mahasiswa
yang literat dan karya yang dihasilkan haruslah memiliki kejelasan dan memberi manfaat kepada pihak lain. Kejelasan yang dimaksud adalah dapatkah hasil karya
tersebut dimengerti oleh pihak yang memanfaatkannya kelak. Dari jawaban yang diperoleh hanya sebagian kecil mahasiswa yang
memiliki hasil karya yang telah dipublikasikan. Dapat disimpulkan bahwa literasi informasi mahasiswa, dalam hal ini kesiapan menghasilkan karyaproduk secara
mandiri dan kemudian dipublikasikan masih kurang. Disinyalir bahwa kurangnya kepercayaan diri mahasiswa untuk menampilkan karyanya menjadi salah satu
faktor penyebabnya. . Indikator dari kemampuan mengkomunikasikan informasi dalam hal ini
hasil karya sendiri diukur dengan pertanyaan nomor ssembilanbelas yaitu langkah yang dipilih mahasiswa untuk mengkomunikasikan karyanya sendiri. Jawaban
responden atas pertanyaan nomor duapuluh satu dapat dilihat pada tabel 21 berikut:
Tabel – 21: Langkah yang dipilih bila ingin mengkomunikasikan karya sendiri.
Nomor pertany
Kategori Jawaban F
Persentase
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
aan
19
a. Memilih media yang paling tepat untuk
mengkomunikasikannya 15
50 b.
Memilih aplikasi teknologi informasi untuk mengkomunikasikannya
10 33,3
c. Menyampaikannya dengan gaya yang mencirikan kepribadian Saudara
5 16,7
d. Menunggu orang lain bertanya tentang
ada tidaknya hasil karya Saudara
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 21 dapat diinterpretasikan bahwa setengah mahasiswa
50 menyatakan memilih media yang paling tepat untuk mengkomunikasikan hasil karya sendiri, kemudian hampir setengah mahasiswa 33,3 menyatakan
memilih aplikasi teknologi informasi untuk mengkomunikasikan hasil karya sendiri dan sebagian kecil mahasiswa 16,7 menyatakan menyampaikannya
dengan gaya yang mencirikan kepribadian. Mahasiswa literat mengkomunikasikan hasil karya kepada orang lain
dengan efektif. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan media dan format komunikasi yang mendukung pencapaian tujuan dengan baik, penggunaan aplikasi teknologi
informasi dalam menciptakan produk. Selain itu, menggabungkan prisip komunikasi dan rancangan informasi yang akan dihasilkan, akan menciptakan
produk dengan gaya tersendiri. Berdasarkan jawaban yang diperoleh, mahasiswa memiliki cara masing-
masing dalam mengkomunikasikan hasil karyanya. Maka dapat disimpulkan bahwa literasi informasi yang dimiliki mahasiswa sudah cukup baik.
Penerapan praktis dari kemampuan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dapat diketahui melalui pertanyaan nomor duapuluh, yaitu media apakah
yang akan dipilih oleh mahasiswa bila ingin mempublikasikan karya sendiri agar diketahui oleh banyak orang dilokasi yang berbeda-beda dengan biaya yang
murah. Jawaban responden atas pertanyaan nomor duapuluh dua dapat dilihat pada tabel 22 berikut:
Tabel – 24: Penerapan dari kemampuan mengkomunikasikan informasi dengan efektif.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Bila ingin mempublikasikan karya sendiri untuk diketahui oleh banyak orang di lokasi yang berbeda-beda dan dengan biaya yang murah, maka media yang dipilih
adalah :
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
20
b. Blog di internet 27
90 c. Surat kabar
1 3,3
a. Jurnal ilmiah d. Media lainnya
2 6,7
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 24 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya
mahasiswa 90 memilih blog di internet untuk mempublikasikan karyanya, kemudian sebagian kecil mahasiswa 6,7 memilih surat kabar dan sebagian
kecil lainnya 3,3 memilih media lainnya. Pemilihan blog di internet merupakan pilihan yang tepat dikarenakan
pertimbangan bahwa memiliki blog di internet tidak dikenakan biaya, blog dapat diakses oleh setiap pengguna internet dimanapun berada. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa sangat tertarik untuk memanfaatkan fasilitas dan tekhnologi informasi yang terus berkembang pada saat
ini sesuai dengan asas efektif dan efisien.
4.2.1.5 Mahasiswa yang Literat Memahami Isu Ekonomi, Hukum dan
Sosial Seputar Penggunaan Akses Informasi secara Etis dan Legal.
Indikator terakhir dari literasi informasi adalah kemampun memahami isu ekonomi, hukum dan sosial seputar informasi secara etis dan legal. Kemampuan
mahasiswa terhadap indikator tersebut diukur dengan pertanyaan nomor duapuluh satu, yaitu apakah mahasiswa mencantumkan nama pengarang dan sumbernya
pada setia kutipan yang dimasukkan dalam karya mahasiswa. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor duapuluh empat dapat dilihat pada tabel 23 berikut:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Tabel – 23: Mahasiswa mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada setiap kutipan yang dimasukkan dalam karyanya.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
21
a. Selalu 14
46,7 b. Sering
4 13,3
c. Kadang-kadang 12
40 d. Tidak pernah
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 23 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 46,7 selalu mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada setiap kutipan yang dibuat, kemudian ada sebagian besar lainnya 40 yang
menyatakan kadang-kadang, dan sebagian kecil mahasiswa 13,3 menyatakan sering.
Mahasiswa literat memahami isi etika hukum dan isu sosial-ekonomi seputar informasi dan teknologi informasi yang berarti bahwa mahasiswa
memperlihatkan pemahaman dari kepemilikan intelektual hak cipta dan kejujuran menggunakan bahan yang memiliki hak cipta. Berdasarkan data yang diperoleh
disimpulkan bahwa literasi informasi sebagian besar mahasiswa sudah cukup baik karena mahasiswa telah memperlihatkan pemahaman yang benar terhadap hak
intelektual orang lain. Penerapan praktis terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami isu
ekonomi, hukum dan sosial dapat diketahui dari pertanyaan nomor duapuluh dua, yaitu apakah mahasiswa akan memilih sumber informasi dalam bentuk bajakan
tidak legal untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Jawaban responden atas pertanyaan nomor duapuluh dua dapat diketahui dari tabel 24 sebagai berikut:
Tabel – 24: Penerapan Kemampuan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar informasi.
Dengan alasan efisiensi biaya, mahasiswa memilih sumber informasi CD, buku, dsb dalam bentuk bajakan tidak legal untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
Nomor pertany
aan Kategori Jawaban
f Persentase
22
a. Selalu b. Sering
9 30
c. Kadang-kadang 17
56,7 d. Tidak pernah
4 13,3
Jumlah Total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 24 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 56,7 menyatakan kadang-kadang memilih sumber informasi bajakan dengan alasan efisiensi biaya, kemudian hampir setengah 30
menyatakan sering dan hanya sebagian kecil 13,3 menyatakan tidak pernah. Mahasiswa yang literat mematuhi hukum, peraturan, kebijakan institusi
dan etika yang berhubungan dengan cara mendapatkan dan menggunakan sumber informasi, hal ini berarti dalam memperoleh, menyimpan dan menyebarkan
dokumen, data, gambar atau suara haruslah dengan cara yang sah legal. Namun dari data yang diperoleh diketahui bahwa keterbatasan biaya mampu menjadikan
seseorang tidak menghargai hasil karya orang lain serta menunjukkan ketidaktaatan hukum yang ada. Sehingga literasi mahasiswa khususnya dalam
aspek mematuhi etika hanya dapat dianggap cukup karena adakalanya mahasiswa tidak mematuhi hukum yang ada.
Pertanggungjawaban atas sebuah karya tulis merupakan cermin dari seseorang yang dikatakan literat. Perilaku mahasiswa terhadap hal tersebut dilihat
melalui pertanyaan nomor duapuluh tiga, yaitu apakah mahasiswa pernah membuat sebuah karya tanpa mencantumkan identitas aslipribadi. Jawaban
responden atas pertanyaan nomor duapuluh enam dapat diketahui dari tabel 28 berikut:
Tabel – 25: Mahasiswa membuat sebuah karya dengan mencantumkan identitas pribadi.
Nomor pertany
Kategori Jawaban f
Persentase
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Semester VII T.A 20092010, 2010.
aan 23
a. Pernah 22
73,3 b. Tidak pernah
8 26,7
Jumlah total 30
100
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 25 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa 73,3 selalu mencantumkan data pribadi asli pada hasil karyanya dan sebagian kecil 26,7 saja yang tidak mencantumkan data pribadi asli dalam
hasil karyanya. Tanggungjawab terhadap sebuah karya bukan hanya dilihat dari
pemahaman tentang hak cipta orang lain, namun juga dari pengakuan atas karya diri sendiri, tanggungjawab lebih kepada isi dan dampaknya terhadap pihak yang
memanfaatkannya. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa telah memliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap hasil
karyanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN