Digital Divide Pada Mahasiswa Baru S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Tahun 2013

(1)

DIGITAL DIVIDE PADA MAHASISWA BARU S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU

BUDAYA UNVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan studi Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi perpustakaan dan informasi

OLEH

AULI A RAHMAN

100709046

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

Rahman, Auli A 2014. Digital Divide Pada Mahasiswa Baru S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Tahun 2013: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui digital divide pada mahasiswa S1 ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1 ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 sebanyak 107 orang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi menjadi sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial (60,74%), terkadang responden menggunakan email dalam kegiatan belajar (57%) dan kadang-kadang menggunakan mailing list dalam kegiatan belajar, hampir sebagian responden sering menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan informasi elektronik (44,85%) dan menambah wawasan (55,14%). Dalam hal ini disebabkan karena rata-rata respnden suka menggunakan fasilitas internet untuk media sosial, pengambilan informasi elektronik dan menambah wawasan respnden, sementara itu pemanfaatan E-mail dan mailing list bisa dinyatakan sangat kurang, hal ini disebabkan oleh pemanfaatan E-mail dan

mailing list yang jarang digunakan pada sekolah asal responden masing-masing.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda tercinta Syafril dan Ibunda Roswita, yang telah membesarkan, mendidik serta selalu setia mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materi kepada penulis.

Selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Irawati kahar, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I (pertama) penulis yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan serta saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra Zaslina Zainuddin M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah berbaik hati membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU.

Akhinya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan dapat menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, 20 April 2014 Penulis,

Auli A Rahman 100709046


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... I KATA PENGANTAR ... III DAFTAR ISI ... IV DAFTAR TABEL ... VI DAFTAR GAMBAR ... VII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2RUMUSAN MASALAH ... 4

1.3TUJUAN PENELITIAN ... 5

1.4MANFAAT PENELITIAN ... 5

1.5RUANG LINGKUP ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1DIGITAL DIVIDE ... 6

2.1.1 Penyebab Tejadinya Digital Divide ... 7

2.1.2 Dampak Positif Digital Divide ... 8

2.1.3 Dampak Negatif Digital Divide ... 9

2.2TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ... 10

2.2.1 Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 11

2.2.2 Keuntungan Penerapan Teknlogi Informasi ... 12

2.2.3 Manfaat Teknologi Informasi Komunikasi dalam Dunia Pendidikan . 13 2.2.4 Infrastuktur Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 METODE PENELITIAN ... 21

3.2LOKASI PENELITIAN ... 21

3.3POPULASI DAN SAMPEL ... 21

3.3.1 Populasi ... 21

3.3.2 Sampel ... 21

3.4TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 22

3.5JENIS DAN SUMBER DATA ... 22

3.6INSTRUMEN PENELITIAN ... 22

3.7KISI-KISI KUESIONER... 22

3.8ANALISIS DATA ... 23

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 KAREKTERISTIK RESPONDEN ... 25

4.2ANALISIS DESKRIPTIF ... 26

4.2.1 Infrastuktur TIK ... 26

4.2.1.1 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden ... 26

4.2.1.2 Penggunaan Fasilitas Internet pada Sekolah Asal Responden ... 28

4.2.1.3 Penyediaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden ... 29

4.2.2 Kemampuan TIK ... 31

4.2.2.1Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden... 31


(5)

4.2.2.3 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras ... 33

4.2.2.4 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak ... 35

4.2.2.4 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka ... 36

4.2.3 Konten/ Isi ... 37

4.2.3.1 Pemanfaatan Konten Informasi Berbahasa Indonesia pada Internet ... 37

4.2.3.2 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet ... 39

4.2.3.3 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden ... 40

4.2.4 Pemanfaatan Internet ... 42

4.2.4.1 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial ... 42

4.2.4.2 Pemanfaatan Internet untuk Mengunduh Informasi Elektronik ... 43

4.2.4.3 Pemanfaatan Internet untuk Menambah Wawasan ... 45

4.2.4.4 Penggunaan E-mail untuk Kegiatan Belajar pada Sekolah Asal Responden ... 46

4.2.4.4 Penggunaan Mailing List ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1KESIMPULAN ... 50

5.2SARAN ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN I ... 53


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Jenis Jenis Komputer ... 16

Tabel 3.1Kisi Kisi Kuisioner ... 23

Tabel 4.1Karakteristik Responden Berdasarkan Regional Daerah ... 25

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26

Tabel 4.3 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden ... 27

Tabel 4.4 Penggunaan Fasilitas Internet Pada Sekolah Asal Responden ... 28

Tabel 4.5 Penggunaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden... 29

Tabel 4.6 Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden ... 31

Tabel 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Mesin Pencari ... 32

Tabel 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras ... 34

Tabel 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak ... 35

Tabel 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka ... 36

Tabel 4.11 Pemanfaatan Konten/Isi Informasi Berbahasa Indonesia Pada Internet ... 38

Tabel 4.12 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet ... 39

Tabel 4.13 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden ... 41

Tabel 4.14 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial ... 42

Tabel 4.15 Pemanfaatan Internet untuk Mengunduh Informasi Elektronik... 44

Tabel 4.16 Pemanfaatan Internet untuk Menambah Wawasan ... 45

Tabel 4.17 Penggunaan E-mail untuk Kegiatan Belajar pada Sekolah Asal Responden... 46


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Regional Daerah ... 25

Gambar 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26

Gambar 4.3 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden... 27

Gambar 4.4 Penggunaan Fasilitas Internet Pada Sekolah Asal Responden .... 28

Gambar 4.5 Penggunaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden... 30

Gambar 4.6 Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden ... 31

Gambar 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Mesin Pencari... 33

Gambar 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras ... 34

Gambar 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak ... 35

Gambar 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka ... 37

Gambar 4.11 Pemanfaatan Konten/Isi Informasi Berbahasa Indonesia Pada Internet ... 38

Gambar 4.12 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet ... 40

Gambar 4.13 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden ... 41

Gambar 4.14 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial... 42

Gambar 4.15 Pemanfaatan Internet untuk Mengunduh Informasi Elektronik ... 44

Gambar 4.16 Pemanfaatan Internet untuk Menambah Wawasan ... 45

Gambar 4.17 Penggunaan E-mail untuk Kegiatan Belajar pada Sekolah Asal Responden... 47

Gambar 4.18 Penggunaan Mailing Lis ... 48


(8)

ABSTRAK

Rahman, Auli A 2014. Digital Divide Pada Mahasiswa Baru S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Tahun 2013: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui digital divide pada mahasiswa S1 ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1 ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 sebanyak 107 orang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi menjadi sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial (60,74%), terkadang responden menggunakan email dalam kegiatan belajar (57%) dan kadang-kadang menggunakan mailing list dalam kegiatan belajar, hampir sebagian responden sering menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan informasi elektronik (44,85%) dan menambah wawasan (55,14%). Dalam hal ini disebabkan karena rata-rata respnden suka menggunakan fasilitas internet untuk media sosial, pengambilan informasi elektronik dan menambah wawasan respnden, sementara itu pemanfaatan E-mail dan mailing list bisa dinyatakan sangat kurang, hal ini disebabkan oleh pemanfaatan E-mail dan

mailing list yang jarang digunakan pada sekolah asal responden masing-masing.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang cepat dan menyebar luas menyebabkan perubahan sosial di seluruh dunia. Perkembangan TIK dan koneksinya melalui internet telah menyebabkan perubahan aktivitas dan kesempatan pada berbagai tingkat populasi. Dari mulai individu dapat mengakses informasi dengan komputer di rumahnya, perusahaan kecil dengan model bisnisnya dapat mengambil keuntungan melalui e-commerce, perusahaan multinasional dapat mengakses lebih mudah ke pasar global, hingga instansi pemerintah dapat mengubah bentuk interaksi pelayanannya kepada masyarakat luas. Perkembangan TIK tersebut juga telah memungkinkan beraktivitas dengan jangkauan luas yang mungkin sulit dijangkau atau bahkan yang sebelumnya tidak mungkin dijangkau.

Ketersediaan komputer di sekolah asal bagi setiap setiap sekolah yang ada bukanlah menjadi sesuatu yang sulit didapatkan untuk saat ini, mengingat harga komputer yang semakin hari semakin terjangkau dengan berbagai pilihan, namun ketersediaan komputer tersebut tidak semuanyan digunakan dengan baik. Kendala serius yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan masyarakat informasi justru terletak pada cara pandang masyarakat mengenai kebergunaan komputer itu sendiri yang tidak hanya sebagai barang mewah yang kaya hiburan, akan tetapi sudah saatnya kita sebagai ahli teknologi informasi meyakinkan dan melatih masyarakat untuk mengenalkan bahwa komputer adalah piranti cerdas yang mampu meningkatkan produktivitas, lapangan kerja, dan ketersediaan informasi yang cepat dan mudah digunakan di berbagai aspek bidang kehidupan.

Perkembangan TIK di Indonesia saat ini sedang diakselerasi oleh Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (DTIKN) yang baru berdiri November 2006. Dewan ini merupakan kelompok kerja yang dibentuk untuk meningkatkan perkembangan TIK Indonesia, sebelumnya lembaga penggerak TIK serupa yakni Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) sempat mengalami pergantian struktur lembaga sebanyak empat kali, dinilai bahwa TKTI


(10)

kemungkinan gagal dalam mengemban tugasnya, salah satunya kesenjangan digital Indonesia yang kian melebar. Bahkan berdasarkan data Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), tingkat kesenjangan digital (digital

divide) di Indonesia bukan lagi hanya sudah tinggi tetapi sudah sangat tinggi

sekali. Disebutkan bahwa kesenjangan digital di Indonesia itu lengkap. Jika pergi ke Papua masih ada yang hidup seperti zaman batu, tetapi di Thamrin Jakarta sudah zaman masa kini, sehingga di Indonesia seakan-akan masyarakat berada dalam satu kapsul, tetapi di dalamnya terdapat zaman tani, perdagangan, dan zaman informasi .

Perkembangan kesenjangan digital di Indonesia tersebut dapat dilihat dari berbagai sumber. Tahun 2007, dalam E-Readiness yang dikeluarkan The

Economist Intelligence Unit, Indonesia berada pada peringkat 67 untuk indikator

kemampuan Indonesia memanfaatkan TIK dalam pembangunan ekonomi. Sementara hasil survei PBB, untuk layanan E-government, Indonesia berada pada peringkat 106 dari 189 negara yang disurvei. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah penetrasi komputer sekitar 6 jutaan, jumlah ini sangat kecil bila dibandingkan populasi penduduk Indonesia yang hampir 250 juta jiwa. Menurut perkiraan hingga akhir tahun 2007, jumlah pengguna internet di Indonesia baru mencapai 25 juta, sementara pelanggan internet 2 juta. Data Departemen Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa sebanyak 90% SMU dan 95% SMK telah memiliki komputer. Namun demikian, kurang dari 25% SMU dan 10% SMK yang telah terhubungkan dengan Internet. Kondisi seperti inilah yang membuat Indonesia masih terjadi kesenjangan digital yang sangat tinggi.

Dalam hal ini TIK ini sangat berguna dalam dunia pendidikan karena guru dan lembaga sekolah pun mendapatkan kemudahan dengan memanfaatkan TIK dalam melaksanakan tugas pokoknya. Materi pembelajaran dapat dibuat menjadi lebih menarik. Selain itu, siswa dan guru mudah mendapatkan pengkayaan materi ajar sehingga akan meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi.

Kesenjangan digital di era teknologi informasi saat ini menjadi perhatian penting di berbagai negara untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di bidang teknologi informasi, salah satunya yaitu di Indonesia. Masalah


(11)

kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak meratanya pembangunan infrastruktur jaringan informasi dan komunikasi (hardware, software, network, database dan information management

personal) di berbagai daerah. Sebagai contoh, adanya perbedaan pola hidup

antara masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju. Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai kemampuan dan wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula, masyarakat pedesaan di daerah yang sudah maju, mereka akan mempunyai pengetahuan yang sedikit lebih tinggi untuk mengenal teknologi informasi dibanding masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan tidak terjangkau jaringan komunikasi sama sekali).

Kesenjangan penguasaan teknologi (digital divide) merupakan suatu gap/kesenjangan antar individu, kelompok, bisnis, dan area geografis pada level sosial-ekonomi yang berbeda, dimana sangat membutuhkan akses teknologi informasi dan komunikasi serta penggunaan internet untuk berbagai aktivitas kehidupan. Hal ini tentu perlu ditanggapi sedini mungkin dengan penuh kesungguhan, sebelum jarak kesenjangan tersebut semakin melebar. Upaya antisipasi atas perkembangan/perubahan di masa datang juga perlu dikembangkan, mengingat kecepatan dan perubahan yang cenderung meningkat, serta perkembangan telematika yang sering dinilai penuh kejutan yang masih sulit diperkirakan.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana kesenjangan digital pada mahasiswa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan tahun 2013 FIB USU. Mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan tidak semua berasal dari kota, tetapi ada juga yang berasal dari desa. Ketersediaan sarana TIK pada sekolah yang bertempat di perkotaan sangat mudah di temukan, sedangkan pada sekolah yang bertempat di daerah pedesaan sarana TIK sulit di temukan, selain itu Sumber daya Manusia (SDM) dan pemanfaatan sarana TIK seperti komputer dan internet yang berkonten bahasa inggris merupakan penyebab terjadinya kesenjangan digital.

Saat dilakukan pengamatan awal, diketahui jumlah keseluruhan mahasiswa baru S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 sebanyak 110 orang,


(12)

yang berasal dari kabupaten/ kotamadya sebanyak 60 orang dan yang berasal dari kecamatan sebanyak 47 orang. Saat wawancara dengan beberapa mahasiswa diketahui terdapat perbedaan mengenai pemahaman cara memanfaatkan TIK, dan diketahui juga ada beberapa mahasiswa yang tidak mempunyai e-mail, akun jejaring sosial, dan bahkan tidak dapat mengakses internet, sementara beberapa dosen prodi ilmu perpustakaan telah menerapkan metode pembelajaran

E-learning, dimana bahan ajar seperti presentasi dosen dimuat di E-learning USU.

Pada saat ini Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara lebih mengedepankan pembelajaran yang berbasis TIK. Oleh karena itu Mahasiswa baru yang berkuliah di Jurusan tersebut harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan sarana TIK dalam proses belajar, namun tidak semua mahasiswa baru mempunyai kemampuan yang sama dalam hal menggunakan sarana TIK.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kesenjangan digital (digital divide) pada mahasiswa baru. Atas dasar itu maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul ” Digital

Divide Pada Mahasiswa Baru S1 Ilmu Perputakaan FIB USU Tahun 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana infrastuktur TIK di sekolah asal mahasiswa baru S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013?

2. Bagaimana kemampuan mahasiswa baru S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013?

3. Bagaimana pemahaman mahasiswa baru S1 Ilmu perpustakaan FIB USU Tahun 2013 dalam menghadapi konten internet yang berbahasa indonesia dan inggris?

4. Bagaimana pemanfaatan internet Mahasiswa baru S1 Ilmu perpustakaan FIB USU Tahun 2013?


(13)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Infrastuktur TIK di sekolah asal mahasiswa baru S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013?

2. Kemampuan mahasiswa baru S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013?

3. Pemahaman mahasiswa baru S1 Ilmu perpustakaan FIB USU Tahun 2013 dalam menghadapi konten internet yang berbahasa indonesia dan inggris?

4. Pemanfaatan internet mahasiswa baru S1 Ilmu perpustakaan FIB USU Tahun 2013?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Pihak Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi bahan pertimbangan atau masukan dalam meningkatkan proses belajar mengajar yang menggunakan sarana TIK

2. Peneliti lain, Peneliti lanjutan dapat menggunakan informasi yang ada sebagai referensi.

3. Peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai kesenjangan digittal.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian dilakukan pada mahasiswa baru S1 ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 tentang: kesenjangan digital (digital divide) yang disebabkan oleh faktor faktor seperti infrastruktur TIK, SDM (Skill), isi (Konten) dan pemanfaatan internet yang di alami mahasiswa program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013.


(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Digital Divide

Digital divide, digital dalam hal ini diartikan sebagai perangkat

elektronika, khusunya komputer dalam hal menyelesaikan suatu proses kerja.

Divide, berati pembagian, dalam hal ini terjadi pada masyarakat umum, dalam

istilah lain diartikan sebagai kesenjangan, dilihat dari kontrasnya suatu golongan masyarakat satu dengan yang lainnya, baik dari segi ekonomi, politik, serta tingkat intelektual.

Berbicara mengenai kesenjangan digital berarti berbicara mengenai gap antara kelompok masyarakat yang bisa menikmati teknologi digital sebagai alat untuk bekerja, berkreasi, berkreativitas, menikmati keuntungan-keuntuingan yang diberikan oleh teknologi digital, dan kelompok masyarakat yang sama sekali tidak mencicipi itu. Itulah yang disebut kesenjangan digital. Berikut beberapa pendapat mengenai defenisi digital divide. Menurut OECD (2001, 4) Kesenjangan digital (digital divide) didefinisikan sebagai berikut

The gap between individuals, households, businesses and geographic areas at different socio-economic levels with regard both to their opportunities to access information and communication technologies (ICTs) and to their use of the Internet for a wide variety of activities.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenjangan bukan hanya terjadi di tingkat bisnis dan geografi saja, tetapi juga mencakup kesenjangan di tingkat individu.

Menurut Kamus Komputer dan Teknologi Informasi (2006, 98) Digital

divide yaitu istilah yang digunakan untuk menerangkan jurang perbedaan

antara mereka yang mempunyai kemampuan dalam hal akses, dan pengetahuan dalam penggunaan teknologi modern, dengan mereka yang tidak berpeluang menikmati teknologi tersebut.

Sedangkan menurut Otani yang dikutip oleh Haryati (2004, 1) Digital

divide merupakan mengacu pada akses yang tidak sama terhadap jaringan

dan teknologi digital termasuk internet dan kesempatan untuk mempelajari teknologi informasi dan komunikasi.


(15)

Berdasarkan tiga pendapat diatas Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information

and communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet

untuk beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau kesenjangan digital sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan antar negara.

2.1.1 Penyebab Tejadinya Digital Divide

Selama ini kita selalu mengatakan, kesenjangan digital (digital divide) itu terjadi karena masalah infrastruktur. Namun ternyata ada hal lain yang menyebabkannya, dan salah satunya adalah masih kurangnya content berbahasa Indonesia. Menurut Yayan (2003, 16) Penyebab Terjadinya kesenjangan digital adalah:

1. Infrastruktur

2. Kekurangan skill (SDM)

3. Kekurangan isi (konten) materi bahasa indonesia 4. Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri.

Sedangkan menurut Ratnasari(2008, 21) penyebab terjadinya kesenjangan digital adalah :

1. Kesulitan akses (infrastruktur, listrik, telokomunikasi, perangkat) 2. Kekurangan Skill (SDM, komunitas)

3. Kekurangan isi/ materi (content)

4. Kurangnya atau tidak adanya insentif dari pemerintah

Sedangkan menurut Otani yang dikutip oleh Haryati (2003, 1) penyebab kesenjangan digital adalah isu isu ekonomi sosial dan kulturual,seperti pendapatan, usia, pendidikan, gender, latar belakang etnis dan keterbatasan fisik.

Infrastruktur merupakan sebuah fasilitas pendukung, seperti infrastruktur listrik, internet, komputer dan lain. Contoh mudah mengenai kesenjangan infrastruktur ini, orang yang punya akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat. Ia bisa menulis lebih cepat di bandingkan mereka yang masih menggunakan mesin ketik manual. Contoh yang lain, orang yang mempunyai akses ke komputer


(16)

dan internet, otomatis mempunyai wawasan yang lebih luas di bandingkan mereka yang sama sekali tidak punya akses ke informasi di internet yang serba luas.

Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam dunia ilmu teknologi dan informasi karena SDM ini menentukan bisa tidaknya seorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi. Content berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya seorang dapat mengerti mengakses internet, di Indonesia terutama kota-kota tingkat pendidikan sudah lebih tinggi. Jadi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa Inggris. Sedangkan yang di desa, seperti petani-petani, mereka masih sangat kurang dalam menggunakan bahasa asing Inggris.

Berbicara mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses internet tetapi tidak menghasilkan apapun, misal ada seorang remaja punya akses ke komputer dan internet. Tapi yang dia lakukan hanya

chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia tidak bisa menikmati

keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi digital. Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan penyediaan infrastruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi persoalannya adalah ketika orang punya komputer dan bisa mengakses Internet, pertanyaan berikutnya adalah, "apa yang mau diakses? Apa yang mau dia kerjakan dengan peralatan itu, dengan keunggulan-keunggulan teknologi itu.

2.1.2 Dampak Positif Digital Divide

Dengan menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan komputer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Menurut Sekarningsih (2012, 9) dampak positif kesenjangan digital adalah:

Bagi sebagian orang yang belum mengenal atau menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ikut ambil bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan


(17)

berbagai informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi modern.

Berdasarkan penjelasan diatas dampak positif kesenjangan digital adalah membuat seseorang menjadi termotifasi menggunakan sarana TIK untuk mempermudah suatu pekerjaan secara efektif dan efisien.

2.1.3 Dampak Negatif Digital Divide

Kemajuan Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah kemajuan zaman, bahkan mungkin ada yang menolak anggapan, semakin tinggi tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Menurut Yulfitri (2008, 10) dampak negatif kesenjangan digital adalah:

Bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin.

Dampak negatif kesenjangan digital membuat kejahatan mayantara (Cyber

crime) menjadi bentuk kejahatan yang relatif baru apabila dibandingkan dengan

bentuk-bentuk kejahatan lain yang sifatnya konvensional (street crime). Cyber

crime muncul bersamaan dengan lahirnya revolusi teknologi informasi. Menurut

Comer yang dikutip oleh Kartasudirja (1999, 3) Cyber Crime adalah adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan itikad buruk untuk tujuan keuangan yang melibatkan komputer.

Kehadiran internet ditengah masyarakat menimbulkan dampak positif dan negatif. Bila digunakan untuk hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan membahayakan orang lain. Misalnya ; Pembobolan kartu kredit (Credit Card

Fraud) dengan modus mencuri dan memalsukan kartu kredit. Perbuatan ini

menimbulkan kerugian pada pemilik kartu bank penerbit bahkan merugikan negara.

Digital Divide tidak bisa diselesaikan dengan peningkatan akses terhadap

teknologi itu sendiri, karena kesenjangan dalam hal ini berpotensi melahirkan persoalan kesenjangan baru dalam masyarakat atau memperparah persoalan


(18)

kesenjangan yang ada, terutama di negara berkembang atau kelompok masyarakat/ daerah yang relatif tertinggal. Digital divide atau senjang digital mengacu pada kesenjangan atau jurang yang menganga di antara mereka yang dapat mengakses teknologi informasi (TI) dan mereka yang tidak dapat melakukanny. Perbedaan ini bisa berupa perbedaan yang bersifat fisik (tidak mempunyai akses terhadap komputer dan perangkat TI lain) atau yang bersifat keterampilan yang diperlukan untuk dapat berperan serta sebagai warga digital. Jika pembagian mengarah ke kelompok, maka kesenjangan digital dapat dikaitkan dengan perbedaan sosial-ekonomi (kaya/miskin), generasi (tua/muda), atau geografis (perkotaan/pedesaan). Sejalan dengan berkembangnya dan makin tidak terpisahkannya Internet dengan TI, maka digital divide mencakup juga perbedaan akses terhadap dunia maya dan faktor-faktor yang harus diperhatikan sekarang ini.

2.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat menunjukkan bahwa industri teknologi informasi dan komunikasi dunia sekarang sudah benar-benar ke arah mobilitas yang sangat kompleks menembus batasan fisik ruang dan waktu. Oleh karena itu, kita perlu memahami akan keberadaan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut yaitu dengan mengenal, menggunakan dan merawat peralatan teknologi informasi dan komunikasi agar dapat dipergunakan untuk membangun potensi diri kita masing-masing

Teknologi informasi dan komunikasi terdiri dari dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi adalah segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi dan pemrosesan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan proses menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima. Ada beberapa pendapat para ahli tentang defenisi TIK, sebagai berikut:

Dalam buku Teknologi Informasi dan Komunikasi (2009, 16) TIK adalah teknologi informasi diartikan sebagai teknologi untuk memperoleh, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan berbagai jenis file informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir dari dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas baru yang dapat mengatasi segala kemalasan dan kelambatan kinerja manusia.


(19)

Sedangkan menurut Information Technology Assosiation of America (ITAA) yang dikutip oleh Sutarman (2009, 13) Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer khususnya perangkat keras dan perangkat lunak komputer.

Sedangkan menurut Haag dan Keen yang dikutip oleh Murhada (2011, 1) Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa TIK adalah teknologi yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak dalam pemrosesan informasi melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi, dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

2.2.1 Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Secara umum, teknologi memudahkan manusia untuk saling berhubungan dengan cepat, mudah dan terjangkau serta memiliki potensi mendorong pembangunan masyarakat yang demokratis. Teknologi seperti inilah yang diperlukan untuk membantu rakyat dalam mengorganisasikan dirinya secara efektif dan efisien untuk kesejahteraannya sendiri.

Menurut Sutarman (2009, 18) ada enam fungsi dari teknologi informasi dan komunikasi, yaitu sebagai berikut:

1. Menangkap (Capture)

menangkap data yang diterima untuk menjadi informasi. 2. Mengolah (Processing)

Pengolahan pemrosesan data dapat berupa konversi data ke bentuk lain , analisis kondisi, perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.

3. Menghasilkan (Generating)

Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna.

4. Menyimpan (Storage)

Merekam atau menyimpan data dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan dalam keperluan lainnya.


(20)

Menelusuri, mendapatkan kembali informasi yang sudah tersimpan. 6. Transmisi (Trasnmission)

Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan.

Sedangkan menurut Murhada (2011, 2-3) ada lima fungsi teknologi informasi dan komunikasi, yaitu sebagai berikut:

1. Capture

Proses penyusunan rekord aktivitas yang terperinci.

2. Processing

Proses mengubah,menganalisis, menghitung dan mengumpulkan semua bentuk data atau informasi.

3. Generation

Proses yang mengorganisir informasi kedalam bentuk yang bermanfaat.

4. Storage and Retrieval

Storage : proses penyimpanan data atau informasi

Retrieval : proses penempatan salinan data untuk pengolahan lebih

lanjut atau untuk ditransmisikan ke pengguna lain.

5. Transmission

Proses komputer mendristibusikan informasi melalui jaringan komunikasi.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi teknolig informasi adalah capture, processing, generation, storage, retrieval dan

transmission.

2.2.2 Keuntungan Penerapan Teknlogi Informasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempermudah manusia berkomunikasi serta mendapatkan informasi tanpa batasan ruang dan waktu. Menurut Sutarman (2009, 19) keuntungan dari penerapan TIK adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan (Speed)

Komputer dapat mengerjakan sesuatu perhitungan yang kompleks dalam hitungan detik,sangat cepat, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia.

2. Konsistensi (Consistency)

Hasil pengolahan lebih konsisten tidak berubah- ubah karena formatnya sudah standar, walaupun dilakukan berulang kali.

3. Ketepatan (Precision)


(21)

4. Keandalan (Reliability)

Apa yang dihasilkan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan dilakukan oleh manusia. Kesalahan yang terjadi lebih kecil kemungkinannya jika menggunakan komputer.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan empat keuntungan penerapan TIK yakni, kecepatan, konsistensi, ketepatan, dan keandalan.

2.2.3 Manfaat Teknologi Informasi Komunikasi dalam Dunia Pendidikan Peran TIK dalam bidang pendidikan sangat tidak mungkin untuk dihindari. Dalamdunia pendidikan teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari Teknologi Informasi dan Komunikasi sering dijumpai sebagai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Pendidikan yang menggunakan sarana TIK, terutama internet umumny disebut e-education.

Salah satu peraanan TIK dalam dunia pendidikan saat ini adalah dengan munculnya E-learning. E-learning merupakan dasar dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Nugroho yang dikutip oleh Meilani (2010,1)

E-learning adalah

Sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.

Dari pendapat diatas diketahui dengan E-Learning memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Menurut buku Teknologi Informasi dan Komunikasi (2009, 36-37) jika dilihat dari jenis kegiatannya maka TIK bermanfaat untuk:


(22)

1. Penelitian

Penggunaan peralatan TIK sangat bermanfaat dalam mendukung semua kegiatan penelitian dalam bentuk proses pencarian data, pengolahan data, sehingga hasil yang bagus dan bermanfaat dari suatu penelitian dapat diperoleh. Disamping itu, proses penyebaran informasi hasil penelitia diharapkan lebih cepat dan tepat pada sasaran yang dituju.

2. Perpustakaan Online

Perpustakaan online adalah fasilitas perpustakaan dalam dunia digital yang ada di internet yang memungkinkan seseorang pencari informasi dapat mengakses ke segala sumber ilmu pengetahuan dengan cara yang mudah tanpa adanya batasan waktu dan jarak. 3. Sarana Belajar Interaktif

Penggunaan alat teknologi informasi seperti LCD Proyektor dan

CD-ROM Multimedia menjadikan suasana belajar lebih menarik

dan interaktif. Kreativitas seorang guru dan keaktifan siswa bisa menciptkakan suasana komunikasi dua arah.

4. Akses Informasi Akademik secara Online

Biasanya lembaga sekolah atau institusi mempunyai alamat situsnya sendiri. Hal ini memungkinkan informasi akademik seperti pengumuman pendaftaran siswa baru (PMB), sistem penilaian, dan sistem informasi sekolah dituangkan dalam bentuk digital di internet yang dapat diakses oleh pihak sekolah dan beberapa orang yang membutuhkannya.

Dari pendapat di atas diketahui manfaat TIK dalam dunia pendidikan adalah untuk penelitian, perpustakaan online, sarana belajar Interaktif dan akses informasi akademik secara online.

2.2.4 Infrastuktur Teknologi Informasi dan Komunikasi

Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan TIK saat ini berjalan semakin cepat. Sekarang ini hampir di seluruh aspek kehidupan, tidak terlepas dari teknologi dan informasi. Teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan manusia, baik dalam berkomunikasi ataupun mendapatkan informasi.

Dalam Buku Teknologi Informasi dan Komunikasi (2009, 4-21) Berdasarkan waktu perkembangannya, peralatan teknologi informasi dan komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu media komunikasi tradisional (kuno) dan modern. Berikut ini penjelasan dari macam-macam media komunikasi baik yang tradisional maupun yang modern.


(23)

Peralatan Komunikasi masa lalu sangat sederhana dan menggunakan bahan bahan yang ada di alam, diantaranya:

1) Asap 2) Kentongan 3) Prasasti 4) Daun Lontar

b. Media Komunikasi Modern

Sejalan dengan perkembangan teknologi, media komunikasi juga mengalami perkembangan dengan cepat. Berikut beberapa media komunikasi modern.

1) Telegraf 2) Telepon 3) Televisi

4) Telepon Genggam (Handphone) 5) Faksimili (Faks)

6) Radio

7) Pocket PC (PDA)

8) LCD (Liquid Crystal Display) Proyektor 9) Komputer

10)Internet.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan empat media komunikasi tradisional yakni asap, kentongan, prasasti dan daun lontar ,dan sepuluh media komunikasi modern yakni telegraf, telepon, televisi, faks, telepon genggam, radio,

pocket pc, lcd, komputer dan internet.

2.2.4.1 Komputer

Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin “computere” yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata “to compute” yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat hitung atau mesin hitung.

Menurut KBBI Komputer adalah alat elektronik otomatis yg dapat menghitung atau mengolah data secara cermat menurut yg diinstruksikan, dan memberikan hasil pengolahan, serta dapat menjalankan sistem multimedia(film, musik, televisi, faksimile, dsb), biasanya terdiri atas unit pemasukan, unit pengeluaran, unit penyimpanan, serta unit pengontrolan.


(24)

Menurut Sutanto (2009, 2) komputer adalah adalah sekelompok alat elektronik yang terdiri atas perintah input, alat yang mengolah input, dan peralatan output yang memberikan informasi serta bekerja secara otomatis.

Sehubungan dengan perkembangan zaman maka definisi komputer tidak hanya sebagai alat hitung tetapi menjadi alat pengolah data yang bekerja secara elektronik dengan kecepatan dan ketelitian yang sangat tinggi serta mampu mengerjakan berbagai proses data yang tersimpan dalam memori dengan keterlibatan manusia yang minimum.

Jenis-jenis komputer berdasarkan kriteria seperti generasi, prosesor, bentuk dan ukuran fisik, sistem operasi, danjenis data yang diolah dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 2.1 Jenis- Jenis Komputer

Dasar Golongan Jenis Komputer

Generasi I(1946-1959)

II(1960-1965) III(1966-1970) IV(1971- 1990) V(1991- Sekarang)

Prosesor Mainframe

Minicomputer PC

Macintosh

Bentuk dan Ukuran Fisik Tower

Dekstop Portable

Laptop Komputer

Notebook

Sub Notebook ( Handbook)

Sistem Operasi Unix

Netware DOS OS/2

Windows Net Technology System

NextStep

Jenis Data Yang diolah Analog

Digital Hybrid


(25)

Komputer terdiri dari tiga elemen utama yakni hardware(input, process,

output), software (sistem operasi, program aplikasi) dan brainware(operator, programmer, sytem analyst), ketiga elemen tersebut harus saling berhubungan dan

menjadi satu kesatuan.

Hardware:Peralatan fisik dari komputer itu sendiri. Peralatan yang secara fisik dapat dilihat, dipegang, ataupun dipindahkan.

Input: proses memasukkan data ke dalam proses komputer melalui

alat input (input divices)

Process: Proses pengolahan data dengan alat pemroses (processing divices) yang berupa proses menghitung, membandingkan,

mengklasifikasikan, mengurutkan, mengendalikan, atau mencari di

storage.

Output: Proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data

dengan menggunakan alat output (output device), yaitu berupa informasi.

Software: Suatu prosedur pengoperasian dari komputer itu sendiri ataupun

berbagai prosedur dalam hal pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sistem Operasi: Software yang bertugas mengontrol dan mengkoordinasikan penggunaan hardware untuk beerbagai aplikasi untuk bermacam-macam pengguna.

Program Aplikasi: Software yang menentukan bagaimana sumber daya digunakan untuk menyelesaikan masalah user.

Brainware: Orang-orang yang bekerja secara langsung dengan

mengunakan komputer sebagai alat bantu, ataupun orang-orang yang tidak bekerja secara langsung menggunakan komputer, tetapi menerima dari hasil komputer yang berbentuk laporan.

System Analysist: Orang yabg bertugas untuk mempelajari,

menganalisa, merancang, dan membentuk suatu sistem/ prosedur pengolahan data secara elektronik berdasarkan aplikasi yang dipesan oleh pemakai jasa komputer.

Programmer: Orang yang bertugas di dalam data processing programming berdasarkan program spesialisasi.


(26)

Operator: Orang yang bertugas mempersiapkan komputer untuk

memproses suatu program mulai dari menghidupkan komputer, menjalankan komputer (mengoperasikan program-program komputer / aplikasi komputer)

2.2.4.2 Internet

Istilah internet berasal dari bahasa latin “Inter” yang berarti “antara” secara kata per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Menurut Rasiman(2005, 3) internet adalah

Hubungan antara berbagai jenis komputer dan berbagai jenis jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasiaa(telepon dan satelit yang menggunakan protocol standar dalam berkomunikasi yaitu protocol PCP/IP.

Sedangkan menurut Razaq (2003, 9) mengemukakan bahwa internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antara satu komputer dengan komputer lain di dunia (world wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan internet merupakan jaringan komputer yang terhubung dengan komputer lain dan jaringan di dunia yang yang dapat saling berhubungan atau berkomunikasi.

Internet sangat bermanfaat bagi penggunanya dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukannya dalam bidang pendidikan, bisnis, politik, dan lain sebagainya. Ada beberapa manfaat internet yang dikemukakan oleh Zainuddin (2006, 39) yaitu:

1. Internet memungkinkan terciptanya komunikasi interaktif yang cepat antara pengguna dengan pengguna lainnya tanpa mengenal batas ruang dan waktu, selain hal tersebut internet juga dapat menghemat biaya komunikasi yang dikeluarkan. Aplikasi pada internet yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi adalah sebagai berikut: email,

video conferencing, internet relay chat, dan internet phone.

2. Sebagai pengguna ataupun mahasiswa dapat dengan mudah belajar kepada para ahli bidang tertentu. Para ahli banyak yang dengan senang hati menjawab pertanyaan yang dikirimkan oleh audiens .


(27)

3. Koleksi perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi buku dan jurnal tercetak, akan tetapi telah menjadi pusat penyebaran informasi maupun pangkalan data penelitian dan aktivitas yang ada di universitas.

4. Sebagai alat bantu penelitian dan pengembangan pengetahuan. Melalui jaringan internet, para peneliti yang berkecimpung dalam dunia penelitian dapat membuat asosiasi di antara mereka untuk dapat saling berkomunikasi.

5. Berkolaborasi dengan menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Anggota dapat terdiri dari berbagai negara di dunia. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang biasanya terhambat oleh ruang dan waktu.

Dari uraian tersebut internet sangat bermanfaat bagi pengguna dalam mencari informasi antara lain sebagai media komunikasi, menambah wawasan seseorang dalam bidang tertentu yang dibutuhkannya serta seseorang dapat mencari informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.

Untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi maka internet menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat membantu pengguna dalam menelusur informasi.

Adapun layanan yang tersedia di internet yang tersedia di internet menurut Razaq (2003, 4) yaitu:

1. World Wide Web (WWW)

World Wide Web (WWW) merupakan salah satu fasilitas yang berisi

database yang bersifat terdistribusi. Di internet telah tersedia beberapa web site yang secara elektronik dapat diakses.

2. Electronic Mail (E-Mail)

Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat/berita dengan orang lain, tapa mengenal batas, waktu, ruang bahkan birokrasi.

3. Mailing List

Fasilitas ini digunakan untuk berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan email. Mailing List ini umumnya digunakan untuk bertukar informasi, pendapat dan lain sebagainya dalam jarak jauh.

4. Newsgroup

Newsgroup berguna untuk berkoferensi jarak jauh, sehingga anda dapat menyampaikan pendapat dan tanggapan dalam internet.


(28)

5. File Transfer Protocol

Fasilitas ini digunakan untuk melakukan mengambilan arsip atau file secara elektronik atau transfer file dari satu komputer ke komputer lainnya di internet. Beberapa diinternet telah tersedia file atau dokumen yang siap untuk di duplikat oleh orang lain secara gratis (free)

6. Telnet

Telnet digunakan untuk masuk ke sistem komputer tertentu dan bekerja

pada sistem komputer yang lain.

7. Gopher

Fasilitas ini digunakan untuk menempatkan informasi yang disimpan pada internet servers dengan menggunakan hirarkhi menu dan pengguna dapat mengambil informasi tersebut.

Dari uraian di atas diketahui bahwa layanan yang tersedia internet adalah

World Wide Web (WWW) , E-mail, mailing list,newsgroup, file transfer protocol, telnet dan gopher yang dapat membantu pengguna dalam memanfaatkan internet

dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Adapun berbagai fasilitas diatas merupakan fasilitas yang sering digunakan oleh pengguna dalam mencari informasi.


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan suatu gejala atau fenomena tanpa membandingkan dengan variabel lain. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sugiyono (2006, 6) menyatakan bahwa, “Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan pada Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Jl.Universitas No. 19, Kampus USU Medan 20155.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah data yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono (2006, 90) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU Tahun 2013.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sekelompok kecil yang diamati. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2002, 57) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu banyak dengan jumlah sebanyak 110 orang, maka penulis menetapkan seluruh populasi dijadikan sampel


(30)

penelitian atau total sampling. Dimana seluruh mahasiswa program studi S1 ilmu perpustakaan tahun 2013 dijadikan sebagai responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Jurusan ilmu perpustakaan.

2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden.

3. Studi kepustakaan dan berkas, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang langsung di peroleh melalui kuesioner 2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang

bersumber dari buku, artikel majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang tergantung dari sifat penelitiannya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2006, 150) ”kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui”.

3.7 Kisi-kisi Kuesioner

Instrumen penelitian yang digunakan untuk untuk mengetahui kesenjangan digital ( Digital divide) pada mahasiswa baru program studi S1 ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013, maka ditentukan indikator yang perlu diperhatikan. Adapun kisi-kisi kuesioner adalah sebagai berikut :


(31)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kusioner

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Item Analisis

Kesenjangan Digital (Digital

Divide)

Infrastuktur TIK 1,2,3,4, 4

SDM (Skill) 5,6,7,8,, 5

Isi ( Konten) 9,10,11, 3

Pemanfaatan Internet 12,13,14,

15, 16,

5

Jumlah 17

3.8 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul akan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006, 21), statistik deskriptif adalah “Statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.

Data akan ditabulasikan sesuai dengan kelompok aspek yang akan diteliti, untuk memudahkan interpretasi data akan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase digunakan rumus distribusi frekuensi menurut Arikunto (2000, 349) sebagai berikut :

� = �

�× 100%

Dimana: P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh (frekuensi) n = Jumlah responden/ sampel


(32)

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data dikemukakan oleh Arikunto (2000, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada

1,00%-24,99% : Sebagian kecil 25,00%-49,99% : Hampir setengahnya

50,00% : Setengahnya

50,01%-74,99% : Sebagian besar 75,00%-99,99% : Pada umumnya


(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karekteristik Responden

Karekteristik penelitian ini adalah objek penelitian yang homogen, yaitu mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera tahun 2013. Adapun gambaran identitas responden berdasarkan daerah regional dan jenis kelamin yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Berdasarkan Regional Daerah

No Regional Daerah Frekuensi Persentase (%)

1 Kabupaten/Kotamadya 60 56%

2 Kecamatan 47 44%

Jumlah 107 100%

Gambar 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Regional Daerah

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang terjaring sebanyak 107 orang dari seluruh mahasiswa Ilmu Perpustaksaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara tahun 2013, terdiri dari 60 orang responden yang berasal dari Kabupaten/Kotamadya (56%) dan 47 responden yang berasal dari Kecamatan (44%). Sedangkan gambaran identitas responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.

Kabupaten/ Kotamadya

56% Kecamatan


(34)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 29 27%

2 Perempuan 78 73%

Jumlah 107 100%

Gambar 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang dibentuk berdasarkan indikator yang diteliti. Variabel bebas (tunggal) yang terdiri dari beberapa indikator, seperti: Infrastruktur TIK, kemampuan TIK, konten/isi, dan pemanfaatan internet. Adapun hasil deskripsi dari masing-masing pertanyaan, sebagai berikut:

4.2.1 Infrastuktur TIK

4.2.1.1 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden

Kebijakan penyediaan fasilitas pada sekolah tergantung dari masing-masing anggaran dana dan kebutuhan dari sekolahnya. Untuk mengetahui bagaimana infrastuktur TIK (komputer) di sekolah asal pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 kuisioner nomor 1 sebagai berikut:

Laki-laki 27%

Perempuan 73%


(35)

Tabel 4.3 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 1. Apakah di sekolah asal

saudara sering menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?

a.Selalu 33 31

b.Sering 45 42

c.Kadang-kadang 29 27

d.Tidak pernah 0 0

Jumlah 107 100

Gambar 4.3 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 33 orang responden (31%) menyatakan bahwa mereka selalu menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah asalnya, 45 orang responden (42%) menyatakan sering sedangkan 29 orang responden (27%) mengatakan kadang-kadang dan tidak ada responden (0%) yan menyatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah asalnya.

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan sering menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar saat di sekolah asalnya. Hal ini disebabkan karena adanya fasilitas TIK (komputer) di sekolah asal responden masing-masing. Oleh karena itu responden yang telah sering menggunakan komputer tidak mengalami kesenjangan teknologi saat di dunia belajar mengajar pada tingkat perguruan tinggi yang notabane memerlukan keterampilan TIK.

Selalu 31%

Sering 42%

Kadang-kadang 27%

Tidak Pernah 0%


(36)

4.2.1.2 Penggunaan Fasilitas Internet pada Sekolah Asal Responden

Saat ini fasilitas internet telah menjangkau di seluruh bagian di dunia. Daerah yang terpencil pun mampu untuk merih sinyal untuk berselancar di dunia internet. Lalu bagaimana penyediaan dan penggunaan fasilitas internet di sekolah asal pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Berikut gambaran dari penggunaan fasilitas internet pada sekolah asal responden:

Tabel 4.4 Penggunaan Fasilitas Internet Pada Sekolah Asal Responden

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 2. Apakah di sekolah asal

saudara sering menggunakan fasilitas Internet yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?

a.Selalu 30 28

b.Sering 43 40

c.Kadang-kadang 31 29

d.Tidak pernah 3 3

Jumlah 107 100

Gambar 4.4 Penggunaan Fasilitas Internet Pada Sekolah Asal Responden

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui 30 orang responden (28%) menyatakan bahwa mereka selalu menggunakan fasilitas internet dalam kegiatan belajar pada sekolah asal responden, 43 orang responden (40%) menyatakan sering , sedangkan 31orang responden (29%) menjawab bahwa mereka kadang-kadang, serta 3 orang responden (3%) menyatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas internet dalam kegiatan belajar saat di sekolah asalnya dahulu.

Selalu 28%

Sering 40%

Kadang-kadang 29% Tidak

Pernah 3%


(37)

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari seluruh responden yang terjaring dan menjawab kuesioner menyatakan sering menggunakan fasilitas internet yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jaringan internet yang telah dapat di akses di berbagai belahan dunia manapun. Walaupun berada di daerah terpencil, internet sudah dapat di jangkau berbagai belahan dunia. Jika dahulu listrik jarang terpasang pada daerah terpencil seperti daerah pedalaman desa, namun saat ini hal tersebut sangat jarang di jumpai. Masyarakat desa yang terpencil pun saat ini sudah dapat menggakses jaringan internet.

4.2.1.3 Penyediaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden Jika dahulu kala seorang guru mendikte atau menulis pada papan tulis yang berkapur dalam kegiatan belajar mengajar, saat ini guru dituntut untuk bisa mengajar dan menyiapkan bahan ajar dengan komputer atau laptop, sehingga saat melakukan pembelajaran kepada siswanya diperlukan alat tampilan di perbesar. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan infrastuktur TIK (LCD Proyektor) di sekolah asal responden, mahasiwa S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 kuisioner nomor 3 berikut:

Tabel 4.5 Penggunaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 3. Apakah di sekolah asal

saudara sering menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?

a.Selalu 11 10

b.Sering 36 34

c.Kadang-kadang 50 47

d.Tidak pernah 10 9


(38)

Gambar 4.5 Penggunaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 11 responden (10%) menyatakan selalu menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah asal responden dahulu, 36 orang responden (34%) menjawab sering menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar sedangkan 50 responden (47%) menjawab bahwa mereka kadang-kadang menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar, serta 10 responden (9%) menjawab bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sudah banyak seklah yang menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi. Kemungkinan besar sudah banyak sekolah yang mnerapkan belajar mellui indra penglihatan dan pendengaran secara bersamaan. Karena dengan 2 rangsangan indra dalam belajar akan dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat apa yang dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang kadang (47%) dan sering (34%) menggunakan fasilitas LCD proyeltor yang digunakan dalam kegiatan belajar pada sekolah asal responden. Hal ini juga disebabkan karena adanya infratstruktur TIK (LCD Proyektor) di sekolah asal mereka masing-masing

a.Selalu 10%

b.Sering 34%

c.Kadang-kadang 47% d.Tidak pernah


(39)

4.2.2 Kemampuan TIK

4.2.2.1Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden

Dapat diketahui secara umum bahwa dalam sebuah perangkat komputer ada berbagai bagian, yaitu seperti bagian input, output dan storage. Lalu i bagaimana dengan pengetahuan TIK pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013, mengenai media penyimpanan. Gambaran mengenai pengenalan media penyimpanan oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.6 kuisioner nomor 4 berikut:

Tabel 4.6 Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 4. Menurut anda yang termasuk

salah satu media penyimpanan adalah?

a.Software 0 0

b.Keyboard 0 0

c.Flashdisk 107 100

d.Mouse 0 0

Jumlah 107 100

Gambar 4.6 Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa, tidak ada responden (0%) yang menjawab yang termasuk salah satu media penyimpanan adalah software,

keyboard dan mouse, sedangkan 107 responden (100%) menjawab bahwa yang

termasuk salah satu media penyimpanan adalah Flashdisk.

a.Software 0% b.Keyboar

d 0%

c.Flashdisk 100%

d.Mouse 0%


(40)

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruhnya responden yang terjaring telah mengetahui dengan baik mengenai media penyimpanan. Hal ini dapat dilihat dari data di atas dimana seluruh responden (100%) memilih jawaban flash disk sebagai salah satu media penyimpanan. Sedangkan pilihan jawaban yang lain merupakan media masukan pada sebuah komputer (input) dan tidak ada satu orang responden pun yang menjawab selain

flash disk.

4.2.2.2 Pengetahuan Reponden Mengenai Mesin Pencari

Pencarian informasi saat ini sangat mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dengan adanya fasilitas internet yang dapat digunakan tanpa batasan ruang dan waktu. Di jaringan internet terdapat banyak fasilitas pencarian informasi mulai dari database jurnal elektronik, repository institusi, database rujukan seperti GARUDA yang dimiliki oleh Indonesia, dan yang paling mudah digunakan adalah search engine (mesin pencari). Untuk mengetahui bagaimana kemampuan TIK mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai mesin pencari, gambaran umum dapat dilihat pada tabel 4.7 kuisioner nomor 5 berikut:

Tabel 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Mesin Pencari

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 5. Menurut anda yang termasuk

salah satu mesin pencari adalah?

a.Yahoo 105 98

b.Winamp 2 2

c.Avira 0 0

d.Photoscape 0 0


(41)

Gambar 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Mesin Pencari

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 105 responden (98%) menjawab yang termasuk salah satu mesin pencari adalah

yahoo, 2 responden (2%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu mesin

pencari adalah winamp, sedangkan tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu mesin pencari adalah avira, serta tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu mesin pencari adalah

photoscape..

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden yang terjaring telah mengetahui dengan baik mengenai jenis mesin pencari (search engine). Hal ini dapat disimpulkan karena sebagian besar (98%) responden menjawab dengan benar mengenai salah satu jenis mesin pencari yang ada pada internet. Sedangkan yang menjawab dengan salah hanya terdapat 2 orang responden saja yang menyatakan winamp sebagai mesin pencari.

4.2.2.3 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras

Seperti yang telah diketahui secara umum bahwa perangkat sebuah kmputer terbagi menjadi 2 yaitu hardware ( perangkat keras) dan software (perangkat lunak. Lalu bagaimana dengan kemampuan TIK pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai perangkat keras. Gambaran umum pengetahuan responden mengenai perangkat keras dapat dilihat pada tabel 4.8 kuisioner nomor 6 berikut:

a.Yahoo 98% b.Winamp

2%

c.Avira

0% d.Photoscape


(42)

Tabel 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 6. Menurut anda yang termasuk

salah satu Perangkat Keras adalah?

a.Keyboard 105 98

b.Microsoft word 2 2

c.Smadav 0 0

d.Recycle Bin 0 0

Jumlah 107 100

Gambar 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras

Berdasarkan deskripsi pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 105 responden (98%) menjawab yang termasuk salah satu perangkat keras adalah keyboard, 2 responden (2%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat adalah microsoft word, sedangkan tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat keras adalah smadav, serta tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat kerasadalah recycle bin.

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden menjawab pertanyaan yang benar mengenai salah satu perangkat keras adalah keyboard. Dalam hal ini berarti kemampuan mereka tentang perangkat keras sangat baik, karena sebagian besar dari responden yang terjaring dapat dengan baik mengetahui mengenai perangkat keras (98%) sedangkan yang tidak mengetahui hanya sedikit (2%).

a.Keyboard 98% b.Microsof

t word 2%

c.Smadav 0%

d.Recycle Bin 0%


(43)

4.2.2.4 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak

Seperti yang telah diketahui secara umum bahwa perangkat sebuah kmputer terbagi menjadi 2 yaitu hardware ( perangkat keras) dan software (perangkat lunak. Lalu bagaimana dengan kemampuan TIK pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai perangkat lunak. Gambaran umum pengetahuan responden mengenai perangkat lunak dapat dilihat pada tabel 4.9 kuisioner nomor 7 berikut:

Tabel 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak

Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase (%) 7. Menurut anda yang

termasuk salah satu Perangkat lunak adalah?

a.Mouse 0 0

b.Keyboard 1 1

c.Microsoft Power Point 105 98

d.Monitor 1 1

Jumlah 107 100

Gambar 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak

Dari tabel-9 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, tidak ada responden (0%) menjawab yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah

mouse, 1 responden (1%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat

lunak adalah keyboard, sedangkan 105 responden (98%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah microsoft power point, serta 1

a.Mouse 0%

b.Keyboard 1%

c.Microsoft Power

Point 98% d.Monitor


(44)

responden (1%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah monitor..

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden telah dapat mengetahui dan membedakan mana yang termasuk bagian hardware dan mana yang bagian software. Hal ini dapat disimpulkan karena sebagian besar responden menjawab pertanyaan dengan benar mengenai salah satu perangkat lunak adalah microsoft power point. Dalam hal ini berarti kemampuan mereka tentang perangkat lunak sangat baik.

4.2.2.4 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka

Beberapa aplikasi software yang wajib ada pada sebuah laptop atau kmputer adalah Micrsoft office. Pada aplikasi micrsoft office terdapat bagian-bagian pengolahan seperti pengolahan angka, pengolah kalimat (surat menyurat) pengolah database, pengolah website, pengolah publisher dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dengan kemampuan TIK mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai aplikasi microsoft office khususnya pengolah angka?. Gambaran umum mengenai pengetahuan responden mengenai aplikasi microsft pengola angka dapat dilihat pada tabel 4.10 kuisioner nomor 8 berikut:

Tabel 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka

Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase (%) 8. Menurut anda yang

termasuk salah satu Aplikasi Microsoft

pengolah angka adalah?

a.Microsoft Word 0 0

b.Microsoft Power Point 2 2

c.Microsoft Excell 92 86

d.Kalkulator 13 12


(45)

Gambar 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, tidak ada responden (0%) menjawab yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah microsoft word, 2 responden (2%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah microsoft power

point, sedangkan 92 responden (86%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu

aplikasi microsoft pengolah angka adalah microsoft excell, serta 13 responden (12%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah kalkulator.

Berdasarkan deskripsi tabel 4.10 di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden telah mengetahui aplikasi microsoft pengolah angka yang biasanya wajib ada pada sebuah komputer atau laptop. Adapun sedikit responden yang menjawab kalkulator adalah microsft pengolah angka merupakan salah paham mengenai pertanyaan di atas. Dalam hal ini berarti kemampuan mereka tentang pengetahuan aplikasi microsoft pengolah angka sangat baik.

4.2.3 Konten/ Isi

4.2.3.1 Pemanfaatan Konten Informasi Berbahasa Indonesia pada Internet Di internet terdapat informasi dari berbagai negara. Salah satunya adalah negara Indonesia, tertutama bagi masyarakat Indonesia biasanya lebih suka untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang berbahasa negara sendiri, namun sering sekali terdapat bidang ilmu yang tidak banyak dibahas dengan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah bidan ilmu perpustakaan, lebih lengkap dan

a.Microsoft Word

0%

b.Microsoft Power Point

2%

c.Microsoft Excell

86% d.Kalkulator


(46)

terpercaya yang pembahasannya dari bahasa asing. Namun disini akan di ketahui bagaimana pemanfaatan konten/isi informasi pada internet yang berbahasa Indonesia bagi mahasiwa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013. Gambaran umum mengenai pemanfaatan konten/isi informasi berbahasa Indonesia pada internet dapat dilihat pada tabel 4.11 kuisioner nomor 9 berikut:

Tabel 4.11 Pemanfaatan Konten/Isi Informasi Berbahasa Indonesia Pada Internet

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 9.Apakah anda menyukai fasilitas

internet yang kontennya menggunakan bahasa indonesia?

a.Sangat Suka 42 39

b.Suka 57 53

c.Kurang suka 6 6

d.Tidak suka 2 2

Jumlah 107 100

Gambar 4.11 Pemanfaatan Konten/Isi Informasi Berbahasa Indonesia Pada Internet

Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 42 responden (39%) menjawab bahwa mereka sangat suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia, 57 responden (53 %) menyatakan suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia sedangkan 6 orang responden (6%) menyatakan kurang suka informasi yang ada di internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia,

a.Sangat Suka

39%

b.Suka 53% c.Kurang

suka 6%

d.Tidak suka 2%


(47)

serta 2 orang responden (2%) menjawab bahwa mereka tidak suka fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia.

Berdasarkan deskripsi di atas dapat diinterpretasikan bahwa responden lebih menyukai informasi yang isinya berbahasa Indonesia di internet, hal ini disimpulkan karena sebagian besar responden (57%) menyatakan suka dan (39%) responden menyatakan sangat suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena konten informasi tersebut menggunakan bahasa negara sendiri.

4.2.3.2 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet

Bahasa Inggris telah ditetapkan sebagai salah satu bahasa internasional di berbagai belahan dunia. Persyaratan kerja maupun untuk mengikuti pendidikan yang jenjangnya jauh lebih tinggi dari S1, mahir dalam berbahasa Inggris pun ditetapkan sebagai salah satu prasyarat saat ini. Seperti yang dikatakan penulis sebelumnya, bahwa masih terdapat bidang ilmu yang masih sangat kurang untuk refrensi berasal dari Indonesia dan berbahasa Indonesia, terkadang mahasiswa harus mengambilnya dari sumber refrensi luar negri yang berbahasa Inggris. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan konten/isi informasi di internet yang berbahasa Inggris pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12 kuisioner nomor 10 berikut:

Tabel 4.12 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%)

10.Apakah anda menyukai

fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa inggris?

a.Sangat Suka 29 27

b.Suka 51 48

c.Kurang suka 19 18

d.Tidak suka 8 7


(48)

Gambar 4.12 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 29 responden (27%) menjawab bahwa mereka sangat suka menggunakan yang kontennya menggunakan bahasa Inggris pada internet, 51 responden (48%) menjawab bahwa mereka suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Inggris sedangkan 19 responden (18%) menjawab bahwa mereka kurang suka fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Inggris, serta 7 responden (7%) menjawab bahwa mereka tidak suka fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Inggris.

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan konten yang berbahasa Inggris juga sama disukainya seperti konten yang berbahasa Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya responden yang menyatakan suka (48%) dan sangat suka (27%) dengan konten informasi berbahasa Inggris di internet. Hal ini menunjukkan bahwa responden yaitu mahasiswa ilmu perpustakaan FIB USU tidak mempermasalahkan konten yang berbahasa Inggris asalkan informasi tersebut relevan dengan kebutuhan responden.

4.2.3.3 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden

Untuk mengetahui bagaimana penerapan E-learning di sekolah asal responden dahulu pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013. Gambaran umum dari penerapan E-learning pada sekolah asal responden dilihat pada tabel 4.13 kuisioner nomor 11 berikut:

a.Sangat Suka 27%

b.Suka 48% c.Kurang

suka 18%

d.Tidak suka


(49)

Tabel 4.13 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%) 11.Apakah di sekolah asal

saudara sering menerapkan metode pembelajaran

E-learning?

a.Selalu 5 5

b.Sering 30 28

c.Kadang-kadang 54 50

d.Tidak pernah 18 17

Jumlah 107 100

Gambar 4.13 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden

Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 5 responden (5%) menyatakan di sekolah asal selalu menerapkan metode pembelajaran E-learning, 30 responden (28%) menjawab di sekolah asal responden sering menerapkan metode pembelajaran E-learning sedangkan 54 responden (50%) menjawab bahwa di sekolah asal mereka kadang-kadang menerapkan metode pembelajaran E-learning, serta 18 responden (17%) menjawab bahwa di sekolah asal mereka sering menerapkan metode pembelajaran E-learning.

Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sudah banyak sekolah yang menerapkan kebijakan belajar mengajar dengan metode

E-learning. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden menyatakan

kadang-a.Selalu 5%

b.Sering 28%

c.Kadang-kadang

50% d.Tidak pernah


(50)

kadang (50%) dan sering (28%) mendapatkan metode pembelajaran E-learning di sekolah asal masing masing.

4.2.4 Pemanfaatan Internet

4.2.4.1 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial

Saat ini tidak hanya kaula muda dan remaja saja yang memerlukan dan memanfaatkan media sosial di internet, tetapi juga para orang tua terutama seorang pembisnis memerlukan dan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi usaha bisnisnya. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan internet untuk mengakses media sosial pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013, berikut adalah gambaran umumnya dilihat pada tabel 4.14 kuisioner nomor 12:

Tabel 4.14 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frekuensi (f)

Persentase (%)

12.Apakah saudara sering

menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial?

a.Selalu 65 61

b.Sering 32 30

c.Kadang-kadang 10 9

d.Tidak pernah 0 0

Jumlah 107 100

Gambar 4.14 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial

a.Selalu 61% b.Sering

30%

c.Kadang-kadang

9%

d.Tidak pernah


(1)

PEMANFAATAN INTERNET

12. Apakah saudara sering menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13. Apakah saudara sering menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan arsip atau informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran sekolah anda?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14. Apakah saudara sering menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan saudara?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

15. Apakah di sekolah asal saudara sering menggunakan e-mail yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah


(2)

16. Apakah di sekolah asal saudara sering mengggunakan mailing list yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

NB: Mailing List berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan email


(3)

LAMPIRAN II

TABULASI JAWABAN RESPONDEN

No Respon den Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 5 Q 6 Q 7 Q 8 Q 9 Q 10 Q 11 Q 12 Q 13 Q 14 Q 15 Q 16

1 A A B C A A C C B B C B B B B B 2 B B C C A A C C B C C B C B C C 3 B C C C A A C C B C D B D B D D 4 C C C C A A C C B C D A B B C D 5 C C D C A A C C B C C B C B C D 6 A B C C A A C C A A C A B B C D 7 A A B C A A C C A A B A C B B C 8 A A B C A A C C B B B B C B C C 9 B B C C A A C C B B B A C B C C 10 B A B C A A C C A A B A A B B B 11 A A B C A A C C A A B A B A B C 12 A A B C A A C D A A B A B A B C 13 A A B C A A C D B B B A B A B C 14 A A A C A A C D A A B A B A B C 15 B B B C A A C C B B B A B A C C 16 A A C C A A C C B C B A B A C C 17 B B C C A A C C B B B A C B B C 18 B B B C A A C C B B C A C B C C 19 B B C C A A C C A A B A B B C C 20 B B B C A A C C A A B A B B B C 21 A A A C A A C C A A A A B A B B 22 A B A C A A C C A A B A B A B B 23 A A A C A A C C A A B A A A A B 24 A B C C A A C C B B B A B B B C 25 A A B C A A C C A A B A C A B C


(4)

26 B B C C A A C D B C C A C B C D 27 B B C C A A C C B B C A C B C C 28 C D C C A B C C A C D A A B C D 29 B B B C A A C C A B C A A A C C 30 A B A C A A C C A B D A A A B D 31 B B C C A A C C A B D A A A B D 32 A B A C A A C C C A A C A A A A 33 B A B C A A C C A D C A A B A A 34 B C C C A A C C B B D A C A C C 35 C C C C A A C C B B C B C B C D 36 B C B C A A C C B B D B B B C C 37 C C D C A A C D B C C A C B B C 38 C D B C A A C B B C D B C C D D 39 B B B C A A C C B D A A B B A C 40 A A A C A A C C B B C A C A B B 41 C B B C A A C C C B D A A A A B 42 B A A C A A C C B C D A B B C D 43 C B C C A A C C B B D A C A C D 44 A B B C A A C C B C B A B B C A 45 A A A C A A C D D A A C B A A B 46 B C B C A A C C C B D A A A D D 47 C C B C A A C C B B D A A B D D 48 B C C C A A C C A C C A C A B C 49 B B A C A A C C A B C A C A B B 50 B C C C A A C C B B C B A A C D 51 C C B C A A C C B B D A C C C C 52 c C C C A A C C C A D A C B C D 53 C B C C A A C C B B C B B A C D 54 A A B C A A C C A A B A B A B C 55 B B B C A A C C B B B A B B B C 56 A A B C A A C C B B B A C B B C


(5)

57 A A A C A A C C A A B A B A B C 58 B B B C A A C C A A C A C A B C 59 B B C C A A B C B B B A B A C C 60 A A B C A A C D A A B A B A C C 61 B A B C A A C C B B B B B B C C 62 B B C C A A C C B B C B B B C C 63 C C C C A A C C B B C B B B C D 64 B B C C A A C D B C C A B A C C 65 B B C C A A C C B B C B B A C C 66 A A B C A A C C A A B A A B B C 67 C C C C A A C C B D C B C B C D 68 A A B C A A C C B B C A C B C C 69 A A B C A A C C A A C A B B C C 70 C C D C A A C D B B C B B B B C 71 B B C C A A C C A A C B B B C D 72 B B C C A A C C A A C B B B C D 73 B B C C B A C B A A C C C B D D 74 A A C C A A C C B B C B B B B D 75 B B C C A A C C B B C C C C C C 76 C C D C A A C C B B C B B C C D 77 B B C C B A C C A A C B B B C D 78 A B C C A A C D C A C C B A B C 79 C C C C A A C C B B B C B A B B 80 B B B C A A C C A C A A C B C C 81 B A B C A A C D A C C A C A C B 82 C C C C A A C C A B C C C B C C 83 B B B C A A C C B B C A B A B B 84 A B B C A A C C A B B A A A C C 85 C C C C A A C C B B D A C C D D 86 B C C C A A C C A B B A C B C C 87 B C C C A A C C A C D B C B C C


(6)

88 C C C C A A C C A D C B C C C D 89 C C D C A A C C B C C A C B C D 90 C C C C A A C C B B C B C B D D 91 C B B C A A C C B B D B B B B C 92 B B C C A A C C A D C B B B C D 93 C C D C A A C C B D C C C C C D 94 A A D C A A C C A D C A C A B C 95 A A B C A B D C B B C A C B B B 96 A A B C A A C D C A C A B B B C 97 C C C C A A C C A D C C C C C D 98 B D C C A A C C B C C B B B C C 99 A A C C A A C C A A C A B B C C 100 B B D C A A C C B B C B C B C D 101 C C D C A A C C B C C B C C C D 102 C C C C A A C C D B B C B C C C 103 B B C C A A C C B C C B B B C C 104 B B C C A A C D B B C B C B C C 105 C C C C A A C C A A C A C C C C 106 C C C C A A C A A B C B C B C D 107 B B C C A A C C B B C A B B C C