Turbin Tingkat Pengaturan PERHITUNGAN KALOR TURBIN UAP

Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 Sehingga daya total yang dibangkitkan adalah 90512,9 kW atau 90,5129 MW. Dengan membandingkan hasil ini dengan daya yang akan disuplai turbin uap sebesar 90,703 MW maka didapat adanya persentasi kesalahan perhitungan sebesar 0,2 , dimana persentasi kesalahan ini sudah sangat kecil, sehingga laju aliran massa yang diperoleh tersebut sudah tepat.

BAB 4 PERHITUNGAN KALOR TURBIN UAP

4.1 Turbin Tingkat Pengaturan

Dalam perancangan ini, akan dibuat tingkat pengaturan impuls terdiri dari dua baris sudu dua tingkat kecepatan dimana pemakaian tingkat pengaturan ini akan Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 memungkinkan untuk memanfaatkan penurunan kalor yang besar pada nosel dan oleh sebab itu membantu dalam mendapatkan temperatur dan tekanan yang lebih rendah pada tingkat-tingkat reaksi. Untuk ini diambil penurunan kalor sebesar 55 kkalkg atau 230,274 kJkg [Menurut lit. 7, hal. 118], maka tekanan uap pada tingkat pengaturan ruang sorong uap menjadi sebesar 27 bar dan dengan mengambil nilai uc ad opt sebesar 0,236, sehingga kecepatan mutlak uap keluar nosel : c ad = 91,5 o h = 91,5 55 = 678,582 ms dan kecepatan keliling sudu : u = uc ad x c ad = 0,236 x 678,582 ms = 160,145 ms, diameter rata - rata sudu pada tingkat pertama menjadi : d 1 = n u 60 × π × = 3000 145 , 160 60 × × π = 1,01911 m = 1019,11 mm Tingkat tekanan ini dibuat dengan derajat reaksi, dimana derajat reaksi yang dimanfaatkan pada sudu-sudu gerak dan sudu pengarah [Menurut lit. 7, hal. 141] adalah : 1. untuk sudu gerak baris pertama = 4 2. untuk sudu pengarah = 5 3. untuk sudu gerak baris kedua = 4 Kecepatan mutlak uap keluar nosel menjadi : c 1 = ϕ × 5 , 91 1 1 h × − ρ Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 Dari gambar 2.4 untuk tinggi nosel 15 mm diperoleh 95 , = ϕ , maka : c 1 = 95 , 5 , 91 × 55 04 , 1 × − c 1 = 631,628 ms Kecepatan teoritis uap keluar nosel adalah : c 1t = 95 , 628 , 631 1 = ϕ c = 664,872 ms Dengan mengambil sudut masuk uap 1 sebesar 17 [Menurut lit. 7, hal. 81] diperoleh kecepatan pada pelek rim : c 1u = o c 17 cos 628 , 631 cos 1 1 × = × α = 604,007 ms dan kecepatan relatif uap terhadap sudu 1 : 1 = 1 1 2 2 1 cos 2 α ⋅ ⋅ ⋅ − + u c u c = 773 , 480 17 cos 145 , 160 628 , 631 2 145 , 160 628 , 631 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms, sudut kecepatan relatif menjadi : sin 1 = o c 17 sin 773 , 480 628 , 631 sin 1 1 1 = × α ω ; 1 = 22,589 Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.1 Variasi kecepatan uap pada tingkat pengaturan sudu gerak baris I Dengan menetapkan sudut relatif uap keluar 2 lebih kecil 3 dari sudut kecepatan relatif uap masuk β 1 , maka : 2 = 22,589 - 3 = 19,589 , sehingga dari gambar 2.5 diperoleh 86 , = ψ . Kecepatan relatif teoritis uap pada sisi keluar sudu gerak I : 2 t = 91,5 55 04 , 8378 773 , 480 5 , 91 8378 2 1 2 1 ⋅ + = ⋅ + h ρ ω = 499,403 ms Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak I dengan memperhitungkan kerugian : 2 = x 2 t =0,86 x 499,403 = 429,487 ms dari gambar 4.1 diperoleh kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak I : c 2 = 2 2 2 2 2 cos 2 β ω ω ⋅ ⋅ ⋅ − + u u Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 = 747 , 283 589 , 19 cos 145 , 160 487 , 429 2 145 , 160 487 , 429 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms, dengan sudut keluar : sin 2 = o c 589 , 19 sin 747 , 283 487 , 429 sin 2 2 2 = × β ω ; 2 = 30,496 maka kecepatan pada pelek rim adalah : c 2u = c 2 x cos 2 = 283,747 x cos 30,496 o = 244,464 ms Sehingga kerugian kalor pada nosel adalah : h n = 5389 , 21 2001 628 , 631 872 , 664 2001 2 2 2 1 2 1 = − = − c c t kJkg dan kerugian kalor pada sudu gerak I adalah : h b = 4553 , 32 2001 487 , 429 403 , 499 2001 2 2 2 2 2 2 = − = − ω ω t kJkg Kecepatan mutlak uap masuk sudu gerak II : c 1 = 91,5 gb 2 2 8378 h c gb ⋅ + ρ Dimana gb ψ diambil sebesar 0,95, maka : 1 c = 6 , 305 55 05 , 8378 747 , 283 95 , 5 , 91 2 = ⋅ + ⋅ ms Kecepatan teoritis uap pada sisi keluar dari sudu pengarah menjadi : 95 , 6 , 305 1 1 = = gb t c c ψ = 321,685 ms Dengan mengambil sudut mutlak uap masuk sudu gerak II 1 α sebesar 30 o diperoleh kecepatan pada pelek rim : Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 1u c = o c 30 cos 6 , 305 cos 1 1 × = × α = 264,626 ms dan kecepatan relatif uap pada sisi masuk sudu gerak II : 1 = 1 1 2 2 1 cos 2 α ⋅ ⋅ ⋅ − + u c u c = 151 , 185 30 cos 145 , 160 6 , 305 2 145 , 160 6 , 305 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms Sudut kecepatan relatif uap masuk ke sudu gerak II : sin 1 = o c 30 sin 151 , 185 6 , 305 sin 1 1 1 = × α ω ; 1 β = 55,624 Dengan mengambil sudut mutlak uap keluar sudu gerak II 2 β sebesar 35 o , maka dari gambar 2.5 diperoleh 9 , = ψ . Kecepatan relatif teoritis uap keluar sudu gerak II : 2 t = 91,5 088 , 185 55 04 , 8378 151 , 185 5 , 91 8378 2 2 2 1 = ⋅ + = ⋅ + h ρ ω ms Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak II dengan memperhitungkan kerugian : 579 , 166 088 , 185 9 , 2 2 = × = × = t ω ψ ω ms dan kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak II : c 2 = 2 2 2 2 2 cos 2 β ω ω ⋅ ⋅ ⋅ − + u u = 478 , 98 35 cos 145 , 160 579 , 166 2 145 , 160 579 , 166 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms Dengan nilai-nilai kecepatan dan besar sudut yang sudah diketahui, maka dapat digambarkan segitiga kecepatan untuk tingkat pengaturan ini, yaitu : Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 1 c 1 ω 1 c 1 ω 2 c 2 ω 2 c 2 ω u u u u 1 mm = 8 ms Gambar 4.2 Segitiga kecepatan tingkat pengaturan Dari gambar 4.2 diatas didapat sudut keluar uap sudu gerak II 2 α sebesar 104 o dan kecepatan pada pelek rim menjadi : c 2 ‘u = c 2 ‘ x cos 2 ‘ = 98,478 x cos 104 o = -23,691 ms Sehingga kerugian kalor pada sudu pengarah adalah : h gb = 0421 , 5 2001 6 , 305 685 , 321 2001 2 2 2 1 2 1 = − = − c c t kJkg dan kerugian kalor pada sudu gerak baris II adalah : h b ’’ = 2528 , 3 2001 579 , 166 088 , 185 2001 2 2 2 2 2 2 = − = − ω ω t kJkg serta kerugian akibat kecepatan keluar uap dari sudu gerak baris II : h e = 8464 , 4 2001 478 , 98 2001 2 2 2 = = c kJkg Efisiensi pada keliling cakram dihitung adalah : Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 2 2 1 2 ad u u u c c c u − Σ ⋅ ⋅ = η = 2 582 , 678 691 , 23 464 , 244 626 , 264 007 , 604 145 , 160 2 − + + × × = 0,70886 Untuk memeriksa ketepatan perhitungan kerugian kerugian kalor yang diperoleh diatas hasilnya dibandingkan dengan hasil hasil yang diperoleh untuk nilai uc 1 yang optimum : e b gb b n u h h h h h h h + + + + − = η 7085 , 274 , 230 8464 , 4 2528 , 3 0421 , 5 4553 , 32 5389 , 21 274 , 230 = + + + + − = , kesalahan perhitungan 05079 , 100 70886 , 7085 , 70886 , = × − , karena masih dibawah 2, maka perhitungan diatas sudah tepat. Gambar 4.3 Diagram i-s untuk tingkat pengaturan Lit. 7 hal. 82 Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 Dari perhitungan sebelumnya untuk tinggi nosel 15 mm, akan dapat ditentukan derajat pemasukan parsial sebagai berikut : 7778 , 17 sin 628 , 631 015 , 02003 , 1 0747 , 456 , 92 sin 1 1 1 1 = ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ = = o dlc v G π α π ε sehingga dari persamaan 2-6 dapat ditentukan kerugian daya akibat gesekan cakram dan pengadukan, yaitu : u a ge u d N ρ λ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ = 6 3 2 , 10 07 , 1       × × ⋅ = 0747 , 1 10 145 , 160 01911 , 1 07 , 1 1 6 3 2 = 61,1277 kW dan kerugian kalor yang terjadi dari persamaan 2-8 adalah : 6612 , 456 , 92 427 1868 , 4 1277 , 61 102 427 102 , , = ⋅ ⋅ ⋅ = ⋅ ⋅ = G N h a ge a ge kJkg Uap dari perapat labirin ujung depan dibuang ke ruang sorong uap ekstraksi yang kedua dengan tekanan II eks p = 5,431 bar, sedangkan tekanan sesudah nosel tingkat pengaturan sebesar 1 p = 27,5 bar. Tekanan kritis pada perapat-perapat labirin persis sebelum ruangan dari mana uap dibuang adalah : p kr = 5279 , 2 5 , 1 84 5 , 27 85 , 5 , 1 85 , 1 = + × = + × z p bar Dimana z adalah jumlah ruang perapat labirin yang diambil sebanyak 84 buah. Sehingga besarnya kebocoran uap melalui perapat-perapat labirin dihitung dari persamaan 2-11, yaitu : Tumpal Batara Nababan : Perancangan Turbin Uap Penggerak Generator Listrik Dengan Daya 80 Mw Pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, 2009. USU Repository © 2009 1 1 2 2 1 100 v p z p p g f G II eks s kebocoran ⋅ ⋅ − ⋅ × × = 7131 , 081556 , 5 , 27 84 431 , 5 5 , 27 81 , 9 10 94286 , 100 2 2 3 = ⋅ ⋅ − ⋅ × ⋅ × = − kgs Dimana dalam hal ini diambil diameter poros d sebesar 500 mm, lebar celah antara poros dengan paking labirin s sebesar 0,6 mm, sehingga luas melingkar untuk aliran uap f s adalah : f s = x d x s = x 0,5 x 0,6 x 10 -3 = 0,94286 x 10 -3 m 2 Kalor total uap sebelum nosel tingkat kedua adalah : i ’ = i – h - ∑h kerugian = 3399,7 – 230,274 – 67,7965 = 3237,2225 kJkg Dimana : ∑h kerugian = a ge e b gb b n h h h h h h , + + + + + = 21,5389 + 32,4553 + 5,0421 + 3,2528 + 4,8464 + 0,6612 = 67,7965 kJkg Sehingga kondisi uap sebelum nosel tingkat kedua ditentukan oleh tekanan 27 bar dan ฀elative฀re 370 C.

4.2 Perhitungan Kalor dari Tingkat Pengaturan sampai Ekstraksi I