Emelda Sihotang : Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Pada Pembuatan Mortar, 2010.
3.4. PROSEDUR PENGUJIAN
3.4.1. Prosedur Pengujian Kekuatan Tekan Mortar
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari benda uji tersebut. Benda uji yang dipakai adalah kubus dengan ukuran sisinya 5 x 5 x 5
cm
3
. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan saat mortar berumur 28 hari. Jumlah mortar yang di uji pada umur 28 hari yaitu terdiri dari 3 buah sampel untuk masing-masing
campuran.
Prosedur kerja untuk pengujian kuat tekan pada benda uji mortar, antara lain : 1. Dikeluarkan benda uji setelah berumur 27 hari dari bak perendaman lalu dikeringkan
dengan lap dan dibiarkan selama 24 jam. 2. Benda uji diletakkan pada mesin penekan.
3. Diberikan beban tekan secara perlahan-lahan pada benda uji dengan cara mengoperasikan tuas pompa sehingga benda uji runtuh dan hancur.
4. Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak lagi bergerak atau bertambah maka skala yang ditunjuk oleh jarum tersebut dicatat sebagai beban maksimum yang dapat
dipikul oleh benda uji tersebut. 5. Prosedur ini diulangi untuk sampel benda uji kuat tekan yang lain.
Kuat tekan mortar dapat diperoleh dengan rumus, sebagai berikut :
Emelda Sihotang : Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Pada Pembuatan Mortar, 2010.
A F
f
c
=
3.1
Dengan :
c
f = Kuat tekan MPa
F = Gaya beban maksimum N A = Luas bidang permukaan m
2
3.4.2. Prosedur Pengujian Kuat Tarik Mortar
Pengujian kuat tarik mortar dilakukan untuk mengetahui batas kuat tarik dari benda uji tersebut. Benda uji yang dipakai adalah brequitte dengan ukuran 7,5 x 4,15 x
2,5 cm
3
. Pengujian kuat tarik mortar dilakukan saat mortar berumur 28 hari. Jumlah mortar yang di uji pada umur 28 hari yaitu terdiri dari 3 buah sampel untuk masing-
masing campuran.
Prosedur kerja untuk pengujian kuat tarik pada benda uji mortar, antara lain : 1.
Benda uji dikeluarkan setelah berumur 27 hari dari bak perendaman lalu dikeringkan dengan lap dan dibiarkan selama 24 jam.
2. Benda uji dimasukkan ke dalam penjepit yang ada pada alat tensile test, kemudian
penjepit dikencangkan dengan memutar alat pengunci. 3.
Dinyalakan alat uji tarik agar mortar mendapat tarikan dan skala penunjuk dapat bergerak dengan sendirinya sampai benda uji patah atau sampai pada batas tarik
maksimum. 4.
Dimatikan alat uji tarik setelah benda uji patah. 5.
Dicatat nilai pada skala penunjuk dimana besar gaya tarik adalah hasil pembacaan dikalikan scale reading.
6. Diukur luas patahan dengan menggunakan jangka sorong.
7. Prosedur ini dilakukan kembali untuk sampel benda uji kuat tarik yang lain.
Emelda Sihotang : Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Pada Pembuatan Mortar, 2010.
Kuat tarik mortar dapat diperoleh dengan rumus, sebagai berikut :
A F
= σ
3.2
Dengan : σ = Kuat tarik MPa
F = Gaya beban maksimum N A = Luas bidang tarik m
2
3.4.3. Prosedur Pengujian Penyerapan Air