Rancangan Penelitian Bahan Penelitian Instrumen Pelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Kerangka Kerja Cara Analisis Data

Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam hal ini berdasarkan tujuan penelitian. 4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel 4.2.1 Populasi Populasi penelitian adalah seluruh pengunjung poli THT-KL yang berobat ke lokasi penelitian.

4.2.2 Sampel

Kelompok sampel penelitian adalah penderita yang berobat ke poli THT- KL dimulai dari bulan Juli 2007 yang secara klinis didiagnosis rinosinusitis maksila kronis yang memenuhi kriteria inklusi dan kavum nasi normal.

4.2.3 Besar Sampel

Besar sampel berdasarkan rumus n 1 = n 2 = 2 { z α + z β j } 2 µ 1 - µ 2 z α = tingkat kepercayaan 95 = 1.96 Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008 z β = kekuatan uji 90 = 1.28 j = Standar deviasi waktu transportasi mukosiliar penderita rinosinositis maksila kronis dengan kavum nasi normal = 6 menit Irawan, 2004 µ 1 - µ 2 =Perbedaan waktu transportasi mukosiliar penderita rinosinositis maksila kronis dengan kavum nasi normal = 14 menit Irawan, 2004 Besar masing-masing sampel = 24 orang 4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Penelitian Kasus baru atau lama yang datang ke Poliklinik THT-KL yang secara klinis didiagnosis sebagai rinosinusitis maksila kronis dan kelompok orang dengan kavum nasi normal.

4.3.2 Definisi Operasional A. Rinosinusitis maksila kronis RSK

Adalah peradangan mukosa hidung dan sinus maksila yang menetap selama 8 minggu atau 4 kali serangan akut berulang pertahun yang masing-masing lebih dari 10 hari. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 2 atau lebih gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor, pemeriksaan fisik THT dengan nasoendoskopi dan foto polos hidung dan sinus paranasal atau SPN. Gejala mayor : a. Obstruksi hidung b. Sekret belakang hidung post nasal drip PND Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008 c. Sakit kepala d. Nyeri rasa tekan pada wajah e. Gangguan penciuman hiposmiaanosmia Gejala minor : a. Demam, halitosis b. Pada anak : batuk, iritabilitas

B. Transportasi mukosiliar TMS

Transportasi mukosiliar adalah aliran palut lendir akibat gerakan silia mukosa hidung ke arah nasofaring yang dapat diukur dengan meletakkan partikel sakarin diatas mukosa.

C. Waktu transportasi mukosiliar

Waktu transportasi mukosiliar adalah waktu yang dibutuhkan oleh partikel sakarin dari saat diletakkan pada ujung depan konka inferior kira-kira 1 cm ke arah posterior dari batas anterior konka inferior sampai di nasofaring yang ditandai sensasi rasa manis.

D. Uji sakarin :

Pemeriksaan waktu transportasi mukosiliar dengan menggunakan partikel sakarin. Cara pemeriksaan : Uji sakarin dilakukan dengan memposisikan subjek dalam keadaan duduk. Sebelum pemeriksaan subjek diminta untuk kumur-kumur Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008 dengan air putih dan istirahat dalam ruangan pemeriksaan kira-kira 15 menit. Dibuat partikel sakarin dengan ukuran kira-kira setengah mm. Spekulum hidung dipasang pada salah satu rongga hidung, kemudian bubuk sakarin diambil dengan pinset bayonet dan diletakkan pada ujung depan konka inferior kira-kira 1 cm ke arah posterior dari batas anterior konka inferior. Posisi kepala difleksikan sekitar 10 , lalu subjek diminta bernafas melalui hidung dengan mulut tertutup. Dengan menggunakan stopwatch ditentukan lamanya waktu antara saat sakarin diletakkan sampai merasakan sensasi manis pertama kali. Bila dalam 60 menit subjek tidak merasakan sensasi manis maka pengujian dihentikan kemudian sakarin diletakkan pada lidah subjek untuk menyingkirkan gangguan pengecapan.

E. Rinitis alergi

Reaksi hipersensitivitas dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama, ditandai dengan trias gejala hidung beringus, bersin-bersin dan hidung buntu. Bisa disertai dengan rasa gatal atau rasa nyeri pada hidung.

F. Deviasi Septum

Deviasi septum adalah septum yang terlihat bengkok seperti C atau S, atau kelainan berupa spina dan krista. Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008

G. Variasi anatomi

Beberapa keadaan anatomi di daerah KOM yang dapat dilihat secara langsung dengan nasoendoskopi seperti pembesaran bula etmoid, prosesus unsinatus yang menonjol serta konka media yang edema. Pembesaran bula etmoid adalah bula etmoid yang mengalami pneumatisasi, sehingga ukurannya menjadi lebih besar, sehingga mengisi hampir seluruh bagian meatus media.

H. Umur

Dihitung dalam tahun dan menurut ulang tahun terakhir. Perhitungannya berdasarkan kalender Masehi.

I. Jenis

kelamin yaitu laki-laki atau perempuan.

4.4 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan bubuk sakarin laktis

4.5 Instrumen Pelitian

a. Catatan medik penderita dan status penelitian b. Formulir persetujuan ikut penelitian c. Alat-alat pemeriksaan THT rutin d. Nasoendoskopi e. Rontgen foto SPN f. Stopwatch dan pinset bayonet

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Departemen THT-KL FK-USU RSUP H. Adam Malik Medan dengan waktu penelitian dimulai dari bulan Juli 2007

4.7 Kerangka Kerja

Kasus Baru Lama Anamnesis Pemeriksaan Fisik dan THT Nasoendoskopi Foto Polos SPN Rinosinusitis Maksila Kronis Normal Uji sakarin Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008 Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008

4.8 Cara Analisis Data

Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan bantuan program window SPSS Statistical Program for Social Science versi 15. Uji statistik dengan menggunakan t-independent.

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN

Sejak penelitian dilakukan dari bulan Juli 2007 telah didapatkan 24 penderita rinosinusitis maksila kronis dan 24 orang kontrol yang tidak menderita rinosinusitis maksila kronis dengan kavum nasi normal. Gambar 2.6 Distribusi kelompok penderita rinosinusitis maksila kronis RSK dan kelompok kontrol berdasarkan jenis kelamin. 37.5 62.5 14 58.3 10 20 30 40 50 60 70 RSK Kontrol Laki-laki Perempuan Gambar. 2.6. Distribusi berdasarkan jenis kelamin Dari gambar 2.6, didapat persentase tertinggi penderita rinosinusitis maksila kronis pada wanita sebanyak 15 penderita 62,5, sedangkan laki-laki sebanyak 9 orang 37,5 dengan perbandingan 5 : 3. Dan pada kelompok kontrol, diperoleh perempuan sebanyak 58,3 dan laki-laki 14. Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008