Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008
seromukosa di lapisan tunika propria memproduksi palut lendir yang menyelimuti seluruh mukosa. Sinus maksila normal akan memperbaharui palut lendir setiap 20-
30 menit. Palut lendir ini akan didorong oleh silia yang mempunyai gerakan teratur menuju ostium alami. Jalannnya mengikuti jalur tertentu yang ditentukan secara
genetik. Transportasi mukosiliar di sinus maksila berawal dari dasar, aliran berbentuk bintang menuju ke semua arah di dinding sinus untuk berakhir di ostium
alami di bagian posterosuperior.
2.3. Rinosinusitis 2.3.1. Definisi
Sinusitis merupakan suatu keadaan inflamasi pada sinus paranasal. Sebagian besar kasus inflamasi sinus berasal dari hidung dan meluas ke rongga
sinus, ataupun dapat terjadi sebaliknya, inflamasi tersebut didahului di daerah sinus kemudian meluar ke rongga hidung. Beberapa ahli mengadopsi terminologi
rinosinusitis adalah menggambarkan kondisi patologis pada hidung dan sinus karena sangat dekat kaitannya Marks, 2000.
Berdasarkan waktu, respons terapi dan banyaknya serangan dalam satu tahun, maka dikatakan rinosinusitis kronik apabila terjadi inflamasi sinus yang
menetap lebih dari 8 minggu yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi, 4 minggu setelah pengobatan dan tidak disertai dengan serangan akut Draf, 1995.
2.3.2. Kekerapan
Di Eropa, kekerapan rinosinusitis diperkirakan mengenai 10-30 populasi. Insiden di Amerika dilaporkan sebesar 135 per 1000 populasi pertahun dengan 12
Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008
juta kunjungan ke dokter selama tahun 1995. Diperkirakan 31-35 juta penduduk menderita rinosinusitis setiap tahunnya. Sekitar 15 penduduk Amerika
diperkirakan menderita rinosinusitis kronik. Pada subbagian rinologi THT FKUI RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo menunjukkan angka kejadian sinusitis yang tinggi
yaitu sebanyak 248 pasien 50 dari 496 pasien rawat jalan yang datang pada tahun 1996 Mangunkusumo,2001.
Di RSUP H.Adam Malik Medan jumlah penderita rinosinusitis dari Januari 2006 – Maret 2008 adalah 1917 orang.
2.3.3. Patofisiologi
Fungsi ventilasi dan drainase sangat penting untuk menjaga kondisi sinus tetap normal. Hal ini sangat ditentukan oleh keadaan kompleks osteomeatal. Ostium
harus terbuka, silia harus berfungsi secara efektif, dan pengeluaran sekret harus normal. Obstruksi ostium sinus menyebabkan retensi lendir dan menurunkan
kandungan oksigen, peningkatan pCO
2
, menurunkan pH, mengurangi aliran darah mukosa. Pembengkakan membran mukosa juga akan menyempitkan ostium dan
menurunkan fungsi pembersihan mukosiliar. Menurut fisiologisnya, kelainan sinus yang utama yang mengakibatkan rinosinusitis adalah karena terjadinya edema
mukosa atau penghalang mekanis yang mengakibatkan tertutupnya kompleks osteomeatal Clerico, 2001; Branovan, 2004.
Variasi faktor lokal, regional atau sistemik bisa menimbulkan obstruksi kompleks osteomeatal. Faktor regional dan lokal meliputi deviasi septum, nasal
polip, variasi anatomis seperti konka bullosa, benda asing, edema yang berhubungan dengan infeksi peradangan karena virus, alergi dan radang selaput
lendir hidung non alergi. Faktor sistemik meliputi ciliary dyskinesia syndrome, cystic
fibrosis , dan defisiensi imunologis. Pada keadaan infeksi dan inflamasi dilepaskan
berbagai mediator vasoaktive amin
, protease, metabolik asam arakidonat, kompleks imun, lipopolisakarida yang menyebabkan kerusakan mukosa dan
hipersekresi. Ostium sinus mengalami obstruksi, pertukaran gas menjadi terganggu ke dalam sinus normal, sehingga memicu tumbuhnya bakteri, akibatnya timbul
infeksi. Gerakan silia pada mukosa sinus menjadi sangat terganggu, sehingga menimbulkan penumpukan sekret dan penebalan mukosa sinus Jhosephon,1999;
Clerico, 2001; Branovan, 2004.
Ostium Ostium tertutup
Yanti Fitri Yasa : Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gangguan ventilasi dan drainase Stagnasi Sekret
Perubahan Komposisi Sekret dan pH Pertukaran metabolisme Gas dari mukosa
Kerusakan silia dan epithelium Perubahan dari bakteri saprofit menjadi pathogen
Peningkatan ketebalan dari mukosa eksudatif produktif
Gambar 2.5. Skema siklus Perkembangan Sinusitis Kronis
Jhosephon,1999
2.3.4. Gejala klinis dan diagnosis