Jenis tindak pidana hak cipta atas praktik pembajakn lagu dan musik dengan format MP3

liv tanggal 26 Januari 1995, Fraunhofer mendaftarkan paten tekhnologi MP3 Motion Picture Experts layer III di Negara Amerika Serikat dan dikabulkan pada 26 November 1996. Pada bulan September 1998, Fraunhofer menghubungi pengembang software independen dari MP3 Motion Picture Experts layer III encoder ripeer dan decoder player yang menggunakan dasar ISO sebagai source code. Fraunhofer memberitahukan bahwa ia memiliki hak paten atas algoritma yang mereka gunakan dan kepada para pengembang software yang tertarik mengembangkan software mereka diharuskan untuk mengirimkan pengajuan lisensi kepada Fraunhofer. 40 Sudah bukan rahasia umum di sejumlah perguruan tinggi maupun perkantoran ataupun universitas terkemuka yang memiliki jaringan komputer cukup maju, fiber optic misalnya serta terhubung ke internet, para mahasiswanya banyak mendownload lagu-lagu MP3 Motion Picture Experts layer III yang tidak jelas status hukumnya. Toh kalau ada yang ingin membuat koleksi pribadi, mahasiswa atau pekerja kantoran dengan mudah dapat membakar lagu-lagu ini kedalam CD Compact Disc, tentunya menggunakan CD Writer yang harganya relatif terjangkau saat ini. Apalagi saat ini banyak program Encoder MP3 Motion Picture Experts layer III yang dapat dengan mudah di download melalui internet, misalnya saja Xing MP3 Motion Picture Experts layer III Encoder ataupun Catwalk MP3 Motion Picture Experts layer III Encoder. Bahkan dengan

B. Jenis tindak pidana hak cipta atas praktik pembajakn lagu dan musik dengan format MP3

Motion Picture Experts Group-1 layer III 40 Ibid Universitas Sumatera Utara lv perangkat lunak seperti Jet-Audio yang terinstall di komputer Pentium III 667 lengkap dengan multimedianya, dapat mengkonversi CD Compact Disc audio berisi sepuluh lagu menjadi file MP3 Motion Picture Experts Group-1 layer III dalam waktu kurang dari enam menit. Jika dibandingkan dengan VCD Video Compact Disc, CD Compact Disc audio bajakan, ataupun kaset bajakan, file lagu MP3 Motion Picture Experts layer III bajakan berpotensi mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Pasalnya CD MP3 bajakan telah diproduksi secara massal. Dalam satu keping CD Compact Disc saja, bisa memuat sekitar 120 lagu. Bandingkan dengan satu kaset ataupun satu CD Compact Disc audio biasa yang biasanya cuma memuat sekitar sepuluh lagu. Dengan demikian satu CD MP3 bajakan menimbulkan kerugian setara dengan 12 keping kaset bajakan. Hal ini semakin diperparah karena adanya indikasi masuknya MP3 Motion Picture Experts layer III Player yang mulai membanjiri pasaran. Belum lagi terhitung banyaknya PC Personal Computer yang ada di Indonesia. Pengguna PC Personal Computer biasanya banyak mengoleksi CD MP3 bajakan. Hal ini semakin diperparah jika kalangan pengganda VCD Video Compact Disc bajakan dan software bajakan turun kebisnis keping CD MP3 bajakan ini. Pasalnya, berdasarkan catatan hukum online, saat ini saja di Indonesia terdapat 250 mesin pengganda CD Compact Disc dengan kapasitas produksi 200 ribu keping per harinya. Jika saja Cuma 10 dari mesin pengganda ini diggunakan untuk menggandakan CD MP3 bajakan, setiap harinya diproduksi dua juta keping CD MP3 bajakan ini berarti ada sekitar 240 juta lagu yang dibajak. Tentu saja pasaran sebesar ini masih dalam perkiraan. Universitas Sumatera Utara lvi Namun jika menilik peredaraan VCD Video Campact Disc bajakan di wilayah Glodok, Jakarta pusat saja yang tahun kemarin saja telah mencapai satu juta keping per harinya 41 1. Web, file transfer protocol ftp and link sites , tidak mustahil angka perkiraan CD MP3 bajakan diatas tercapai. Dan hitung saja kerugian pemilik hak cipta dan kalangan bisnis yang berhubungan dengan industri musik serta rekaman. Bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta yang terkait dengan MP3 Motion Picture Experts layer III antara lain : Ini merupakan bentuk tradisional dari pembanyakan secara online yang popular dibanyak Negara. Secara khas pelaku meletakkan musik digital yang illegal pada web,ftp atau link sebuah situs. Jasa ini tidak mencoba untuk memperoleh lisensi untuk penggunaan dari musik yang direproduksinya. Walaupun mereka tidak memperoleh pendapatan secara langsung dari distribusi konten, akan tetapi mereka sering menghasilkan uang dari pendapatan iklan dan lalu lintas pemakai. 2. Unathorized Services Mereka hanya memanfaatkan secara tidak langsung dari musik atau karya-karya cipta lain yang dilindungi. Misalnya dengan menciptakan sebuah layanan yang dapat mempertukarkan musik-musik MP3 41 www. © 2007 Hak Cipta oleh Republika Online.com Universitas Sumatera Utara lvii Motion Picture Experts layer III dengan iklan, bisa jadi didalam layanan tersebut diinstrusikan spyware. Dalam banyak kasus biasanya operator layanan dilengkapi dengan pangkalan data musik yang besar, namun konten tersebut tidak disertai izin dari pemegang hak ciptanya. Hal ini sering terjadi pada sistem P2P peer to peer, dimana pencipta dan orang yang telah melakukan investasi atas konten tersebut tidak dapat menikmati keuntungan dari pertukaran file-file tersebut. 3. Illegal Uploaders Sebagian besar dari pelaku peng-upload-an file-file musik di internet khususnya dengan menggunakan tekhnologi P2P peer to peer atau file sharing umumnya meng-upload file-file yang illegal. Selain itu juga Permasalahan hukum terkait hak cipta dalam MP3 telah mencuat seiring banyaknya keluhan dari Asosiasi Industri Rekaman Amerika RIAA. RIAA mengeluhkan banyak beredar MP3 yang telah melanggar hak cipta. 42 Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu RIAA tengah menghadapi permasalahan dengan sebuah mesin pencari search engine di Internet. Pada Maret 1998, Federasi Internasional Industri Phonograph the International Federation of the Phonograph IndustryIFPI, sebuah asosiasi rekaman lainnya, mengajukan gugatan terkait dengan perkara kriminal terhadap FAST Search and Transfer ASA, sebuah search engine untuk pencarian MP3 yang berlokasi di 42 John Borland, “MP3.com bows to record industry pressure”, http:news.com.comMP3.com+bows+to+record+industry+pressure2100-1023_3-240395.html Universitas Sumatera Utara lviii Oslo. 43 43 Eric Berger, Opcit, hal 2. Search engine ini memberikan sebuah links langsung ke file MP3 untuk dapat diunduh secara langsung. FAST memberikan lisensi search engine tersebut kepada Lycos, salah satu search engine terbesar yang berlokasi di Amerika Serikat. Dilain kesempatan RIAA juga telah mengajukan gugatan terhadap Lycos di Amerika Serikat. Laporan yang telah diajukan IFPI hanya menyangkut tuduhan-tuduhan terhadap FAST yang merupakan masalah pelanggaran hak cipta. Dari uraian tersebut timbul permasalahan hukum, apakah benar MP3 sudah pasti merupakan data yang illegal? Jawabannya akan ditemukan dalam contoh berikut. Seseorang men-download sebuah data MP3 di Internet melalui search engine tersebut. Dalam kasus ini dapat dijumpai beberapa kemungkinan permasalahan hukum. Secara substantif perlu dilihat apakah data MP3 tersebut merupakan data yang isinya merupakan objek perlindungan hukum hak cipta atau tidak. Apabila ternyata isinya bukan merupakan objek perlindungan hukum, maka secara substantif ia tidak melanggar hukum, sedangkan apabila ternyata MP3 tersebut isinya merupakan objek perlindungan hukum, juga tidak serta merta MP3 tersebut menajadi MP3 illegal, perlu dilihat secara formalitas mendownloadnya, apakah melalui mekanisme yang benar sesuai hukum atau tidak. Universitas Sumatera Utara lix Sehingga timbul kondisi apabila orang tersebut mencari MP3 menggunakan search engine tersebut lalu mendownload sebuah MP3 yang memang kontennya tidak dilindungi hak cipta maka tidak terjadi suatu permasalahan, permasalahnya baru muncul ketika MP3 yang didownload merupakan objek hak cipta. Kondisi lainnya, apabila MP3 yang didownload tersebut merupakan objek hak cipta, namun telah melalui prosedur yang sesuai dengan hukum, misalnya dengan cara membeli lagu tersebut maka MP3 yang didownload tersebut bukan lah MP3 yang illegal. 44 44 Mekanisme pembelian MP3 seperti ini dapat ditemukan dalam website All Of MP3 di alamat Dapat disimpulkan, untuk mengatakan apakah suatu MP3 merupakan data yang legal atau illegal, perlu terlebih dahulu dilihat formailtas dan substansi dari MP3 tersebut. Dengan demikian suatu MP3 dapat dikatakan illegal apabila diperoleh melalui cara yang bertentangan dengan hukum, misalnya melalui cracking dan atau isinya merupakan objek hak cipta sehingga tidak boleh didistribusikan secara bebas. Sehingga dalam kasus IRAA, seandainya search engine tersebut telah menyiapkan mekanisme legal seperti pembelian MP3 atau menjelaskan secara detail MP3 mana yang merupakan hak cipta dan MP3 mana yang bukan hak cipta, maka permasalahan antara IRAA v. Search Engine dapat terselesaikan. http:www.alloffmp3.com. Pencarian MP3 di dalam website tersebut memanfaatkan search engine. Universitas Sumatera Utara lx C. Sanksi pidana terhadap tindak pidana hak cipta atas praktik pembajakan lagu dan musik dengan format MP3 Motion Picture Experts layer III Secara materil, perbanyakan atau penggandaan CD Compact Disc audio menjadi file format MP3 Motion Picture Experts Group-1 layer III merupakan suatu bentuk pembajakan. Karena bagaimanapun juga, pengalihan dari CD Compact Disc audio keformat MP3 Motion Picture Experts layer III merupakan suatu bentuk perbanyakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 6 Undang-undang No. 19 tahun 2002. Melihat rumusan pasal tersebut, perbanyakan adalah menambah jumlah sesuatu ciptaan dengan pembuatan yang sama, hampir sama atau menyerupai yang sama maupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan sesuatu ciptaan. Namun dalam Pasal 15 huruf g ditegaskan: sepanjang yang bersangkutan tidak memperdagangkan dan menggunakan benda- benda tersebut untuk keperluan sendiri, bukan merupakan suatu pelanggaran. Pelanggaran hak cipta yang terjadi terkait dengan penggunaan MP3 Motion Picture Experts layer III, dapat dilihat dari 2 perspektif, yaitu: 45 1. Terkait dengan bentuknya Terkait dengan bentuknya, pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran hak cipta atas program komputer menurut HKI Indonesia atau paten Software Amerika Serikat misalkan. 45 Scot W Pink, The Internet E-Commerce Legal Handbook,. Prime Venture, California,2001, hal 153 Universitas Sumatera Utara lxi 2. Terkait dengan substansinya konten MP3 Motion Picture Experts layer III Adalah ciptaan yang berjenis audio atau rekaman suara. Jenis-jenis ciptaan ini dapat meliputi musik, lagu, pidato, ceramah, deklamasi, puisi dan sebagainya. Pelanggaran HKI yang terjadi terhadap substansi MP3 Motion Picture Experts layer III adalah pelanggaran hak cipta terhadap ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Apabila terjadi pelanggaran hak cipta seperti memperbanyak software MP3 Motion Picture Experts Group-1 layer III atau mendistribusikan software tersebut tanpa izin pencipta atau pemegang lisensi MP3 Motion Picture Experts layer III tersebut dan untuk tujuan komersial dapat terkena sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat 3 Undang-undang hak cipta No. 19 tahun 2002 yaitu : “ Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana dengan penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah”. 46 Tidak hanya itu, pelanggaran terhadap sarana kontrol tekhnologi yang ada pada optical disc juga dikenai sanksi, sebagaimana tertera pada Pasal 72 ayat 8 dan 9, yaitu : 47 46 Undang-undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 pasal 72 ayat 3 47 Ibid.,pasal 72 ayat 8 dan 9 “8 Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun danatau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 seratus lima puluh juta rupiah” “9 Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 satu miliar lima ratus juta rupiah” Universitas Sumatera Utara lxii Akan tetapi, apabila perbanyakan software MP3 tersebut untuk tujuan membuat salinan cadangan program MP3 Motion Picture Experts layer III tersebut dan semata-mata untuk tujuan pribadi, maka perbuatan demikian bukanlah perbuatan yang melanggar hak cipta, hal ini berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 15 huruf g Undang-undang hak cipta No. 19 Tahun 2002. Universitas Sumatera Utara lxiii BAB III FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK DARI TINDAK PIDANA HAK CIPTA ATAS PRAKTIK PEMBAJAKAN LAGU DAN MUSIK DENGAN FORMAT MP3 MOTION PICTURE EXPERTS LAYER III

A. Faktor penyebab tindak pidana atas praktik pembajakan lagu dan musik dengan Format MP3