Pengujian Penyerapa Air Pengujian Porositas

4.1.2 Pengujian Penyerapa Air

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya air yang diserap oleh beton setelah direndam pada periode tertentu. Dalam pengujian ini beton yang sudah mengalami pengeringan berumur 28 hari kemudian direndam selama 24 jam. Adapun rumus penyerapan air adalah sebagai berikut: Penyerapan air = 100 x M M M k k b − Dengan; b M = massa basah gram k M = massa kering gram Data hasil pengujian penyerapan air pada beton yang dicampur dengan limbah serbuk pembakaran kayu sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, tertera pada tabel 4.2 berikut ini. 33 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Data hasil pengujian penyerapan air No Type Berat kering gr Berat basah gr Penyerapan air Penyerapan air rata-rata 1. Beton normal 2344 2343 2342 2424 2422 2425 3,41 3,37 3,54 3,41 Campuran 5 2292 2288 2290 2376 2376 2370 3,66 3,84 3,49 3,66 Campuran 10 2334 2337 2332 2416 2418 2422 3,51 3,46 3,85 3,61 Campuran 15 2348 2350 2354 2442 2440 2448 4,00 3,82 3,99 3,94 Berdasarkan data 4.2, dapat dilihat persentase penyerapan air untuk beton yang dicampur dengan limbah serbuk pembakaran kayu sebesar 0 beton normal, 5, 10 dan 15 berturut-turut adalah 3,44; 3,66; 3,61; dan 3,94. Penggunaan abu pembakaran limbah serbuk kayu sebesar 5, 10, dan 15 menyebabkan kenaikan persentase penyerapan air berturut-turut sebesar 6,39; 4,94; dan 14,53. Hal ini juga dapat dilihat pada grafik 4.2. Beton normal memiliki persentase penyerapan air rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan beton campuran abu pembakaran limbah serbuk pembakaran kayu yang optimal kedalam campuran beton akan lebih banyak menyerap air dibandingkan beton normal tanpa penambahan abu pembakaran serbuk kayu. 35 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Pe nye rapan Air te rhadap Pe nambahan Abu Pe mbakaran Se rbuk Kayu 5 10 15 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 Be ton Sampe l P en y era p a n A ir 3,44 3,66 3,61 3,94

4.1.3 Pengujian Porositas

Pengujian porositas dilakukan setelah beton mengalami masa pengeringan selama 28 hari kemudian direndam selama 24 jam. Rumus untuk menentukan porositas adalah sebagai berikut; Porositas = 100 1 x x V M M air b k b ρ − Dengan; M b = Berat benda uji dalam keadaan basah gr M k = Berat benda uji dalam keadaan kering gr V b = Volume benda uji cm 3 air ρ = Massa jenis air 1 grcm 3 Data hasil pengujian porositas beton yang dicampur dengan abu pembakaran limbah serbuk kayu sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, tertera pada data 4.3 berikut ini; Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Data Pengujian Porositas No Type Berat kering gr Berat basah gr Porositas air Porositas rata- rata 1. Beton normal 2344 2343 2342 2424 2422 2425 9,05 8,94 9,39 9,13 Campuran 5 2292 2288 2290 2376 2376 2370 9,51 9,96 9,05 9,51 Campuran 10 2334 2337 2332 2416 2418 2422 9,28 9,17 10,19 9,55 Campuran 15 2348 2350 2354 2442 2440 2448 10,64 10,19 10,64 10,49 Berdasarkan data 4.3, dapat dilihat persentase penyerapan air untuk beton yang dicampur dengan limbah serbuk pembakaran kayu sebesar 0 beton normal, 5, 10 dan 15 berturut-turut adalah 9,13; 9,51; 9,55; dan 10,49. Penggunaan abu pembakaran limbah serbuk kayu sebesar 5, 10, dan 15 menyebabkan kenaikan persentase penyerapan air berturut-turut sebesar 4,16; 4,60; dan 14,89. Hal ini juga dapat dilihat pada grafik 4.2. Beton normal memiliki persentase penyerapan air rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan beton campuran abu pembakaran limbah serbuk pembakaran kayu yang optimal kedalam campuran beton akan lebih banyak menyerap air dibandingkan beton normal tanpa penambahan abu pembakaran serbuk kayu. Semakin sedikit jumlah air di dalam beton maka jumlah penyerapan air akan semakin kecil maka dengan sendirinya porositas juga akan semakin kecil pula. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Porositas Te rhadap Pe nambahan Abu Pe mbakaran Se rbuk Kayu 15 10 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Be ton Sampe l P en y era p a n A ir 8,06 8,40 8,43 9,27 Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan