tekan dilakukan saat beton berumur 28 hari. Jumlah beton yang diuji pada umur 28 hari, yaitu terdiri dari 3 buah sampel untuk masing-masing campuran
Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Mengeluarkan benda uji setelah berumur 27 hari dari bak perendaman dan diletakkan pada ruangan sampai sampel kering dan hal ini dilakukan selama 24
jam tepatnya benda uji mencapai umur 28 hari.
2. Sebelum benda uji diberi pembebanan, diukur kembali masing-masing sisi.
3. Beban tekan diberikan secara perlahan-lahan pada benda uji dengan cara mengoperasikan tuas pompa sehingga benda uji runtuh.
4. Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi atau bertambah, maka skala yang ditunjukkan oleh jarum tersebut dicatat sebagai beban maksimum
yang dapat dipikul oleh benda uji tersebut.
5. Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji kuat tekan yang lain.
3.2.3 Prosedur Pengujian Penyerapan Air
3.2.3.1 Prosedur Pembuatan Benda Uji Penyerapan Air
Prosedur yang dilakukan pada penelitian penyerapan air yaitu:
1. Persiapan alat dan bahan
Universitas Sumatera Utara
Seluruh peralatan dan bahan disiapkan, guna memudahkan dalam pengerjaan pengadonan dan pencetakan benda uji.
2. Perencanaan campuran beton Dalam penelitian ini digunakan campuran beton berdasarkan tabel dibawah ini
dimana telah dilakukan penelitian terhadap berapa banyaknya digunakan komposisi beton tiap
3
m yaitu:
Tabel 3.3 Komposisi Adukan Beton Rencana
Nama Bahan MassaVolume
3
m kg
Perbandingan
Semen 367,4
1 Pasir
720,5 2
Kerikil 1127,0
3 Air
185,0 0,5
Sumber : Tri Mulyono,2005
Volume Untuk 1 buah sampel kubus adalah 0,001
3
m
dan untuk menghindari hilangnya beton pada waktu pengecoran maka dilakukan penambahan agregat dengan
tidak mengubah perbandingan agregat yang disebut dengaan Safety Factor SF sebanyak 20 atau SF = 1,2 sehingga volume 1 buah beton sampel menjadi 0,0012
3
m
.
Berdasarkan perbandingan komposisi adukan beton dari tabel diatas maka didapatkan perbandingan agregat semen : pasir : kerikil : air : abu pembakaran
serbuk kayu pada setiap sampel. Sampel dibuat dengan membuat variasi komposisi abu pembakaran serbuk kayu : 0, 5, 10, dan 15 per sampel pengujian.
Campuran dilakukan tanpa mengurangi komposisi semen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Data Perbandingan Komposisi Benda Uji Beton
Persentase Abu Pembakaran
Serbuk Kayu Air
kg Pasir
kg Kerikil
kg Semen
kg Abu Pembakaran
Serbuk kayu kg
normal 0,22
0,86 1,35
0,44 -
5 0,22
0,86 1,35
0,44 0,022
10 0,22
0,86 1,35
0,44 0,044
15 0,22
0,86 1,35
0,44 0,066
3. Pengadonan dan Pencetakan Adapun pembuatan benda uji yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan bahan-bahan campuran beton yaitu semen, pasir, kerikil dan air.
2. Mempersiapkan abu pembakaran serbuk kayu.
3. Setelah semua bahan disediakan maka dimasukkan bahan pada tempat pengadonan yaitu pasir, kerikil, dan semen dan diaduk sampai rata dan diberi
air pada bagian tengan adonan serta dibiarkan
±
2 – 5 menit agar campuran saling mengikat.
4. Kemudian diaduk dan dicampur semua pasta beton sampai campuran benar- benar homogen.
Universitas Sumatera Utara
5. Setelah pengadonan selesai dilakukan pencetakan dengan cara memasukkan pasta beton ke dalam cetakan kubus setinggi 13 tinggi cetakan, kemudian
dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin kepadatan susunan campuran.
6. Dimasukkan kembali 13 bagian campuran pasta beton kedalam cetakan kemudian dirojok kembali.
7. Dimasukkan kembali pasta beton kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali.
8. Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan benda uji diletakkan pada ruangan perawatan.
9. Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakkan pada ruangan
perawatan kembali.
10. Untuk penambahan abu pembakaran serbuk kayu caranya sama dengan pengecoran beton normal tanpa abu pembakaran serbuk kayu. Perbedaannya
terletak pada penambahan abu pembakaran serbuk kayu bersamaan dengan memasukan kerikil kedalam tempat pengadonan.
3.2.3.2 Prosedur Pengujian Penyerapan Air Water Absorbtion