Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Benda uji pada umur 27 hari diambil dari ruangan dan ditimbang guna
mengambil massa keringnya m
k
.
2. Kemudian benda uji dilakukan perendaman di dalam bak perawatan selama 24 jam.
3. Setelah perendaman benda uji dikeluarkan, tepatnya benda uji berumur 28 hari maka benda uji bila perlu dilap seluruh permukaan benda uji guna menghindari
air yang berlebihan.
4. Maka benda uji tersebut ditimbang kembali untuk memperoleh masa basah benda uji m
b
tersebut.
6. Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji yang lain.
3.2.4 Prosedur Pengujian Porositas
3.2.4.1 Prosedur Pembuatan Benda Uji Porositas
Prosedur yang dilakukan pada penelitian porositas yaitu:
1. Persiapan alat dan bahan. Cetakan berupa kubus sebanyak 12 buah disiapkan, begitu juga dengan
material untuk benda uji.
2. Perencanaan campuran beton Dalam penelitian ini digunakan campuran beton berdasarkan tabel dibawah
ini,dimana telah dilakukan penelitian terhadap berapa banyaknya digunakan komposisi beton tiap
3
m
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.5 Komposisi Adukan Beton Rencana
Nama Bahan MassaVolume
3
m kg
Perbandingan
Semen 367,4
1 Pasir
720,5 2
Kerikil 1127,0
3 Air
185,0 0,5
Sumber : Tri Mulyono, 2005
Volume Untuk 1 buah sampel kubus adalah 0,001
3
m
dan untuk menghindari hilangnya beton pada waktu pengecoran maka dilakukan penambahan agregat dengan
tidak mengubah perbandingan agregat yang disebut dengan Safety Factor SF sebanyak 20 atau SF = 1,2 sehingga volume 1 buah beton sampel menjadi 0,0012
3
m
. Bedasarkan perbandingan komposisi adukan beton pada tabel diatas maka
didapatkan perbandingan agregat semen : pasir : kerikil : air : abu pembakaran serbuk kayu pada setiap sampel. Sampel dibuat dengan membuat variasi komposisi
abu pembakaran serbuk kayu : 0, 5, 10, dan 15 per sampel pengujian. Campuran dilakukan tanpa mengurangi komposisi semen.
Tabel 3.4 Data Perbandingan Komposisi Benda Uji Beton
Persentase Abu Pembakaran
Serbuk Kayu Air
kg Pasir
kg Kerikil
kg Semen
kg Abu Pembakaran
Serbuk kayu kg
normal 0,22
0,86 1,35
0,44 -
5 0,22
0,86 1,35
0,44 0,022
10 0,22
0,86 1,35
0,44 0,044
15 0,22
0,86 1,35
0,44 0,066
Universitas Sumatera Utara
3. Pengadonan dan Pencetakan Adapun pembuatan benda uji yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan bahan-bahan campuran beton yaitu semen, pasir, kerikil dan air.
2. Mempersiapkan abu pembakaran serbuk kayu.
3. Setelah semua bahan disediakan maka dimasukkan bahan pada tempat pengadonan yaitu pasir, kerikil, dan semen dan diaduk sampai rata dan diberi
air pada bagian tengah adonan serta dibiarkan ± 2 – 5 menit agar campuran
saling mengikat.
4. Kemudian diaduk dan dicampur semua pasta beton sampai campuran benar- benar homogen.
5. Setelah pengadonan selesai dilakukan pencetakan dengan cara memasukkan pasta beton kedalam cetakan kubus setinggi 13 tinggi cetakan, kemudian
dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin kepadatan susunan campuran.
6. Dimasukkan kembali 13 bagian campuran pasta beton ke dalam cetakan kemudian dirojok kembali.
7. Dimasukkan kembali pasta beton kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali.
8. Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan benda uji diletakkan pada ruangan perawatan.
Universitas Sumatera Utara
9. Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakkan pada ruangan perawatan
kembali.
10. Untuk penambahan abu pembakaran serbuk kayu caranya sama dengan pengecoran beton normal tanpa abu pembakaran serbuk kayu. Perbedaannya
terletak pada penambahan abu pembakaran serbuk kayu bersamaan dengan memasukkan kerikil ke dalam tempat pengadonan
3.2.4.2 Prosedur Pengujian Porositas