Prosedur Pembuatan Benda uji Kuat Tekan

3.2.2 Prosedur Pengujian Kuat Tekan

3.2.2.1 Prosedur Pembuatan Benda uji Kuat Tekan

Prosedur yang dilakukan pada penelitian kuat tekan yaitu: 1. Persiapan alat dan bahan Seluruh peralatan dan bahan disiapkan, guna memudahkan dalam pengerjaan pengadonan dan pencetakan benda uji. 2. Perencanaan campuran beton Dalam penelitian ini digunakan campuran beton berdasarkan tabel dibawah ini dimana telah dilakukan penelitian terhadap berapa banyaknya digunakan komposisi beton tiap 3 m yaitu: Tabel 3.3 Komposisi Adukan Beton Rencana Nama Bahan MassaVolume       3 m kg Perbandingan Semen 367,4 1 Pasir 720,5 2 Kerikil 1127,0 3 Air 185,0 0,5 Sumber : Tri Mulyono,2005 Volume Untuk 1 buah sampel silinder adalah 0,00088313 3 m dan untuk menghindari hilangnya beton pada waktu pengecoran maka dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah perbandingan agregat yang disebut dengan Safety Universitas Sumatera Utara Factor SF sebanyak 20 atau SF = 1,2 sehingga volume 1 buah beton sampel menjadi 0,0010598 3 m . Berdasarkan perbandingan komposisi adukan beton dari tabel diatas maka didapatkan perbandingan agregat semen : pasir : kerikil : air : abu pembakaran serbuk kayu pada setiap sampel. Sampel di buat dengan membuat variasi konsentrasi bu pembakaran serbuk kayu : 0, 5, 10, dan 15 per sampel pengujian tekan. Penambahan abu pembakaran serbuk kayu dilakukan tanpa mengurangi komposisi semen. Tabel 3.4 Data Perbandingan Komposisi Benda Uji Beton Persentase Abu Pembakaran Serbuk Kayu Air kg Pasir kg Kerikil kg Semen kg Abu Pembakaran Serbuk kayu kg normal 0,2 0,8 1,2 0,4 - 5 0,2 0,8 1,2 0,4 0,02 10 0,2 0,8 1,2 0,4 0,04 15 0,2 0,8 1,2 0,4 0,06 3. Pengadonan dan Pencetakan Adapun pembuatan benda uji yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan bahan-bahan campuran beton yaitu semen, pasir, kerikil dan air. 2. Mempersiapkan abu pembakaran serbuk kayu. 3. Setelah semua bahan disediakan maka dimasukan bahan dalam tempat pengadonan yaitu pasir, kerikil, dan semen lalu diaduk sampai rata dan diberi air pada bagian tengan adonan serta dibiarkan ± 2 – 5 menit agar campuran saling mengikat. Universitas Sumatera Utara 4. Kemudian diaduk dan dicampur semua pasta beton sampai campuran benar- benar homogen. 5. Setelah pengadonan selesai dilakukan pencetakan dengan cara memasukan pasta beton kedalam cetakan silinder setinggi 13 tinggi cetakan, kemudian dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin kepadatan susunan campuran. 6. Dimasukkan kembali 13 bagian campuran pasta beton kedalam cetakan kemudian dirojok kembali. 7. Dimasukkan kembali pasta beton kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali. 8. Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan benda uji diletakkan pada ruangan perawatan. 9. Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakkan pada ruangan perawatan kembali. 10. Untuk penambahan abu pembakaran serbuk kayu caranya sama dengan pengecoran beton normal tanpa abu pembakaran serbuk kayu. Perbedaannya terletak pada penambahan abu pembakaran serbuk kayu bersamaan dengan memasukan kerikil ke dalam tempat pengadonan.

3.2.2.2 Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton Compresive Strength