Houston dan Eugene F., 2005 : 23 mengemukakan bahwa : Faktor – faktor yang mempengaruhi sumber pendanaan mencakup stabilitas
penjualan, struktur aktiva leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, struktur kepemilikan pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi
pinjaman, dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksifibilitas keuangan.
Terhadap faktor – faktor di atas, selanjutnya dilakukan analisis faktor dan diperoleh 3 faktor yang paling dominan mempengaruhi kebutuhan modal kerja, yaitu:
struktur aktiva aktiva lancar dan aktiva tetap, profitabilitas NPM dan GPM, struktur kepemilikan ekuitas, utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Dari ketiga faktor di atas, akan dibahas lebih lanjut aktiva lancar - persediaan dan piutang, struktur kepemilikan - ekuitas dan utang jangka pendek operating assets.
1. Investasi Modal Kerja pada Pos Persediaan
Bagi perusahaan industri dan perusahaan dagang, persediaan memegang peran yang sangat penting didalam menunjang eksistensi perusaahaan. Dengan perputaran
persediaan yang efisien dan efektif akan memungkinkan bagi perusahaan memperoleh laba kas untuk diinvestasikan kembali pada persediaan. Sebagai bagian dari aktiva
lancar, maka persediaan juga merupakan bagian dari investasi modal kerja. Johnson Ronald 2002 : 153 menyatakan bahwa :
“Persediaan barang atau inventory sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan”.
Masalah investasi dalam inventory merupakan pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva –aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi
atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap
Junus Hutahean : Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I – X, 2007 USU e-Repository © 2008
keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan.
Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di
gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian
pula sebaliknya, ada investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai akibat kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan, perusahaan tidak dapat
bekerja dengan produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan “full of capacity” berarti bahwa “capital assets” dan “direct labor” tidak dapat
didayagunakan dengan sepenuhnya. Sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata – rata, yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan yang diperolehnya.
Ikatan Akunansi Indonesia 2004 mengemukakan bahwa : Persediaan adalah aktiva :
1. Tersedia untuk dijual dalam keadaan normal
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, dan;
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Keown, Arthur, David, Marthin, William, yang diterjemahkan Chaerul D. Djakam 2001 : 388 mengemukakan:
“Bahwa dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan
inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu disebut ”marchandise inventory” persediaan barang dagangan.”
Junus Hutahean : Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I – X, 2007 USU e-Repository © 2008
Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan
tersebut dan mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. Tingkat perputaran barang dagangan merchandise turnover dalam suatu
periode tertentu dapat diketahui dengan cara sebagai berikut : Inventory Turnover =
ice sales
at Inventory
e Marchandis
Average Sales
Net Pr
Atau
Cost at
Inventory e
Marchandis Average
Sold Goods
of Cost
Dengan mengetahui
“turnovernya” perputarannya dapat ditentukan pula hari rata –rata penjualannya atau hari rata – rata barang disimpan di gudang, yaitu dengan
membagi hari dalam satu tahun dengan persediaan rata-rata. Untuk perhitungan yang teliti sering digunakan perhitungan 1 tahun sama dengan 1 tahun sama dengan 300 hari
kerja. Tinggi
rendahnya inventory turnover mempunyai efek yang langsung terhadap
besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam inventory. Makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terkaitnya modal
dalam inventory, sehingga untuk memenuhi volume sales atau cost of goods sold tertentu dengan naiknya turnovernya dibutuhkan sejumlah modal yang lebih kecil.
Apabila modal yang digunakan untuk membelanjai inventory tersebut modal asing, maka kenaikan inventory turnover akan memperkecil beban bunganya dan apabila yang
Junus Hutahean : Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I – X, 2007 USU e-Repository © 2008
digunakan modal sendiri, maka kelebihan modal tersebut dapat diinvestasikan pada aktiva lainnya yang lebih efesien.
Ezzamel, Molinero, And Beecher, 2000 : 193 menyatakan : Ada kalanya suatu perusahaan sering mendapatkan pesanan ekstra diatas volume
pesanan normal. Selama perusahaan tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan skedul prouksinya dengan pesanan – pesanan eksta tersebut tanpa
mengakibatkan adanya biaya tambahan biaya ekstra, maka perusahaan tersebut tidak begitu memerlukan adanya persediaan yang besar. Sebaliknya apabila
perusahaan tidak dapat segera menyesuaikan skedul produksinya dengan pesanan ekstra, maka diperlukan bagi perusahaan tersebut untuk mempertahankan
persediaan barang jadi yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang dapat dengan mudah menyesuaikan skedul produksinya.
2. Investasi Modal Kerja pada Pos Piutang Dagang