Turnover Operating Assets Tingkat Perputaran Aktiva Usaha Analisis Profitabilitas

untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya turnover, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil sehingga diinvestasikan dalam piutang.

B. Turnover Operating Assets Tingkat Perputaran Aktiva Usaha

Sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu, bahwa modal kerja merupakan selisih antara current liabilities dengan current assets atau jumlah investasi perusahaan yang tertanam dalam aktiva lancar. Untuk mengukur apakah investasi yang dilakukan beroperasi secara efisien dan efektif serta mampu menghasilkan laba, digunakan tolok ukur Turnover operating assets TOA. Menurut Riyanto 1999 : 83 - 84 bahwa : Turnover Operating Assets adalah kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Tingkat perputaran tersebut dapat dilakukan dengan membagi net sales penjualan bersih dengan operating assets. Rumus yang digunakan adalah : Turnover Operating Assets = assets Operating Sales Net

C. Analisis Profitabilitas

Secara garis besar bahwa analisis profitabilitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan laba earning power suatu perusahaan. Riyanto 1999 : 90 menjelaskan bahwa : “Analisis profitabilitas merupakan analisis kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba pada periode terntu yang diukur melalui rasio – rasio profitabilitas.” Eugene F 2005 : 331 mengklasifikasikan rasio – rasio profitabilitas sebagai berikut : Junus Hutahean : Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I – X, 2007 USU e-Repository © 2008 - Gross Profit Margin - Net Profit Margin - Return on Investment - Return On Equity - Earning Power Pada bab terdahulu diuraikan tentang salah satu unsur yang relevan dan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap manajemen modal kerja adalah profitabilitas perusahaan Eugene F., 2005 : 335, yaitu dengan membandingkan antara Net Profit Margin dengan Current Assets Cash + Receivable + Inventory atau Net Operating Asset = TAO. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjual, sedangkan turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari pencampuran kedua efesiensi earning power. Oleh karena itu makin tingginya tingkat profit margin atau turnover of operating assetas masing – masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya earning power. Hubungan antara profit margin dan turnover of operating assets dapatlah digambarkan sebagai berikut : Assets Operating Net Income Operating Net Assets Operating Net Sales Net X Sales Net Income Operating Net = Earning power dalam suatu periode tertentu dapat diperbesar dengan memperbesar profit margin atau turnover of operating assets, masing – masing atau Junus Hutahean : Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I – X, 2007 USU e-Repository © 2008 keduanya, maka adalah penting untuk dapat mengetahui bagaimana cara – cara untuk memperbesar baik profit margin maupun turnover of operating assetsnya. Taylor, 2001 : 77 menyatakan bahwa : “ Rasio keuangan seperti halnya turnover of operating assets dapat digunakan untuk memahami posisi keuangan perusahaan, namun siapapun yang bekerja dengan rasio ini pasti akan menyadari keterbatasan dalam penggunaannya.” Beberapa kelemahan penting yang dapat ditemukan dalam menghitung dan menginterprestasikan rasio keuangan seperti ini adalah : 1. Kadang sulit untuk mengidentifikasikan kategori industri dimana perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha. 2. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Contohnya. Rasio lancar yang menghasilkan keuntungan laba perusahaan secara keseluruhan jika dikaitkan dengan investasi perusahaan dalam aktiva. Sebaliknya, rasio lancar yang berada di bawah norma industri menunjukkan kemungkinan perusahaan kurang likuid dan mungkin di masa depan tidak mampu membayar tagihannya dengan tepat waktu. 3. Rata – rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata – rata industri hanyda dapat memberikan paduan atas posisi keuangan perusahaan rata – rata dalam suatu industri. Itu tidak berarti suatu nilai rasio yang ideal atau terbalik. Jadi, kita dapat memilih untuk membandingkan rasio perusahaan dengan sekelompok pembanding yang telah ditentukan sendiri oleh perusahaan atau bias juga dengan pesaing tunggalnya. Junus Hutahean : Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I – X, 2007 USU e-Repository © 2008 4. Banyak perusahaan mengalami situasi musim dalam kegiatan operasinya. Jadi pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan. Untuk menghindari masalah ini, maka metode saldo rata – rata haruslah digunakan dan bukan saldo total pada akhir tahun. Contohnya, rata – rata saldo persediaan akhir bulan dapat digunakan untuk menghitung rasio perputaran persediaan perusahaan jika perusahaan mengalami situasi musiman yang dominan dalam penjualan.

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu