Bahasa Nonverbal Pada Pramuka Di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan

(1)

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

SKRIPSI

OLEH

PURNAMA SARI SIREGAR

NIM 050701022

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

SKRIPSI

Oleh

PURNAMA SARI SIREGAR

NIM 050701022

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana dan telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Dardanila, M. Hum. Dra. Mascahaya, M.Hum. NIP 196103311987022001 NIP 195908191986012001

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum. NIP 196204191987032001


(3)

PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang penulis perbuat ini tidak benar, penulis bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang penulis peroleh.

Medan, November 2010


(4)

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Bahasa Nonverbal Pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan”. Metode yang digunakan adalah metode padan dengan menggunakan data Morse dan tanda pengenal/atribut pramuka penggalang putri. Data kemudian dianalisis dengan teori semiotika tanda dan petanda dan makna konseptual dan makna asosiatif. Makna konseptual dan makna asosiatif oleh Leech serta tanda dan petanda oleh Ferdinand De Saussure. Setiap makna asosiatif yang terdapat di dalam bahasa nonverbal dalam pramuka itu, memiliki hubungan dengan makna konseptual atau makna sebenarnya. Bahasa nonverbal dalam pramuka memiliki pengertian yang pasti sehingga bahasa nonverbal dalam pramuka bersifat tertutup, dalam arti pengertian itu selamanya bersifat tetap.


(5)

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Bahasa Nonverbal Pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan” merupakan usaha penulis memberi informasi kepada pembaca tentang bentuk dan makna bahasa nonverbal dalam pramuka.

Penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU.

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum., sebagai Sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU sekaligus sebagai Dosen pembimbing II yang telah banyak mendukung dan membantu penulis dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum., sebagai pembimbing I penulis yang telah memberikan begitu banyak arahan dan dukungan dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Gustianingsih, M.Hum., sebagai dosen wali penulis yang memberikan pengarahan serta dukungan moral selama perkuliahan.


(6)

6. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU, yang telah memberikan bekal dan pengetahuan, baik dalam linguistik, sastra, maupun bidang-bidang umum lainnya. Dan tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada saudari Dedek yang telah membantu penulis dalam hal administrasi di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU.

7. Kedua orang tua, M. Nasir Siregar dan Nurliani Pane, yang tidak hanya mendukung secara moral dan material, namun juga secara spritual di dalam doa.

8. Saudara penulis, Makbul Siregar, Lisna Nila Sari Siregar, Lina Marlina S.Pd dan Mbak Syafaatun Zain S.Si.

9. Sahabat-sahabat penulis seperti Kristina Tambunan S.S, Putri Sari Murni S.S, Pia, Elvi, Eka, Risna, vey dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang memberikan dukungan dan mendorong penulis untuk menghasilkan skripsi dengan baik.

10. Ibu Dra. Almu Supatmi, sebagai Pembina Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah.

11. Ibu Rezi Yanti S.Pd, sebagai kepala sekolah Pondok Pesantren Putri Aisyiah. Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat berguna, khususnya dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian mengenai bahasa nonverbal berdasarkan teori yang digunakan.

Penulis,


(7)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ABSTRAK

PRAKATA... ... i

DAFTAR ISI...………... ii

BAB I PENDAHULUAN...………. 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1 1.1.1 Latar Belakang.….……… 1

1.1.2 Masalah………...……….. 8

1.2 Batasan Masalah……..…….………. 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 8

1.3. Tujuan Penelitian……..……… 8

1.3.2 Manfaat Penelitian….……….. 9

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA………... 10

2.1 Konsep………...……… 10

2.1.1 Bahasa Nonverbal... 10

2.1.2 Gerakan Pramuka... 11

2.1.3 Semiotika... 12

2.2 Landasan Teori………... 13


(8)

2.2.3 Makna Konseptual dan Makna Asosiatif... 16

2.3 Tinjauan Pustaka……… 17

BAB III METODE PENELITIAN…………...………... 18

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 18

3.1.1 Lokasi Penelitian……… 18

3.1.2 Waktu Penelitian……… 18

3.2 Populasi dan Sampel……… 18

3.2.1 Populasi……… 18

3.2.2 Sampel……….. 18

3.3 Metode dan Teknik Penyediaan Data……….. 19

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data……… 20

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN...………... 22

4.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /A/ direpresentasikan /.-/ dan Maknanya………...… 22

4.1.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /B/ direpresentasikan /-…/ dan Maknanya……...… 25

4.1.2 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ dan Maknanya………… 25

4.1.3 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /D/ direpresentasikan /-.../ dan Maknanya………… 27

4.1.4 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /E/ direpresentasikan /./ dan Maknanya……… 29


(9)

4.1.5 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /F/ direpresentasikan /..-./ dan Maknanya………… 30 4.1.6 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /G/ direpresentasikan /--./ dan Maknanya…….…… 32 4.1.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /H/ direpresentasikan /…./ dan Maknanya..….…… 33 4.1.8 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /I/ direpresentasikan /../ dan Maknanya...….…… 33 4.1.9 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /J/ direpresentasikan /.---/ dan Maknanya..….…… 35 4.1.10 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ dan Maknanya..……. 37 4.1.11 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /L/ direpresentasikan /.-./ dan Maknanya..……. 38 4.1.12 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /M/ direpresentasikan /--/ dan Maknanya..……. 40 4.1.13 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /N/ direpresentasikan /--./ dan Maknanya..……. 41 4.1.14 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /O/ direpresentasikan /---/ dan Maknanya..……. 42 4.1.15 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /P/ direpresentasikan /.--./ dan Maknanya..……. 43 4.1.16 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse


(10)

4.1.17 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /R/ direpresentasikan /.-./ dan Maknanya..……. 45 4.1.18 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /S/ direpresentasikan /…/ dan Maknanya..……. 47 4.1.19 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /T/ direpresentasikan /-/ dan Maknanya..…….… 48 4.1.20 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /U/ direpresentasikan /..-/ dan Maknanya..……. 49 4.1.21 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /V/ direpresentasikan /…-/ dan Maknanya..…… 50 4.1.22 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /W/ direpresentasikan /.--/ dan Maknanya..……. 52 4.1.23 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /X/ direpresentasikan /-..-/ dan Maknanya..……. 53 4.1.24 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /Y/ direpresentasikan /-.--/ dan Maknanya..…… 54 4.1.25 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /Z/ direpresentasikan /--../ dan Maknanya..……. 55 4.1 Penggunaan Tanda/Atribut Penggalang Putri……… 57 4.2.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan Tutup Kepala dan Maknanya……… 57 4.2.2 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan Tanda Pelantikan dan Maknanya……… 58 4.2.3 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan


(11)

Tanda Regu dan Maknanya……… 59

4.2.4 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Kecakapan Umum dan Maknanya……… 60 4.2.5 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Kecakapan Khusus dan Maknanya……… 61 4.2.6 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Jabatan dan Maknanya……… 62 4.2.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Badge Daerah/Pita Wilayahdan Maknanya……… 63 4.2.8 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Pita Nomor dan Maknanya……… 64 4.2.9 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Lokasi/Pita Wilayah dan Maknanya……… 65 4.2.10 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Papan Nama dan Maknanya……… 65 4.2.11 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Pandu Dunia dan Maknanya……… 66

BAB V PENUTUP ...

5.1 Kesimpulan dan Saran... 68 5.1.1 Kesimpulan... 68 5.1.2 Saran……… 71


(12)

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Bahasa Nonverbal Pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan”. Metode yang digunakan adalah metode padan dengan menggunakan data Morse dan tanda pengenal/atribut pramuka penggalang putri. Data kemudian dianalisis dengan teori semiotika tanda dan petanda dan makna konseptual dan makna asosiatif. Makna konseptual dan makna asosiatif oleh Leech serta tanda dan petanda oleh Ferdinand De Saussure. Setiap makna asosiatif yang terdapat di dalam bahasa nonverbal dalam pramuka itu, memiliki hubungan dengan makna konseptual atau makna sebenarnya. Bahasa nonverbal dalam pramuka memiliki pengertian yang pasti sehingga bahasa nonverbal dalam pramuka bersifat tertutup, dalam arti pengertian itu selamanya bersifat tetap.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa memiliki kemampuan untuk menyatakan lebih daripada apa yang disampaikan. Bahasa dapat didefenisikan dari berbagai sudut pandang. Namun defenisi bahasa yang banyak dipakai orang adalah suatu simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi antara sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Dardjowidjojo, 2003:16).

Bahasa merupakan sesuatu yang khas dimiliki oleh manusia. Erst Cassirer menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yaitu makhluk yang menggunakan media berupa simbol kebahasaan dalam memberi arti dan mengisi kehidupan. Oleh Cassirer, keberadaan manusia sebagai Animal Symbol itu dianggap lebih berarti daripada keberadaan manusia sebagai makhluk berpikir karena tanpa adanya simbol manusia tidak akan mampu melangsungkan kegiatan berpikirnya. Simbol juga memungkinkan manusia untuk bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga mengadakan kontak dengan realitas kehidupan di luar diri serta mengabdikan hasil berpikir dan kontak itu kepada dunia (Aminuddin, 2001:17).

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan sekaligus sebagai lambang sosial umat manusia. Komunikasi antarmanusia suda h mulai berlangsung sejak manusia dilahirkan. Komunikasi merupakan suatu proses


(14)

atau tingkah laku yang umum (Webster New Collegiate Dictionery, 1981:225 dalam Alwasilah, 1985:9).

Alat komunikasi itu terbagi dua yaitu verbal dan nonverbal. Adapun komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata, sedangkan komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat dilakukan antara lain dengan gerak tubuh, penampilan fisik, bunyi-bunyian, dan sentuhan. Gerak bagian-bagian tubuh itu berfungsi sebagai bahasa isyarat dalam komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan dengan gerak tubuh disebut juga dengan bahasa nonverbal.

Komunikasi dapat dilakukan tanpa penggunaan kata-kata. Komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi nonverbal. Salah satu cara untuk berkomunikasi secara nonverbal ialah dengan penggunaan isyarat atau gerak tubuh. Oleh karena isyarat gerak tubuh itu digunakan untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi, maka komunikasi itu disebut sebagai bahasa isyarat (Cahyono, 1995: 331).

Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan yang menerima pesan. Dalam berkomunikasi pasti ada simbol, yaitu sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalnya dalam kata-kata verbal baik tertulis maupun lisan, dan juga nonverbal yang diperagakan melalui gerak-gerik tubuh, warna, artifak, gambar, pakaian, bunyi-buyian, dan lainnya yang semuanya harus dapat dipahami secara konotatif.

Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia karena sebagai makluk sosial, manusia sangat memerlukan


(15)

komunikasi agar dapat berinteraksi dengan orang lain. Bangun tidur hinggga tidur kembali, manusia hampir selalu melakukan kegiatan komunikasi untuk mengutarakan maksud, ide, perasaan, dan keinginan baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri. Komunikasi yang paling umum digunakan manusia adalah komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dijalin secara lisan atau tulisan. Sifat komunikasi itu menggunakan kalimat demi kalimat sebagai materi pesan. Akan tetapi adakalanya komunikasi verbal ini tidak dapat digunakan karena hal-hal tertentu. Orang tuna netra tentu tidak dapat menggunakan komunikasi verbal sebagai komunikasi mereka. Mereka memerlukan sarana komunikasi yang lain seperti gerak isyarat atau tanda-tanda tertentu sebagai alat komunikasi mereka. Oleh karena itu lebih efektif apabila mempergunakan komunakasi nonverbal sebagai bahasa mereka.

Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar atau simbol. Sifat komunikasi seperti ini juga disebut pictural comunication yang sangat banyak digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (tuli), atau orang-orang tunanetra (buta), dan seterusnya.

Sejarah kepramukaan telah berlangsung lebih dari satu abad. Pelopornya tidak lain adalah bapak pandu sedunia, Lord Baden Poweel. Masa kecilnya dihabiskan dengan bermain di hutan kecil di samping sekolahannya. Karirnya dalam dunia militer dan menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang kurang pengalaman di lapangan. Peserta yang lulus dalam pelatihan ini memperoleh lencana Fleur de Iys yang simbolnya digunakan sebagai lambang


(16)

pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota gerakan pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soeharjdo Admodipura, seorang pembina pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.06/KN/72 tahun 1972. Adapun arti kiasan lambang gerakan pramuka itu adalah:

1) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. 2) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi

lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

3) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam misi dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

4) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu. 5) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu


(17)

dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

6) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa, dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Gambar lambang gerakan pramuka

Dalam gerakan pramuka kode morse dipakai sebagai alat komunikasi bahasa nonverbal. Kode morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode morse digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara meniup peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis. Kemampuan menerima dan mengirim kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima tanda kecakapan khusus. Untuk menghapal kode ini digunakan metode yang


(18)

berkebalikan antara titik dan garis. Misalnya, huruf /K/ yang diwakili oleh /-.-/ berkebalikan dengan /R/ yang diwakili oleh /.-./ dan alphabet dengan kode morse berlawanan titik. Misalnya, /A/ yang diwakili oleh /.-/ dan huruf /N/ yang diwakili oleh /-./.

Suatu tanda menurut Littlejohn (dalam Sobur, 2004:16) menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan maknanya (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersamaan seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan tanda, makna, dan bentuk-bentuk nonverbal.

Dalam kehidupan manusia sering berhubungan dengan tanda-tanda, diantaranya adalah tanda-tanda yang terdapat pada tanda pengenal gerakan pramuka. Tanda-tanda yang terdapat dalam gerakan pramuka tersebut dianalisis maknanya, sehingga dapat digunakan oleh semua anggota gerakan pramuka.

Tanda yang digunakan anggota pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang pramuka, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapan, jabatan, dan tanda penghargaan yang dimilikinya. Tanda pengenal gerakan pramuka termasuk ke dalam lambang atau simbol yang memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan.

Dengan demikian, sebuah tanda dalam pramuka berhubungan dengan sebuah sistem. Sebuah sitem berkaitan dengan tanda karena di dalam sebuah sistem bukan perkembangannya dilihat, melainkan fungsi sistem tersebut. Sistem tanda yang digunakan itulah yang menarik perhatian penulis. Hal ini disebabkan


(19)

antara lain karena dalam berkomunikasi sehari-hari kita sering menggunakan bahasa nonverbal untuk menyampaikan pesan.

Peneliti memilih judul Bahasa Nonverbal pada Pramuka karena peneliti tertarik untuk mengetahui bentuk bahasa nonverbal dan makna bahasa nonverbal yang terdapat di dalamnya.

Penelitian mengenai Bahasa Nonverbal sebelumnya pernah diteliti oleh Sri Rezeki Juni Astuti (1996). Dengan melakukan penelitian ini, adapun hasil yang diperolehnya yaitu sistem tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan diperkenalkan oleh Belanda dan masih digunakan sampai sekarang. Tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi tentang keadaan kereta api di perjalanan maupun di stasiun keberangkatan kereta api, dan situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api. Dimana penelitian tersebut sama halnya dengan penelitian yang akan diteliti saat ini yaitu Bahasa Nonverbal pada Gerakan Pramuka. Kedua penelitian ini sama-sama memiliki tanda dalam komunikasi. Tetapi dari kedua judul penelitian tersebut terdapat perbedaan, dimana dalam penelitian terdahulu menganalisis tentang sistem tanda di Perumka Perbaungan, sedangkan penelitian yang akan dianalisis sekarang ini melihat dari segi bahasa nonverbalnya pada gerakan pramuka.


(20)

1.1.2 Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan?

2. Bagaimanakah makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan?

1.2 Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada morse dan penggunaan tanda/atribut pengggalang putri sebagai bahasa Nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.

2. Mendeskripsikan makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.


(21)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Pembaca dapat memahami makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.

2. Penelitian mengenai bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian yang berhubungan dengan Bahasa Nonverbal.

3. Pembaca dapat memahami bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.


(22)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Menurut KBBI (2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:

2.1.1 Bahasa Nonverbal

Bahasa nonverbal adalah komunikasi tanpa kata (karena tidak berkata-kata). Bahasa nonverbal ini biasanya dipergunakan untuk menggambarkan peraasaan dan emosi (Liliweri, 1994: 89).

Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi 2004: 122), tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat verbal dan bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh bicara, sedangkan yang bersifat nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghambat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan

Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar, atau simbol. Sifat komunikasi seperti juga disebut pictural communication yang sangat banyak digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (bisu tuli), atau orang-orang tunanetra (buta), dan seterusnya.


(23)

2.1.2 Gerakan Pramuka

Menurut KBBI (2002:892-893), pramuka adalah organisasi untuk pemuda yang mendidik para anggotanya dalam berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pada diri sendiri, saling menolong.Gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka adalah sebutan dari anggota gerakan pramuka, yang berusia tujuh tahun sampai 25 tahun dan berkedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega. Kelompok anggota yang lain adalah para pembina andalan pamong saka, pelatih dan lain-lain. Gerakan pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Gerakan pramuka adalah salah satu alat komunikasi yang dalam penyampaiannya bersifat verbal dan nonverbal. Gerakan pramuka menggunakan berbagai macam tanda pengenal yang dikenakan pada pakaian seragam pramuka. Diantaranya ada yang dapat digunakan untuk menunjukkan jabatan yang dipegang dan tugas yang sedang dilakukan oleh pemakainya. Kemala (dala besar tanda pengenal dalam gerakan pramuka meliputi:

1) Tanda umum

Tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota pramuka yang dilantik. Misalnya, tutup kepala, pita leher, tanda pelantikan, tanda keprmukaan sedunia.


(24)

Tanda yang menunjukkan satuan kwartir tertentu tempat anggota pramuka bergabung dari satuan terecil sampai nasional. Misalnya, tanda barung, regu, gudep.

3) Tanda jabatan

Tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab seseorang dalam lingkungan gerakan pramuka. Misalnya, pemimpin regu, sangga, dan Pembina.

4) Tanda kecakapan

Tanda yang menunjukkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan, kemampuan, sikap dalam usaha untuk memperoleh tanda tersebut, sesuai dengan golongan masing-masing. Misalnya, tanda kecakapan umum penggalang dan penegak.

5) Tanda kehormatan

Tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang darma bakti. Yang dianggap cukup berguna dan bermutu.

2.1.3 Semiotika

Kata ”semiotika” berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti ”tanda” atau seme yang berarti ”penafsiran tanda” Cobley dan Janz (dalam Alex Sobur, 2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.

Menurut (Seger dalam Sobur, 2004:16), semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs’tanda-tanda’ dan berdasarkan pada sigs system (code) ‘sistem tanda’.


(25)

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah ‘semiologi’ lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan ‘semiotik’ lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Semiotika

Haliday (dalam Sobur, 2004:16) mengatakan bahwa semiotika mulanya berasal dari konsep tanda yang berhubungan dengan istilah semainon (penanda) dan semainomenom (petanda) yang digunakan adalah teori tanda tentang tanda dan penanda.

Kata ”semiotika” berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti ”tanda” atau seme yang berarti ”penafsiran tanda” Cobley dan Janz (dalam Sobur, 2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.

Semiotika biasanya didefinisikan sebagi teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactil danolfactory ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia.

Ferdinand de saussure menyatakan bahwa tanda merupakan objek fisik dengan sebuah makna atau untuk menggunakan istilahnya sebuah tanda terdiri dari penanda, persepsi, tulisan di atas kertas atau suara di udara. Petanda adalah


(26)

kosep mental yang siacukan petanda, konsep mental ini secara luas sama pada semua anggota kebudayaan yang menggunakan bahasa yang sama.

2.2.2 Tanda dan Petanda

Menurut Ferdinand de Saussure setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur yaitu, (1) yang diartikan (Perancis: signife’, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifer). Yang diartikan (signifie’ signified) sebenarnya merupakan konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) itu adalah tidak lain dari pada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk/mengacu kepada sesuatu refrent yang merupakan unsur luar bahasa (ekstra lingual). (Chaer, 2002 : 29)

Menurut de Saussure (dalam Sobur 2004:46), tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu:

1. tanda yang diartikan yang disebut signifier yaitu bidang penanda atau bentuk.

2. tanda yang mengartikan yang disebut signified yaitu bidang petanda berupa konsep atau makna.

Dalam (Puji Santosa 1993:4), tanda merupakan bagian dari ilmu semiotika yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau memberitahukan objek kepada subjek. Dalam hal ini, ‘tanda’ selalu merujuk pada sesuatu hal yang nyata, misalnya; benda, kejadian, tulisan, bahasa, tindakan,


(27)

peristiwa, dan bentuk-bentuk tanda yang lain. Tanda-tanda yang dibuat oleh manusia menunjuk pada sesuatu yang terbatas maknanya dan hanya menunjuk pada hal-hal tertentu. Tanda tersebut dari dulu hingga sekarang tetap saja tidak berubah dan tanpa kreatif apa pun. Jadi, tanda adalah arti yang statis, umum, lugas, dan objektif.

Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi, 2004:122), tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat verbal dan nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara, sedangkan yang bersifat nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan manusia untuk menghemat waktu, tenaga dan menjaga kerahasiaan.

Tanda pengenal dalam gerakan pramuka tanda nonverbal misalnya bunyi pada sandi morse dalam gerakan pramuka yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

1) Suara dengan mengunakan pluit 2) Sinar dengan mengunakan senter

3) Tulisan dengan mengunakan titik (.) dan setrip(-) 4) Bendera dengan mengunakan morse

Contoh ini merupakan tanda dengan hal yang ditandai bersifat langsung. Berbeda dengan lambang yang juga merupakan tanda. Bedanya lambang tidak memberi tanda secara langsung tetapi melalui sesuatu yang lain seperti tanda jabatan dalam gerakan pramuka. Misalnya tanda sangga penegak berbentuk bujur sangkar, bergambar sesuai pilihan anggota sangga yang bersangkutan. Tanda


(28)

pencoba, penegar, pendobrak, dan pelaksana dengan gambar dan warna. Angka romawi sebagai nomor sangga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning. Gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri). Tanda nonverbal ini berkaitan dengan kajian semiotika yaitu salah satu cabang ilmu bahasa.

2.2.3 Makna konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, maknanya sesuai dengan refrennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi, makna konseptual ini sama dengan makna refrensial, makna leksikal, dan makna denotatif (Chaer 1995:72). Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi. Makna konseptual merupakan hal yang esensial di dalam suatu bahasa. Leech (dalam Pateda 2001:114) mengemukakan dua prinsip, yakni prinsip ketidaksamaan dan prinsip struktur unsurnya. Prinsip ketidaksamaan dapat dianalisis berdasakan klasifikasi bunyi dalam tataran fonologi yang setiap bunyi ditandai + (fostif) kalau ciri dipenuhi, dan ditandai dengan – (negatif) jika ciri tidak dipenuhi. Misalnya, konsonan /b/ berciri + bilabial + stop, - nasal.

Prinsip struktur unsurnya, misalnya kata nyonya dapat dianalisis menjadi: + manusia; + dewasa; - laki-laki. Dengan analisis seperti ini maka konsep sesuatu dapat dibatasi. Jadi, kata ‘’nyonya’’ adalah manusia dewasa dan bukan seorang laki-laki

Slamet muljana (dalam Pateda 2001:178) mengatakan makna asosiatif adalah hubungan antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh


(29)

semula kata yang bersangkutan dengan makna yan baru yakni makna di dalam lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. Antara makna lama dan maknanya yang baru terdapat pertalian erat.

Contoh:

Kata Amplop. Kalau kita mengurus sesuatu di kantor dan kemudian kawan kita berkata, “Beri ia Amplop”. Maka asosiasi kita bukan lagi amplop yang yang berfungsi sebagai sampul surat, tetapi amplop yang berisi uang ; uang pelicin ; uang pelancar ; uang sogok. Secara kasar, maka amplop itu berarti, “Berilah ia uang agar urusanmu cepat selesai.”

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki, atau mempelajari (KBBI, 2003:1198). Pustaka adalah kitab; buku; buku primbon (KBBI, 2003:912).

Astuti, (1996): Sistem Tanda yang digunakan Sebagai Salah Satu Sarana Komunikasi di Perumka Perbaungan. Skripsi ini meneliti tentang sistem tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi tentang keadaan kereta api diperjalanan maupun distasiun keberangkatan kereta api, dan situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh dua ahli semiotika yang merupakan hasil suntingan Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest pada tahun 1992.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesatren Putri Aisyiah. Jl. Demak No. 3 Medan.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 1-30 April 2010.

3.2Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sample; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI, 2003:889). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Bahasa Nonverbal pada Pramuka Gugus Depan 19100 di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari unsur populasi yang dipandang dapat mewakili keseluruhan populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kode morse yang didalamnya terdapat durasi pendek untuk mewakili titik dan durasi panjang untuk mewikili garis dalam Pramuka.


(31)

3.3Metode dan Teknik Penyediaan Data

Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan data lisan dan tulisan. Data lisan diperoleh dari informan anggota pramuka dengan menggunakan metode simak dan metode cakap (Sudaryanto, 1993:132).

Menurut Sudaryanto (1993:133), disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa.

Disebut metode cakap atau percakapan karena memang berupa percakapan dan terjadi kontak antar peneliti dengan penutur selaku narasumber (Sudaryanto, 1993:137).

Dengan demikian, sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data diperoleh dari lokasi penelitian melalui cara-cara berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan langsung ke objek penelitian. Bersamaan dengan observasi diadakan pencatatan.

2. Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan wawancara mendalam melalui informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara yang tidak berstruktur yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung dan sebagai instrument adalah peneliti sendiri, kemudian dikembangkan dan diperdalam sesuai data yang dibutuhkan. Informasi


(32)

Data sekunder atau data tulis diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan semiotika dan bahasa nonverbal dalam pramuka. Selain itu, data dari internet juga diakses untuk kepentingan penelitian ini.

3.4Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, mulailah diadakan analisis terhadap data untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data diolah dengan menggunakan metode padan yang menggunakan alat penentu di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik dasar yaitu dengan memilah unsur-unsur penentu dan daya pilah sebagai pembeda refren. Mengingat bahwa data yang digunakan pada penelitian ini berupa data dalam bentuk lambang atau simbol.

Selanjutnya, data yang berupa uraian kata-kata disajikan secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah.

Contoh:

Kode representasi morse untuk alfabet 1. Huruf /A/ direpresentasikan dengan /.-/ 2. Huruf /B/ direpresentasikan dengan /-.../ 3. Huruf /C/ direpresentasikan dengan /-.-./ 4. Huruf /D/ direpresentasikan dengan /-../ 5. Huruf /E/ direpresentasikan dengan /./ 6. Huruf /F/ direpresentasikan dengan /..-./ 7. Huruf /G/ direpresentasikan dengan /--./ 8. Huruf /H/ direpresentasikan dengan /..../


(33)

9. Huruf /I/ direpresentasikan dengan /../ 10. Huruf /J/ direpresentasikan dengan /.---/ 11. Huruf /k/ direpresentasikan dengan /-.-/ 12. Huruf /L/ direpresentasikan dengan /.-../ 13. Huruf /M/ direpresentasikan dengan /--/ 14. Huruf /N/ direpresentasikan dengan /-./ 15. Huruf /O/ direpresentasikan dengan /---/ 16. Huruf /P/ direpresentasikan dengan /.--./ 17. Huruf /Q/ direpresentasikan dengan /--.-/ 18. Huruf /R/ direpresentasikan dengan /.-./ 19. Huruf /S/ direpresentasikan dengan /.../ 20. Huruf /T/ direpresentasikan dengan /-/ 21. Huruf /U/ direpresentasikan dengan /..-/ 22. Huruf /V/ direpresentasikan dengan /...-/ 23. Huruf /W/ direpresentasikan dengan /.--/ 24. Huruf /X/ direpresentasikan dengan /-..-/ 25. Huruf /Y/ direpresentasikan dengan /-.--/ 26. Huruf /Z/ direpresentasikan dengan /--../


(34)

BAB IV PEMBAHASAN

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

4.1 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /A/ Direpresentasikan dengan /. -/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /A/ yang direpresentasikan dengan /.-/. Huruf /A/ dalam pramuka direpresentasikan dengan /.-/ yang terdiri dari satu titik dan satu garis disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi huruf /A/ adalah sebuah penanda. Sedangkan /.-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Dalam bahasa Indonesia /.-/ diartikan hanya sebagai titik garis, berarti /.-/ adalah tanda. Tulisan titik garis adalah penanda. Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam


(35)

akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /A/ Direpresentasikan dengan /.-/

Makna konseptual huruf /A/ direpresentasi dengan /.-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /A/ yang direpresentasikan /.-/. Satu titik diperdengarkan menggunakan bunyi pluit pendek dan satu garis diperdengarkan menggunakan bunyi pluit panjang. Waktu yang digunakan dalam memperdengarkan antara bunyi titik dengan garis adalah dua detik.

Makna asosiatif pada huruf /A/ direpresentasikan /.-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda. Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan


(36)

pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.


(37)

4.1.1 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /B/ Direpresentasikan dengan /-…/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /B/ dalam pramuka direpresentasikan /-…/, yang terdiri dari satu garis, dan tiga titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /B/ adalah sebuah penanda sedangkan /-…/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Dalam bahasa Indonesia /-…/ diartikan hanya sebagai garis, titik, titik, titik. Kata garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Sdangkan titik tiga bisa berupa tanda ellipsis yang dipakai dalam kalimat terputus-putus, menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /B/ Direpresentasikan dengan /-…/

Makna konseptual huruf /B/ direpresentasikan /-…/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /B/ yang terdiri dari satu garis dan tiga titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /B/ direpresentasikan /-…/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Sedangkan tiga tanda titik adalah tanda elipsis yang dipakai dalam kalimat terputus-putus dan menandai penghilangan tanda teks.


(38)

Tanda dan Penanda

Huruf /C/ dalam pramuka direpresentasikan /-.-./, yang terdiri dari satu garis, satu titik, satu garis, dan satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /C/ adalah sebuah penanda sedangkan /-.-./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /C/ Direpresentasikan dengan /-.-./.

Makna konseptual huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /C/ yang terdiri dari satu garis, satu titik, satu garis, dan satu titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak


(39)

digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.3 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /D/ Direpresentasikan dengan /-../ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /D/ dalam pramuka direpresentasikan /-../, yang terdiri dari satu garis, satu titik, dan satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /D/ adalah sebuah penanda sedangkan /-../ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /D/ Direpresentasikan dengan /-../


(40)

Makna konseptual huruf /D/ direpresentasikan /-../ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /D/ yang terdiri dari satu garis, satu titik, dan satu titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /D/ direpresentasikan /-../ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Kemudian Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian


(41)

ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.4 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /E/ Direpresentasikan dengan /./ dan Maknanya.

Tanda dan Penanda

Huruf /E/ dalam pramuka direpresentasikan /./, yang terdiri dari satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi pendek. Jadi, huruf /E/ adalah sebuah penanda sedangkan /./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /E/ Direpresentasikan dengan /./

Makna konseptual huruf /E/ direpresentasikan /./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi pendek adalah huruf /E/ yang terdiri dari satu titik dengan waktu dua menit.

Makna asosiatif pada huruf /E/ direpresentasikan /./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi pendek adalah sebuah tanda titik Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik


(42)

waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.5 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /F/ Direpresentasikan dengan /..-./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /F/ dalam pramuka direpresentasikan /..-./, yang terdiri dari titik, titik, garis, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.


(43)

Jadi, huruf /F/ adalah sebuah penanda sedangkan /..-./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /F/ Direpresentasikan dengan /..-./

Makna konseptual huruf /F/ direpresentasikan /..-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /F/ yang terdiri dari dua titik, satu garis, dan satu titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /F/ direpresentasikan /..-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda titik. Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan


(44)

tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.6 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /G/ Direpresentasikan dengan /--./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /G/ dalam pramuka direpresentasikan /--./, yang terdiri dari garis, garis, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /G/ adalah sebuah penanda sedangkan /--./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /G/ Direpresentasikan dengan /--./

Makna konseptual huruf /G/ direpresentasikan /--./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /G/ yang terdiri dari dua garis, garis, dan satu titik dengan waktu dua menit perdurasi.


(45)

Makna asosiatif pada huruf /G/ direpresentasikan /--./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda hubung kemudian satu tanda titik untuk menandai akhir kalimat dalam bahasa Indonesia.

4.1.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /H/ Direpresentasikan dengan /…./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /H/ dalam pramuka direpresentasikan /…./, yang terdiri dari titik, titik,titik, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /H/ adalah sebuah penanda sedangkan /…./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /H/ Direpresentasikan dengan /…./

Makna konseptual huruf /H/ direpresentasikan /…./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /H/ yang terdiri dari titik, titik, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /H/ direpresentasikan /…./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah empat buah tanda titik dipakai dalam bahasa Indonesia jika yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat.

4.1.8 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /I/ Direpresentasikan dengan /../


(46)

Huruf /I/ dalam pramuka direpresentasikan /../, yang terdiri dari titik, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /I/ adalah sebuah penanda sedangkan /../ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /I/ Direpresentasikan dengan /../

Makna konseptual huruf /I/ direpresentasikan /../ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /I/ yang terdiri dari titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /I/ direpresentasikan /../ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dipakai dalam bahasa Indonesia untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.


(47)

Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.9 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /J/ Direpresentasikan dengan /.---/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /J/ dalam pramuka direpresentasikan /.---/, yang terdiri dari titik, garis, garis,dan garis yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /J/ adalah sebuah penanda sedangkan /.---/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /J/ Direpresentasikan dengan /.---/

Makna konseptual huruf /J/ direpresentasikan /.---/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /J/ yang terdiri dari titik,


(48)

Makna asosiatif pada huruf /J/ direpresentasikan /.---/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dipakai dalam bahasa Indonesia untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda


(49)

hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.10 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /K/ Direpresentasikan dengan /-.-/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /K/ dalam pramuka direpresentasikan /-.-/, yang terdiri dari garis, titik, dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /K/ adalah sebuah penanda sedangkan /-.-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /K/ Direpresentasikan dengan /-.-/

Makna konseptual huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /K/ yang terdiri dari garis, titik, dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah dua buah tanda garis yang dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang


(50)

jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.11 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /L/ Direpresentasikan dengan /.-../ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /L/ dalam pramuka direpresentasikan /.-../, yang terdiri dari titik, garis, titik, dan titik, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.


(51)

Jadi, huruf /L/ adalah sebuah penanda sedangkan /.-../ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /L/ Direpresentasikan dengan /.-../

Makna konseptual huruf /L/ direpresentasikan /.-../ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /L/ yang terdiri dari titik, garis, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /L/ direpresentasikan /.-../ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah titik,garis, titik, dan titik yang dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau


(52)

bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.12 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /M/ Direpresentasikan dengan /--/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /M/ dalam pramuka direpresentasikan /--/, yang terdiri dari garis dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /M/ adalah sebuah penanda sedangkan /--/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /M/ Direpresentasikan dengan /--/

Makna konseptual huruf /M/ direpresentasikan /--/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /M/ yang terdiri dari garis dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /M/ direpresentasikan /--/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah garis dan garis dalam bahasa


(53)

Indonesia tanda garis merupakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelas di luar bangun kalimat.

4.1.13 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /N/ Direpresentasikan dengan /-./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /N/ dalam pramuka direpresentasikan /-./, yang terdiri dari garis dan titik, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /N/ adalah sebuah penanda sedangkan /-./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /N/ Direpresentasikan dengan /-./

Makna konseptual huruf /N/ direpresentasikan /-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /N/ yang terdiri dari garis dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /N/ direpresentasikan /-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah garis dan titik dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai


(54)

digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.14 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /O/ Direpresentasikan dengan /---/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /O/ dalam pramuka direpresentasikan /---/, yang terdiri dari garis, garis dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /O/ adalah sebuah penanda sedangkan /---/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.


(55)

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /O/ Direpresentasikan dengan /---/

Makna konseptual huruf /O/ direpresentasikan /---/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /O/ yang terdiri dari garis, garis, dan garis dengan waktu 2 menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /O/ direpresentasikan /---/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tiga buah garis dalam bahasa Indonesia merupakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelas di luar bangun kalimat.

4.1.15 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /P/ Direpresentasikan dengan /.--./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /P/ dalam pramuka direpresentasikan /.--./, yang terdiri dari garis, garis dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /P/ adalah sebuah penanda sedangkan /.--./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /P/ Direpresentasikan dengan /.--./

Makna konseptual huruf /P/ direpresentasikan /.--./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /P/ yang terdiri dari titik, garis, garis, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.


(56)

Makna asosiatif pada huruf /P/ direpresentasikan /.--./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah titik, garis, garis, dan titik dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Sedangkan tanda garis merupakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelas di luar bangun kalimat.

4.1.16 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /Q/ Direpresentasikan dengan /--.-/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /Q/ dalam pramuka direpresentasikan /--.-/, yang terdiri dari garis, garis, titik, dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /Q/ adalah sebuah penanda sedangkan /--.-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /Q/ Direpresentasikan dengan /--.-/

Makna konseptual huruf /Q/ direpresentasikan /--.-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /Q/ yang terdiri dari garis, garis, titik dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /Q/ direpresentasikan /--.-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah garis, garis, titik, dan garis dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.


(57)

Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.17 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /R/ Direpresentasikan dengan /.-./ dan Maknanya


(58)

Huruf /R/ dalam pramuka direpresentasikan /.-./, yang terdiri dari titik, garis, dan titik, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /R/ adalah sebuah penanda sedangkan /.-./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /R/ Direpresentasikan dengan /.-./

Makna konseptual huruf /R/ direpresentasikan /.-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /R/ yang terdiri dari titik, garis, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /R/ direpresentasikan /.-./ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah titik, garis, dan titik dalam bahasa Indonesia dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di


(59)

belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.18 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /S/ Direpresentasikan dengan /…/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /S/ dalam pramuka direpresentasikan /…/, yang terdiri dari titik, titik, dan titik, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /S/ adalah sebuah penanda sedangkan /…/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /S/ Direpresentasikan dengan /…/


(60)

Makna konseptual huruf /S/ direpresentasikan /…/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /S/ yang terdiri dari titik, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /S/ direpresentasikan /…/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tiga buah titik dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menandai penghilangan teks.

4.1.19 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /T/ Direpresentasikan dengan /-/ dan maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /T/ dalam pramuka direpresentasikan /-/, yang terdiri dari garis yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang. Jadi, huruf /T/ adalah sebuah penanda sedangkan /-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /T/ Direpresentasikan dengan /-/

Makna konseptual huruf /T/ direpresentasikan /-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang adalah huruf /T/ yang terdiri dari garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /T/ direpresentasikan /-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang adalah adalah tanda garis yang merupakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.


(61)

4.1.20 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf /U/ Direpresentasikan dengan /..-/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /U/ dalam pramuka direpresentasikan /..-/, yang terdiri dari titik,titik, dan garis yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /U/ adalah sebuah penanda sedangkan /..-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /U/ Direpresentasikan dengan /..-/

Makna konseptual huruf /U/ direpresentasikan /..-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /U/ yang terdiri dari titik, tittk, dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /U/ direpresentasikan /..-/ pada isyarat morse dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dalam bahasa Indonesia dipakai untuk dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan dan Saran

5.1.1 Simpulan

Bentuk bahasa nonverbal pada pramuka mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan mempelajarinya seseorang dapat menambah wawasannya. Daya tarik yang dimilikinya bukan berupa gambar dan warna akan tetapi makna yang terdapat di dalamnya baik dari warnanya.

Setelah penulis menguraikan tentang masalah bahasa nonverbal pada pramuka di Pondok Pesantren Aisyiah Medan, dapat disimpulkan bahwa bahasa nonverbal dalam pramuka dapat dianalisis dari segi makna, serta tanda dan petanda. Dari segi makna terdapat makna konseptual dan makna asosiatif. Setelah dilakukan analisis melalui data-data yang terdapat pada morse dan tanda pengenal/atribut dapat disimpulkan pula bahwa lambang gerakan dalam pramuka yang berupa tunas kelapa mempunyai arti kiasan yaitu:

1) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

2) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh


(2)

segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

3) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam misi dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

4) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

5) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

6) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa, dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Analisis morse dalam penelitian ini juga dilakukan karena dalam pramuka kode morse dipakai sebagai alat komunikasi bahasa nonverbal dengan sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode representasi morse untuk alphabet /A/ - /Z/ dilambangkan dengan garis dan titik.


(3)

Makna yang digunakan dalam menganalisis Bahasa Nonverbal pada Pramuka ini meliputi:

a) Makna konseptual sebagai makna dasar atau makna sebenarnya dari Bahasa Nonverbal pada Pramuka.

b) Makna asosiatif sebagai makna tambahan atau makna yang bukan sebenarnya dari Bahasa Nonverbal pada Pramuka.

Selain menganalisis morse pada pramuka sebagai bentuk bahasa nonverbal, dalam penelitian ini juga dianalisis menggunakan tanda/atribut pramuka penggalang putri. Lambang tersebut adalah:

1) Tanda tutup kepala 2) Tanda pelantikan 3) Tanda regu

4) Tanda kecakapan umum 5) Tanda kecakapan khusus 6) Tanda jabatan

7) Badge daerah/lencana wilayah 8) Pita nomor

9) Tanda lokai/pita wilayah 10) Papan nama

11) Tanda pandu dunia

Semua lambang ini memiliki makna di dalamnya baik makna konseptual maupun makna asosiatif.


(4)

5.1.2 Saran

Para anggota pramuka yang ikut dalam kegiatan organisasi pramuka di sekolah-sekolah baik itu ditingkat Sekolah Dasar (SD) yang disebut dalam pramuka tingkat Siaga, Sekolah Menengah Pertama (SMP) disebut dalam pramuka tingkat Penggalang dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disebut dalam pramuka tingkat penegak hendaknya benar-benar mengikutinya bukan sekedar ikut-ikutan karena banyak pelajaran yang diperoleh selain dari bermain.

Selain itu, penulis juga menyarankan kepada pembaca agar lebih mendalami masalah penggunaan bahasa verbal dan bahasa nonverbal pada masyarakat secara langsung agar dapat diketahui perkembangan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Alwasilah, A Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Aminuddin. 2003. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Sri Rezeki Juni. 1996. ”Tanda yang digunakan Sebagai Salah Satu Sarana

Komunikasi di Perumka Perbaungan”. (Skripsi). Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Chaer, Abdul. 2003. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soejono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Elly, Rusda. 2007. Gerakan Pramuka. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Kemala.2009. Dalam

Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi verbal dan nonverbal. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pateda, Mansoer.2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Ritonga, Parlaungan, 2006. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan: Bartong Jaya.

Santosa, Puji. 1993. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Sastra. Bandung: Angkasa.


(6)

Siahaan, S.M. 1991. Komunikasi. Jakarta: Gunung Mulia.

Sobur, Alex, M. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Yudi Cahyono, Bambang. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Malang: Airlangga University Press.