Wewenang , Tugas dan Fungsi Kantor Urusan Agama KUA

d. Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 delapan belas tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya”. Definisi anak yang ditetapkan perundang-undangan berbeda dengan definisi menurut Hukum Islam dan Hukum Adat. Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat sama-sama menentukan seseorang masih anak-anak atau sudah dewasa bukan dari usia anak. Hal ini karena masing-masing anak berbeda usia untuk mencapai tingkat kedewasaan. Seseorang dinyatakan sebagai anak apabila anak tersebut belum memiliki tanda-tanda yang dimiliki oleh orang dewasa sebagaimana ditentukan dalam Hukum Islam. 31 Perkembangan dan pertumbuhan anak melibatkan banyak faktor, bukan hanya sekedar perkembangan dan pertumbuhan mereka secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan ini melibatkan perubahan yang sangan signifikan pada perilaku, proses berpikir, emosional, dan sikap. Pertumbuhan psikologis ini akan sangat menentukan si anak akan menjadi manusia seperti apa kelak ketika menjadi orang dewasa sepenuhnya. Secara umum anak adalah seseorang yang dilahirkan dan merupakan awal akan lahirnya generasi baru sebagai penerus cita-cita keluarga, agama, bangsa dan Negara. Anak harus dididik agar memiliki pengetahuan dan kepribadian yang baik. Semakin baik kepribadian dan pengetahuan yang dimilkinya, maka akan semakin bagus pula masa depan bangsa yang akan diciptakan.

2.3.2 Macam-Macam Anak

Terdapat macam-macam anak yang dikemukakan oleh D.Y. Witanto

1. Anak Sah

Anak sah mempunyai kedudukan yang paling tinggi dan paling sempurna dimata hukum dibandingkan dengan anak dalam kelompok-kelompok yang lain. Anak sah menyandang seluruh hak yang diberikan oleh hukum. Hak tersebut antara lain hak waris dalam peringkat yang paling tinggi diantara golongan-golongan ahli waris yang lain. Hak 31 http:amankpermahimakassar.blogspot.comanak-dan-definisinya-dalam-hukum.html . Diakses tanggal 10 Juli 2012 sosial dimana ia akan mendapatkan penamaan ayah dalam akta kelahiran dan hak-hak lainnya. Berdasarkan aturan perundang-undangan anak sah diberikan definisi antara lain sebagai berikut : a. Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa “Anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah”. b. Pasal 250 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa “Anak sah adalah anak yang dilahirkan atau dibesarkan selama perkawinan memperoleh si suami sebagai ayahnya”. c. Pasal 99 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa “Anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah. Hasil perbuatan suami isteri yang sah diluar rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut”. Seorang anak mendapatkan kedudukan hukum sebagai anak yang sah apabila kelahiran si anak didasarkan pada perkawinan orang tuanya yang sah atau telah didahului oleh adanya perkawinan yang sah. Pengertian tersebut harus diartikan bahwa anak tersebut dibenihkan pada saat orang tuanya telah melangsungkan perkawinan yang sah atau karena kelahirannya itu berada dalam ikatan perkawinan yang sah.

2. Anak Luar Kawin

Pengertian anak luar kawin adalah anak yang dilahirkan diluar perkawinan yang sah, hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan kelurga ibunya. Anak tersebut tidak mempunyai kedudukan yang sempurna dimata hukum seperti anak sah pada umumnya. Kedudukan anak tersebut selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentag Perkawinan. Status anak tersebut dapat berubah jika orang tuanya melakukan tindakan , seperti melangsungkan perkawinan. Melakukan pengakuan atau pengesahan pada salah satu lembaga hukum, maka anak tersebut sah secara hukum. Predikat anak luar kawin tentunya akan melekat pada anak yang lahir diluar perkawinan.