47
2.5 Kerangka Teori
Sumber : Buku Ajar Kardiologi. 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. 2001, Kiat Keluarga Sehat Mencapai Hidup Prima dan Bugar Jilid I. 2003.
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Genetik Umur
Stress Etnis
Tipe Kepribadian
Kadar Sodium Intraseluler Degenerasi atau
Penebalan Dinding Arteri Sensitivitas Terhadap
Vasopressin Lebih Besar Resistensi Pembuluh Darah
Perifer Cardiac Output
Pola Konsumsi Pemicu Pola Makanan Pencegah
Tingkat Konsumsi Natrium Tingkat Konsumsi Serat
IMT yang Overweight dan Obesitas
Agregasi Trombosit dan
Peningkatan Viskositas Darah
HIPERTENSI
Kadar LDL dan triglisireda
Kadar HDL Wanita: Estrogen
Jenis Kelamin
Hormon Natriouretik
Cardiac Output Tahanan Perifer
Riwayat Merokok Riwayat Alkohol
Olahraga secara Teratur Tingkat konsumsi Energi, Lemak dan Karbohidrat
48
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.6.1 Kerangka Konseptual
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Keterangan : : variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti Hipertensi pada Lansia
Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah
Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah
a. Umur b. Jenis Kelamin
c. Keturunan Genetik d. Etnis
a. Merokok b. Kegemukan
c. Stres d. Latihan Fisik
f. Konsumsi Karbohidrat dan Lemak
e. Asupan Garam Natrium
g. Konsumsi Serat h. Konsumsi Alkohol
49
Pada Penelitian ini yang menjadi variabel bebas independent adalah pola konsumsi pemicu dan pencegah, tingkat konsumsi sumber karbohidrat lemak,
natrium dan serat. Variabel terikat dependent adalah hipertensi pada lansia. Faktor risiko hipertensi antara lain adalah: faktor genetik, umur, jenis
kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. Hipertensi bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi lebih
banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih. Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan
sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan risiko hipertensi walaupun mekanisme
timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti. Pada penelitian ini peneliti tidak menguji faktor etnis dikarenakan demografi
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia diasumsikan sama. Variabel aktivitas fisik juga tidak diteliti disebabkan keterbatasan peneliti untuk mengukur bagaimana aktivitas
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Perilaku mengkonsumsi alkohol dan merokok tidak diteliti dikarenakan para lansia tinggal di instansi pemerintahan yang
ada peraturan khusus untuk tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok dikarenakan faktor usia mereka. Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa hubungannya pada
kejadian hipertensi sangat kecil.
50
2.6.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Ada hubungan antara tingkat konsumsi makanan sumber karbohidrat, lemak, natrium, dan serat dengan hipertensi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Jember. b.
Ada hubungan antara pola konsumsi makanan pencegah dan pemicu hipertensi dengan hipertensi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember.
51
BAB 3. METODE PENELITIAN