Pengawasan Rekapitulasi Hasil penghitungan Suara

3.1.6 Pengawasan Rekapitulasi Hasil penghitungan Suara

Penghitungan dan rekapitulasi di tngkat KPPS, PPS, PPK dan KPU kota dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Bahwa Panwalu Kabupaten Banyuwangi berdasarkan instruksi Bawaslu Kabupaten Banyuwangi Nomor 436BAWASLU-PROVJTMVIII2013, telah menginstruksikan kembali kepada Panwascam dan PPL untuk wajib mendapatkan salinan asli C-1 KWK, D-1 KWK dan DA-KWK, instruksi tersebut disampikan pada saat Rakor di kantor Bawaslu Kabupaten Banyuwangi. Atas instruksi tersebut PPL dan Panwascam seluruh Kabupaten Banyuwangi telah mendapatkan seluruh salinan C-1 KWK, D-1 KWK dan DA-KWK. Dari salinan yang ada kemudian Bawaslu membuat rekapitulasi internal yang hasilnya sama dengan hasil Pleno KPU Kabupaten Banyuwangi yang telah dilaksanakan. Rapat Pleno Penetapan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara oleh KPU Kabupaten Banyuwangi dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 sebagaimana berdasarkan Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 di tingkat KPU Kabupaten Banyuwangi telah dilaksanakan dengan lancar dan tidak ada keberatan dari saksi yang hadir. Berdasarkan penjelasan di atas, mekanisme pengawasan tentang bawaslu yang di lakukan oleh Bawaslu kabupaten Banyuwangi telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008. Hasil pemilihan umum yang berupa penetapan final hasil penghitungan suara yang diikuti oelh pembagian kursi yang diperebutkan, yang diumumkan secara resmi oleh lembaga penyelenggara pemilihan umum sering kali tidak memuaskan peserta pemilihan umum, yang tidak berhasil tampil sebagai pemenang. Kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat dalam hasil perhitungan itu antara peserta pemilihan umum dan penyelenggara pemilihan umum, baik maren kesengajaan maupun karena kelalaian, baik karena kesalahan teknis atau kelemahan yang bersifat administratif dalam perhitungan ataupun disebabkan oleh faktor human eror. Jika perbedaan pendapat yang demikian itu menyebabkan terjadinya kerugian bagi peserta pemilihan umum, peserta pemilihan yang dirugikan itu dapat menempuh upaya hukum dengan mengajukan permohonan perkara perselisihan hasil pemilihan umum ke Mahkamah Konstitusi. 36 Jenis perselisihan atau sengketa mengenai hasil pemilihan umum ini tentu harus dibedakan dari sengketa yang timbul dalam kegiatan kampanye, ataupun teknis pelaksanaan pemungutan suara. Jenis perselisihan hasil pemilihan umum ini juga harus pula dibedakan dari prkara-perkara pidana yang terkait dengan subjek-subjek hukum dalam penyelenggaraan pemilihan umum. Siapa saja yang terbukti bersalah melanggar hukum pidana, diancam dengan pidana dan harus dipertanggung jawabkan secara pidana pula menurut ketentuan yang berlaku di bidang peradilan pidana. Akan tetapi, sepanjang menyangkut hasil pemilihan umum yang sudah diputus final dan mengikat oleh Mahkamah Konstitusi dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi, semua pihak, termasuk apalagi kepada pihak KPU selaku lembaga penyelenggaraan pemilu dan pihak-pihak yang kepentinganya terkait lainnya, sudah diberi kesempatan yang cukup dan leluasa untuk membantah atau menolak bukti-bukti dimaksud tidak terbantahkan, perkara perselisihan hasil pemilu itu sudah diputus final dan mengikat oleh Mahkamah Konstitusi.

3.2 Pelanggaran Hukum yang terjadi dalam pelaksanaan Pilpres di Banyuwangi.

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS FUNGSI PELAYANAN KECAMATAN SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 3 16

KAJIAN YURIDIS TERHADAP SYARAT-SYARAT MENJADI KEPALA DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008

0 5 15

KAJIAN YURIDIS TERHADAP SYARAT-SYARAT MENJADI KEPALA DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008

0 5 13

Pengusulan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta pemilu menurut undang-undang pilpres

1 8 14

Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Dalam Rangka Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat Di Indonesia (Analisis Yuridis Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden)

0 7 118

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

1 8 90

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP BENDA JAMINAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Benda Jaminan Berdasarkan Undang-Undang no. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia (studi Kasus pada PT. Kemba

0 2 19

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP BENDA JAMINAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Benda Jaminan Berdasarkan Undang-Undang no. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia (studi Kasus pada PT. Kemba

0 3 12

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

0 0 7

Undang Undang Nomor 42 Tahun 2008 782264

0 0 115