Profil UKM Rancangan penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM): studi kasus pada konveksi As- Shaqi Pamulang

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil UKM

Konveksi As- Shaqi yang beralamat di Jalan Aria Putra No. 66 Kedaung- Pamulang Kota Tangerang Selatan provinsi Banten, merupakan sebuah salah satu usaha keluarga yang memproduksi pakaian muslim pria, wanita dan anak- anak serta perlengkapan haji pria dan wanita , seperti: baju koko, jubah, baju ihrom, kerudung, dan lainnya. Usaha produksi pakaian muslim ini mulai digeluti oleh H. Salman Abdullah Sungkar sekitar tahun 2000. Karena keinginan dan kemampuan dibidang menjahit beliau memulai usahanya dengan bemodalkan sebuah mesin jahit dengan memulai membuat pakaian muslim serta membuka jasa menjahit pakaian. Sedikit demi sedikit hasil dari kerja keras beliau mulai membuahkan hasil, dengan banyaknya pesanan dari warga sekitar. Melihat peluang yang berada didepan mata beliau mencoba mengembangkan usahanya dengan mendirikan sebuah konveksi rumahan yang diberi nama As- Shaqi dengan menggunakan sebagian tempat tinggalnya dan memiliki beberapa orang karyawan. Berawal dari berdirinya konveksi As- Shaqi mulailah beliau memasarkan produknya tersebut ke pusat grosir pakaian di Tanah Abang. 38 Perlahan tapi pasti produk baju muslim yang diberi label As- Shaqi mulai dikenal dan diminati oleh para pelanggan, seiring dengan perubahan waktu konveksi As- Shaqi pun kebajiran pesanan jika bulan Ramadhan tiba sampai menjelang hari raya Idul Fitri omzet yang didapat mencapai ratusan juta rupiah. Melihat hal tersebut mulailah tersirat dibenak beliau untuk membeli toko di pasar Tanah Abang, impian itu pun diwujudkan beliau dengan membeli toko yang diberi nama As- Shaqi Collection yang berada di Blok F lantai 5 pasar Tanah Abang. Seiring dengan perkembangan positif yang dialami konveksi As- Shaqi pada tahun 2008, H. Salman Abdullah Sungkar kemudian membeli toko di sebuah mall di daerah Pamulang yang diberi nama As- Sakinah. Kedua toko tersebut menjadi pilar utama dalam penjualan hasil produksi dari konveksi As- Shaqi. Karena semakin banyaknya pesanan dan produksi yang dilakukan oleh konveksi dan sempitnya tempat produksi kemudian beliau memutuskan untuk membangun sebuah tempat produksi yang lebih besar untuk tempat produksi utama dan gudang dekat dengan tempat tinggalnya. Namun, semakin besar konveksi pasti akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan melanjutkan usaha tersebut, inilah yang tidak diperhitungkan oleh beliau, apalagi tidak ada pencatatan mengenai transaksi yang terjadi dengan kata lain tidak ada pencatatan akuntansi yang dilakukan di konveksi As- Shaqi, sehingga berdampak pada keuangan konveksi yang tidak tertata. Tidak patah arang beliau pun 39 mulai mengajak relasinya untuk menginvestasikan uangnya untuk usahanya tersebut. Dengan adanya investor yang menanamkan modal pada usahanya tersebut memberikan konveksi As- Shaqi angin segar untuk melanjutkan usahanya. Mulailah pencatatan akuntansi sederhana dilakukan, dari pencatatan kas masuk, kas keluar, piutang, hutang, persedian bahan baku dan barang jadi. Konveksi As- Shaqi pun mulai memperbaiki manajemen yang terjadi di konveksi. Pada kasus ini peneliti mulai merancang penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP dalam laporan keuangan konveksi. Hai ini diyakini dapat membantu konveksi dalam membuat laporan keuangan, juga untuk memenuhi kebutuhan investor yang ingin melihat perkembangan keuangan pada konveksi As- Shaqi yang terjadi saat ini. Penggunaan SAK ETAP sebagai standar pencatatan akuntasi karena konveksi As- Shaqi merupakan entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik dan menerbitkan laporan keuangannya untuk tujuan umum. Konveksi As- Shaqi tidak mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk penerbitan efek dipasar modal, atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat. 40

2. Struktur Organisasi UKM