Tingkat kecemasan dan efek

Rp1000.000 sebesar 7,7, serta yang tidak berpenghasilan adalah 46,2. Berdasarkan jenis tindakan pembedahan pada pasien yaitu pembedahan mayor ada 12 orang 92,3 dan tindakan pembedahan minor sebanyak 1 orang 7,7. Tabel 1 Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Usia ƒ 15-25 4 30.8 ƒ 26-35 2 15.4 ƒ 36-45 3 23.1 ƒ 46-55 2 15.4 ƒ 56-65 2 15.4 2. Jenis Kelamin ƒ Laki-laki 7 53.8 ƒ Perempuan 6 46.2 3. Tingkat Pendidikan ƒ SD 4 30.8 ƒ SLTP 1 7.7 ƒ SMU 8 61.5 4. Suku ƒ Batak 5 38.5 ƒ Mandailing 0 ƒ Jawa 4 30.8 ƒ Aceh 2 15.41 ƒ Karo 1 7.7 ƒ Melayu 1 7.7 5. Penghasilan ƒ 200.000 3 23.1 ƒ 200.000-500.000 3 23.1 ƒ 500.000-1000.000 0 ƒ 1000.000 1 7.7 ƒ Tidak berpenghasilan 6 46.2 6. Jenis pembedahan ƒ Mayor 12 92.3 ƒ Minor 1 7.7

2. Tingkat kecemasan dan efek

komunikasi terapeutik. Hasil penelitian tentang tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum treatment menunjukkan umumnya pasien berada pada tingkat kecemasan ringan yaitu 11 orang 84,6 dan sesudah treatment keseluruhan pasien 100 berada pada tingkat kecemasan ringan. Tidak dijumpai pasien dengan tingkat kecemasan berat dan panik baik pada pre treatment maupun post treatment. Tabel 2 Gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi pre dan post treatment komunikasi terapeutik di RS HAM Tingkat Kecemasan Pre treatment Post treatment Ringan 84,6 92,3 Sedang 15,4 7,7 Berat 0 Panik 0 Untuk mengetahui efek komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi dilakukan dengan membandingkan nilai tingkat kecemasan sebelum dan sesudah treatment yaitu komunikasi terapeutik. Adapun gambaran nilai tingkat kecemasan sebelum treatment dan sesudah treatment adalah : Tabel 3 Gambaran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah treatment komuniksi terapeutik Responden Pre Post 01. 5 5 02. 1 03. 5 4 04. 5 3 05. 15 10 06. 7 6 07. 8 6 08. 7 4 09. 7 4 10. 9 6 11. 15 11 12. 11 12 13. 11 9 Berdasarkan perhitungan statistik dengan mengunakan program aplikasi SPSS untul desain pre dan post test pada satu grup responden dengan jumlah sampel 13 orang dan nilai α = 0,05 didapat hasil perhitungan : korelasi variabel kecemasan sebelum dan sesudah treatment Paired Samples Correlations 0,917 dengan rata- rata perbedaan variabel kecemasan sebelum dan sesudah treatment Mean paired Differences sebesar 2.00 dan diperoleh nilai nilai signifikansi p 0,001. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005 20 memberikan efek yang signifikan terhadap penurunan tinkat kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Melati RS H.Adam Malik Medan. Pembahasan 1. Operasi dan kecemasan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi dan efek komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 7 orang pasien pre operasi di Ruang Melati RS H.Adam Malik Medan, maka hasil yang diperolaeh adalah : 100 responden mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi dengan 11 orang 84,6 pada tingkat kecemasan ringan dan 2 orang 15,4 pada tingkat kecemasan sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zebua 2000 yang menyatakan pasien pra bedah yang ada di ruangan Melati RSU Imelda Medan 25 orang 100 mengalami kecemasan dalam operasi. Selain itu Fyfe 1999 mengatakan bahwa operasi merupakan hal yang menimbulkan stress pada kebanyakan pasien. Tingkat kecemasan pasien pre operasi yang relatif tidak tidak tinggi berat atau panik disebabkan operasi yang dilakukan adalah operasi elektif atau direncanakan dan pasien sudah terlebih dahulu diberitahu oleh tim medis bahwa akan dioperasi. Selain itu rendahnya tingkat kecemasan pasien pre operasi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: pasien umumnya merasa pasrah terhadap prosedur medis yang dihadapinya, pasien dengan penyakit kronis yang akan melalui prosedur pembedahan merasa operasi adalah hal yang wajar, selain itu juga aspek spiritual pasien pre operasi meningkat sehingga lebih tenang menjalani operasi dan menganggap operasi sebagai cara terbaik dan pasien yakin kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Atkinson 1992 yang mengatakan bahwa kemampuan seseorang berbeda dalam mengadapi situasi krisis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor budaya, agama, dan sosial ekonomi. Tingkat kecemasan pasien pre operasi ini juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien terhadap prosedur operasi dan kelanjutan pengobatan. Umumnya pasien mencemaskan hal ini dan juga ditemui adanya kecemasan yang disebabkan oleh faktor biaya operasi yang dianggap mahal. Hal tersebut diketahui dari proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh peneliti dengan responden. Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan pasien pre operasi di Ruang Rindu B2 RS H.Adam Malik Medan berada pada tingkat cemas yang rendah ringan-sedang disebabkan operasi yang dilakukan adalah operasi yang elektif direncanakan dan dapat juga karena kecemasan yang tidak teridentifikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Atkinson 1992 yang mengatakan bahwa semua pasien pre operasi umumnya mengalami kecemasan walaupun tidak diungkapkan secara verbal.

2. Efek komunikasi terapeutik terhadap