2.7.2.1 Tebal Las
Penentuan tebal las didasarkan pada dimensi profil baja yang disambungkan. Tebal las a harus memenuhi ketentuan di bawah ini :
S2
a
S1
s s
a = 0,707 . s
Gambar 2.19 Tebal Las sumber : Padosbajayo, 1992 Tabel 2.4 Ukuran Minimum Las Sudut Sumber : SNI 2002
Tebal bagian paling tebal, t mm Tebal minimum las sudut, t
w
mm
t ≤ 7
3 7 t
≤ 10 4
10 t ≤ 15
5 15 t
6
2.7.2.2 Panjang Las
Pengertian panjang las meliputi dua pengertian, yaitu panjang las total L dan panjang las netto L
n
. Panjang total adalah panjang yang sebenarnya dari sambungan las tersebut
Sedangkan yang dimaksud dengan panjang netto adalah panjang yang diperhitungkan kekuatannya sebagai struktur las, berupa panjang las total yang
Universitas Sumatera Utara
direduksi. Pengurangan panjang ini diakibatkan oleh adanya perlemahan las pada saat pelaksanaan. Menurut SNI 2002, didefinisikan :
L
n
= L – 3a Sedangkan struktur las harus memenuhi syarat panjang netto antara 10
sampai 40 kali tebal las, atau 10a ≤ L
n
≤ 40a.
2.7.2.3 Luas Penampang A
Luas penampang las adalah perkalian antara panjang las netto L
n
dan bidang geser las a. Menurut SNI 2002, luas penampang las ini harus lebih besar
atau sama dengan dari pembagian antara gaya yang bekerja P dan tegangan geser τ
a
. A = L
n
. a ≥
2.8 Castella Beam
Profil Castella ini merupakan profil IWF standard yang bagian badan nya di potong sedemikian rupa. Dapat dilihat pada gambar 2.20, dua bagian balok IWF yang
dipotong pada bagian tengahnya dilas bersama – sama, sehingga membentuk 1,5 D dari Balok IWF yang dibentuk.
Peningkatan biaya atas fabrikasi pemotongan dan terjadi pengurangan berat dibandingkan dengan balok solid IWF . Balok castella dapat digunakan pada rentang
yang panjang, seperti pada atap. Void pada bagian badan balok ini berguna untuk pemasanngan instalasi
listrik serta untuk saluran AC pada gedung. Sehingga sangat ekonomis bila menggunakan balok castella The Construction of Building, Wiley Blackwell jilid 4
Universitas Sumatera Utara