T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
dividend payout ratio, price earning ratio,book value per share, dan price to book value.
6. Rasio pertumbuhan, mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan
posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
D. Debt to Total Asset Ratio DTA
Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang
mengandung risiko maka semakin besar persentasinya makin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan. Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor
dan kreditor. Sebuah perusahaan harus membuat para investor senang dengan menghasilkan laba yang tinggi sehingga EPS meningkat Van Horne, 2005:209.
Perusahaan yang memiliki hutang banyak dengan beban tetap, akan mengurangi beban pajak dan menyebabkan keuntungan bagi perusahaan.
E. Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan peusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara
risiko dan laba yang didapat. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam
bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut kuswadi 2004 perusahaan dengan kewajiban yang terlampau banyak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan dan dari luar.
Bila kewajiban dapat dimanfaat dengan efektif dan bila laba yang didapat cukup untuk menutupi atau membayar beban bunga secara periode, laba yang diberikan
kepada pemegang saham dapat dijelaskan melalui leverage keuangan. Leverage keuangan tercipta ketika laba bersih perusahaan meningkat akibat penggunaan
pinjaman yang memberikan beban bunga.
F. Earning Per Share EPS
Hasil operasi suatu perusahaan umumnya dirangkum dalam suatu bagian utama yaitu laba bersih. Tetapi walaupun demikian, laba bersih ini belum
dianggap ringkas, oleh karena itu sering digunakan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu laba per saham earning per share. Earning Per Share EPS
bertujuan mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham. EPS dihitung dengan membagi laba
bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar BrighamWeston, 2001:613.
Pada umumnya menajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham akan tertarik pada EPS. Sebagaimana dikemukakan oleh
Syamsudin dalam bukunya yang berjudul manajemen keuangan perusahaan 2002:66 bahwa EPS menggambarkan jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk
setiap lembar saham biasa. Besarnya EPS mendapat perhatian yang cukup besar dari investor. Hal ini disebabkan EPS bisa dijadikan barometer keberhasilan suatu
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
perusahaan, apabila suatu perusahaan berhasil dalam operasinya, maka EPS yang ditawarkan juga besar.
Namun tidak berarti bahwa jumlah laba tersebut akan didistribusikan semua bagi pemegang saham EPS, karena hal itu juga berhubungan dengan
kebijaksanaan pembayaran deviden. Penghasilan netto perseroan harus disesuaikan dengan memperhitungkan bagian deviden saham istimewa. Jumlah
saham yang diperhitungkan dalam penentuan EPS juga hanyalah jumlah lembar saham biasa yang beredar.
G. Pengaruh DTA dan DER Terhadap EPS