Survei untuk Prosedur Perhitungan MKJI 1997

96 9. SIG IV, dari hasil data-data pada SIG sebelumnya, kita dapat memperoleh nilai Kapasitas C, Waktu Hijau g, dan Derajat Kejenuhan DS. 10. SIG V, mengetahui besarnya antrian, number of stop, dan tundaan. Dari pengerjaan formulir SIG kita dapat mengetahui kapasitas yang dapat dipenuhi oleh simpang yang diamati dan kinerja simpang yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan ataupun tidak.

3.6. Perancangan Survei Lalu Lintas

3.6.1 Survei untuk Prosedur Perhitungan MKJI 1997

3.6.1.1 Waktu Pelaksanaan Sesuai dengan pertimbangan untuk memperoleh gambaran kondisi lalu lintas yang sibuk maka survei lalu lintas untuk digunakan dalam perhitungan MKJI 1997 dilakukan pada hari kerja selama satu hari penuh dimulai pada pukul 06.30 wib sampai dengan pukul 18.30 wib. Hal ini dilakukan agar dapat diperoleh data yang lebih akurat sehingga hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan dan perbaikan dimasa akan datang. 97 3.6.1.2 Prosedur Pelaksanaan a. Perhitungan Arus Lalu Lintas Aktual Menentukan komposisi jenis kendaraan yang diamati menurut pengelompokkan yang dibuat oleh MKJI 1997, angka ekivalen tersebut dibagi atas 4 jenis. Adapun ke 4 jenis kendaraan tersebut antara lain kendaraan ringan Light Vehicle=LV, kendaraan berat Heavy Vehicle=HV, jenis sepeda motor Motor Cycle=MC, dan kendaraan tak bermotor Un-Motorcycle=UM. Perhitungan arus kendaraan didasarkan pada time slice traffic light. Formulir data yang dibuat akan berisikan hal sebagai berikut: Arah pergerakan kendaraan berdasarkan asal tujuan yang meliputi pergerakan membelok ke kiri, lurus dan berdasarkan jenis kendaraan. Perhitungan jenis kendaraan berdasarkan jumlah tiap jenis kendaraan selama periode pengamatan dalam interval 15 menit serta volume tersebar dihitung 4x15 menit selama periode pagi, siang, dan sore seperti terlihat dibawah ini: 1. Pagi : Pukul 06.30 – 08.30 wib 06.30 – 06.45 wib 06.45 – 07.00 wib 07.00 – 07.15 wib 07.15 – 07.30 wib 07.30 – 07.45 wib 07.45 – 08.00 wib 08.00 – 08.15 wib 08.15 – 08.30 wib Jam I Jam II Jam III Jam IV Jam V 98 2. Siang : Pukul 12.00 – 14.00 wib 12.00 – 12.15 wib 12.15 – 12.30 wib 12.30 – 12.45 wib 12.45 – 13.00 wib 13.00 – 13.15 wib 13.15 – 13.30 wib 13.30 – 13.45 wib 13.45 – 14.00 wib 3. Sore : Pukul 16.00 – 18.00 wib 16.00 – 16.15 wib 16.15 – 16.30 wib 16.30 – 16.45 wib 16.45 – 17.00 wib 17.00 – 17.15 wib 17.15 – 17.30 wib 17.30 – 17.45 wib 17.45 – 18.00 wib b. Keadaan Sinyal dan Geometrik Simpang Keadaan persimpangan yang perlu diamati selanjutnya adalah keadaan sinyal traffic light yang meliputi satu siklus yakni periode merah, kuning amber, dan hijau untuk setiap fase. Demikian juga dengan jumlah fase yang beroperasi pada persimpangan tersebut. Pelaksanaan pengukuran waktu sinyal diperoleh dengan cara sebagai berikut: Jam I Jam II Jam III Jam IV Jam V Jam I Jam II Jam III Jam IV Jam V 99 Membuat formulir pencatatan, dengan mempergunakan stop watch lama sinyal dicatat dengan pertama kali melakukan pencatatan waktu merah, hijau, dan kuning. Kemudian mencatat waktu siklus untuk mencocokkan pencatatan waktu sinyal merah, kuning, hijau. Pencatatan dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda secara berturut-turut. Dalam hal ini pencatatan dilakukan pada waktu pagi dan siang hari. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada perubahan lama waktu sinyal pada waktu tertentu. 3.6.1.3 Tenaga dan Peralatan 1. Tenaga Surveyor Survei yang dilakukan untuk mengambil data-data volume lalu lintas baik yang digunakan untuk perhitungan MKJI, masing-masing tim ditujukan untuk melakukan pengamatan pada kedua simpang yang berbeda. Jumlah anggota dalam satu tim tergantung situasi simpang yang akan dihitung volume lalu lintasnya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah survei pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui mengenai data-data awal mengenai pola arus lalu lintas, lokasi survei yang akan dipilih dan jam-jam sibukpuncak peak hour dan juga kondisi lingkungan disekitar simpang. Adapun hal-hal yang berfungsi diadakan survei ini yaitu: 100 1. Penempatan tempattitik lokasi survei yang memudahkan pengamat. 2. Penentuan arah lalu lintas dan jenis kendarran yang disurvei. 3. Membiasakan para penyurvei dalam menggunakan alat yang akan digunakan. 4. Memahami kesulitan yang memugkinkan muncul pada saat pelaksanan surveidan melakukan revisi sesuai dengan keadaan lapangan serta kondisi yang mungkin dihadapi. Untuk memudahkan mendapatkan hasil survei yang baik, harus diadakan penjelasan kepada seluruh surveyor yang bersangkutan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing terdiri dari : a. Cara dan pengisian formulir penelitian terkait dengan arus lalu lintas yang dibagi dalam periode tertentu yaitu: 15 menit tiap periode selama 1 jam untuk setiap pengamat b. Pembagian tugas, yang menyangkut pembagian arah dan jenis kendaraan bagi tiap penyurvei sesuai dengan formulir yang dipegang c. Mencatat waktu traffic light dan perubahan siklus yang terjadi selama 1 hari pengamatan. 101 2. Peralatan Untuk memperoleh data yang akurat, perlu didukung peralatan yang lengkap dan baik. Peralatan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut: • Formulir penelitian jumlah kendaraan yang keluar dari simpang, untuk prosedur survei MKJI 1997. • Clip board • Stopwatch atau jam tangan • Kamera digital, Handycam • Meteran Gulung, untuk mendapatkan data geometrik jalan • Ballpoint atau pensil • Komputer sebagai alat penghitung 3.6.1.4 Penempatan Surveyor Masalah penempatan surveyor pada persimpangan yang diteliti sangat penting untuk diperhatikan, hal ini terkait dengan keakuratan data lalu lintas yang ingin diperoleh, seperti jumlah kendaraan yang dilewatkan oleh masing-masing lengan dan data waktu sinyal traffic light. Penempatan surveyor dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: a. Pertimbangan jenis data yang ingin diperoleh, seperti jumlah kendaraan yang bergerak lurus atau belok kanan, dan lain sebagainya 102 b. Pertimbangan visual surveyor, seminimal mungkin posisi yang dipilih terhindar dari halangan untuk mengamati kondisi arus lalu lintas c. Pertimbangan kelancaran lalu lintas. Posisi penempatan surveyor jangan sampai mengganggu kondisi lalu lintas yang ada. Teknik penempatan surveyor untuk survei berdasarkan prosedur perhitungan MKJI 1997 akan dijelaskan sebagai berikut: Jumlah surveyor yang direncanakan untuk masing- masing simpang berjumlah 8 orang. Penempatan surveyor adalah di daerah pendekat masing-masing lengan simpang. Mengenai pembagian tugas pencatatan arus pergerakan kendaraan per fase serta tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawab surveyor akan dipaparkan berikutnya. Survei arus lalu lintas dilaksanakan pada time slice traffic light 103 Wexit WA Wexit WLTOR Wexit Wentry WA WLTOR Wentry Wentry Wexit WLTOR WA WLTOR Jl. Gagak Hitam Jl. Setiabudi Jl. Ngumban Surbakti Wentry WA WA  Simpang I Jl. Setiabudi – Jl. Ngumban Surbakti Gambar 3.13 Geometrik Simpang I, Arah Pergerakan Lalu Lintas dan Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Pembagian tugas masing-masing surveyor untuk pelayanan tiap-tiap fase akan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. 104 U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati Jl. Gagak Hitam Jl. Setiabudi Jl. Ngumban Surbakti U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati Jl. Gagak Hitam Jl. Setiabudi Jl. Ngumban Surbakti a. Untuk Fase I Gambar 3.14 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase I Simpang I b. Untuk Fase II Gambar 3.15 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase II Simpang I 105 Jl. Gagak Hitam Jl. Setiabudi Jl. Ngumban Surbakti Jl. Gagak Hitam Jl. Setiabudi Jl. Ngumban Surbakti T U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati U S B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati c. Untuk Fase III Gambar 3.16 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase III Simpang I d. Untuk Fase IV Gambar 3.17 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase IV Simpang I 106 Penjelasan: 1. Jumlah surveyor untuk masing-masing simpang adalah 8 orang. Sketsa posisi surveyor untuk pengamatan pergerakan kendaraan tiap fase diperlihatkan pada Gambar 3.13 – Gambar 3.17 diatas. 2. Jenis kendaraan yang diamati oleh masing-masing surveyor adalah: HV kend. berat, LV kend. ringan, MC sepeda motor, dan UM kend. tak bermotor. 3. Pemberian simbol warna untuk masing-masing surveyor dengan penyesuaian warna untuk tiap gerakan kendaraan dari masing masing lengan adalah dengan tujuan memudahkan surveyor untuk memahami tugasnya. Berikut akan dirincikan pembagian tugas masing-masing surveyor. Tabel 3.1 Pembagian Tugas Surveyor Untuk Pengamatan Simpang dengan Metode MKJI Surveyor Simbol Tugas I Menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat barat yang berbelok ke kiri pendekat utara. Hal ini dilakukan untuk semua fase. II Pada fase II menghitung jumlah arus kendaraan lurus dari pendekat selatan menuju pendekat utara. Pada fase IV menghitung jumlah arus kendaraan belok kanan dari pendekat timur ke pendekat utara. III Pada fase II menghitung jumlah arus kendaraan belok kanan dari pendekat selatan menuju pendekat timur. Pada fase III menghitung jumlah arus kendaraan lurus dari pendekat barat menuju pendekat timur. IV Menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat utara yang berbelok kiri ke pendekat timur. Hal ini dilakukan untuk keseluruhan fase. V Menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat timur yang berbelok kiri ke pendekat selatan. Hal ini dilakukan untuk keseluruhan fase. 107 Wexit WA Wexit WLTOR Wexit Wentry WA WLTOR Wentry Wentry Wexit WLTOR WA WLTOR Jl. Brigjen Katamso Jl. Ir. H. Juanda Tabel 3.1 Lanjutan Surveyor Simbol Tugas VI Pada fase I menghitung jumlah arus kendaraan lurus dari pendekat utara menuju pendekat selatan. Pada fase IV menghitung jumlah kendaraan belok kanan dari pendekat barat menuju pendekat selatan. VII Pada fase I menghitung jumlah arus kendaraan belok kanan dari pendekat utara menuju pendekat barat. Pada fase III menghitung jumlah kendaraan lurus dari pendekat timur menuju pendekat barat. VIII Menghitung jumlah arus kendaraan belok kiri dari pendekat selatan menuju pendekat barat. Hal ini dilakukan untuk keseluruhan fase. Pada beberapa fase terdapat surveyor yang tidak melakukan perhitungan arus kendaraan. Waktu ini bias dimanfaatkan untuk kegiatan pengamatan lain.  Simpang II Jl. Ir. H. Juanda – Jl. Brigjen Katamso Gambar 3.18 Geometrik Simpang II, Arah Pergerakan Lalu Lintas dan Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI 108 S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati Jl. Brigjen Katamso Jl. Ir. H. Juanda U U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati Jl. Brigjen Katamso Jl. Ir. H. Juanda a. Untuk Fase I Gambar 3.19 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase I Simpang II b. Untuk Fase II Gambar 3.20 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase II Simpang II 109 U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati Jl. Brigjen Katamso Jl. Ir. H. Juanda U S T B Keterangan: Pemberian warna surveyor disesuaikan dengan pergerakan dan jenis kendaraan yang diamati Jl. Brigjen Katamso Jl. Ir. H. Juanda c. Untuk Fase III Gambar 3.21 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase III Simpang II d. Untuk Fase IV Gambar 3.22 Penempatan Surveyor untuk Perolehan Data MKJI Fase IV Simpang II 110 Tabel 3.2 Pembagian Tugas Surveyor Untuk Pengamatan Simpang dengan Metode MKJI Untuk Simpang II Jl. Ir. H. Juanda – Jl. Brigjen Katamso Surveyor Simbol Tugas I Menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat barat yang berbelok ke kiri pendekat utara. Hal ini dilakukan untuk semua fase. II Pada fase II menghitung jumlah arus kendaraan lurus dari pendekat selatan ke pendekat utara. Pada fase IV menghitung jumlah arus kendaraan belok kanan dari pendekat timur menuju pendekat utara. III Pada fase I menghitung jumlah arus kendaraan lurus dari pendekat barat menuju pendekat timur. IV Menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat utara yang berbelok kiri ke pendekat timur. Hal ini dilakukan untuk keseluruhan fase. V Menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat timur yang berbelok kiri ke pendekat selatan. Hal ini dilakukan untuk keseluruhan fase. VI Pada fase I menghitung jumlah arus kendaraan lurus dari pendekat utara menuju pendekat selatan. Pada fase II menghitung jumlah arus kendaraan dari pendekat utara menuju pendekat selatan. Pada fase III menghitung jumlah kendaraan belok kanan dari pendekat barat menuju pendekat selatan. VII Pada fase I menghitung jumlah arus kendaraan belok kanan dari pendekat utara menuju pendekat barat. Pada fase IV menghitung jumlah kendaraan lurus dari pendekat timur menuju pendekat barat. VIII Menghitung jumlah arus kendaraan belok kiri dari pendekat selatan menuju pendekat barat. Hal ini dilakukan untuk keseluruhan fase. Pada beberapa fase terdapat surveyor yang tidak melakukan perhitungan arus kendaraan. Waktu ini bias dimanfaatkan untuk kegiatan pengamatan lain. Berdasarkan pembagian tugas surveyor dari tabel diatas, maka telah dipersiapkan formulir menyangkut pembagian arah dan jenis kendaraan bagi tiap surveyor sesuai dengan formulir yang dipegang. 111 Formulir yang telah disediakan dan harus diisi oleh penyurvei adalah: 1. Formulir data geometrik simpang dan kondisi lingkungan, biasanya perolehan data sudah didapat dari survei pendahuluan. 2. Formulir data lalu lintas, yang berisi waktu pelaksanaan survei, kode pendekat masing-masing lengan, arah dan jenis kendaraan dan bentuk formulir disesuaikan dengan posisi surveyor dan arah kendaraan yang telah dikelompokkan sebelumnya. 3. Formulir data traffic light untuk mengetahui waktu nyala lampu dan waktu siklus serta perubahannya dalam satu hari. Dengan perencanaan yang tepat, diharapkan kinerja surveyor dapat lebih baik sehingga data yang diperoleh cukup akurat, jadi pada tahap pengolahan data nantinya tidak ditemukan kesalahan dan kekurangan yang mengakibatkan survei harus diulang kembali. Setelah melakukan survei untuk data perhitungan MKJI, tahap berikutnya adalah melakukan survei lanjutan untuk melengkapi data lain yang diperuntukkan bagi perhitungan dengan menggunakan sistem Logika Fuzzy.

3.6.2 Survei untuk Prosedur Perhitungan Fuzzy