Kondisi Yang Diinginkan p51 2010 renstra kemenhut

21 |Kementerian Kehutanan

D. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang dihadapi saat ini dan menjadi landasan dalam perumusan dan penetapan program, kegiatan dan sasarantarget dalam menetapkan indikator kinerja, adalah sebagai berikut: 1. Belum semua kawasan hutan dilakukan tata batas baik batas luar maupun batas fungsi. 2. Belum semua kawasan hutan dikelola dalam unit-unit pengelolaan, khususnya pada kawasan hutan produksi dan hutan lindung di luar Pulau Jawa. 3. Tingginya gangguan keamanan hutan baik terhadap kawasan maupun hasil-hasilnya, termasuk ancaman kebakaran hutan dan lahan. 4. Sebagian masyarakat belum memahami pentingnya upaya-upaya konservasi sumberdaya alam, khususnya dalam konteks pelestarian jenis-jenis flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya. 5. Lahan kritis termasuk kategori sangat kritis masih luas yang berdampak pada menurunnya daya dukung DAS, terutama dalam kaitannya dengan sistem tata air dalam hubungannya dengan masalah bencana banjir, kekeringan dan tanah longsor. 6. Belum optimalnya pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwata alam guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi jasa hutan. 7. Kesenjangan antara suply dan demand bahan baku industri kehutanan, khususnya kayu, yang belum secara optimal disediakan dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat, disamping masih rendahnya efisiensi produksi industri hasil hutan. 8. Hasil hutan bukan kayu HHBK serta produk dari hutan rakyat dan hutan kemasyakatan secara struktur belum secara nyata mendorong pengembanganpemberdayaan perekonomian masyarakat. 9. Minat investasi di bidang kehutanan yang kurang kondusif karena sering terhambat oleh permasalahan tenurial, tumpang tindih peraturan pusat dengan daerah, dan kurangnya insentif permodalan, perpajakan dan retribusi. 10. Kurangnya data informasi kehutanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan para pihak. 11. Pengembangan Iptek kehutanan belum secara optimal menunjang untuk kebutuhan informasi dalam menetapkan kebijakan dan operasionalisasi teknis pengelolaan hutan di lapangan. 12. Kapasitas kelembagaan kehutanan yang masih terbatas termasuk kapasitas kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia SDM, baik pada tatanan pemerintah terutama pemerintah kabupatankota, serta masyarakat khususnya yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan.

E. Kondisi Yang Diinginkan

Pada prinsipnya secara garis besar kondisi sumberdaya hutan yang diinginkan dalam lima tahun mendatang adalah makin membaiknya kualitas sumberdaya hutan dan meningkatnya manfaat hutan. Indikator membaiknya kualitas sumberdaya hutan adalah menurunnya deforestasi dan degradasi hutan serta terselenggaranya upaya-upaya rehabilitasi. Sedangkan indikator meningkatnya manfaat hutan ditandai dengan meningkatnya kontribusi hutan terhadap perekonomian nasional berupa pendapatan domestik bruto PDB, penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha masyarakat, serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup termasuk dalam konteks mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Berdasarkan kluster fungsi hutan, kondisi sumberdaya hutan serta kelembagaan yang diinginkan adalah: 22 |Kementerian Kehutanan Ekologi 1. Terpeliharanya kawasan hutan dan berkurangnya laju deforestasi sumberdaya hutan. 2. Kawasan hutan yang mantap melalui koordinasi dan sinkronisasi tata ruang, pengukuhan dan opimalisasi tata guna hutan, antara lain dalam mendukung pembangunan infrastruktur. 3. Keberadaan dan penutupan hutan terjamin sesuai dengan fungsinya konservasi, lindung dan produksi, termasuk dalam kaitannya dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 4. Proses ekosistem esensial berjalan optimal serta keanekaragaman hayati dan sumberdaya hutan terjaga, serta terpulihkannya ekosistem hutan rawa dan gambut. 5. Menurunnya gangguan keamanan hutan dan hasil hutan serta berkurangnya kejadian kebakaran hutan dan lahan. 6. Daerah aliran sungai DAS berfungsi secara optimal sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam berupa banjir, longsor dan kekeringan. 7. Kawasan hutan tetap dikelola oleh institusi permanen pada tingkat tapak. Ekonomi 1. Kontribusi kehutanan terhadap pendapatan produk domestik bruto PDB dari hasil hutan kayu, bukan kayu dan jasa lingkungan meningkat secara proporsional dan bertahap. 2. Penyerapan tenaga kerja pada bidang pemanfaatan hutan, industri pengolahan hasil hutan, konservasi dan jasa lingkungan meningkat. 3. Pendapatan riil masyarakat yang berusaha dalam pemanfaatan produk dan jasa hutan dan kehutanan, terutama yang berada di dalam dan sekitar hutan semakin baik. 4. Aneka usaha kehutanan oleh usaha kecil, menengah, koperasi dan masyarakat semakin luas, serta terjalin hubungan usaha besar, menengah, kecil, koperasi dan masyarakat yang makin harmonis dan terintegrasi. 5. Tercukupinya kebutuhan bahan baku industri kehutanan secara berkelanjutan. 6. Ekspor komoditas hasil hutan dan industri pengolahan hasil hutan terus meningkat. Sosial 1. Manfaat hutan bagi masyarakat meningkat dan terdistribusi secara berkeadilan. 2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan meningkat secara proporsional. 3. Akses masyarakat khususnya masyarakat lokal dan masyarakat adat secara proporsional terakomodir. 4. Kualitas kesejahteraan masyarakat kesehatan, pendidikan, perumahan, lingkungan, dll di dalam dan sekitar hutan semakin baik, termasuk dalam kaitannya dengan upaya-upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal terutama di kawasan perbatasan. Kelembagaan 1. Terwujudnya reformasi birokrasi pada Kementerian Kehutanan dan instansi kehutanan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota, sehingga organisasi berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Kelembagaan pengelolaan hutan pada tingkat lapangan dalam kesatuan pengelolaan hutan makin mantap. 23 |Kementerian Kehutanan 3. Regulasi dan kebijakan cukup memadai dan berjalan efektif. 4. Lembaga non pemerintah menjadi bagian penting dalam pembangunan kehutanan. 5. Jejaring kerja terbangun secara memadai. 6. Sumberdaya manusia kehutanan pada sektor pemerintah dan masyarakat kualitasnya terus meningkat. 7. Pengawasan dan pengendalian berjalan efektif. 8. Tersedia produk Iptek yang handal dalam pengelolaan hutan. 9. Tersedia dukungan sarana dan prasarana serta dana yang cukup dan profesional. 24 |Kementerian Kehutanan BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN TAHUN 2010-2014

A. Visi, Misi dan Tujuan