44 | P a g e
3 Prinsip masyarakat sebagai penerima manfaat utama dalam pembangunan,
sedangkan orang
luar sebagai
fasilitator. 4 Prinsip saling belajar dan menghargai
perbedaan demokratis. 5 Prinsip belajar dari kesalahan.
6 Prinsip santai dan informal. 7 Prinsip triangulasi: check and recheck
cek silang, tabaiyun. 8 Prinsip mengoptimalkan hasil.
9 Prinsip berorientasi praktis tujuan diarahkan
untuk pengembangan
kegiatan pembangunan. 10 Prinsip transparansi keterbukaan.
11 Prinsip keberlanjutan dan selang waktu target-target bersifat sementara.
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas selanjutnya dapat diidentifikasi sejumlah ciri-
ciri dan azas dalam pelaksanaan PRA tersebut, sebagai berikut:
Bersifat terbuka: keterbukaan dalam menggali dan menganalisis informasi dari
berbagai pihak terutama masyarakat. Selektif optimal: menetapkan informasi
yang dibutuhkan dan informasi yang tidak dibutuhkan berdasarkan tujuan dan
kebutuhan. Kecermatan yang memadai: informasi
dapat diambil sesuai dengan kebutuhan dan melakukan cek silang, sehingga
walaupun mungkin adakalanya dinilai tidak sesuai dengan standar akademis,
tetapi dapat membantu dalam pengam bilan keputusan.
Proses iterative berulang: tujuan, langkah-langkah dan metode tidak baku,
melainkan dapat dikembangkan melalui proses
pengulangan dan
penyem purnaan secara terus menerus.
Bersifat eksploratif: dapat menggali informasi secara fleksibel dan terbuka
sehingga dapat menemukanmengetahui hal-hal yang sebelumnya diduga tidak
penting dan terabaikan.
Multi-disipliner: dilaksanakan oleh tim yang mewakili berbagai bidang ilmu dan
lembagaorganisasi yang
berbeda dengan anggota laki-laki dan perempuan.
Tim besar dibagi dalam tim kecil yang selalu berkomunikasi dan bekerjasama.
Intensif: mempelajari keadaan perdesaan dengan interaksi yang intensif dan
berulang dengan masyarakat setempat dalam suatu rangkaian tertentu yang
tidak terputus. Pendekatan triangulasi: melakukan ceck
re-ceck atau cek silang, setidaknya pendekatan
kepada tiga
sumber informasi
berbeda untuk
menggali informasi yang lebih akurat.
Pendekatan partisipasi: mengutamakan pelibatan kepentingan dan peran serta
masyarakat secara langsung dalam proses pembangunan.
Belajar dari masyarakat: percaya bahwa penduduk setempat adalah ahli tentang
keadaan mereka, bukan hanya sekedar mengumpulkan datainformasi.
VII. Teknik dan Alat Instrumen PRA
eknik-teknik dan alat-alat PRA yang paling umum digunakan ialah berupa
visualisasi pembuatan gambar, tabel, bagan dan sketsa untuk mendukung
analisa masyarakat terhadap keadaan dan kehidupan mereka. Berdasarkan penga
laman pengembangannya selama ini, teknik dan alat PRA itu antara lain meliputi :
1 Teknik Penelusuran Sejarah Desa Alur Sejarah: mengkaji suatu keadaan dari
waktu ke waktu waktu tidak dibatasi. 2 Teknik
Pembuatan Bagan
Kecen derungan
dan Perubahan:
sama dengan teknik penelusuran, tetapi ada
patokan waktu misal per lima tahun, per sepuluh tahun, per 25 tahun, dll..
3 Teknik Penyusunan Kalender Musim: sama dengan teknik penelusuran,
tetapi jarak waktu hanya satu tahun. 4 Teknik
Pembagian Kerja
dalam Keluarga: untuk membahas pembagian
kerja dalam
kegiatan ekonomi
produktif, pekerjaan
rumahtangga reproduktifdomestik
dan kegiatan
sosial kemasyarakatan
dengan memperhatikan pembagian kerja antara
laki-laki dan
perempuan, ataupun
antara orang dewasa dan anak-anak. 5 Teknik Alokasi Waktu Kegiatan Sehari
Jadwal Sehari: sama dengan teknik penyusunan kalender musim, tetapi
jarak waktu hanya 1 hari dan alokasi waktu dibagi menurut hitungan jam.
Teknik ini juga dapat digunakan untuk membahas alokasi waktu kegiatan
menurut pola pembagian kerja dalam keluarga,
antara laki-laki
dan
T
45 | P a g e
perempuan ataupun antara orang dewasa dan anak-anak.
6 Teknik Pembuatan
Peta Desa
Pemetaan Partisipatif: untuk mengkaji keadaan suatu ruang wilayah, biasanya
wilayah desanagari atau dusun untuk mendapatkan gambaran tentang lokasi,
tata ruang, peruntukan lahan, dsb.
7 Teknik Penelusuran Desa Transek: dilakukan untuk membahas wilayah
desa dengan mengamati langsung ke lokasi.
8 Teknik Pembuatan Gambar Kebun: untuk mengkaji ruang atau wilayah
yang lebih kecil, yaitu kebun atau lahan pertanian tertentu.
9 Teknik Diagram Venn Bagan Hubu ngan
Kelembagaan atau
Kajian Kelembagaan:
untuk pengkajian
lembagaorganisasi dan
pengembangan kelembagaan di desa. 10 Teknik
Kajian Mata
Pencaharian: biasanya mata pencaharian diurutkan
berdasarkan pencaharian utama atau yang banyak dilakukan masyarakat
perdesaan, meliputi sektor pertanian, non-pertanian dan jasa.
11 Teknik Pembuatan Bagan Urutan atau Pemeringkatan Matrik Ranking: untuk
mengurutkan identifikasi
masalah ataupun urutan prioritas penyelesaian
masalah. 12 Teknik Wawancara Keluarga Petani:
dilakukan melalui
diskusi dan
pembahasan dalam kelompok. 13 Teknik Pembuatan Bagan Alur: untuk
mengkaji sistem tertentu misalnya: Bagan Alur Produksi, Bagan Alur
Pemasaran, dsb.. 14 Teknik apa yang Anda kembangkan
atau ciptakan ???
ILUSTRASI 1
Dalam rangka menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata KKN di Desa Sukokayo, Kelompok Mahasiswa dari Universitas Andalan UNAN menerapkan teknik dan alat PRA pemetaan partisipatif dan penelusuran lokasiwilayah transek. Apa
manfaat yang diperoleh masyarakat desa dan mahasiswa peserta KKN ?
Manfaat bagi masyarakat :
Masyarakat semakin memahami dan mampu menganalisis keadaan fisik lokasiwilayah mereka dengan merumuskannya ke dalam bentuk peta, sketsa atau denah yang mereka buat mandiri.
Masyarakat memahami masalah dan kebutuhan perubahan pembangunan fisik yang penting bermanfaat bagi mereka.
Masyarakat dapat menjadikannya sebagai dasar untuk menjalin kerjasama pembangunan dengan pemerintah maupun investor dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desanya.
Masyarakat memiliki pegangan dan mampu berargumentasi secara nyata serta sadar dalam merespon proyekprogram yang ditawarkan “pihak luar” yang hanya dirancang berdasarkan versi peta “orang luar”, sehingga
masyarakat tidak lagi dijadikan sebatas sebagai objek dalam pembangunan.
Manfaat bagi mahasiswa KKN :
Mahasiswa dapat mempraktekkan metode partisipatif, tidak sekedar mengenalinya secara konsepsional.
Sebagai “orang luar” mahasiswa dapat memahami keadaan dan kebutuhan pembangunan fisik desa sebagaimana masyarakat memahaminya, bukan hanya sebatas cara pandang dan kebutuhan “orang luar”.
Mahasiswa mendapatkan pengalaman melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat.
46 | P a g e
VIII. Tim PRA : “Orang Luar” Berfungsi