Lat ar Belakang PENDAHULUAN

1

I. PENDAHULUAN

A. Lat ar Belakang

Luas areal perkebunan di Indonesi a sampai dengan t ahun 2011 diperkirakan sekit ar 21, 21 j ut a ha dan yang diusahakan ol eh rakyat sekit ar 70 dari t ot al areal perkebunan. Produkt ivit as r at a-r at a t anaman masih rendah yait u sekit ar 58 dari pot ensi . Rendahnya produkt i vit as t ersebut ant ara l ai n sal ah sat unya disebabkan ol eh adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT yang dapat mengakibat kan t er j adinya kehil angan hasil dan penur unan kual it as produk. Kerugian akibat serangan OPT pada 13 komodit as perkebunan yait u kel apa, kel apa sawit , karet , kopi , pal a, kakao, j ambu met e, cengkeh, l ada, t ebu, t eh, t embakau dan kapas pada t ahun 2011 diperkirakan sekit ar Rp. 2, 43 t ril yun. Hama PBK, penyakit VSD, dan busuk buah pada kakao; Penggerek Buah pada Kopi PBKo; Penyakit Busuk Pangkal Bat ang dan ganggang pi rang pada l ada; Jamur Akar Put ih dan KAS pada karet ; hama Sexava sp, Or yct es sp, Br ont i spa sp, t ungau Acer i a sp. dan penyakit busuk pucuk pada kel apa; Hama Hel opel t i s sp, Jamur Akar Put i h dan Jamur Akar Cokl at pada j ambu met e; Hama 2 Ul at Api dan Penyakit busuk pangkal bat ang Ganoder ma sp pada kel apa sawit ; Hama Uret , Tikus, pengger ek bat ang dan pucuk pada t ebu; Hama Spodopt er a sp. dan penyakit l anas Phyt opht hor a sp. Pada t embakau; penyakit l ayu bakt eri , budok dan nemat ode pada nil am; hama penggerek buah Hel i cover pa sp. , wereng daun Sundapt er yx sp. dan Spodopt er a sp. Pada kapas; hama Hel opel t i s sp. dan penyakit cacar daun pada t eh; hama penggerek bat ang Not hopeus sp. dan penyakit BPKC pada cengkeh; penggerek bat ang dan penyakit busuk pangkal bat ang pada pal a, masih menj adi ancaman dal am upaya peningkat an produkt ivit as dan mut u hasil . Sesuai dengan Keput usan Ment er i Pert anian Nomor 887 Kpt s 07. 210 9 97, t ent ang Pedoman Pengendal ian OPT, bahwa Perl indungan Tanaman dil aksanakan dengan menerapkan sist em Pengendal ian Hama Terpadu PHT. Pengendal i an hama dan penyakit masi h bel um opt imal kar ena l uas areal yang harus dikendal i kan j auh l ebih l uas dibandingkan dengan l uas ar eal yang dikendal ikan. Sel ain it u masi h rendahnya kesadaran pet ani unt uk mel akukan pengendal ian secara swadaya dan bel um dit erapkannya pr insip pengendal ian hama t erpadu secar a konsi st en di t ingkat l ahan usahat ani. Unt uk meningkat kan ef ekt if it as 3 pengendal ian maka kegiat an pengendal i an OPT diupayakan dil akukan pada pusat -pusat serangan at au areal yang memil iki pot ensi unt uk menj adi sumber ser angan. Pengendal i an harus dil akukan secar a serent ak pada ar eal yang rel at i f kompak, dil akukan secara berul ang sehingga mampu menurunkan t i ngkat serangan dan menumbuhkan kesadaran bagi pet ani unt uk mel akukan kegi at an pengendal ian secar a mandiri. Unt uk meminimal kan kerugian hasi l akibat serangan OPT pada t ahun anggar an 2013 Direkt or at Jenderal Per kebunan mengal okasikan dana APBN Tugas Pembant uan TP unt uk kegi at an pengendal ian OPT pada t anaman t ahunan di 19 provinsi ; pengendal ian OPT pada t anaman semusim di 11 provinsi; dan pengendal i an OPT pada t anaman rempah dan penyegar di 10 provi nsi. Kegiat an pengendal i an t ersebut mel iput i persiapan, sosial isasi , pel aksanaan, pembinaan, monit ori ng dan eval uasi, sert a konsul t asi ke pusat .

B. Sasaran Kegiat an