67
Feb Nov
Feb Ags
Feb Ags
Pertanian 204,504
159,060 197,538
155,465 184,042
166,622 194,107
201,743 219,829
173,756
13.87
Pertambangan 2,825
1,734 4,664
4,545 2,205
4,933 4,328
1,500 2,560
6,308
320.53
Industri Pengolahan 18,068
17,628 19,638
26,265 24,761
24,861 22,195
34,622 23,418
24,481
29.29
Listrik, Gas Air Bersih -
558 269
2,085 1,087
360 327
663 526
465
29.86
Bangunan 6,402
7,044 10,044
12,560 9,149
11,608 8,701
12,367 9,054
18,829
52.25
Perdagangan, Hotel Restoran 37,616
41,412 35,370
52,605 56,599
42,454 44,748
36,418 50,786
53,469
46.82
Pengangkutan Komunikasi 19,863
21,582 17,600
24,030 22,593
29,171 20,833
24,539 22,567
26,434
7.72
Keuangan, Sew a Jasa Perush. 1,548
1,086 2,543
3,000 3,057
1,830 3,132
4,713 2,972
3,887
17.53
Jasa-Jasa 36,190
35,862 34,100
43,070 46,698
44,060 41,264
47,611 44,671
55,047
15.62
Total 327,016
285,966 321,766
323,625 350,191
325,899 339,635
364,176 376,383
362,676
0.41
2006 Sektor
2001 2002
2003 2004
Tumbuh Y.o.Y
2005 2007
Feb Nov
Feb Ags
Feb Ags
Formal 71,638
77,310 71,575
71,907 72,726
70,045 74,187
85,536 82,077
109,762 Informal
255,378 208,656
250,191 251,718
277,465 255,854
265,448 278,640
294,306 252,914
Jumlah 327,016
285,966 321,766
323,625 350,191
325,899 339,635
364,176 376,383
362,676
2007 2005
2006 Sektor
2001 2002
2003 2004
Tabel VI.2. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi
Provinsi Gorontalo Orang
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas Tabel VI.3.
Perkembangan Tenaga Kerja di Sektor Formal dan Informal Provinsi Gorontalo
Orang
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
Dominasi penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor primer, menyebabkan sektor informal lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor formal. Selama kurun
w aktu 2001 hingga 2007, sektor informal menyerap tenaga kerja berkisar 69 -80 dari total angkatan kerja. Pada bulan Agustus 2007, sektor Informal menyerap tenaga kerja
sebesar 69,74 dari total tenaga kerja atau relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 76,51 . Hal ini menunjukkan, sektor
informal peranannya cukup tinggi dalam penciptaan lapangan kerja dibanding sektor formal.
2. Kemiskinan Pada M aret 2008 Persentase peduduk miskin di baw ah gars kemiskinan di
Provinsi Gorontalo sebesar 24,88 atau mengalami penurunan dibandingkan peroide M aret 2007 yang tercatat sebesar 27,35 .
Dengan demikian penduduk miskin di Provinsi Gorontalo selama periode M aret 2007 – M aret 2008 berkurang
sebanyak 20.277 jiw a. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan M aret 2008 sebesar Rp.147.154 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar
68
40 populasi
dengan pendapatan
rendah 40
populasi dengan
pendapatan sedang
20 populasi
dengan pendapatan
tinggi Gini Ratio
40 populasi
dengan pendapatan
rendah 40
populasi dengan
pendapatan sedang
20 populasi
dengan pendapatan
tinggi Gini Ratio
Gorontalo 19.87
35.75 44.38
0.36 28.64
33.69 47.67
0.39
Provinsi 2007
2005
Rp.8.973 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan M aret 2007 yang tercatat sebesar Rp.138.181 perkapita per bulan.
Penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebagian besar masih tinggal di pedesaan yaitu sebesar 87,58 , sedangkan sisanya sebesar 12,42 dari total jumlah penduduk miskin
tinggal di w ilayah perkotaan.
Tabel VI.4. Persentase Penduduk M iskin Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
3. Rasio Gini Rasio gini merupakan ukuran kemerataan tingkat pendapatan yang dihitung
dengan membagi luas antara garis diagonal dan kurva lorent dengan luas segi tiga di baw ah garis diagonal.
Nilai Rasio Gini terletak antara 0 dan 1, nilai rasio Gini yang mendekati 0 maka tingkat ketimpangan pendapatan sangat rendah, artin ya
distribusi pendapatan merata dan apabila nilainya mendekati 1 maka tingkat ketimpangan pendapatan tinggi.
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan
d ibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20 penduduk
berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38 menjadi 47,67 . Faktor yang mempengaruhi peningkatan kesenjangan ini adalah dampak kenaikan harga
BBM yang menyebabkan kelompok 40 penduduk berpenghasilan rendah terpukul. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok
40 menengah ke 40 ke baw ah dan 20 teratas.
Tabel VI.5. Rasio Gini Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
Provinsi 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Gorontalo 32.12
29.25 29.01
29.05 29.13
27.35 24.88
Nasional 18.20
17.42 16.66
16.69 17.75
16.58 15.42
69
2002 2004
2005 2006
Boalemo 63.9
64.4 65.9
66.4 Kab. Gorontalo
64.7 66.0
66.8 67.2
Pohuw ato 0.0
64.1 66.0
67.4 Bone Bolango
0.0 65.0
67.3 68.6
Kota Gorontalo 67.8
69.2 70.4
71.3 Provinsi Gorontalo
64.1 65.4
67.7 68.0
Nasional 65.8
68.7 69.6
70.0
KAB KOTA IPM
4 . IPM Index Pembangunan M anusia Index Pembangunan M anusia IPM Provinsi Gorontalo sampai tahun 2006
adalah sebesar 68,0 meningkat 0,3 point dari IPM 2005 yang sebesar 67,7 dengan IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71 ,3 sedangkan IPM terendah di
Kabupaten Boalemo sebesar 66,4 .
Adapun komponen penyusun IPM terdiri dari angka harapan hidup, angka melek hurup, rata-rata lama sekolah dan rata-rata
pengeluaran riil per kapita.
Tabel VI. 6. Perkembangan Indeks Pembangunan M anusia IPM
Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
BAB 7 PRO SPEK PEREKO N O M IAN
DAERAH
71
1 . OUTLOOK KONDISI M AKRO EKONOM I REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triw ulan II-2008 diperkirakan berada pada kisaran 5,8 - 7 dimana konsumsi masih merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi.
Beberapa faktor penyebab melambatnya pertumbuhan eko nomi pada triw ulan mendatang diantaranya adalah dampak kenaikan harga BBM Bahan Bakar M inyak oleh
pemerintah akhir M ei 2008 lalu rata-rata sebesar 28,7 . Selain itu, relatif masih tingginya harga komoditas energi dunia dan pangan Internasional diperkirakan akan
memberikan tekanan kepada inflasi nasional secara umum dan inflasi provinsi Gorontalo secara khusus. Sementara itu, investasi sw asta diperkirakan belum akan mengalami
peningkatan yang cukup berarti. Akselerasi pertumbuhan ekonomi diperkirakan baru akan meningkat di aw al t ahun 2009 sejalan dengan mulai pulihnya perekonomian secara
global. Kegiatan ekspor diperkirakan juga akan mengalami perlambatan khususnya untuk komoditi-komoditi primer demikian pula dengan kegiatan impor khususnya barang-
barang modal diperkirakan juga akan mengalami perlambatan . Dari sisi fiskal, pengeluaran pemerintah yang tepat w aktu dan tepat sasaran diharapkan dapat
memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi secara efektif.
1.1. Prospek Penaw aran Agregat