Kemiskinan Pada M aret 2008 Persentase peduduk miskin di baw ah gars kemiskinan di Rasio Gini Rasio gini merupakan ukuran kemerataan tingkat pendapatan yang dihitung

67 Feb Nov Feb Ags Feb Ags Pertanian 204,504 159,060 197,538 155,465 184,042 166,622 194,107 201,743 219,829 173,756 13.87 Pertambangan 2,825 1,734 4,664 4,545 2,205 4,933 4,328 1,500 2,560 6,308 320.53 Industri Pengolahan 18,068 17,628 19,638 26,265 24,761 24,861 22,195 34,622 23,418 24,481 29.29 Listrik, Gas Air Bersih - 558 269 2,085 1,087 360 327 663 526 465 29.86 Bangunan 6,402 7,044 10,044 12,560 9,149 11,608 8,701 12,367 9,054 18,829 52.25 Perdagangan, Hotel Restoran 37,616 41,412 35,370 52,605 56,599 42,454 44,748 36,418 50,786 53,469 46.82 Pengangkutan Komunikasi 19,863 21,582 17,600 24,030 22,593 29,171 20,833 24,539 22,567 26,434 7.72 Keuangan, Sew a Jasa Perush. 1,548 1,086 2,543 3,000 3,057 1,830 3,132 4,713 2,972 3,887 17.53 Jasa-Jasa 36,190 35,862 34,100 43,070 46,698 44,060 41,264 47,611 44,671 55,047 15.62 Total 327,016 285,966 321,766 323,625 350,191 325,899 339,635 364,176 376,383 362,676 0.41 2006 Sektor 2001 2002 2003 2004 Tumbuh Y.o.Y 2005 2007 Feb Nov Feb Ags Feb Ags Formal 71,638 77,310 71,575 71,907 72,726 70,045 74,187 85,536 82,077 109,762 Informal 255,378 208,656 250,191 251,718 277,465 255,854 265,448 278,640 294,306 252,914 Jumlah 327,016 285,966 321,766 323,625 350,191 325,899 339,635 364,176 376,383 362,676 2007 2005 2006 Sektor 2001 2002 2003 2004 Tabel VI.2. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Gorontalo Orang Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas Tabel VI.3. Perkembangan Tenaga Kerja di Sektor Formal dan Informal Provinsi Gorontalo Orang Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas Dominasi penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor primer, menyebabkan sektor informal lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor formal. Selama kurun w aktu 2001 hingga 2007, sektor informal menyerap tenaga kerja berkisar 69 -80 dari total angkatan kerja. Pada bulan Agustus 2007, sektor Informal menyerap tenaga kerja sebesar 69,74 dari total tenaga kerja atau relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 76,51 . Hal ini menunjukkan, sektor informal peranannya cukup tinggi dalam penciptaan lapangan kerja dibanding sektor formal.

2. Kemiskinan Pada M aret 2008 Persentase peduduk miskin di baw ah gars kemiskinan di

Provinsi Gorontalo sebesar 24,88 atau mengalami penurunan dibandingkan peroide M aret 2007 yang tercatat sebesar 27,35 . Dengan demikian penduduk miskin di Provinsi Gorontalo selama periode M aret 2007 – M aret 2008 berkurang sebanyak 20.277 jiw a. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan M aret 2008 sebesar Rp.147.154 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar 68 40 populasi dengan pendapatan rendah 40 populasi dengan pendapatan sedang 20 populasi dengan pendapatan tinggi Gini Ratio 40 populasi dengan pendapatan rendah 40 populasi dengan pendapatan sedang 20 populasi dengan pendapatan tinggi Gini Ratio Gorontalo 19.87 35.75 44.38 0.36 28.64 33.69 47.67 0.39 Provinsi 2007 2005 Rp.8.973 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan M aret 2007 yang tercatat sebesar Rp.138.181 perkapita per bulan. Penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebagian besar masih tinggal di pedesaan yaitu sebesar 87,58 , sedangkan sisanya sebesar 12,42 dari total jumlah penduduk miskin tinggal di w ilayah perkotaan. Tabel VI.4. Persentase Penduduk M iskin Provinsi Gorontalo Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

3. Rasio Gini Rasio gini merupakan ukuran kemerataan tingkat pendapatan yang dihitung

dengan membagi luas antara garis diagonal dan kurva lorent dengan luas segi tiga di baw ah garis diagonal. Nilai Rasio Gini terletak antara 0 dan 1, nilai rasio Gini yang mendekati 0 maka tingkat ketimpangan pendapatan sangat rendah, artin ya distribusi pendapatan merata dan apabila nilainya mendekati 1 maka tingkat ketimpangan pendapatan tinggi. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan d ibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20 penduduk berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38 menjadi 47,67 . Faktor yang mempengaruhi peningkatan kesenjangan ini adalah dampak kenaikan harga BBM yang menyebabkan kelompok 40 penduduk berpenghasilan rendah terpukul. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40 menengah ke 40 ke baw ah dan 20 teratas. Tabel VI.5. Rasio Gini Provinsi Gorontalo Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas Provinsi 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Gorontalo 32.12 29.25 29.01 29.05 29.13 27.35 24.88 Nasional 18.20 17.42 16.66 16.69 17.75 16.58 15.42 69 2002 2004 2005 2006 Boalemo 63.9 64.4 65.9 66.4 Kab. Gorontalo 64.7 66.0 66.8 67.2 Pohuw ato 0.0 64.1 66.0 67.4 Bone Bolango 0.0 65.0 67.3 68.6 Kota Gorontalo 67.8 69.2 70.4 71.3 Provinsi Gorontalo 64.1 65.4 67.7 68.0 Nasional 65.8 68.7 69.6 70.0 KAB KOTA IPM 4 . IPM Index Pembangunan M anusia Index Pembangunan M anusia IPM Provinsi Gorontalo sampai tahun 2006 adalah sebesar 68,0 meningkat 0,3 point dari IPM 2005 yang sebesar 67,7 dengan IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71 ,3 sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 66,4 . Adapun komponen penyusun IPM terdiri dari angka harapan hidup, angka melek hurup, rata-rata lama sekolah dan rata-rata pengeluaran riil per kapita. Tabel VI. 6. Perkembangan Indeks Pembangunan M anusia IPM Provinsi Gorontalo Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas BAB 7 PRO SPEK PEREKO N O M IAN DAERAH 71 1 . OUTLOOK KONDISI M AKRO EKONOM I REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triw ulan II-2008 diperkirakan berada pada kisaran 5,8 - 7 dimana konsumsi masih merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor penyebab melambatnya pertumbuhan eko nomi pada triw ulan mendatang diantaranya adalah dampak kenaikan harga BBM Bahan Bakar M inyak oleh pemerintah akhir M ei 2008 lalu rata-rata sebesar 28,7 . Selain itu, relatif masih tingginya harga komoditas energi dunia dan pangan Internasional diperkirakan akan memberikan tekanan kepada inflasi nasional secara umum dan inflasi provinsi Gorontalo secara khusus. Sementara itu, investasi sw asta diperkirakan belum akan mengalami peningkatan yang cukup berarti. Akselerasi pertumbuhan ekonomi diperkirakan baru akan meningkat di aw al t ahun 2009 sejalan dengan mulai pulihnya perekonomian secara global. Kegiatan ekspor diperkirakan juga akan mengalami perlambatan khususnya untuk komoditi-komoditi primer demikian pula dengan kegiatan impor khususnya barang- barang modal diperkirakan juga akan mengalami perlambatan . Dari sisi fiskal, pengeluaran pemerintah yang tepat w aktu dan tepat sasaran diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi secara efektif.

1.1. Prospek Penaw aran Agregat